Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYenny Setiawan Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
kualitas sebagai alternatif peningkatan daya saing PERTEMUAN – 4 Mata Kuliah: Manajemen Kualitas Total Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP (Aparatur Sipil Negara, Akademisi, Penulis, Praktisi) Certified ’Auditor Ahli’ ; Certified ’Analis Kepegawaian Ahli’ Certified ’Keuangan Daerah’ ; Certified ’Pengadaan Barang Jasa Pemerintah’
2
MATERI : 1. Kualitas, Profitabilitas, dan Daya Saing. 2. Komponen-Komponen Penunjang Daya Saing. 3. Budaya Kualitas sebagai Penunjang Daya Saing. 4. ISO-9000 dan Daya Saing. 5. Konsep Value Chain dan Kemitraan.
3
1. Kualitas, Profitabilitas dan Daya Saing
Setiap perusahaan menghadapi LIMA kekuatan atau faktor persaingan, yaitu: (1). Pesaing dalam Industri yang Sama atau Faktor Penentu Persaingan, meliputi: a). Pertumbuhan industri. b). Biaya Tetap/nilai tambah. c). Kelebihan kapasitas intermiten. d). Diferensiasi produk. e). Identitas merek. f). Biaya beralih pemasok. g). Konsentrasi dan keseimbangan. h). Kompleksitas informasi. i). Ragam pesaing. j). Corporate stakes. k). Hambatan keluar. (2). Bergaining Power Pemasok atau faktor Penentu Kekuatan Pemasok, meliputi: a). Diferensiasi Input. Diferensiasi adalah membuat sebuah produk yang berbeda dengan produk pesaing. b). Biaya beralih pemasok dari pemasok dan perusahaan dalam industri. c). Adanya input subsitusi. d). Konsentrasi pemasok. e). Pentingnya volume penjualan bagi pemasok. f). Biaya relatif terhadap pembelian total dalam industri. g). Dampak input terhadap pembelian total dalam industri. h). Ancaman integrasi ke depan relatif terhadap ancaman integrasi ke belakang oleh perusahaan dalam industri.
4
Lanjutan … LIMA Kekuatan atau Faktor Persaingan
(3). Bergaining Power Pembeli atau Faktor Penentu Kekuatan Pembeli, meliputi: a). Penentu Posisi Bargaining Power Pembeli: -> Konsentrasi pembeli dibandingkan dengan konsentrasi perusahaan. -> Volume pembeli. -> Biaya beralih pemasok dari pembeli relatif terhadap biaya beralih - pemasok dari perusahaan. -> Informasi pembeli. -> Kemampuan melakukan integrasi balik. -> Produk subsitusi. -> Pull-through. b). Kepekaan Harga: -> Harga/total pembelian. -> Diferensiasi produk. -> Identitas merek. -> Dampak atas kualitas/kinerja. -> Laba pembeli. -> Insentif pengambil keputusan.
5
Lanjutan … LIMA Kekuatan atau Faktor Persaingan
(4). Ancaman Pendatang Baru atau Perintang Masuk, meliputi: a). Skala Ekonomis. b). Diferensiasi produk. c). Identitas merek. d). Biaya beralih pemasok. e). Kebutuhan modal. f). Akses ke dalam jaringan distribusi. g). Keunggulan biaya absolut, berupa: Kurva Pengalaman,; Akses ke sumber input yang diperlukan; Desain produk berbiaya murah; Kebijakan Pemerintah; Expected Retaliation. (5). Ancaman dari Produk Subsitusi, meliputi: a). Harga dan kinerja produk subsitusi. b). Biaya beralih pemasok. c). Kecenderngan pembeli terhadap produk subsitusi.
6
Kompkesitas persaingan suatu industri menyebabkan setiap perusahaan harus selalu berusaha meningkatkan kualitasnya agar kepuasan pelanggan dapat terwujud. Kualitas yang ingin dipenuhi harus dilihat dari sudut pandang pelanggan. Perspektif TQM terhadap kepuasan pelanggan pada hakikatnya adalah bahwa pelanggan merupakan penilai terakhir dari kualitas sehingga prioritas utama dalam jaminan kualitas adalah memiliki piranti yang handal dan sahih mengenai penilaian konsumen terhadap perusahaan. Untuk itu diperlukan kerangka dalam manajemen kualitas yang di dasarkan pada DUA alasan pokok, yaitu: 1). Orientasi Pemasaran. Perusahaan berusaha memenuhi semaksimal mungkin kebutuhan dan persyaratan yang ditetapkan pelanggan. Disamping itu, perusahaan juga berupaya meningkatkan pangsa pasar, efisiensi serta produktivitas. 2). Orientasi internal perusahaan. Perusahaan berusaha menghindari losses, spills, waste, dan scrap. Selain itu juga diusahakan adanya maksimalisasi usaha karyawan, penghematan energi sumber daya manusia, dan pengidentifikasian peluang pemecahan masalah betapapun kecilnya.
