Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SUPPLY CHAIN MANAGEMENT"— Transcript presentasi:

1 SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

2 Prosentase Nilai UTS = 30 % UAS = 30 %
Tugas/kuis/keaktifan/presentasi/makalah/diskusi pok dll = 40 %

3 Daftar Pustaka Richardus Eko Indrajit & Richardus Djokopranoto. Konsep Manajemen Supply Chain : Cara Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang. Grasindo, Jakarta (2002). Miranda & Amin Widjaja Tunggal. Manajemen Logistik & SCM. Harvarindo, (2002). I Nyoman Pujawan, Supply Chain Management, Guna Widya (2005) Sunil Chopra & Peter Meindl, Supply Chain Management, Strategy, Planning &Operation, Pearson International Edition, (2007)

4 5. Freddy Rangkuti. Manajemen Persediaan : Aplikasi di Bidang Bisnis
5. Freddy Rangkuti. Manajemen Persediaan : Aplikasi di Bidang Bisnis. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta (2000). 6. Simchi Levi, David, et.al. Designing and Managing The Supply Chain. McGraw-Hill (2000). 7. Indrajit, Eko dan R. Djokopranoto. Konsep Manajemen Supply Chain : Strategi Mengelola Manajemen Rantai Pasokan Bagi Perusahaan Modern di Indonesia. Grasindo, Jakarta (2002).

5 Supply Chain Management

6 ERA PRODUKSI MASAL TAHUN ‘60 Any color as long as it is black
Fort Model T Mengutamakan Produktifitas, efisiensi dan Utilitas sistem produksi

7 ERA MARKETING TAHUN ’70-80 CUSTOMER’S NEEDS & WANTS
Mengutamakan Produktifitas, efisiensi, Kualitas & Keragaman produk

8 ERA SCM TAHUN ’90 Perkembangan Teknologi Komunikasi & Informasi
GLOBAL -- INTERNET Mengutamakan Produktifitas, efisiensi, kualitas, keragaman produk, Kecepatan respon, inovasi, fleksibilitas

9 Keunggulan Bersaing Untuk dapat memenangkan persaingan maka
Perusahaan harus dapat menyediakan produk : Murah Berkualitas Tepat waktu Bervariasi

10 Keunggulan Bersaing Untuk mencapai tujuan tersebut Perusahaan harus memiliki kemampuan : Beroperasi secara effisien Menciptakan kualitas Cepat Fleksibel Inovatif

11 Aspirasi pelanggan dan Kemampuan Perusahaan
Kemp. Perusahan Aspirasi Pelanggan Effisien Kualitas Cepat Fleksibel Inovatif Murah Berkualitas Tepat waktu Bervariasi Supplly Chain Management

12 Supply Chain Management

13 Berapakah kekuatan suatu rantai?

14 Pada mata rantai yang terlemah

15 Supply Chain Concept S U P L I E R C U S T O M E R DISTRIBUTION SYSTEM
MANUFACTURER Physical Supply Manufacturing Planning and Control Physical Distribution Dominant Flow of Products and Services Dominant Flow of Demand and Design Information

16 DEFINISI SCM Fortune Magazine (artikel Henkoff,1994):
SCM dianggap sama artinya dengan distribusi, sama dengan logistik, yaitu merupakan proses dimana perusahaan memindahkan material, komponen dan produk ke pelanggan dalam jumlah yang tepat, lokasi tepat, dan tepat waktu, sehingga dapat bersaing dengan para kompetitor dalam hal harga maupun kualitas.

17 DEFINISI SCM Martin (1998):
SCM adalah jaringan organisasi yang melibatkan hubungan upstream dan downstream dalam proses dan aktivitas yang berbeda yang memberi nilai dalam bentuk produk dan jasa pada pelanggannya. Misalnya, pabrik pembuat kemeja adalah merupakan supply chain yang menghubungkan upstream (melalui pengusaha kain kepada pengusaha kapas/serat) dan downstream (melalui distributor dan retail pada pelanggan akhir)

18 DEFINISI SCM Stanford Supply Chain Forum (1999) yang dicetuskan oleh Kepala Forum Hau Lee: SCM berhubungan erat dengan aliran manajemen material, informasi, dan finansial dalam suatu jaringan yang terdiri dari supplier, perusahaan, distributor, dan pelanggan.

19 DEFINISI SCM Simchi-Levi, et al. (2000):
SCM merupakan serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk mengintegrasikan supplier, pengusaha, gudang (warehouse), dan tempat penyimpanan lainnya secara efisien sehingga produk dihasilkan dan didistribusikan dengan kuantitas yang tepat, lokasi tepat, waktu tepat untuk memperkecil biaya dan memuaskan kebutuhan pelanggan.

