Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSusanti Rachman Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
PARADIGMA PEDAGOGI IGNATIAN (REFLEKTIF)
Alternatif Proses Pembelajaran Workshop PI USD – 24/1/2017 13/11/2018 Albert Hartana SJ
2
Buku Utama 13/11/2018 Albert Hartana SJ
3
SPIRITUALITAS IGNATIAN
LATIHAN ROHANI KARYA SERIKAT YESUS PENDIDIKAN PPI / PPR St. Ignatius Loyola St. Ignatius Loyola Albert Hartana SJ
4
Realitas Konkret Pendidikan Katolik
Sumber ROH Inspirasi Benang Merah PPR Realitas Konkret Pendidikan Katolik 13/11/2018 Albert Hartana SJ
5
Siapa yang harus BELAJAR dan BERUBAH ?
1. PENDIDIK dan PESERTA DIDIK Albert Hartana SJ
6
Pemikiran Dasar Pendidikan Kristiani
MEDIASI PERUBAHAN SOSIAL BERDASARKAN IMAN YANG TERBUKA Mgr. I Suharyo SEKOLAH: Sarana persemaian Social Agents HASIL: perubahan tatanan masyarakat 13/11/2018 Albert Hartana SJ
7
Paradigma Pedagogi Reflektif
ALTERNATIF Proses Pembelajaran PERUBAHAN ! 13/11/2018 Albert Hartana SJ
8
VISI – MISI INSTITUSI KESADARAN dan PAHAM VISI – MISI PENDIDIK
13/11/2018 Albert Hartana SJ
9
Paradigma Pedagogi Ignatian (Reflektif) ?
Apa itu Paradigma Pedagogi Ignatian (Reflektif) ? 13/11/2018 Albert Hartana SJ
10
dalam kegiatan pembelajaran
PARADIGMA Suatu Proses POLA BERPIKIR dan POLA BERTINDAK dalam kegiatan pembelajaran 13/11/2018 Albert Hartana SJ
11
Etimologi: Paradigma Kata paradigma sendiri berasal dari abad pertengahan di Inggris yang merupakan kata serapan dari Bahasa Latin ditahun 1483 yaitu paradigma yang berarti suatu pola; Bahasa Yunani paradeigma (para+deiknunai) yang berarti untuk "membandingkan", "bersebelahan" (para) dan memperlihatkan (deik) 13/11/2018 Albert Hartana SJ
12
PEDAGOGI Suatu cara, di mana seorang GURU menemani MURID untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kepribadiannya. bukan semata-mata metode seni mengajar – belajar visi dan misi pribadi ideal 13/11/2018 Albert Hartana SJ
13
Etimologi: Pedagogi Kata "pedagogi" berasal dari Bahasa Yunani Kuno: παιδαγωγέω (paidagōgeō; dari παίς país: anak dan άγω ági: membimbing; secara literal berarti "membimbing anak”). Di Yunani kuno, kata παιδαγωγός biasanya diterapkan pada budak yang mengawasi pendidikan anak tuannya. Termasuk di dalamnya mengantarnya ke sekolah (διδασκαλείον) atau tempat latihan (γυμνάσιον), mengasuhnya, dan membawakan perbekalannya (seperti alat musiknya) 13/11/2018 Albert Hartana SJ
14
M A K A .... SENI mendampingi dan membantu pembelajar (MURID) tumbuh dan berkembang; Didasarkan pada pandangan hidup dan visi tentang pribadi manusia yang UTUH (IDEAL) 13/11/2018 Albert Hartana SJ
15
PRIBADI MANUSIA IDEAL PPR:
Manusia dalam pandangan Ignatius adalah ciptaan yang BERHARGA di mata Allah. Manusia diciptakan menurut gambar dan Citra-Nya. Cinta Allah mengalir dalam setiap ciptaan-Nya, terutama dalam diri seorang manusia. Manusia diberi hidup, tubuh, bakat, kemampuan, akal budi,dan kehendak bebas dan dengan semua itu dia mampu “MENCIPTA” seperti Allah sendiri. 13/11/2018 Albert Hartana SJ
16
REFLEKSI Berasal dari kata reflectere (latin): menekuk atau memutar kembali kebelakang. mengarahkan individu menatap ke depan, yaitu membangun kerangka baru dalam berpikir, bersikap dan berperilaku. 13/11/2018 Albert Hartana SJ
17
Proses kegiatan untuk mencermati / menangkap makna / nilai-nilai yang esensial dari apa yang dipelajari dan dialami (proses pembatinan), untuk dapat menemukan kaitan antara apa yang dipelajari (aspek pengetahuan) dengan nilai-nilai kemanusiaan yang pada akhirnya (implikasinya) adalah menghargai proses pencarian terus menerus untuk memperjuangkan kebenaran dan kebebasan 13/11/2018 Albert Hartana SJ
18
