Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSuparman Susanto Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Menulis Butuh Nekat Tak Perlu Bakat
Oleh: Lilis Ummi Fa’iezah Kemenag – Sleman 2018
2
Kenalan dikit Nama : Lilis Ummi Fa’iezah, S.Pd. MA
Alamat Tugas : MTsN 6 Sleman S1 : Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta S2 : Curtin University of Technology, Perth, Western Australia Karya Tulis: 6 artikel jurnal (research) di jurnal terakreditasi 40 artikel opini Koran dan majalah 46 artikel press release di berbagai Koran/majalah 6 artikel cerpen di koran dan kompilasi buku 100 an artikel press release di web dan media sosial (FB, blog, dll) Kenalan dikit
3
Guru: mengapa harus menulis?
Peraturan baru yang mewajibkan guru mulai dari golongan III/b diwajibkan membuat karya pengembangan profesi sebagai syarat kenaikan pangkat. Menepis anggapan tentang kualitas guru yang rendah: guru adalah kaum intelektual yang profesinya berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bidang ilmunya. Jadi guru dituntut untuk selalu aktual karena ilmu pengetahuan itu dinamis. Caranya adalah dengan membaca kemudian menuliskannya. Tanggung jawab mendidik: mendidik bukan hanya mendidik siswa atau mendidik diri sendiri, namun juga mendidik orang lain bahkan mereka yang berada di luar lingkungan guru. Dengan menulis, maka ide-ide guru akan tersampaikan dengan mudah kepada orang lain.
5
Benarkah menulis sulit? Tidak!!!!!!
Mengapa kita sulit menghasilkan karya tulis padahal profesi kita menuntut untuk itu? Kendala psikologis: merasa tidak bisa padahal belum berusaha malu, takut, atau tidak percaya diri tulisannya kurang baik sehingga ditertawakan orang malu, takut, atau tidak percaya diri bahwa pengetahuannya tidak banyak malu, takut, atau tidak percaya diri bahwa kemampuan bahasanya kurang baik kurang termotivasi karena berbagai sebab malas, tidak ada keinginan untuk maju dll
6
Kendala Kemampuan: Kendala Ekonomis
kurang menguasai pengetahuan, bahkan untuk bidang keilmuannya sendiri (unsur gagasan, isi) tidak tahu apa yang harus atau dapat ditulis untuk penulisan karya ilmiah kurang menguasai bahasa untuk membahasakan gagasan pada penulisan karya ilmiah (aspek bentuk) kurang memahami model dan teknik penulisan karya ilmiah Kendala Ekonomis tidak ada tantangan dari faktor income, tidak menulis juga sudah bisa hidup layak tidak memahami pentingnya berekspresi lewat karya tulis kurang memahami/mengharagai pentingnya penyebaran informasi lewat tulisan (kegiatan tulis-baca) masih terpaku pada budaya lisan (bicara-dengar; ngobrol, nonton televisi, dll)
7
Apa yang perlu dilakukan?
Menulislah! Menulis itu mudah, terutama bagi yang mau menulis. Jadi, syarat pertama untuk bisa menulis dan menjadi penulis adalah kemauan. “Kualitas (gaya) menulis seseorang bukan didapat dari kuantitas (seberapa sering) seseorang menulis, tetapi dari kuantitas seseorang membaca” (Hernowo, Quantum Writing, 2016) Bakat? Bagaimana dengan yang tidak berbakat? Menulis bukan aktifitas orang yang berbakat saja namun bisa dilakukan oleh semua orang asal mau ikhlas dan belajar menjadi penulis. Memotivasi diri sendiri. Jika kemauan belum muncul, padahal tuntutan menghasilkan karya tulis terus menghantui kita, kita harus memotivasi diri sendiri
8
Karya ilmiah populer
9
MURNI KARYA ILMIAH POPULER
10
PERBEDAAN ILMIAH MURNI ILMIAH POPULER
Karya ilmiah murni ditampilkan dalam bahasa baku dan sangat terikat dengan kaidah bahasa Indonesia resmi. Karya ilmiah populer ditampilkan dengan bahasa yang lebih luwes, cair, dan dapat/mudah dipahami oleh masyarakat (umum/awam).
11
Tulisan Ilmiah Populer
Penulisan ilmiah populer merupakan perpaduan antara penulisan ilmiah dan penulisan populer, yakni tulisan yang bersifat ilmiah, namun disajikan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti. Tulisan Ilmiah Populer Karya ilmiah populer adalah karya yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang populer, sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca siapa saja (!). Karya ilmiah populer adalah karya tulis yang berpegang pada standar ilmiah, tetapi ditampilkan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat (awam), dengan lay-out yang menarik.
12
Ciri-Ciri Artikel/KTI
Ditulis berdasarkan pandangan penulis Mengandung gagasan aktual Bersifat intelektual Orisinalitas Mengungkapkan masalah (aktual) dan ada solusinya Singkat, padat, dan tuntas Bahasanya sederhana, jelas, hidup, menarik, segar, populer, komunikatif Menyangkut kepentingan publik Ditulis dengan atas nama (apa penulisnya)
13
KIAT MENARIK MINAT PEMBACA TERHADAP TULISAN ILMIAH POPULER
a. Kaitkan dengan KONDISI AKTUAL; b. Kaitkan dengan AKTIVITAS SEHARI-HARI; c. Perkenalkan ILMU/TEMUAN BARU; d. Bahas permasalahan dengan SUDUT PANDANG BARU/BERBEDA dengan bahasan-bahasan topik sejenis.