20 KONSEP SCM Chain 1 : Suppliers
Jaringan bermula dari sini, dimana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Kata Suppliers ini termasuk juga suppliernya supplier (sub-supplier). Jumlah supplier bisa banyak atau sedikit, dan biasanya sub-supplier berjumlah banyak sekali.

21 KONSEP SCM Chain 1 – 2 : Suppliers  Manufacture
Rantai pertama dihubungkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer. Hubungan antara suppliers dan manufacturer ini sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan, misalnya inventories dan biaya gudang. Penghematan ini bisa mencapai sebesar 40% - 60% dengan menggunakan konsep supplier partnering.

22 KONSEP SCM Chain 1 – 2 – 3 : Suppliers  Manufacture  Distributors
Barang yang sudah jadi yang dihasilkan oleh Manufacturer harus disalurkan kepada pelanggan dengan melalui distributor. Dan pada waktunya nanti, distributor akan menyalurkannya dalam jumlah yang lebih kecil kepada pengecer.

23 KONSEP SCM Chain 1 – 2 – 3 – 4 : Suppliers  Manufacture  Distributors  Retailers Dari gudang distributor hasil produksi disalurkan ke gudang pengecer yang nantinya akan diletakkan di rak-rak (outlets) pengecer. Pada tahap ini dapat diperoleh kesempatan penghematan dalam bentuk jumlah inventories dan biaya gudang.

24 KONSEP SCM Chain 1 – 2 – 3 – 4 – 5 : Suppliers  Manufacture  Distributors  Retailers  Customers Barang yang diletakkan di outlets ditawarkan langsung kepada pelanggan atau pembeli atau pengguna barang tersebut. Dan mata ranti supply baru betul-betul berhenti pada tahap ini.

25 Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage)
Salah satu kunci keberhasilan suatu perusahaan adalah kemampuannya untuk memiliki dan mempertahankan satu atau beberapa keunggulan kompetitif (Competitive Advantage). Sumber dari keunggulan kompetitif terletak pada Kemampuan perusahaan untuk membedakan dirinya sendiri di depan mata konsumen dari para pesaingnya (disebut value advantage). Cara bekerja dengan biaya rendah atau memperoleh laba yang lebih tinggi (disebut poductivity atau cost advantage)

26 Service Leader Cost and Service Leader high Value Advantage Commodity Market Cost Leader low low high Productive Advantage

27 Keunggulan kompetitif ini dapat dicapai melalui berbagai jalan, diantaranya adalah melalui manajemen logistik dan manajemen supply chain (SCM).

28 Mencapai Keunggulan Kompetitif Melalui Manajemen Logistik
Salah satu perubahan pemikiran di bidang bisnis pada saat ini adalah penekanan pada usaha mencari strategi yang tepat yang akan menghasilkan nilai superior dalam pandangan konsumen. Salah satu konsep yang digunakan untuk mencapai sukses di pasar adalah The Value Chain yang diberikan oleh Michael Porter.

29 Aktivitas value chain dikategorikan menjadi 2 tipe, yaitu :
1. Primary activities yaitu aktivitas yang menyumbang dalam hal penciptaan fisik barang hasil produksi, penjualan, dan pendistribusiannya kepada pembeli. 2. Support activities yaitu aktivitas yang membantu primary activities.

30 A Value Chain Firm Infrastructure Margin Human resource management
Support Activities Margin Technology development Procurement Marketing and sales Inbound logistics Operations Outbound logistics Service Margin Primary Activities 2-30 Source : Michael E. Porter

31 Dari gambar di atas terlihat bahwa logistics activities masuk dalam primary activities, dan bukan support activities seperti yang masih diyakini oleh beberapa manajer, sedangkan procurement (pengadaan) masuk dalam support activities. Manajemen logistik dapat membantu dalam keunggulan kompetitif, baik dalam menciptakan value advantage maupun dalam cost atau productivity advantage. Beberapa contoh yang dapat disumbangkan oleh manajemen logistik adalah : Dalam value advantage : services, responsiveness, after sales service, dsb. Dalam cost atau productivity advantage : capacity utilization, partnership, schedule integration, dsb.

32 Yang termasuk pada primary activities adalah :
Inbound logistics (logistik masuk), diantaranya adalah : - Apakah sistem pengendalian material dan persediaan sudah baik? - Apakah aktivitas pergudangan untuk bahan baku sudah efisien? 2. Operations, diantaranya adalah : - Produktivitas penggunaan perlengkapan dibandingkan dengan para kompetitor. - Kecocokan otomatisasi untuk proses produksi. - Efektivitas sistem pengendalian produksi untuk meningkatkan mutu dan biaya. - Efisiensi dan tata letak pabrik dan desain arus barang.

