Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Tuberkulosis Okular Marzarendra Dhion Erlangga

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Tuberkulosis Okular Marzarendra Dhion Erlangga"— Transcript presentasi:

1 Tuberkulosis Okular Marzarendra Dhion Erlangga
RS Dr. Moewardi Surakarta / KSM Mata – FK UNS

2 Tuberkulosis (TB)  infeksi bakteri M
Tuberkulosis (TB)  infeksi bakteri M.tuberculosis, menjangkiti banyak organ di tubuh, termasuk mata. TB Okular  infeksi langsung pada satu atau lebih bagian di mata (intraokular, superfisial, maupun sekitar bola mata), dengan atau tanpa keterlibatan sistemik. TB Okular Sekunder  okular terlibat sebagai hasil penyebaran hematogen dari organ jauh, ataupun penyebaran langsung dari organ sekitar mata (sinus, rongga kepala).

3 TB  ‘airborne communicable disease’, paling sering libatkan paru.
>1/3 populasi dunia terinfeksi TB secara laten, dan >9 juta kasus baru terdiagnosis setiap tahunnya; 95% di negara berkembang. TB Okular dapat ditemukan pada pasien tanpa TB paru; 60% pasien TB ekstrapulmoner belum pernah terdiagnosis TB paru sebelumnya. Bisa jadi presentasi awal diseminasi infeksi ekstrapulmoner. Uveitis posterior  menifestasi klinis tersering dari TB intraokular.

4 Keterlibatan okular pada TB dapat terjadi primer maupun sekunder (dari organ jauh, biasanya secara hematogen). Konjungtiva, kornea, & sklera adalah lokasi umum dijumpai TB okular primer.

5 Diagnosis Manifestasi klinis TB Okular  variatif = sulit ditegakkan?
Diagnosis definitif  isolasi basil dari jaringan mata. Biasanya cukup ditegakkan lewat klinis okuler yang mengarah, dikombinasi dengan temuan: Kondisi sistemik ke arah infeksi TB Interferon gamma release assay (+) Tuberculin skin test (+) pada individu asimtomatik Respon klinis positif terhadap terapi anti-tuberkulosis  mendukung diagnosis TB Okular.

6 Gejala Umum Pandangan kabur Gangguan sensitivitas cahaya Sakit kepala Kilatan cahaya Bayangan benda terbang (floaters) Mata merah

7 Uveitis Anterior Unilateral atau Bilateral
Granulomatosa, mutton-fat keratic precipitates Nodul iris di dekat pupil Sinekia posterior Hipopion Sering bersamaan dengan vitritis

8 Uveitis Posterior Unilateral atau Bilateral 3 gambaran funduskopik:
Tuberkel soliter Tuberkel milier koroid Tuberkuloma (Lesi tunggal menyerupai tumor) Biasanya komplikasi tuberkel yang tidak diterapi

9

10 Uveitis Posterior (lanjutan)
Lesi koroid, gambaran: Serpiginous-like choroiditis Retinal vasculitis Choroidal Tubercles

11 IRU (Immune Recovery Uveitis)
Frosted branch angitis. Dapat terjadi pada pasien dengan HIV dan infeksi TB selama terapi antiretroviral. Juga ditemukan pada pasien dengan HIV dan TB, retinitis CMV, dan infeksi okular varicella zoster.

12 TB Retina Jarang dijumpai, biasanya bersamaan dengan TB koroid  retinochoroiditis TB. Perdarahan retina eksudatif dengan periphlebitis pada pasien uveitis  sangat mungkin penyebabnya adalah TB.

13 Orbita Keterlibatan orbita sering dijumpai pada anak-anak.
Sering menyebabkan keterlibatan sinus wajah, gambaran radiologis destruksi tulang.

14 Palpebra Sering datang dengan abses palpebra ataupun massa menyerupai kalazion. Pecahnya abses secara spontan sering menimbulkan infeksi pada sinus. Sering ikut terlibat akibat penyebaran dari kulit sekitar palpebra.

15 Glandula Lacrimal Dapat tampak seperti dacryoadenitis simptomatik.
Penampakan sulit dibedakan dengan infeksi bakteri lainnya.

16 Konjungtiva Dapat muncul seperti ulserasi, nodul subkonjungtiva, polip, maupun tuberkuloma. Diagnosis membutuhkan biopsi eksisi, namun jumlah bakteri yang sedikit sering menyebabkan basil tidak ditemukan.

17 Keratokonjungtivitis
Infeksi kornea tampil dengan nyeri dan fotofobia. Pada pemeriksaan dapat ditemukan erosi kornea dan infiltrat stroma. Pembesaran nodus limfe lokal mungkin dijumpai.

18 Sklera Keterlibatan sklera dari penyebaran hematogen.
Diagnosis sering berdasarkan bukti inflamasi di sklera pada pasien dengan infeksi TB aktif.

19 Evaluasi Bukti mikrobiologis/histopatologis  M.tuberculosis.
Tuberculin skin testing (TST) Interferon-gamma release assays (IGRA) Polymerase chain reaction (PCR) Chest x-rays (CXR) Flourescein angiography (FA) Ultrasonografi

20 Manajemen TB Okular  diterapi sesuai guidelines yang sama untuk infeksi aktif TB paru maupun ekstrapulmoner. Kortikosteroid (topikal dan atau oral)  dapat diberikan untuk mengontrol inflamasi, kemudian di tap-off dalam 6-12 minggu.

21 Terimakasih


Download ppt "Tuberkulosis Okular Marzarendra Dhion Erlangga"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google