Tujuan Umum Refleksi Membantu murid membangun pengetahuan yang mendalam dan menangkap maknanya secara utuh. Membantu murid, mengembangkan sikap, cara pandang, dan perilaku baru (Homo Novus) demi perkembangan dirinya dan kebaikan masyarakat. 13/11/2018 Albert Hartana SJ
19
P P R : PPR adalah Proses pembelajaran yang mengintegrasikan /menyaturagakan pendidikan nilai (pengembangan nilai-nilai kemanusiaan) dan pembentukan kepribadian ke dalam kurikulum / bidang studi 13/11/2018 Albert Hartana SJ
20
COMPETENCE, CONSCIENCE, COMPASSION
Tujuan Utama PPR: Menumbuh kembangkan pengetahuan dan sikap batin murid. Murid mampu melihat korelasi antara ilmu pengetahuan yang didalaminya dengan, sesama, dan lingkungan hidupnya. Murid memiliki kepedulian kepada masyarakat, dan alam lingkungan tempat ia hidup, dan yang memberinya kehidupan. COMPETENCE, CONSCIENCE, COMPASSION 13/11/2018 Albert Hartana SJ
21
Pra Syarat Pendidik - PPR:
1. HUBUNGAN BATIN: Guru - Murid Mengenal, memahami, menerima keunikan pribadi murid Membimbing, mengarahkan dan belajar bersama 2. FASILITATOR: Bukan semata-mata “Pengajar”, tapi “ Pembelajar”; Menciptakan suasana “Belajar Bersama”: antar murid; Guru - Murid; Membimbing murid utk dapat lebih saling mengenal, terbuka dan bersedia mendengarkan pengalaman / gagasan teman sebaya
22
DINAMIKA PPR 4 AKSI 5 EVALUASI 1 KONTEKS 2 PENGALAMAN 3 REFLEKSI
23
KONTEKS B E L A J A R
24
KONTEKS MASYARAKAT MASYARAKAT SEKOLAH GURU MURID N E G A R A
25
KONTEKS BELAJAR Konteks nyata kehidupan MURID: keluarga, kelompok, keadaan sosial, lembaga pendidikan, politik, ekonomi, media, musik Konteks sosial-ekonomik, politis, dan kebudayaan Suasana sekolah: norma, harapan, pola dan struktur hubungan, “iklim” sekolah Pengertian-pengertian yang dibawa seorang murid ketika memulai proses belajar
26
Unsur-unsur KONTEKS FISIK AKADEMIS PSIKOLOGIS SOSIOLOGIS/POLITIS
EKONOMIS BUDAYA SPIRITUAL
27
Konteks Murid Fisik: Psikologis: Akademis:
Sehat, lelah, lapar, terhambat, cacat, fungsi tubuhnya Akademis: gagal, sukses, kesulitan, pujian, celaan, cara berpikir, cara belajar Psikologis: aman, rasa percaya diri, takut, tekanan, ancaman
28
tradisi, keyakinan, sistem kepercayaan
Sosiologis/politis: premanisme, diolok-olok, budaya orang muda, pengaruh media, tempat tinggal Ekonomis: kaya, miskin, nilai-nilai ekonomis, kesulitan keuangan Budaya: tradisi, keyakinan, sistem kepercayaan
29
Konteks Guru Akademis:
pengalaman mengajar, pengetahuan, gaya mengajar, cara berpikir Psikologis: percaya diri, sifat, penilaian diri, intelegensi Ekonomis: kaya, miskin, nilai uang
30
sehat, lengkap secara fisik, fungsi tubuh Spiritual:
Sospol: relasi masyarakat, tempat tinggal, Budaya: sistem kepercayaan, tradisi, keyakinan Fisik: sehat, lengkap secara fisik, fungsi tubuh Spiritual: agama, nilai-nilai, makna hidup, suara hati, moralitas
31
Konteks SEKOLAH Suasana SEKOLAH Kebiasaan: disiplin
Semangat kerja: prioritas Kehidupan sehari-hari: reflektif, pencarian “makna” Lingkungan: ruang, gedung, tanaman Komunikasi, kolaborasi, hubungan antar unsur: murid, guru, staff, dst
32
REFLEKSI PENGALAMAN AKSI
33
PENGALAMAN “Bukan berlimpahnya pengetahuan, melainkan merasakan dan mencecap dalam-dalam kebenarannya itulah yang memperkenyang dan memuaskan jiwa” (LR 2)
34
kondisi BELAJAR yang mampu menyatukan unsur-unsur
P E N G A L A M A N Menciptakan kondisi BELAJAR yang mampu menyatukan unsur-unsur PIKIRAN PERASAAN IMAGINASI KEMAUAN
35
Apa itu pengalaman? “merasakan” sesuatu secara mendalam atau “mengenyam” sesuatu dalam batin. Melibatkan aktivitas otak, hati, tubuh (indera)dan kehendak. Tanpa adanya perpaduan antara PERASAAN dan pemahaman INTELEKTUAL, kegiatan belajar tidak akan menggerakkan KEHENDAK untuk melakukan sebuah TINDAKAN.
