Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

REAKTOR NUKLIR & MANFAATNYA BAGI KESEJAHTERAAN UMMAT MANUSIA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "REAKTOR NUKLIR & MANFAATNYA BAGI KESEJAHTERAAN UMMAT MANUSIA"— Transcript presentasi:

1 REAKTOR NUKLIR & MANFAATNYA BAGI KESEJAHTERAAN UMMAT MANUSIA
Heryudo Kusumo, Mantan PNS Unpad/Batan/Bapeten Disajikan dalam Kuliah Umum di Departemen Fisika FMIPA UNPAD, Jumat 27 April 2018.

2 REAKTOR NUKLIR & MANFAATNYA BAGI KESEJAHTERAAN UMMAT MANUSIA
I. PENDAHULUAN II. PRINSIP KERJA REAKTOR NUKLIR III. KOMPONEN REAKTOR NUKLIR IV. MANFAAT REAKTOR NUKLIR V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR VI. PENUTUP

3 PENDAHULUAN (1) Manusia mengenal tenaga atom/nuklir pertama kali dlm bentuk bom atom/nuklir yg dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, yg mengakhiri Perang Dunia II (th ) Dampaknya sangat dahsyat (~ org meninggal dunia dan beberapa juta orang menderita penyakit akibat radiasi) Jepang (diwakili oleh Kaisar Hirohito) menyerah kepada tentara Sekutu  Ada pertanyaan menarik dari Kaisar Hirohito kepada para Pejabat Jepang (?) Timbul pertanyaan, apakah kekuatan dahsyat yg terkandung dlm tenaga atom/nuklir tsb dpt dimanfaatkan utk kesejahteraan manusia?

4 I. PENDAHULUAN (2)‏ Instalasi nuklir di Indonesia:
Reaktor Triga 2000 Bandung (2000 kW)‏ Reaktor Kartini Yogyakarta (250 kW)‏ Reaktor Serba Guna GAS Serpong (30 MW)‏ Instalasi Produksi Elemen Bakar Reaktor Riset (IPEBRR) Serpong Instalasi Elemen Bakar Eksperimental (IEBE) Serpong Instalasi Radio Metalurgi (IRM) Serpong IPSB3 (Instalasi Penyimpanan BBNB) Serpong Instalasi Produksi Radioisotop Serpong Instalasi Pengolahan Uranium Gresik (dekom)

5 I. PENDAHULUAN (3)‏ Reaktor Triga 2000 Bandung:
- Merupakan reaktor nuklir pertama yang dibangun (~ tahun 1961) & dioperasikan di Indonesia - Disuplai oleh General Atomic Inc., USA - Digunakan untuk pelatihan, penelitian, dan produksi radioisotop - Mulai beroperasi tahun 1964 pada daya 250 kW (diresmikan oleh Ir. Sukarno) - Tahun 1971 ditingkatkan dayanya ke 1000 kW (diresmikan oleh Bp Suharto) - Tahun 2000 ditingkatkan dayanya ke 2000 kW (diresmikkan oleh Ibu Megawati)

6 Reaktor Kartini Yogyakarta:
I. PENDAHULUAN (4)‏ Reaktor Kartini Yogyakarta: - Merupakan reaktor nuklir yang dirancang dan dibangun oleh putra/i Indonesia sendiri (~ tahun 1976) - Digunakan untuk pendidikan, pelatihan dan penelitian - Mulai beroperasi tahun 1979 pada daya 50 kW (saat ini dapat beroperasi pada daya 100 kW)‏

7 I. PENDAHULUAN (5)‏ Reaktor Serba Guna G.A.Siwabessy Serpong:
- Merupakan reaktor nuklir termaju pada saat dibangun (~ th 1983) - Disuplai oleh Interatom GmbH, Jerman - Digunakan untuk penelitian, produksi isotop dan uji material - Mulai beroperasi pada tahun 1987 dan saat ini dapat beroperasi pada daya maksimum 30 MW

8 II. PRINSIP KERJA REAKTOR NUKLIR (1)‏
Definisi Reaktor Nuklir (PP No.43/2006 ttg Perizinan Reaktor Nuklir): “Reaktor nuklir adalah alat atau instalasi yang dijalankan dengan bahan bakar nuklir yang dapat menghasilkan reaksi inti berantai yang terkendali dan digunakan untuk pembangkitan daya, atau penelitian, dan/atau produksi radioisotop” Secara umum, reaktor nuklir dapat didefinisikan sebagai suatu tempat di mana terjadi reaksi pembelahan berantai secara terkendali