7
Kualitas dan kepuasan pelanggan berkaitan sangat erat
Kualitas dan kepuasan pelanggan berkaitan sangat erat. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan di mana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan. Perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasarnya melalui pemenuhan kualitas yang bersifat ’customer-drivers’, yaitu memberikan keunggulan harga dan customer value (kombinasi dari manfaat dan pengorbanan yang terjadi apabila pelanggan menggunakan suatu produk atau jasa guna memenuhi kebutuhan tertentu). Kualitas juga dapat mengurangi biaya. Adanya pengurangan biaya ini pada gilirannya akan memberikan keunggulan kompetitif berupa peningkatan profitabilitas dan pertumbuhan . Kemudian kedua faktor ini dapat memberikan sarana dan dana bagi investasi lebih lanjut dalam hal perbaikan kualitas, misalnya untuk riset dan pengembangan.
8
Secara sederhana, manfaat dari kualitas yang superior antara lain berupa: a). Loyalitas pelanggan yang lebih besar. b). Pangsa pasar yang lebih besar. c). Harga saham yang lebih tinggi. d). Harga yang lebih tinggi. e). Produktivitas yang lebih besar.
9
2. Komponen-Komponen Penunjang Daya Saing
Dalam suatu sistem perekonomian yang global dan saling terkait, daya saing perusahaan-perusahaan yang ada dipengaruhi oleh kondisi Makro, seperti Sistem Politik, Sosial, Ekonomi, Pertahanan dan Keamanan, dsb. Umumnya kekuatan ekonomi suatu negara juga dipengaruhi oleh daya saing dan kekuatan perusahaan-perusahaan yang ada di negara tersebut. Dalam konteks suatu negara, indikator status daya saing, yang sering digunakan adalah: (1). Standar Hidup, biasanya berupa Gross National Product (GNP) per Kapita. (2). Investasi, yaitu persentase GNP yang ditanmkan dalam sektor pendidikan, peralatan, fasilitas dan riset pengembangan. (3). Produktivitas Pemanufakturan, yaitu jumlah output yang dihasilkan oleh setiap karyawan sektor manufaktur. (4). Perdagangan, yaitu pertumbuhan ekspor dan surplus perdagangan.
10
Ada beberapa komponen dasar yang bermanfaat dalam mendukung peningkatan daya saing, yaitu: (1). Kebijakan Industri. Komponen-komponen yang diperlukan dalam kebijakan industri, meliputi: a). Investasi dalam penelitian dan pengembangan. b). Perluasan sektor industri. c). Pemantauan praktik-praktik pemanufakturan terbaik. d). Investasi dalam infrastruktur teknologi tinggi. e). Alih teknologi. f). Ekspor industri. g). Reformasi dan investasi pendidikan. h). Insentif pajak. (2). Teknologi. teknologi merupakan penjelmaan secara fisik dari pengetahuan. Oleh karena itu, di dalam lingkungan kompetitif di mana pengetahuan menduduki peranan vital, teknologi yang dirancang dengan baik guna memperluas kemampuan manusia dapat meningkatkan daya saing.
11
Lanjutan …. komponen dasar yang bermanfaat dalam mendukung peningkatan daya saing: (3). Sumber Daya Manusia. Artinya, sumber daya yang paling bernilai bagi peningkatan daya saing adalah sumber daya manusia. Perusahaan harus memilih untuk mengembangkan dan mengorganisasi sumber daya manusia sebagai upaya pengembangan ekonomi mereka. Strategi yang diterapkan dalam mengelola sumber daya manusia sehingga dapat meningkatkan daya saing di pasar global adalah: a). Kerja sama di antara perusahaan, tenaga kerja dan Pemerintah. b). Pendidikan dan Pelatihan yang berkualitas tinggi. c). Keterlibatan dan empowerment karyawan. d). Kepemimpinan pada setiap level. e). Kerja sama tim.
12
3. Budaya Kualitas sebagai Penunjang Daya Saing
Budaya merupakan konstruksi sosial unsur-unsur budaya seperti nilai-nilai, keyakinan dan pemahaman, yang dianut oleh semua anggota kelompok. Budaya memberikan tuntunan bagi para anggotanya dalam memahami suatu kejadian. Budaya berisi kebiasaan atau tradisi. Budaya mengarahkan perilaku: kebiasaan atau tradisi merupakan perekat yang mempersatukan suatu organisasi dan menjamin bahwa para anggotanya berperilaku sesuai dengan norma. Budaya Organisasi adalah perwujudan sehari-hari dari nilai-nilai dan tradisi yang mendasari organisasi tersebut. Budaya Kualitas adalah sistem nilai organisasi yang menghasilkan suatu lingkungan yang kondusif bagi pembentukan dan perbaikan kualitas secara terus menerus.