36
Apa itu pengalaman? Pengalaman selalu memuat unsur dan
Ada data-data yang diserap secara kognitif; kemudian diolah dalam proses edukatif melalui , Terhadap data-data pengalaman itu murid diantar untuk merumuskan hipotesa “Apa ini?”; Apakah hal itu sama dengan yang sudah aku ketahui?”. KOGNITIF AFEKTIF PERTANYAAN, IMAGINASI PENYELIDIKAN, dan menemukan HUBUNGAN-HUBUNGAN yang ada.
37
Apa itu pengalaman? Selama pengolahan data kognitif, dalam diri murid timbul reaksi afektif. Misalnya “saya senang dengan itu, saya kok merasa tidak enak dengan itu, atau saya merasa terancam dengan itu”.
38
Mengapa Pengalaman? Para murid sudah datang membawa pengalaman masing-masing. Guru membantu para murid memperoleh pengalaman baru yang menumbuhkan hidup mereka. Dua Jenis Pengalaman: langsung, dan tidak langsung
39
Pengalaman tidak langsung
Kegiatan di ruang kelas Kegiatan membaca buku Memperlihatkan gambar, peta, video, film Kegiatan sharing ide, gagasan, pikiran dalam diskusi
40
Pengalaman langsung Kegiatan melaksanakan kegiatan bersama
Berpartisipasi dalam sebuah kegiatan Mencari jawaban atas pertanyaan, dengan kunjungan, wawancara, dst. Mengorganisasi sebuah kegiatan pelayanan Live-in dst
41
Pengalaman diperoleh dari
Pra-pelajaran (Prelection) Pertanyaan-pertanyaan (questioning) Aktivitas sendiri (self-activity) Pemecahan masalah (problem solving) Belajar bersama (cooperative learning) Berpikir kreatif (creative thinking) Drama (role-playing) Tutorial teman (peer tutorial)
42
PRELECTION Tinjauan pelajaran (preview) Tujuan: ∎Membangkitkan minat, motivasi ∎Menetapkan sasaran/tujuan yg mau dicapai ∎Menunjukkan bagian yang penting dr tugas ∎Merangsang refleksi pribadi atas makna dari yang dipelajari Cara: pre-reading, survey, overview, preview
43
Nilai yang ada dalam preleksi
Teknik untuk memotivasi Merangsang gerak berpikir lebih tinggi Memerlukan persiapan pihak dosen Menghubungkan dengan materi yang sebelumnya Penjajagan dengan bertanya: siapa, apa, mengapa, kapan, sebab-sebab, bagaimana Menerangkan konsep, kata-kata sukar Memacu mahasiswa untuk mempersiapkan diri dengan tugas yang diberikan
44
Ketrampilan Bertanya Seni mengajar terletak pada ketrampilan mengajukan pertanyaan Bertanya dengan baik sama dengan mengajar dengan baik Guru yang efektif harus menjadi penanya yang efektif
45
Mengapa perlu bertanya?
Pertanyaan menjadi panduan untuk menuju gagasan yang hidup Menjadi jalur cepat pemacu imajinasi Merangsang pemikiran Merangsang untuk sebuah ‘aksi’ tindakan Untuk meningkatkan prestasi, bukan sekedar untuk meningkatkan hafalan!!
46
Urgensi REFLEKSI
47
Apa itu REFLEKSI ? Kembali ke pengalaman,
Untuk menangkap makna lebih mendalam. Mengarah perkembangan lebih lanjut Proses memunculkan makna dalam pengalaman manusiawi Penghubung antara PENGALAMAN dan AKSI
48
Tujuan: Membentuk hati yang peka dan peduli Menemukan makna dan hubungan dr hal yang pernah dipelajari dng pelajaran lain Membentuk sikap Refleksi meningkatkan perkembangan: Emosi, pengetahuan, kemampuan kerja, kesadaran nilai, rasa sosial, spiritual, kemandirian, idealisme, semangat, kebebasan, keputusan
49
Cara refleksi: Menggunakan ingatan: apa yang telah dipelajari Hati, perasaan: reaksi batin, dorongan hati, sedih, gembira Pikiran: memperdalam pemahaman, implikasi bagi diri sendiri dan orang lain Kehendak: bagaimana sikap seharusnya terhadap orang lain
50
EMPAT DAYA JIWA DALAM REFLEKSI
Kesadaran Diri: Aku bisa memisahkan diri dari diri sendiri dan mengamati pikiran serta perbuatanku Hati nurani: Aku bisa mendengarkan suara batinku untuk membedakan mana yang benar dan mana salah Daya Imajinasi: Aku bisa membayangkan kemungkinan-kemungkinan baru Kehendak: Aku punya kuasa untuk memilih yang benar-benar baik
51
Rambu-rambu refleksi SEGI POSITIF: Apa hal positif yang saya pelajari sehubungan dengan pokok bahasan ini? SEGI NEGATIF: Apa hal negatif dari yang saya pelajari ini?
