Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHengki Setiawan Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
SISTEM PAKAR UNTUK KLASIFIKASI DAN DIAGNOSA PENYAKIT ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT) PADA UPTD PUSKESMAS Oleh : Riyan Royan
2
Latar Belakang UPTD PUSKESMAS Jatitujuh adalah salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang berada di kecamatan Jatitujuh kabupaten Majalengka. UPTD PUSKESMAS Jatitujuh tidak hanya pemeriksaan tetapi juga Dengan Tempat Perawatan (DTP).
3
Latar Belakang(2) ISPA merupakan penyakit yang menyerang balita juga dewasa dan dari sekian korban harus dirawat inap di rumah sakit karena penyakit yang membahayakan ini. Maka, hal tersebutlah yang melatarbelakangi penelitian ini untuk membuat sebuah sistem pakar yang dapat membantu khususnya tenaga medis dan umumnya masyarakat untuk diagnosa dan klasifikasi penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).
4
Latar Belakang(3) Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar hanya dalam bidang tertentu. Metode Dempster - Shafer memberikan diagnosis awal dan klasifikasi penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) tersebut ke dalam klasifikasi penyakit yang ada dengan memberikan nilai kemungkinan terdekat.
5
Rumusan Masalah Bagaimana membangun suatu sistem pakar yang dapat digunakan untuk klasifikasi dan diagnosa suatu penyakit ISPA berdasarkan gejala yang dirasakan pasien, sehingga tenaga medis dapat menemukan solusi atas masalah yang dihadapi ketika dokter sedang tidak ada ditempat dan dapat membantu masyarakat pada umumnya.
6
Maksud & Tujuan Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah membuat suatu sistem pakar untuk klasifikasi dan diagnosa penyakit ISPA dengan metode yang telah dijelaskan diatas agar berguna bagi tenaga medis khususnya dan masyarakat pada umumnya.
7
Maksud & Tujuan(2) Sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk membantu klasifikasi dan diagnosa awal penyakit ISPA serta memberikan penanganan sementara atau pertolongan pertama pada pasien. Untuk membantu memberikan informasi kepada perawat/tenaga medis apabila tidak adanya seorang dokter akibat berhalangan hadir agar segera melakukan tindakan awal.
8
Maksud & Tujuan(3) 3. Untuk membantu memberikan informasi kepada masyarakat dalam klasifikasi dan diagnosa dini penyakit ISPA agar segera bisa ditindak lanjuti oleh tenaga medis.
9
Batasan Masalah Batasan masalah dalam pembangunan Sistem Pakar ini adalah sebagai berikut : Data sampel seperti gejala-gejala yang mengarah ke penyakit ISPA berasal dari data-data dari dinas terkait dan hasil interview dengan tenaga medis di UPTD PUSKESMAS Jatitujuh dan UPTD PUSKESMAS Sukamulya juga dokter-dokter lainnya diluar tempat penelitian. Sistem pakar ini hanya dapat mengolah data-data penyakit ISPA dan penyakit pernafasan
10
Batasan Masalah(2) 3. Sistem pakar ini tidak 100% benar dan tidak dapat menggantikan sepenuhnya dokter ahli, hanya membantu diagnosa awal agar cepat melakukan tindakan awal kepada pasien. 4. Sistem pakar ini berbasis website agar bisa digunakan oleh umum.
11
Batasan Masalah(3) 5. Data masukan yaitu data gejala
6. Proses utama yaitu penelusuran dari data masukan gejala ke data relasi yang didalamnya terdapat data gejala, data penyakit, dan data lama gejala. Data keluaran yaitu berupa informasi hasil klasifikasi dan diagnosa penyakit yang diderita beserta info penyakit dan penatalaksanaan penyakit. 8. Sistem pakar akan dibangun dengan menggunakan teori Dempster - Shafer agar menghasilkan suatu kemungkinan dalam klasifikasi dan diagnosa penyakit ISPA.