9 II. PRINSIP KERJA REAKTOR NUKLIR (2)‏
Reaksi pembelahan terjadi di dalam bahan bakar nuklir, dhi inti atom Uranium (mis. U-235) membelah menjadi unsur- unsur lain setelah ditubruk neutron termal (yaitu neutron dgn energi ~ 0,025 eV), dg reaksi sbb: n + U-235  Ba Kr n + E Apabila tidak dikendalikan (misalnya dalam senjata nuklir), maka reaksi pembelahan tersebut dapat berkembang menjadi reaksi pembelahan berantai, yang dalam waktu < 1 detik dari satu reaksi pembelahan dapat berkembang menjadi jutaan reaksi pembelahan

10 REAKSI PEMBELAHAN BERANTAI
ν β γ n

11 II. PRINSIP KERJA REAKTOR NUKLIR (3)‏
Pengendalian reaksi pembelahan berantai dilakukan melalui pemasukkan batang kendali (terbuat dari bahan yg dapat menyerap neutron) ke dalam reaktor nuklir Reaksi pembelahan berantai tsb menghasilkan neutron baru, energi, dan zat radioaktif Zat radioaktif hasil reaksi pembelahan berantai biasanya tidak dimanfaatkan, sehingga harus diamankan agar tdk membahayakan keselamatan dan kesehatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup Unsur radioaktif tsb merupakan bahaya utama dari suatu reaktor nuklir, disamping zat radioaktif lain yg terbentuk melalui reaksi aktivasi neutron dalam teras reaktor nuklir

12 III. KOMPONEN REAKTOR NUKLIR (1)
Reaktor nuklir pada dasarnya terdiri dari sejumlah komponen yaitu: A. Bahan Bakar Nuklir B. Sumber neutron C. Moderator D. Batang Kendali E. Reflektor F. Perisai Radiasi G. Pendingin

13

14

15 III. KOMPONEN REAKTOR NUKLIR (2)
A. Bahan Bakar Nuklir Bahan Bakar Nuklir adalah suatu perangkat terdiri dari bahan yang mengandung U-235 atau Pu-239 yang terbungkus di dalam sebuah kelongsong yang dpt menghasilkan reaksi pembelahan berantai. Bahan bakar reaktor non-daya dapat berbentuk silinder ( yang digunakan di reaktor TRIGA), atau pelat ( di RSG GAS). Gabungan dari beberapa bahan bakar membentuk bundel bahan bakar. Susunan bahan bakar berbentuk silinder atau kotak disebut teras reaktor.

16

17 III. KOMPONEN REAKTOR NUKLIR (3)
B. Sumber Neutron Sumber neutron yang digunakan untuk start-up reaktor non-daya adalah Am-Be Sumber neutron Am-Be dimasukkan dalam suatu tempat berbentuk silinder dari aluminium (neutron source holder), berdiameter 3,7 cm dan tinggi 72,0 cm. Sumber neutron tersebut dimasukkan dalam teras reaktor pada salah satu lubang kisi teras. Sumber neutron Am-Be bisa tetap berada di dalam teras setelah reaktor mencapai kritis.

18 III. KOMPONEN REAKTOR NUKLIR (4)‏
C. Moderator Moderator adalah bahan yg dpt memperlam- bat laju kecepatan neutron pada energi tinggi (~ 2 MeV) menjadi neutron termal (~ 0,025 eV) pada energi rendah agar dpt berinteraksi menghasilkan reaksi inti berantai. Bahan moderator dapat berupa air yang sekaligus berfungsi sebagai pendingin dan penahan radiasi arah vertikal. Untuk reaktor tipe kolam, moderator dan/atau pendingin ini ditampung dalam suatu wadah yang disebut tangki reaktor. Teras reaktor berada pada bagian bawah tangki reaktor.