52
A K S I
53
Apa itu AKSI? kegiatan yang mencerminkan pertumbuhan batin, yang berdasarkan pada pengalaman yang telah direfleksikan. Tahap-tahapnya: Pilihan dibatinkan: perubahan sikap: lebih mengerti dan lebih mengasihi Pilihan diwujudkan dalam tindakan: pertumbuhan eksternal
54
AKSI adalah proses ketika murid harus melakukan sesuatu berdasarkan pada apa yang telah dipelajari / dialami adalah dinamika untuk mengubah realita Transformasi terjadi secara bertahap, sesuai dengan dinamika yang ada.
55
PROSES TRANSFORMASI PENGALAMAN REFLEKSI AKSI PIKIRAN HATI TANGAN
KOMITMEN MENGABDI ALLAH MELAYANI SESAMA SIKAP, NILAI KEYAKINAN IMAN KETRAMPILAN
56
E V A L U A S I Evaluasi dalam pembelajaran adalah aktivitas untuk memonitor perkembangan akademis peserta didik. Hasil evaluasi ini merupakan umpan balik bagi peserta didik maupun pendidik. Bagi peserta didik, hasil evaluasi ini bermanfaat untuk memperbaiki cara belajarnya, sedangkan bagi pendidik merupakan masukan untuk memperbaiki cara dan metode pembelajaran. 13/11/2018 Albert Hartana SJ
57
Dalam PPR, evaluasi tidak hanya dilakukan pada aspek akademis siswa tetapi juga pada aspek kemanusiaan. Evaluasi dilaksanakan secara periodik untuk mendorong pendidik dan peserta didik memperhatikan pertumbuhan intelektual, sikap, dan tindakan-tindakan yang selaras dengan prinsip men and women for and with others. 13/11/2018 Albert Hartana SJ
58
Guru perlu membimbing para murid untuk bisa lebih saling mengenal, terbuka, dan bersedia mendengarkan pengalaman teman-temannya agar bisa terlaksana komunikasi.
59
Struktur Periode Doa Ignatian dan Pengajaranku (Ralph E
Struktur Periode Doa Ignatian dan Pengajaranku (Ralph E. Metts SJ, Ignatius Knew) LATIHAN ROHANI PENGAJARANKU 1. Poin-poin pada malam sebelumnya 1. Bagaimana saya mempersiapkan murid untuk belajar dan mempersiapkan materi? 2. Doa Persiapan 2. Bagaimana saya membangun situasi belajar yang positif? 3. Pendahuluan Pertama: Komposisi Tempat 3. Bagaimana saya menetapkan tempat sebagai konteks pembelajaran? 4. Pendahuluan Kedua: Mohon Rahmat 4. Bagaimana saya menyatakan tujuan pembelajaran untuk dan bersama murid? 5. Poin-Poin Doa 5. Bagaimana saya menyampaikan poin-poin yang akan saya lakukan selama proses pembelajaran? 13/11/2018 Albert Hartana SJ
60
6. Jenis Doa: Meditasi, Kontemplasi, Penerapan Pancaindera
LATIHAN ROHANI PENGAJARANKU 6. Jenis Doa: Meditasi, Kontemplasi, Penerapan Pancaindera 6. Bagaimana menerapkan pelbagai macam cara dalam proses pembelajaran, agar seluruh murid terlibat? 7. Percakapan 7. Bagaimana murid berinteraksi secara pribadi dengan materi ajar yang disajikan oleh guru? 8. Doa Penutup 8. Apa yang digunakan dalam membuat kesimpulan materi selama proses pembelajaran? 9. Tinjauan ulang doa 9. Bagaimana proses penyajian materi yang telah dipelajari selama proses pembelajaran? 13/11/2018 Albert Hartana SJ
61
Operasional COMPETENCE CONSCIENCE COMPASSION Menguasai Tanggung jawab,
Penghargaan kpd sesama Mengidentifikasikan Kejujuran Kepekaan kpd sesama Menganalisis Ketekunan Kerelaan utk melayani Memahami Displin Menjelaskan Keadilan (Mengarah ke tindakan “keluar”) Kegigihan 13/11/2018 Albert Hartana SJ
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.