12
Analisa Metode Pada metode Dempster - Shafer dibutuhkan seorang pakar untuk menentukan sebuah nilai belief, kemudian dengan adanya nilai belief maka akan ada nilai plausability untuk mengetahui nilai kemungkinan hasil diagnosa penyakit dilakukan penghitungan nilai kemungkinan dengan menggunakan metode Dempster-Shafer.
13
Analisa Metode(2) Proses pengujian sistem berupa masukkan data gejala yang dialami pasien. Pada pengujian pertama diberikan beberapa gejala yang dialami pasien antara lain dengan contoh penyakit Flu Burung : G-01 (Demam) G-02 (Letih & Lesu) Dari hasil konsultasi, total gejala yang dipilih sebanyak dua gejala dengan pilihan < 2 minggu untuk dua gejala tersebut, maka untuk memperoleh nilai kemungkinan dengan Dempster’s Rule of Combination
14
Analisa Metode(3) Dapat dihitung : bel =m1(G-01)=0.8 pls =m1(Θ)=1-m1(G-01)=1-0.8=0.2 bel =m2(G-02)=0.8 pls =m2(Θ) =1-m2(G-02)=1-0.8=0.2 Dengan Dempster’s Rule of Combination maka :
15
Analisa Metode(4) m2(G-02)= 0.8 m2(Θ) = 0.2 m1(G-01) = 0.8 0.64 0.16
0.04
16
Analisa Metode(5) Ambil nilai terbesar dari persamaan diatas m3 = 0.64 (pembulatan 2 angka dibelakang koma), kemudian pasien memilih Batuk (G-03) pilihan < 2 minggu dengan nilai 0.8 sebagai gejala ke 3, maka : m3 = 0.64 m3(Θ) = = 0.36 m4(G-03) = 0.8 m4(Θ) = = 0.2
17
Analisa Metode(6) m4(G-03)= 0.8 m4(Θ) = 0.2 m3 = 0.64 0.512 0.128 m3(Θ) = 0.36 0.288 0.072 Oleh karena itu maka dengan Dempster's Rule of Combination nilai kemungkinan pasien dengan gejala demam, letih lesu dan batuk untuk penyakit PI-6 (Flu Burung) adalah 0.51 dikonversikan ke persentase yaitu 51%.
18
ERD
19
Skema Relasi
20
Diagram Konteks
21
DFD Level 1
22
Prosedural Sistem Pakar
23
Hasil Pengujian Alpha Berdasarkan hasil pengujian Alpha yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi sudah berjalan sesuai yang diharapkan, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat terjadi kesalahan suatu saat pada saat aplikasi digunakan, sehingga membutuhkan proses maintenance untuk lebih mengetahui kekurangan dari aplikasi.
24
Hasil Pengujian Beta Berdasarkan hasil dari pengujian beta, maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Pakar Untuk Klasifikasi dan Diagnosa Penyakit ISPA mudah dipelajari dan digunakan, hasil yang dihasilkan pun cukup mendekati klasifikasi dan diagnosa, gejala yang tampil mendekati penyakit serupa, dan informasi yang dihasilkan juga dapat membantu khususnya tenaga medis dan umumnya masyarakat.
25
Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pengujian Sistem Pakar Untuk Klasifikasi dan Diagnosa Penyakit ISPA, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Sistem pakar ini dapat memberikan klasifikasi dan diagnosa awal dan penanganan sementara untuk pemeriksaan di PUSKESMAS ketika dokter tidak bisa hadir.
26
Kesimpulan(2) 2. Hasil pengujian dari tenaga medis dapat disimpulkan bahwa sistem pakar ini mudah dipelajari dan digunakan, hasil yang dihasilkan pun cukup mendekati klasifikasi dan diagnosa, gejala yang tampil mendekati penyakit serupa, dan informasi yang dihasilkan juga dapat membantu khususnya tenaga medis.
27
Kesimpulan(3) 3. Hasil pengujian dari masyarakat sistem ini dapat membantu mengklasifikasi dan mendiagnosa dini penyakit ISPA agar segera ditindak lanjuti oleh tenaga medis.
28
Demo Program
29
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.