19 III. KOMPONEN REAKTOR NUKLIR (5)‏
D. Batang Kendali Batang kendali adalah suatu perangkat penyerap neutron yang dipasang pada teras reaktor yang berfungsi mengendalikan laju pertumbuhan fluks neutron agar daya reaktor dapat dikendalikan. Bahan penyerap neutron dapat berupa Boron atau AgInCd. Batang kendali dihubungkan dengan suatu perangkat elektronik untuk keperluan pengendalian daya reaktor

20 III. KOMPONEN REAKTOR NUKLIR (6)‏
E. Reflektor Reflektor adalah bahan yang dapat memantulkan neutron ke dalam teras untuk memperkecil kebocoran neutron pada bagian tepi teras. Bahan reflektor dapat berupa grafit atau karbon. Reflektor dipasang melingkar pada tepi teras.

21 III. KOMPONEN REAKTOR NUKLIR (7)‏
F. Perisai Radiasi Perisai radiasi adalah bahan yang dapat menahan laju paparan radiasi neutron maupun radiasi gamma dari dalam teras keluar teras reaktor. Bahan perisai radiasi pada reaktor biasanya berupa beton dengan massa jenis sebesar 3 kg/dm3 yang dipasang pada tepi bagian luar tangki reaktor.

22 III. KOMPONEN REAKTOR NUKLIR (8)‏
G. Pendingin Pendingin reaktor berfungsi untuk memindahkan panas yang berasal dari reaksi pembelahan berantai ke lingkungan Sebagai bahan pendingin biasanya digunakan air (H2O) atau air berat (D2O) Pendingin reaktor non-daya pada umumnya terdiri dari sistem pendingin primer dan sistem pendingin sekunder

23 IV. MANFAAT REAKTOR NUKLIR (1)
Dalam reaktor daya/PLTN, energi/panas yang dihasilkan dari reaksi pembelahan berantai digunakan untuk membangkitkan listrik atau untuk keperluan lain seperti panas proses, pemanas ruangan (untuk negara yang mengalami musim dingin), dll; sedangkan neutron yang dihasilkan digunakan untuk meneruskan reaksi pembelahan berantai Dalam reaktor penelitian/non-daya, neutron hasil reaksi pembelahan berantai digunakan untuk keperluan penelitian, analisis bahan, peningkatan mutu bahan, produksi isotop radioaktif, uji material, dll; sedangkan panas yang dihasilkan dibuang ke lingkungan

24 NUCLEAR RESEARCH REACTOR
LITBANG DI BIDANG FISIKA REAKTOR DAN TERMOHIDROLIK ANALISIS BAHAN NUCLEAR RESEARCH REACTOR PRODUKSI RADIOISOTOP PRODUKSI AIR DEMINERALIZED PENELITIAN DI BIDANG MATERIAL DAN SAINS MATERI PROGRAM PENGEMBANGA N SDM UNTUK PLTN PENINGKATAN MUTU BAHAN

25

26

27

28 Apabila 1 gram U-235 mengalami reaksi pembelahan berantai dalam suatu reaktor nuklir, maka panas yg dihasilkan setara dgn panas pembakaran 1 ton (1000 kg) batubara di dalam PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)‏

29 IV. MANFAAT REAKTOR NUKLIR (7)‏
Pemanfaatan radioisotop (yg dihasilkan dari reaktor nuklir) dan sumber radiasi di Indonesia mencakup: 1. Bidang kesehatan (utk diagnostik dan terapi) ~2500 rumah sakit 2. Bidang industri (radiografi, gauging, logging, kendali mutu, dll) ~700 jenis pemanfaatan 3. Lain-lain (litbang, pertanian, pertambangan, dll)

30 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (1)‏
A. UMUM B. TUJUAN KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR C. BAHAYA RADIASI POTENSIAL REAKTOR NUKLIR D. KARAKTERISTIK KECELAKAAN REAKTOR E. KARAKTERISTIK KESELAMATAN

31 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (2)‏
Upaya yang dilakukan, baik secara teknis maupun administratif, untuk menjamin agar reaktor nuklir tidak membahayakan keselamatan pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup Upaya tsb dilakukan selama seluruh tahapan pembangunan dan pengoperasian reaktor nuklir meliputi: pemilihan tapak, desain, konstruksi, komisioning, operasi & perawatan, sampai dekomisioning reaktor nuklir

32 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (3)‏
B. Tujuan Keselamatan Reaktor Nuklir Keselamatan nuklir umum: Melindungi pekerja, masyarakat, dan lingkungan hidup terhadap bahaya radiasi instalasi nuklir dengan membentuk dan mempertahankan sistem pertahanan yang efektif dalam instalasi nuklir tersebut