13
Karakteristik umum organisasi yang memiliki budaya kualitas, yaitu: a)
Karakteristik umum organisasi yang memiliki budaya kualitas, yaitu: a). Perilaku sesuai dengan slogan. b). Masukan dari pelanggan secara aktif diminta dan digunakan untuk meningkatkan kualitas secara terus menerus. c). Para karyawan dilibatkan dan diberdayakan. d). Pekerjaan dilakukan dalam suatu tim. e). Manajer level eksekutif diikutsertakan dan dilibatkan; tanggung jawab kualitas tidak didelegasikan. f). Sumber daya yang memadai disediakan di mana pun dan kapan pun dibutuhkan untuk menjamin perbaikan kualitas secara terus menerus. g). Pendidikan dan pelatihan di adakan agar para karyawan pada semua level memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas secara terus menerus. h). Sistem penghargaan dan promosi didasarkan pada kontribusi terhadap perbaikan kualitas secara terus menerus. i). Rekan kerja dipandang sebagai pelanggan internal. j). Pemasok diperlakukan sebagai mitra kerja.
14
Mekanisme Perubahan Budaya
Fokus Dari Budaya Tradisional Menjadi Budaya Kualitas 1). Rencana 2). Organisasi 3). Pengendalian 4). Komunikasi 5). Keputusan 6). Manajemen Fungsional 7). Manajemen Kualitas Anggaran Jangka Pendek Hierarkis Rantai Komando Laporan Varians Top-down Ad hoc/Manajemen Krisis Parochial, Kompetitif Fixing/one-shot manufacturing Isu-isu strategik masa depan. Partisipasi dan Pemberdayaan. Ukuran dan informasi kualitas untuk self control. Top-down, dan bottom-up. Perubahan yang Terencana. Cross-function, Integratif. Preventif/berkelanjutan, semua fungsi dan kualitas.
15
Ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam melakukan perubahan budaya: a). Pahamilah sejarah terciptanya budaya yang sudah ada. b). Jangan memusuhi sistem yang sudah ada, tetapi perbaikilah. c). Bersiaplah untuk mendengarkan dan mengamati. d) . Libatkanlah setiap orang yang dipengaruhi oleh perubahan.
16
Penolakan terhadap Perubahan Budaya
Untuk mengatasi penolakan terhadap perubahan, perlu diterapkan langkah-langkah yang dapat mempermudah perubahan, yaitu: (1). Mengadopsi paradigma baru yang mendukung perubahan. Paradigma tradisional para pendukung perubahan adalah: a). Pendukung perubahan terlalu berfokus hanya pada hasil dan manfaat yang diharapkan. b). Pendukung perubahan seringkali tidak menyadari bagaimana para penentang potensial mempersepsikan perubahan yang diusulkan. c). Pendukung perubahan seringkali tidak sabar terhadap perhatian atau keprihatinan para penentang. (2). Memahami persoalan para penentang potensial. Ada beberapa alasan yang mendasari penolakan perubahan: a). Keterkejutan dan kekhawatiran akan sesuatu yang tidak diketahui. b). Iklim ketidakpercayaan/kecurigaan. c). Takut gagal. d). Kehilangan status dan/atau keamanan pekerjaan. e). Pekerjaan yang lebih banyak dengan adanya perubahan. f). Tekanan rekan kerja. g). Gangguan terhadap tradisi budaya dan/atau hubungan kelompok. h). Konflik kepribadian. i). Kurangnya aran dan/atau waktu yang tidak tepat.
17
Lanjutan … Langkah-langkah untuk mengatasi penolakan terhadap perubahan: (3). Melaksanakan strategi mengembangkan perubahan, melalui strategi: a). Libatkanlah para penolak potensial. b). Hindarilah perubahan yang bersifat tidak dapat diramalkan dan mengandung ketidakpastian. c). Mulailah secara perlahan pertama kali. d). Mulailah dari yang kecil dan bersikaplah luwes. e). Ciptakan lingkungan yang positif. f). Masukkanlah perubahan tersebut. g). Berikanlah Quid Pro Quo, artinya bila melakukan sesuatu, berikanlah pula sesuatu. h). Berikan tanggapan dengan cepat dan secara positif. i). Bekerjalah dengan pemimpin-pemimpin yang diakui. j). Hargai dan hormati setiap orang. k). Bersikaplah konstruktif atau melakukan perbaikan secara terus menerus.
