Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Persoalan Kebenaran dan Filsafat Komunikasi

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Persoalan Kebenaran dan Filsafat Komunikasi"— Transcript presentasi:

1 Persoalan Kebenaran dan Filsafat Komunikasi
Materi elarning 1

2 Problematik Kebenaran
Sejak awal perkembangan manusia, ia akan menemukan berbagai pengalaman atas kebenaran Saat orang tua melarang, meminta, atau memebri peringatan, tanpa sadar telah memberitahukan tentang kriteria kebenaran Cth ; “jangan nakal, nak””, “jangan ganggu adik”, “ayo belajar biar pintar”, dll

3 Perebutan atas keabsahan, keunggulan dan kebermaknaan kebenaran, seringkali menjadi awal dan juga pemicu konflik. Perbincangan “kebenaran” bukan semata perihal pengetahuan, tapi juga membawa kepentingan dan kekuasaan masing-masing.

4 Apa sesungguhnya yang disebut sebagai ‘benar’ dan ‘kebenaran’?
Apa yang bisa memberikan keyakinan bahwa ‘pikiran’ dan ‘tindakan’ disebut sebagai benar? Apakah sebuah perihal benar dan kebenaran adalah sebuah entitas yang berdiri sendiri dan sifatnya netral ? Apakah pula “kebenaran”” hanyalah konstruksi definisi dan pernyataan belaka ?

5 Pengalaman manusia, akan menjumpai diri kita ada dalam situasi dimana pilihan anatara “kebenaran” dan “kesalahan” ada dalam pikiran dan rasa kita. Krisis modernitas dengan perkembangan teknologinya, membuat manusia terasing dengan objek kenyataan diluar manusia.

6 Diantara ketegangan universalitas dan partikularitas, bagaimana kebenaran dipahami secara benar ?
Tiadanya gerak stabil pencarian kebenaran, membuktikan bahwa ‘problem kebenaran’ adalah masalah yang menantang untuk dicari dan dirumuskan

7 Apakah Kebenaran dan Dasar Dasar Kebenaran ?
Dalam perkembangannya, kebenaran akan menyentuh pada problem etika dan moralitas pengetahuan. Penggunaan etikaetika praktispun selalu akan meruuk pada sesuatu yang dianggap baik atau benar.

8 Beberapa Teori Pendekatan Kebenaran :
Pendekatan korespondensi ; kebenaran merupakan sebuah pernyataan yang berkorespondensi dengan ‘kenyataan’. * Jika sebuah gagasan dan pernyataan tidak berkesesuaian dengan kenyataan maka ia bukanlah pernyataan yang benar

9 Pendekatan Koherensi : sebuah kebenaran yang ditemukan dalam sistem gagasan ide yang koheren.
* Sebuah pernyataan tentu saja mengandung berbagai koherensi didalamnya yang secara rasional akan menyatakan kebenarannya. * Sifat kriterianya logis. * Jika berbagai gagasan itu tidak kohoren, maka pernyataan itu bisa diseb sebagai tidak benar

10 Pendekatan Pragmatis : sebuah pernyataan kebenaran tidaklah karena berkorespondensi atau berkoherensi, tetapi secara praktis dan pragmatis mampu untuk membangun taktik pemecahan sebuah problem-problem tertentu yang sifatnya riil. * Jika rumusan tertentu tentang kebenaran tidak mampu memberi fungsi pemecahan persoalan kongkrit, maka ia jauh dari kebenaran.

11 Pendekatan Semantik : bahwa pernyataan-pernyataan kebenaran berada dalam sebuah metabahasa dan mengena pada pernyataan-pernyataan bahasa dasar. Pendekatan Performatif ; bahwa pernyataan kebenaran merupakan persetujuan yang diberikan terhadap pernyataan tertentu

12 Kebenaran menurut pada filsuf :
Thomas Aquinas ; menyatakan secara ‘korespondensi’, kebenaran adalah ‘adequatiko rei et intelectus’ yakni kesesuaian antara pikiran dengan hal atau benda. Thomas Hobbes : kebenaran adalah pengaturan nama-nama dengan tepat. Benar dan salah, pada hematnya merupakan atribut-atribut dari ucapan, bukan dari hal-hal.

13 John Locke : menurutnya ia membagi pada dua hal yakni, pertama sebagai ‘kebenaran kata’ (berdasarkan kesesuaian dengan ide-ide) dan kedua, ‘kebenaran fakta’ yakni kesesuaian dengan hal-hal. Hegel : menurut gagasannya, Hegel membedakan dua kebenaran yakni ‘kebenaran formal’ dan ‘kebenaran historis’, kebenaran formal bertalian dengan matematika dan yang kedua bertalian dengan keberadaan yang konkrit.