33 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (4)‏
Tujuan proteksi radiasi: Menjamin agar paparan radiasi di dalam instalasi nuklir dipertahankan serendah mungkin di bawah NBD (Nilai Batas Dosis) yang diperkenankan, baik selama operasi normal maupun selama terjadinya peristiwa yang dapat mengakibatkan terlepasnya zat radioaktif ke lingkungan, dan menjamin adanya mitigasi paparan radiasi akibat terjadinya kecelakaan nuklir

34 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (5)‏
Tujuan keselamatan teknis: Mencegah terjadinya kecelakaan dalam instalasi nuklir dengan tingkat kepercayaan yang tinggi; Menjamin agar semua kecelakaan yang dipertimbangkan dalam desain, termasuk kecelakaan dengan kebolehjadian yang sangat kecil, hanya memberikan akibat radiologi yang kecil; dan Menjamin agar kemungkinan terjadinya kecelakaan parah dengan akibat radiologi serius adalah sangat kecil

35 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (6)‏
C. Bahaya Radiasi Potensial Reaktor Nuklir: Zat radioaktif hasil reaksi pembelahan berantai dalam bahan bakar nuklir (bahaya radiasi utama)‏ Zat radioaktif hasil reaksi aktivasi neutron dgn bahan struktur reaktor (kecil dibanding dgn di atas, namun penting untuk reaktor riset karena dapat memberikan paparan radiasi pada pekerja dan peneliti yg bekerja di dalam reaktor nuklir)‏ Kedua zat radioaktif di atas dapat merupakan bahaya radiasi eksterna maupun interna pada pekerja dan peneliti

36 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (7)‏
Zat radioaktif hasil reaksi pembelahan: - Umur pendek (diperlukan untuk memperkirakan pengaruh jangka pendek dari suatu kecelakaan nuklir terhadap masyarakat dan lingkungan hidup)‏ - Umur panjang (diperlukan untuk memperkirakan pengaruh jangka panjang dari kecelakaan nuklir tersebut terhadap masyarakat dan lingkungan hidup)‏

37 Sifat Fisika Kesehatan
Tabel 1. Karakteristik Isotop Hasil Belahan Umur Pendek Radiasi eksterna, bahaya terhadap kesehatan kecil Gas 0,2 0,1 3 6 15 23 31 39 114 m 4,4 j 78 m 2,8 j 3 m 33 d Kr-83m -85m -87 -88 -89 -90 Radiasi eksterna seluruh tubuh, bahaya terhadap kesehatan sedang Mudah 8 2,3 j 32 m 56 d Br-83 -84 -85 1 hr stl RePd RePd Sifat Fisika Kesehatan Sifat Penguapan Aktivitas (Kci/MW)‏ Umur Paruh T1/2 Isotop

38 Radiasi eksterna, bahaya terhadap kesehatan sedang
Terlepas dari uranium yg teroksidasi 2,2 31 3,9 26 38 30 j 25 m 77 j Te-131m -131 -132 Terlepas dari uranium yang teroksidasi 0,5 2,3 2,9 9,5 105 j 9,4 j 34 h 72 m Te-127m -127 -129m -139 Radiasi eksterna, bahaya terhadap kesehatan kecil Gas 0,3 0,7 4,7 4 1 54 25 12 h 2,3 h 5,3 h 9,2 j Xe-131 -131m -133 -135 Radiasi eksterna, radiasi interna terhadap kelenjar gondok, radiotoksisitas tinggi Mudah 23 4,4 63 55 8 h 2,3 j 21 j 52 m 6,1 j I-131 -134

39 Tabel 2. Karakteristik Isotop Hasil Belahan Umur Panjang
Bahaya interna terhadap ginjal dan saluran kencing Dalam bentuk oksida mudah menguap 10 5 1,0 t Ru-106 Bahaya interna terhadap tulang dan paru-paru Sedang 39 1,2 54 h 28 t Sr-89 -90 Bahaya terhadap kesehatan kecil Gas 0.62 0,12 10,4 t Kr-85 1 hr stl RePd RePd Sifat Fisika Kesehatan Sifat Penguapan Aktivitas (Kci/MW)‏ Umur Paruh T1/2 Isotop

40 Bahaya interna terhadap tulang dan paru-paru
Sedang 53 12,8 h Ba-140 Sedikit 50 30 282 h Ce-144 Bahaya interna terhadap seluruh tubuh Mudah 5,3 1,1 33 t Cs-137