18
Pembentukan Budaya Kualitas
Untuk mengubah budaya organisasi dari yang tradisional menjadi budaya kualitas diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: (1). Mengidentifikasi perubahan-perubahan yang dibutuhkan. (2). Menuliskan perubahan-perubahan yang direncanakan. (3). Mengembangkan suatu rencana untuk melakukan perubahan. (4). Memahami proses transisi emosional. (5). Mengidentifikasi orang kunci dan menjadikan mereka pendukung perubahan. (6). Menerapkan hearts and minds approach. (7). Menerapkan strategi kemesraan (courtship). (8). Memberikan dukungan.
19
4. ISO-9000 dan Daya Saing ISO 9000 yaitu sekumpulan standar sistem kualitas universal, yang memberikan rerangka yang sama bagi jaminan kualitas yang dapat dipergunakan di seluruh dunia. Tujuan dari ISO 9000 ini adalah: (1). Organisasi harus mencapai dan mempertahankan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan dapat memenuhi kebutuhan para pembeli. (2). Organisasi harus memberikan keyakinan kepada pihak manajemennya sendiri bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah dicapai dan dapat dipertahankan. (3). Organisasi harus memberikan keyakinan kepda pihak pembeli bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam produk atau jasa yang dijual.
20
Lanjutan … ISO-9000 dan Daya Saing
ISO 9000 adalah suatu rangkaian dari lima standar mutu internasional. Seri tersebut diberi nama sedemikian rupa sehingga terdiri dari lima set standar atau kriteria, dengan kodefikasi angka berurutan mulai dari Standar pertama yaitu ISO 9000 merupakan suatu peta jaringan yang memberikan definisi dasar dan konsep-konsep, serta menerangkan bagaimana suatu perusahaan memilih dan menggunakan standar-standar yang lain dalam seri tersebut. ISO 9001 adalah standar yang paling komprehensif dan digunakan untuk menjamin kualitas pada tahap perancangan dan pengembangan, produksi, instalasi dan pelayanan jasa. Standar ini digunakan khususnya oleh perusahaan manufaktur yang merancang produk dan membuatnya sendiri. ISO 9002 digunakan untuk memenuhi persyaratan produk dan instalasi yang memerlukan jaminan. ISO 9003 adalah standar yang dibutuhkan untuk menjamin pemeriksaan dan uji akhir. ISO 9004 adalah standar yang mencakup unsur-unsur pokok yang ikut mempengaruhi sistem jaminan kualitas, termasuk didalamnya tanggung jawab manajemen, pemasaran, pengadaan, langkah pengendalian, pemanfaatan sumber daya.
21
Lanjutan … ISO-9000 dan Daya Saing
Daftar persyaratan sertifikasi ISO 9000 meliputi: a). Management Responsibility. b). Quality System Documentation. c). Contract Review. d). Design Control. e). Purchasing. f). Process Control. g). Inspection and Testing. h). Calibration. i). Internal Auditing. j). Handling of Rejected Products. k). Corrective Action. Manfaat yang didapat oleh perusahaan yang telah memperoleh Sertifikasi ISO 9000 adalah: -> Diperolehnya akses yang lebih besar untuk memasuki pasar luar negeri (terutama yang mensyaratkan dipenuhinya ISO 9000) dan memiliki kesesuaian (compatibility) dengan pemasok dari luar negeri. -> Meningkatkan kualitas dan keseragaman pekerjaan yang secara bersamaan juga meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya dapat meningkatkan pula daya saing perusahaan.
22
5. Konsep Value Chain dan Kemitraan
Value Chain adalah serangkaian aktivitas yang relevan dalam proses pengadaan, penyimpanan, penggunaan, transformasi, dan disposisi sumber daya, mulai dari value chain pemasok sampai value chain pembeli, mulai dari aktivitas pengamanan sumber-sumber pasokan sampai aktivitas pelayanan purna jual. Dalam sudut pandang strategik, konsep value chain menekankan EMPAT aspek utama untuk peningkatan laba perusahaan, yaitu: a). Keterkaitan dengan Pemasok. b). Keterkaitan dengan Pelanggan. c). Keterkaitan proses dalam value chain suatu unit bisnis. d). Keterkaitan antar value chain unit bisnis yang ada dalam perusahaan. Berdasarkan pandangan dalam konsep value chain tersebut, perusahaan perlu mengembangkan hubungan kemitraan dalam rangkaian aktivitas dari huku ke hilir. Makna yang terkandung dari istilah kemitraan adalah membina hubungan kerja sama untuk mencapai suatu tujuan, dimana semua pihak yang terlibat akan memperoleh manfaat atau keuntungan. Pihak-pihak yang dapat dijadikan Mitra antara lain: Pemasok, Rekan Kerja, Pelanggan dan Pesaing Potensial.
23
SEKIAN & TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.