14 Peirce : mendefinisikan kebenaran sebagai sekumpulan kepercayaan yang dipeluk oleh persekutuan peneliti dalam jangka panjang. William James : meyakini bahwa kebenaran sebagai apa saja menempatkan orang ke dalam hubungan yang memuaskan dengan dunia. Ukuran kelayakan dan kegunaan amat penting dalam membangun kriteria kebenaran

15 John Dewey : kebenaran lebih sebagai pemecahan masalah
John Dewey : kebenaran lebih sebagai pemecahan masalah. Kerja-kerja penelitian adalah satu cara untuk mencari kebenaran. Martin Heiddeger : kebenaran adalah ditemukan oleh individu dalam ‘keterbukaan’ terhadap hal yang dimungkinkan oleh kebebasan

16 Tarski : mengajukan doktrin kebenaran semantik tentang kebenaran
Tarski : mengajukan doktrin kebenaran semantik tentang kebenaran. Menurutnya, bila kita menyatakan bahwa suatu pernyataan benar, perkataan demikian merupakan pernyataan tentang pernyataan dan dengan begitu berada dalam metabahasa.

17 Strawson : adalah pendukung kebenaran ‘performatif’
Strawson : adalah pendukung kebenaran ‘performatif’. Ia menyatakan bahwa ‘benar’ dan ‘salah’ bukanlah istilah-istilah deskriptif. Bila kita berkata bahwa suatu pernyataan benar, kita hanya menyingkapkan persetujuan kita terhadap pernyataan itu.

18 G.E. Moore : kebenaran menurutnya adalah kesesuaian (korespondensi) antara keyakinanj dan fakta. Jika keyakinan benar, dalam alam raya terdapat fakta yang menjadi padanan keyakinan, jika keyakinan salah maka tidak ada fakta semacam itu

19 Richard Rotry : mengedepankan prinsip konsensus yang sifatnya juga performatif, bahwa kebenaran adalah hasil konsensus mayoritas individu atas sebuah pernyataan tertentu.

20 Kebenaran, Filsafat dan Pengaruhnya Pada Tradisi Ilmu Komunikasi :
Beberapa pembagian perspektif dan maping pendekatan yang dibangun oleh para ahli-ahli komunikasi juga berangkat dari pendasaran nalar-nalar tentang kebenaran dan pencarian kebenaran. Contoh : Perdebatan antara perspektif dalam tradisi ‘positivisme-empiris’ dengan ‘tradisi konstruktivisme’ terutama dalam perbedaan mendasar dalam nalar teoritiknya.

21 Apa yang disebut kebenaran dalam nalar ‘positivisme-empiris’ adalah kebersesuaian antara gagasan dan kenyataan empiris dan juga berkoherensinya nalar-nalar dalam pernyataan. Kajian ilmu komunikasi yang memakai perspektif ilmiah ini biasanya menekankan kerangka berpikir ‘sebab-akibat’, ‘aksi-reaksi’, ‘stimuli-respon’.

22 Kecenderungan membangun nalar ‘deterministik’ dalam setiap analisis-analisisnya.
Perpektif ‘positivisme-empiris’ meyakini bahwa ada kebenaran yang ‘independen’ di luar diri manusia terlepas dari interpretasi manusia.

23 Kebenaran dalam perspektif ‘Konstruktivisme’ tidaklah hasil dari temuan di luar diri manusia.
Tetapi kebenaran adalah hasil konstruksi kesadaran manusia dalam merumuskan apakah sesuatu bisa dianggap benar atau tidak. Kebenaran bersifat ‘relatif’, ‘subjektif’ dan ‘tergantung’ (tidak otonom). Ditentukan oleh keyakinan dan konstruksi performatif masing-masing subjek individu.

24 Kajian-kajian yang terbangun dalam nalar besar positivisme:
* ‘Tradisi Publik Speaking’ (Aristoteles), model ‘Teori Informasi’ (Claude Shanon dan Waren Weaver), ‘Tradisi Jarum Hipordermik’ atau ‘Teori Peluru’ (Wilbur Schramm). * ‘Teori Belajar Sosial’ (Albert bandura), ‘Teori Disonansi Kognitif’ (Leon Festinger), ‘Teori Pertukaran Sosial’ (John Tibaut), ‘Teori Kultivasi’ (George Gebner). ‘Model Uses and Gratifications’, ‘Model Agenda Setting Media’, dan ‘Model Difusi Informasi’.

25 Tradisi kajian yang kental dengan pandangan perspektif ‘konstruktivisme’ :
* ‘Tradisi Konstruktivisme’ Peter L Berger, ‘Teori Cultural Constructivism’ dan ‘Political Economy’ dari Golding dan Murdock). * Pendekatan ‘Fenomenologi’, ‘Etnometodologi’ dan ‘Teori Interaksi Simbolik’

26 TUGAS INDIVIDU Dari beberapa teori pendekatan kebenaran, di bawah ini, beri contoh dan analisislah contoh kasus tersebut berdasarkan pendekatan masing – masing : Pendekatan Korespondensi Pendekatan Koherensi Pendekatan Pragmatis Pendekatan Semantik Pendekatan Performatif

27 Sistematika penulisan : pada masing – masing pendekatan di atas, berikan contoh kasus dan analisislah. Diketik, TNR 12, spasi 1,5, margin masing- masing 3. Jumlah halaman : 3-5 Sertakan daftar pustaka yang relevan. Dikumpulkan ketika perkuliahan etika dan filsafat


Download ppt "Persoalan Kebenaran dan Filsafat Komunikasi"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google