41 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (8)‏
D. Karakteristik Kecelakaan Reaktor Nuklir Akibat kecelakaan: Kecelakaan yg terjadi pada reaktor nuklir dapat menga- kibatkan terlepasnya zat radioaktif ke lingkungan Dari jenis kecelakaan nuklir sebelumnya dipilih beberapa kecelakaan (biasanya yang terparah) yg dijadikan dasar dalam mendesain sistem keselamatan reaktor (DBA)‏ Utk reaktor penelitian, pelepasan radioaktivitas dari subsistem atau komponen reaktor (misalnya akibat pelelehan bahan bakar) biasa dipilih sebagai DBA Sebagai akibat kecelakaan biasa dipakai Skala Kejadian Nuklir Internasional (INES = International Nuclear Event Scale) seperti terlihat pada Tabel berikut

42 -Tidak berpengaruh terhadap keselamatan Normal Contoh Kriteria
Vandellos Spanyol (1989)‏ Pelepasan zra ke lingkungan yg berakibat penerimaan dosis radiasi maks. 0,1 mSv, tidak memerlukan perlindungan lingkungan Tingkat radiasi tinggi dalam instalasi, pekerja dapat menerima dosis radiasi > 50 mSv Dapat berkembang menjadi kecelakaan akibat kegagalan fungsi sistem keselamatan Insiden serius 3 -Kejadian teknis atau anomali, walaupun tidak berpengaruh langsung thd keselamatan, tetapi dapat mengharuskan dilakukannya evaluasi ulang terhadap peralatan keselamatan Insiden 2 -Diakibatkan kegagalan peralatan, kesalahan manusia, atau prosedur kurang memadai -Tdk menimbulkan resiko tetapi dpt menun- jukkan kelemahan sistem keselamatan Anoma- li 1 -Tidak berpengaruh terhadap keselamatan Normal Contoh Kriteria Sebut- an Tingkat

43 Kecelakaan dengan resiko luar 5 Kecelakaan dalam instalasi 4
Chernobyl, Uni Sovyet, (1986)‏ Fukushima, Jepang (2011)? -Pelepasan sejumlah besar zra hasil belahan umur pendek dan panjang ke lingkungan (> TBq I-131)‏ -Pengaruh thd kesehatan besar, baik yang langsung maupun tertunda. Dampak terhadap lingkungan berjangka panjang Kecelakaan parah 7 Pelepasan zra ke lingkungan (antara – TBq). Perlu pelaksanaan RPKD utk membatasi pengaruh merugikan terhadap kesehatan Kecelakaan serius 6 Three Miles Island, USA, (1979)‏ -Pelepasan zra ke lingkungan (antara 100 – TBq I-131). - Hanya memerlukan pelaksanaan sebagian RPKD (mis. Evakuasi/perlindungan)‏ -Kerusakan teras cukup parah akibat efek mekanis dan/atau pelelehan Kecelakaan dengan resiko luar 5 Saint Laurent Perancis, (1980)‏ Pelepasan zra ke lingkungan yg berakibat penerimaan dosis radiasi beberapa mSv. -Mungkin tdk memerlukan perlindungan lingkungan kecuali pengawasan makanan Kerusakan teras sedang akibat efek mekanis dan/atau pelelehan Dosis radiasi personil dalam orde 1 Sv Kecelakaan dalam instalasi 4

44 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (9)‏
E. Karakteristik Keselamatan Reaktor Nuklir Reaktor nuklir yg telah beroperasi di dunia dewasa ini, baik reaktor daya maupun reaktor non-daya, pada umumnya menerapkan 2 prinsip keselamatan dasar, yi: 1. Pertahanan berlapis 2. Penghalang ganda thd pelepasan radioaktivitas Penerapan kedua prinsip tsb pada suatu reaktor nuklir dapat berbeda, tergantung pada potensi bahayanya. Makin besar potensi bahaya reaktor nuklir, makin ketat dan canggih penerapan kedua prinsip tsb.

