Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BANTUAN DASAR PADA KASUS NON TRAUMA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BANTUAN DASAR PADA KASUS NON TRAUMA"— Transcript presentasi:

1 BANTUAN DASAR PADA KASUS NON TRAUMA

2 Tujuan pembelajaran Menjelaskan tentang hipoglikemia
Menjelaskan tentang kejang Menjelaskan tentang konsep infark miokard akut dan syok kardiogenik Menjelaskan tentang penatalaksanaan kasus keracunan

3 Hipoglikemia Hipoglikemia (kadar glukosa darah abnormal rendah) terjadi ketika glukosa darah turun menjadi kurang dari 50 hingga 60 mg / dL. Ini bisa disebabkan oleh terlalu banyak insulin atau agen hipoglikemik oral, terlalu sedikit makanan, atau aktivitas fisik yang berlebihan. Hipoglikemia dapat terjadi kapan saja baik di siang atau malam hari.

4 Hipoglikemia (Gejala)
Pada hipoglikemia ringan, ketika kadar glukosa darah menurun, akan menyebabkan gejala seperti berkeringat, tremor, takikardia, palpitasi, kegelisahan, dan rasa lapar. Tanda-tanda gangguan fungsi SSP mungkin termasuk didalamnya adalah adanya ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, sakit kepala, pusing, kebingungan, gangguan memori, mati rasa pada bibir dan lidah, bicara cadel, gangguan koordinasi, perubahan emosional, perilaku irasional atau agresif, penglihatan ganda, dan mengantuk. Pada hipoglikemia berat, timbul gejala perilaku yaitu tidak fokus, kejang, sulit bangun dari tidur, atau kehilangan kesadaran.

5 Hipoglikemia (Penatalaksanaan)
Perawatan segera harus diberikan ketika hipoglikemia terjadi. Pada kasus hipoglikemia dimana penderita tidak sadar, maka harus segera dibawa ke rumah sakit. Sementara pada penderita yang masih sadar, maka penderita bisa diminta untuk minum air gula hangat.

6 Kejang Kejang adalah episode fungsi neurologis abnormal yang disebabkan oleh pelepasan neuron otak yang tidak tepat. Beberapa pasien dengan "epileptic" electroencephalographic (EEG) mungkin tidak mengalami gejala klinis yang jelas. Beberapa episode klinis seperti kejang mungkin disebabkan oleh penyebab selain aktivitas listrik otak yang abnormal, tetapi serangan seperti itu, bukanlah kejang yang sebenarnya.

7 Kejang (Jenis) Kejang umum Kejang sebagian

8 Kejang (Penatalaksanaan)
Fokus penatalaksanaan adalah untuk melindungi pasien dari cedera. Jika memungkinkan, posisikan pasien ke samping untuk mengurangi risiko aspirasi. Pastikan bahwa lidah pasien tidak tergigit oleh giginya sendiri saat terjadi serangan kejang. Amati aktivitas kejang untuk menentukan apakah ada aktivitas fokal. Tidak ada indikasi untuk obat antikonvulsan IV selama kejang tanpa komplikasi. Sedasi yang tidak perlu pada titik ini akan mempersulit evaluasi dan menghasilkan penurunan tingkat kesadaran yang berkepanjangan.

9 Infark miokard akut Penyakit aterosklerotik pada arteri koroner epikardial - disebut penyakit arteri koroner, atau PAK - menyumbang sebagian besar kasus pasien dengan penyakit jantung iskemik. Gejala utama dari PAK adalah nyeri dada. Pada populasi dewasa dengan nyeri dada akut, sekitar 15% pasien akan mengalami sindrom koroner akut (acute coronary syndrome/ACS). Pasien dengan ACS, sekitar sepertiga memiliki AMI, dan sisanya memiliki angina yang tidak stabil.

10 Infark miokard akut (Gejala klinis)
Gejala utama penyakit jantung iskemik adalah nyeri dada, dan riwayat harus mencirikan tingkat keparahannya, lokasi, radiasi, durasi, dan kualitas. Selain itu, adanya gejala yang terkait, seperti mual, muntah, diaphoresis, dyspnea, pusing ringan, sinkop, dan palpitasi. Gejala iskemia miokard akut sering akan digambarkan sebagai ketidaknyamanan daripada sebagai rasa sakit. Gejala anginal termasuk tekanan dada yang berat, sesak, atau meremas. Kadang pasien juga menggambarkan gejala nyeri mereka seperti pisau, tajam, atau menusuk. Lokasi nyeri yang klasik adalah area substernal atau di dada sebelah kiri. Radiasi ke lengan, leher, atau rahang dapat terjadi.

11 Infark miokard akut (Penatalaksanaan)
Akses intravena dan pemantauan elektrokardiografi lanjutan harus dilakukan pada semua pasien dengan nyeri dada. Oksigen tambahan harus diberikan kepada pasien dengan hipoksia (pulse oximetry <90%), dan memberikan 2 L oksigen melalui kanula hidung untuk pasien dengan saturasi oksigen normal.

12 Keracunan Racun adalah zat apa pun yang, jika dicerna, dihirup, diserap, menempel pada kulit, atau diproduksi di dalam tubuh dalam jumlah yang relatif kecil, namun melukai tubuh dengan aksi kimianya. Keracunan dari inhalasi dan menelan bahan beracun, baik yang disengaja maupun tidak disengaja,

13 Keracunan (Prinsip penanganan)
Untuk menghilangkan atau menonaktifkan racun sebelum diserap Untuk memberikan perawatan suportif dalam mempertahankan sistem organ yang vital Untuk memberikan obat penawar khusus untuk menetralisir racun tertentu Untuk memberikan pengobatan yang mengurangi konsentrasi racun yang diserap.

14 Keracunan (Jenis) Keracunan ditelan Keracunan karbon monoksida
Keracunan makanan Intoksikasi alcohol akut

15 Keracunan karbon monoksida (Penatalaksanaan)
Bawa pasien ke udara segar segera; buka semua pintu dan jendela. Kendurkan semua pakaian ketat. Lakukan inisiasi cardiopulmonary resuscitation jika diperlukan; mengelola oksigen. Cegah dingin; bungkus pasien dalam selimut. Jaga pasien agar tetap setenang mungkin. Jangan berikan alkohol dalam bentuk apa pun.

16 Keracunan makanan (Penatalaksanaan)
Kunci pengobatan pada keracunan makanan adalah dengan menentukan sumber dan jenis keracunan makanan. Jika memungkinkan, makanan yang dicurigai harus dibawa ke laboratorium medis dan riwayat kesehatan yang diperoleh dari pasien atau keluarga. Makanan, isi lambung, muntahan, serum, dan feses dapat dikumpulkan untuk diperiksa. Respirasi pasien, tekanan darah, dan aktivitas otot dimonitor secara ketat.


Download ppt "BANTUAN DASAR PADA KASUS NON TRAUMA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google