14
Aktifitas MEnulis Aktivitas menulis tidak cukup hanya berbekal teori walau pengetahuan teoretis juga penting. Untuk dapat menulis, kita harus benar-benar langsung praktik menulis Seperti belajar berenang: untuk dapat berenang kita harus betul-betul praktik berenang dengan resiko tenggelam Kendala utama biasanya ketika kita akan memulai menulis, bingung tidak tahu apa yang harus ditulis, atau mulai dengan atau dari mana. Semua orang mengalami itu, tetapi kita harus berani membuang keraguan dan ketidakpercayaan diri itu Menulislah apa saja: apa yang diminati, apa yang ada di pikiran, apa yang menantang, tanpa merasa takut salah
15
Langkah-langkah menulis artikel
Mencari Ide Menetapkan topik Menentukan Judul Membuat Peta Konsep dan kerangka karangan Kenyataan yang ada Kenyataan seharusnya solusi Menulis Merevisi
16
Anatomi Artikel Judul (head): identitas terpenting artikel
Penulis (by name): nama penulis artikel Pendahuluan (intro): kalimat/paragraf pembuka pada awal penulisan artikel Isi (contents): isi pesan yang akan disampaikan Penutup (closing): kalimat/paragraf pada bagian akhir sbg penutup artikel
17
Teknik Menulis Artikel
Teknik Menulis judul Menggambarkan isi Singkat Padat Menarik Menggunakan kalimat aktif/frasa Berkisar antara 3—7 kata
18
Menggiring pembaca untuk mengetahui isi
b. Teknik Menulis Intro Menggunakan kalimat yang menarik sehinga membangkitkan minat baca pembaca Menggiring pembaca untuk mengetahui isi Singkat, tidak lebih dari tiga paragraf Hirdari intro yng panjang sehingga membosankan
19
Intro yang Baik Atraktif, membangkitkan perhatian dan minat pembaca
Introduktif, dapat mengantarkan pembaca ke persoalan yang disampaikan Korelatif, kalimat dan paragraf pertama dapat membuka jalan bagi kalimat berikut Kredibilitas, bobot kualitas penulis terlihat dari penulisan intro yang dibuat
20
Teknik Menulis Isi Artikel
uraian isi pesan yang disampaikan kpd pembaca tubuh artikel uraian kata, kalimat, paragraf yg mengupas tuntas persoalan yg disampaikan penjelasan kpd sidang pembaca latar belakang dan persoalan yg ingin disampaikan
21
Acuan yang memadai sering digunakan agar tulisan berkualitas
artikel pd umumnya ditulis antara karakter, 600 – 1000 kata dll atau sesuai permintaan redaksi atikel untuk jurnal ilmiah panjangnya 10—20 halaman kuarto berspasi ganda Pembahasannya ditulis lebih komprehensif dan mendalam daripada berita biasa Acuan yang memadai sering digunakan agar tulisan berkualitas
22
Teknik Menulis Penutup
Menegaskan kembali topik dalam kalimat yg berbeda secara ringkas dan tegas Mengakhiri dng klimaks, biasanya kesimpulan yg menyengat dan dijadikan bahan renungan/pemikiran pembaca Persuasif, mengajak pembaca melakukan tindakan penting, relevan, mendesak Kutipan dari kitab suci, pendapat tokoh, pribahasa, amsal, kata mutiara
23
Contoh-contoh judul tulisan ilmiah populer
Ujian Nasional: Nilai Tambah atau Tambah Nilai? Kinerja Guru: Chalk and Talk are never enough. Urgensi Pendidikan Anti Korupsi Sejak Dini Kurikulum 2013 dan Sulitnya Mengubah Mindset Guru Mencontek: Cikal Bakal Plagiarisme dan Korupsi Guru Smart: Sadar Baca Tulis, Guru Menulis Eksodus Demi Sekolah Favorit Satgas Anti-klitih, Jerakan Pelaku Ujian Nasional dan Revitalisasi Peran Guru
24
Contoh Lay out penulisan artikel ilmiah populer
Ide : Korupsi yang meraja lela di Indonesia merambah ke semua kalangan Topik : Perilaku Korupsi Generasi Muda Judul : Generasi Muda dan Korupsi Intelektal Peta Konsep: Kenyataan yang ada: Setiap hari di media sosial, elektronik maupu cetak selalu saja ada berita korupsi yang dilakukan oleh berbagai orang yang mayoritas para pejabat pemerintahan. Banyak yang ditangkap KPK hanya saja belum menimbulkan efek jera Abraham Samad: - korupsi harta - korupsi waktu dan manipulasi informasi - korupsi intelektualitas : mencontek, copy-paste, menggunakan karya orang lain.
25
Kenyataan seharusya: Bangsa religius mengetahui bahaya korupsi Hukuman KPK seharusnya membuat jera Menjaga moral generasi muda Alasan mengapa kecurangan akademik terjadi dan solusi: tuntutan orang tua dan masyarakat yang berlebihan terhadap prestasi. kurangnya pengetahuan tentang pembuatan suatu karya tulis. kurangnya budaya membaca disinyalir menjadi sebab mengapa pelajar Indonesia tidak terasah dari segi menulis. Solusi: sosialisasi bahaya korupsi sejak dini menyiapkan diri agar patut dicontoh oleh generasi muda
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.