45 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (10)‏
1. Pertahanan Berlapis Prinsip keselamatan Pertahanan Berlapis merupakan prinsip keselamatan utama yang ditujukan utk mencegah terjadinya kejadian abnormal/kecelakaan, dari yg paling ringan sampai paling parah; dan menjamin perlindungan yg memadai thd pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi reaktor nuklir‏ Aspek utama konsep pertahanan berlapis adalah penggunaan berbagai lapisan keselamatan/proteksi thd kejadian abnormal/kecelakaan yg dapat mengakibatkan pelepasan radioaktivitas, di mana setiap lapisan keselamatan/proteksi akan mem”back-up” lapisan sebelumnya apabila terjadi kegagalan pada lapisan tsb

46 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (11)‏
Pada awalnya, pertahanan berlapis hanya terdiri dari 3 (tiga) lapisan keselamatan, namun dewasa ini berkembang menjadi 5 (lima) lapisan keselamatan, yaitu: a. Lapisan keselamatan pertama b. Lapisan keselamatan kedua c. Lapisan keselamatan ketiga d. Lapisan keselamatan keempat e. Lapisan keselamatan kelima

47 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (12)‏
a.Lapisan keselamatan pertama: Ditujukan untuk mencegah terjadinya kondisi abnormal akibat kegagalan sistem & komponen reaktor nuklir selama operasi normal Untuk itu sistem dan komponen reaktor nuklir harus mempunyai mutu yg setinggi mungkin sesuai dengan standar mutu tertinggi Penerapannya dilakukan melalui pembuatan dan pelaksanaan PJM (program jaminan mutu) selama tahap pembangunan dan pengoperasian reaktor nuklir, termasuk tahap pemilihan tapak, sesuai dengan ketentuan yang berlaku

48 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (13)‏
b. Lapisan keselamatan kedua: Ditujukan untuk mendeteksi terjadinya kondisi abnormal, dan mencegah agar kondisi abnormal tersebut tidak berkembang menjadi kecelakaan Untuk itu reaktor nuklir dilengkapi dgn sistem deteksi kegagalan (mis. sistem instrumentasi dan kendali), sistem proteksi kegagalan (misalnya sistem proteksi reaktor), dll Di samping itu, harus tersedia prosedur operasi dan perawatan reaktor nuklir yang harus dipatuhi dan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku

49 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (14)‏
c. Lapisan keselamatan ketiga: Ditujukan untuk mengatasi akibat kecelakaan hipotetis (DBA), sehingga zat radioaktif hasil belah tidak terlepas ke lingkungan Untuk itu reaktor nuklir dilengkapi dengan sistem keselamatan seperti sistem proteksi reaktor, dan sistem keselamatan rekayasa (engineered safety features) seperti sistem pendingin darurat (SPD), dll Di samping itu, harus tersedia prosedur operasi dalam keadaan darurat yang harus dipatuhi dan dilaksanakan pada saat terjadi kecelakaan

50 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (15)‏
d. Lapisan keselamatan keempat: Ditujukan utk mengatasi kecelakaan parah (kecelakaan di luar DBA) yang dapat mengakibatkan terlepasnya zat radioaktif ke lingkungan Untuk itu reaktor nuklir dilengkapi dengan sistem pengungkung (termasuk sistem ventilasi dan isolasi gedung) guna mencegah terlepasnya zra ke lingkungan Di samping itu, harus tersedia prosedur manajemen kecelakaan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan untuk mengendalikan kondisi reaktor nuklir, mencegah penjalaran kecelakaan, dan meringankan/mitigasi akibat kecelakaan parah tersebut

51 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (16)‏
e. Lapisan keselamatan kelima: Ditujukan untuk meringankan (mitigasi) kecelakaan nuklir yang mengakibatkan pelepasan sejumlah besar zat radioaktif hasil belahan ke lingkungan, di mana lapisan keselamatan keempat tidak berfungsi Penerapannya berupa pelaksanaan PPKD (prosedur/ program penanggulangan keadaan darurat) untuk melindungi personil, masyarakat dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi akibat kecelakaan tersebut Pelaksanaan PPKD tergantung dari kondisi kecelakaan, yaitu kecelakaan yg hanya berakibat di dalam kawasan, atau kecelakaan yg akibatnya sampai ke luar kawasan reaktor nuklir

52 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (17)‏
2. Penghalang Ganda Terhadap Pelepasan Radioaktivitas Ditujukan untuk mencegah terlepasnya zat radioaktif ke lingkungan, baik zat radioaktif hasil fisi maupun hasil aktivasi, selama operasi normal maupun kecelakaan Untuk itu reaktor nuklir dilengkapi dengan beberapa penghalang fisik thd pelepasan zat radioaktif (multiple barrier). Apabila zra lolos dari penghalang pertama, ada penghalang kedua; dan apabila zra tsb masih dapat lolos dari penghalang kedua, ada penghalang ketiga; dst Penghalang ganda merupakan salah satu penerapan konsep pertahanan berlapis, di mana setiap penghalang fisik merupakan “back-up” dari penghalang sebelumnya apabila terjadi kegagalan pada penghalang tsb

