Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
DISAGGREGATE CONSISTENCY MODELS
MODEL INPUT-OUTPUT
2
Konsep Dasar Model I-O Struktur perekonomian tersusun dari berbagai sektor/industri yang satu sama lain berinteraksi melalui transaksi jual beli. Output suatu sektor akan didistribusikan dengan jalan dijual kepada sektor-sektor lainnya dan untuk memenuhi permintaan akhir, baik yang berasal dari rumah tangga(C), pemerintah (G), investasi (I), maupun permintaan ekspor (X). Input suatu sektor didapatkan dengan cara membeli bahan baku dari sektor-sektor lainnya, dari rumah tangga (dalam bentuk jasa tenaga kerja), pemerintah (misalkan saja dalam bentuk pembayaran pajak tidak langsung), penyusutan, surplus usaha serta impor (M).
3
Konsep Dasar Model I-O (Con’t)
Hubungan antara input dengan output adalah linier. Analisis model dilakukan pada kurun waktu tertentu (biasanya setahun) dimana akan selalu didapat identitas bahwa total input sama dengan total output. Suatu sektor dianggap terdiri dari satu atau beberapa perusahaan dengan ketentuan utama bahwa output yang dihasilkan oleh perushaan-perusahaan tersebut diproduksi oleh satu tingkat teknologi yang sama.
4
Asumsi Dasar Model I-O Homogenitas
setiap sektor menghasilkan suatu output tunggal dengan susunan input tunggal (tertentu), serta tidak ada substitusi antar output dari berbagai sektor yang ada. Proporsionalitas, Jumlah dari tiap jenis input yang dipakai oleh suatu sektor akan berubah sebanding dengan berubahnya output total yang dihasilkan oleh sektor tersebut. Aditivitas Efek total dari pelaksanaan produksi diberbagai sektor dihasilkan oleh masing-masing sektor secara terpisah.
5
Tabel I-O
6
Beberapa Pengertian z i j mempunyai pengertian permintaan input sektor j yang berasal dari output sektor i atau output sektor i yang digunakan sebagai input dari sektor j. Xi merupakan total output yang dihasilkan oleh sektor i Yi merupakan final demand yaitu permintaan barang yang digunakan untuk konsumsi langsung (tidak digunakan sebagai input untuk proses produksi lain), yang kemudian dibagi berdasarkan kelompok/kategori seperti yang terlihat dalam gambar-1.
7
Persamaan Matematis
8
Koefisien Teknis Suatu hal penting lain yang patut diperhatikan pada tabel I-O adalah koefisien teknik (aij) yang merupakan rasio/perbandingan antara aliran produk (zij) dengan total output yang dihasilkan oleh suatu sektor (Xj). Koefisien ini menunjukkan berapa besarnya satuan moneter dari input yang harus dibayarkan oleh setiap pengusaha sektor j ke sektor i tiap satuan moneter output yang dihasilkan oleh sektor j. Koefisien teknik diasumsikan tidak berubah
9
Persamaan I-O
10
Proyeksi dengan Menggunakan Tabel I-O
Salah satu kegunaan utama dari tabel input-output adalah kemampuannya untuk mengkaji dampak perubahan ekonomi yang ada pada sektor eksogen (final demand) terhadap perekonomian, sehingga tabel I-O dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk perencanaan ekonomi melalui kemampuannya untuk memproyeksikan dan meramalkan perubahan-perubahan tersebut Kemampuan proyeksi dan peramalan terhadap perubahan yang terjadi dengan menggunakan tabel I – O bagi perencanaan ekonomi mempunyai keterbatasan terutama yang berkaitan dengan waktu proyeksi dan peramalan tersebut
11
Proyeksi dengan Menggunakan Tabel I-O
Keterbatasan penggunaan tabel I – O melalui proyeksi dan peramalan yang dilakukan terutama sekali disebabkan oleh dua hal. Karena proyeksi perubahan pada sektor eksogen (final demand) akan semakin menurun dengan bertambahnya waktu, yang disebabkan bertambahnya faktor ketidakpastian (uncertainty) Dalam jangka waktu lebih dari lima tahun biasanya teknologi yang digunakan oleh setiap industri telah berubah (menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi) akibat adanya penemuan-penemuan baru sebagai hasil dari penelitian dan pengembangan (Research and Development), yang berakibat pada berubahnya matrik koefisien teknik dari tabel I – O
12
Multiplier Pada Tabel Input - Output
Kemampuan lain dari tabel I – O dalam perencanaan ekonomi adalah kemampuan yang besar dari element-elemen yang ada pada invers matrik Leotief, (I – A)-1 , dalam menyimpulkan beberapa hal terutama yang berkaitan dengan dampak multipliernya. Menurut Miller dan Blair (1985) paling sedikit ada tiga multiplier yang biasanya didapat dari hasil penguraian elemen-elemen invers matrik Leontief ini, terutama untuk mengestimasi dampak perubahan dari sektor eksogen. Ketiga multiplier tersebut adalah : Output Multiplier, yaitu multiplier yang dapat mengestimasi perubahan faktor eksogen terhadap output sektor-sektor yang ada pada perekonomian Income Multiplier, yaitu muiltiplier yang dapat mengestimasi pendapatan yang diterima oleh sektor rumah tangga karena adanya output yang baru (perubahan pada output sebagai akibat berubahnya final demand) Employment Multiplier, yaitu multiplier yang dapat mengekspektasi lapangan pekerjaan yang terjadi sebagai akibat adanya output yang baru.