53 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (18)‏
Pada umumnya reaktor nuklir mempunyai penghalang ganda yang terdiri dari 3 (tiga) penghalang fisik, yaitu: a. Elemen bakar (dhi kelongsong e.b) b. Sistem pendingin primer c. Sistem pengungkung/gedung reaktor Untuk reaktor daya (PLTN), penghalang ganda bisa terdiri lebih dari 3 (tiga) penghalang fisik seperti terlihat pada gambar, dhi 6 (enam) penghalang fisik

54 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (19)‏
a. Elemen bakar: Sebagian besar (>90 %) zat radioaktif hasil belahan tersimpan dalam matriks bahan bakar Sebagian kecil (<10%) dapat berdifusi keluar dari matriks bahan bakar, namun tetap tertahan di dalam kelongsong elemen bakar Kelongsong elemen bakar merupakan penghalang utama terhadap pelepasan zat radioaktif, sehingga harus dipertahankan integritasnya pada operasi normal Zat radioaktif hasil belahan dapat keluar dari kelongsong bila terjadi kecelakaan parah yang mengakibatkan kelongsong retak, rusak, atau meleleh

55 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (20)‏
b. Sistem pendingin primer: Terdiri dari tangki reaktor, pipa, penukar panas, katup, dan pompa Selama operasi normal, untuk reaktor riset diupayakan agar tidak ada zra yang terlepas dari sistem pendingin primer, agar tidak membahayakan keselamatan pekerja dan peneliti yang berkerja di dalam gedung reaktor Pada umumnya tekanan sistem pendingin primer dibuat lebih kecil d.p. sistem pendingin sekunder, agar tdk terjadi pelepasan zra melalui penukar panas ke lingkungan Zat radioaktif hasil belahan dapat keluar dari sistem pendingin primer apabila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan rusaknya sistem pendingin ini

56 V. KESELAMATAN REAKTOR NUKLIR (21)‏
c. Sistem pengungkung/gedung reaktor: Terdiri dari gedung reaktor dan sistem pengungkung seperti sistem ventilasi, sistem isolasi gedung, dll. Sistem ventilasi berfungsi untuk mempertahankan tekanan negatif di dalam gedung reaktor Berfungsi untuk mencegah terlepasnya zat radioaktif ke lingkungan selama operasi normal maupun kecelakaan Dirancang agar dapat mengatasi kejadian dari dalam maupun dari luar reaktor nuklir, misalnya kebakaran, ledakan, angin ribut, gempa bumi, dll Zat radioaktif hasil belahan dapat terlepas ke lingkungan bila sistem pengungkung/gedung reaktor tidak berfungsi dengan baik, atau terjadi kecelakaan yang berakibat rusaknya sistem pengungkung/gedung reaktor tersebut

57 Bahan Bakar Kelongsong Sistem Pendingin Perisai Pengungkung Penyungkup

58 VI. PENUTUP Telah dijelaskan secara singkat ttg reaktor nuklir menca- kup prinsip kerja dan komponen reaktor nuklir, manfaat reaktor nuklir, bahaya radiasi potensial, karakteristik kecelakaan, dan karakteristik keselamatan reaktor nuklir Semoga penjelasan tsb dapat memberikan pemahaman ttg reaktor nuklir beserta bahaya dan upaya penanggula- ngannya, sehingga tdk terjadi kekhawatiran yg berlebi- han thd reaktor nuklir yg saat ini telah beroperasi dg aman di Indonesia, maupun thd PLTN yang akan diba- ngun di masa mendatang di Indonesia Posisi BAPETEN adalah netral, artinya BAPETEN hanya akan memberikan izin pembangunan dan pengoperasian PLTN apabila ada jaminan bahwa PLTN tsb tidak akan membahayakan kesehatan dan keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup

59 TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN BAPAK/IBU/SDR/ ADIK2 MAHASISWA/I


Download ppt "REAKTOR NUKLIR & MANFAATNYA BAGI KESEJAHTERAAN UMMAT MANUSIA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google