13
Output Multiplier Multiplier output dari sektor j didefinisikan sebagai nilai total dari output atau produksi yang dihasilkan oleh perekonomian untuk memenuhi / sebagai akibat adanya perubahan satu unit uang permintaan akhir pada sektor j. Adapun perumusan dari Multiplier Output tersebut dapat ditunjukkan oleh persamaan dibawah ini : : merupakan komponen/elemen dari invers matriks leontief (I – A)-1
14
Output Multiplier Analisis yang berkaitan dengan pengambilan keputusan bagi suatu kebijakan dari hasil multiplier output ini adalah bahwa kita harus mendorong penambahan permintaan akhir kearah sektor-sektor yang memiliki nilai multiplier ouput yang terbesar (terutama yang memiliki nilai multiplier output di atas satu)
15
Income Multiplier Multiplier Pendapatan dari suatu sektor j didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan pendapatan total rumah tangga yang tercipta sebagai akibat adanya tambahan satu satuan unit moneter permintaan akhir sektor tersebut. Adapun perumusan dari Multiplier Pendapatan tersebut dapat ditunjukkan oleh persamaan dibawah ini : : merupakan elemen matrik koefisien teknik pada baris ke n+1,yang diwakili oleh besaran/variable balas jasa terhadap tenaga kerja (upah)
16
Employment Multiplier
Hal yang membedakan antara income multiplier dan employment multiplier adalah pada koefisien tenaga kerjanya ( wj ). Jika pada income multiplier an+1 merupakan koefisien dari input upah, sedangkan pada employment multiplier wj menunjukkan keofisien tenaga kerja yang didefinisikan sebagai berikut Lj : merupakan jumlah pekerja yang ada disektor j Xj : merupakan output dari sektor j.
17
Employment Multiplier
Rumusan dari employment multiplier adalah: Dimana wn+1 = Lj : merupakan jumlah pekerja yang ada disektor j Xj : merupakan output dari sektor j.
18
Forward dan backward Linkage
Forward dan backward lingkage merupakan 2 hal penting yang sering digunakan pada saat kita hendak mencari dan menganalisis sektor-sektor unggulan (leading sector) dari perekonomian. Dengan mempelajari keterkaitan kedepan atau kebelakang kita dapat menyadari seberapa kuat hubungan antara suatu sektor dengan sektor lainnya baik dari sisi penyediaan input terhadap sektor-sektor lainnya(forward linkage) maupun dari sisi kebutuhan input yang berasal dari sektor-sektor yang lain (backward lingkage).
19
Forward dan backward Linkage
Jika suatu sektor memiliki nilai forward dan backward linkage yang besar berarti keterkaitan sektor tersebut dengan sektor-sektor lainnya besar, sehingga kebijakan yang ditujukan untuk mempengaruhi besaran output perekonomian tidak perlu dari setiap sektor yang ada pada perekonomian, akan tetapi cukup dari sektor-sektor unggulan tersebut saja sehingga pemerintah dapat menghemat biaya pembangunan.
20
Forward lingkage Merupakan nilai yang menunjukkan efek relatif dari peningkatan output suatu sektor terhadap dorongan peningkatan output sektor-sektor yang lainnya (melalui pendistribusian output sektor tersebut untuk menjadi input sektor lain)
21
Backward Lingkage Merupakan nilai yang menunjukkan efek relatif kenaikan output suatu sektor yang akan menyebabkan terjadinya kenaikan pada output sektor-sektor yang lain (melalui kebutuhan tambahan input sektor tersebut yang berasal dari output sektor-sektor lain).
22
Closed Model Yang dimaksud dengan model tertutup adalah model pada tabel input-output yang mengeluarkan sektor rumah tangga (dalam konsumsi rumah tangga dari final demand dan pembayaran RT yang berupa gaji dan upah dari payment sector) untuk dimasukan pada intermediate sector, sehingga memasukan sektor rumah tangga sebagai endogenous sector
23
Closed Model (Con’t)
24
Persamaan Matematis Closed Model
= Vektor total output yang memasukkan sektor rumah tangga sebagai endogenous faktor, ukuran (N+1) x 1 = Vektor permintaan akhir yang memasukkan sektor rumah tangga sebagai endogenous faktor, ukuran (N+1) x 1 = Matrik koefisienteknik yang memasukan sektor rumah tangga sebagai endogenous faktor, dengan ukuran (N+1) x (N+1)
25
Perbedaan Nilai Output
Perubahan pada X = X1, X2. … XN. menggambarkan fakta bahwa penambahan output dibutuhkan untuk memuaskan antisipasi adanya kenaikkan pada belanja konsumen, yang digambarkan pada koefisien kolom konsumsi rumah tangga (kenaikkan pendapatan rumah tangga akan menaikkan output sektor-sektor yang lain dan otomatis menaikkan wage payment)
26
Perbedaan Nilai Output
Dengan menggunakan model tertutup, dampak dari setiap perubahan pada permintaan akhir terhadap perekonomian dapat dibedakan kedalam 3 hal : Direct effect Indirect effect Induced effect (efek inilah yang menyebabkan nilai multiplier yang dihasilkan oleh closed model akan lebih besar dibandingkan dengan nilai pada open model)
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.