33 3. Outbound logistics (logistik keluar), diantaranya
adalah : - Efisiensi arus barang-jadi ke pelanggan - Efisiensi kegiatan pergudangan barang jadi. 4. Market and sales, diantaranya adalah : - Efektivitas riset pasar mengenai kebutuhan dan segmentasi pelanggan - Inovasi dalam promosi dan advertensi - Evaluasi alternatif aluran distribusi - Motivasi dan kompetensi tenaga penjual - Pengembangan image mutu barang - Pengembangan kesetiaan merek (brand loyalty) dari para pelanggan

34 5. Services, diantaranya adalah :
- Cara-cara menampung masukan dari pelanggan untuk perbaikan mutu barang - Kemampuan memberikan tanggapan atas keluhan pelanggan - Kebijakan pemberian jaminan - Kemampuan memberikan layanan penggantian suku cadang dan reparasi

35 Yang termasuk pada support activities adalah :
1. Infrastructure perusahaan, diantaranya adalah : - Koordinasi dan integrasi semua kegiatan yang berhubungan dengan value chain - Tingkat dukungan sistem informasi untuk melaksanakan keputusan rutin dan strategis - Keakuratan dan ketepatan waktu informasi untuk manajemen - Kesan publik terhadap perusahaan

36 2. Human resources management, diantaranya
adalah : - Efektivitas dari prosedur rekrutmen, pelatihan, dan pengembangan karir untuk semua karyawan - Kelayakan sistem penghargaan dan sanksi untuk memberikan motivasi dan merangsang - Pemeliharaan lingkungan kerja yang meminimalkan absensi dan perputaran (turnover) para karyawan

37 3. Technology Development, diantaranya adalah :
- Keberhasilan aktivitas riset dan pengembangan dalam inovasi produk dan proses - Mutu laboratorium dan fasilitas lainnya - Kualifikasi dan pengalaman para anggota laboratorium - Kemampuan lingkungan kerja untuk mendorong inovasi dan kreativitas

38 4. Procurement, diantaranya adalah :
- Pengembangan alternatif sumber pengadaan untuk mengurangi ketergantungan - Efektivitas dan efisiensi pengadaan bahan baku, bahan penolong, dll dalam arti kualitas, waktu, dan harga. - Efektivitas dan efisiensi prosedur pengadaan barang.

39 Mencapai Keunggulan Kompetitif Melalui Manajemen Supply Chain (SCM)
Mencapai keunggulan kompetitif melalui aktivitas logistik, pada hakekatnya juga menunjang aktivitas supply chain karena aktivitas supply chain merupakan perpanjangan atau perluasan kegiatan logistik.

40 Kegiatan-kegiatan dalam supply chain yang mendukung pencapaian keunggulan
kompetitif, adalah : 1. Mendukung value advantage, antara lain : Mencari jenis dan tingkat layanan yang dikehendaki oleh konsumen Menciptakan dan mengembangkan pelayanan yang lebih unggul berdasarkan kehendak konsumen tersebut. Khusus dibidang logistik, layanan dapat berupa penyediaan barang setiap kali diperlukan, waktu pengiriman yang cepat sesuai dengan pesanan, penyediaan suku cadang, penyediaan transpor yang andal, dll.

41 2. Mendukung productivity advantage, antara lain :
- Mengurangi inventory sampai tingkat yang direncanakan - Menggunakan kapasitas yang ada semaksimal mungkin - Melakukan perencanaan bersama dengan semua mata rantai yang ada mengenai inventory - Mengoptimalkan harga pembelian barang

42 3. Mendukung secara umum, antara lain :
- Menghilangkan sikap ”membangun kerajaan sendiri” di masing-masing bagian - Menyadari bahwa keungggulan kompetitif perlu diusahakan agar perusahaan tetap bertahan dan memelihara pangsa pasar - Mengusahakan aliran informasi secara akurat dan real time

43 Perlu ditekankan bahwa SCM adalah mengelola supply of goods sejak dari sumber bahan mentah sampai pada customer sebagai satu kesatuan yang integratif, dan bukan mengelola supply of goods sebagai suatu seri dari kegiatan-kegiatan yang terpisah-pisah.

44 Dalam hal ini yang perlu digaris bawahi adalah mengembangkan hubungan partnering dan co-makership dengan organisasi baik upstream maupun downstream. Istilah partnering menekankan pada ”kemitraan”, sedangkan co-makership menekankan pada ”kerjasama membuat barang bersama”

45 EVOLUSI SCM

46 Evolusi SCM Stage 1 – Baseline Purchasing Material contr Production
Sales Distribution Stage 2 – Functional Integration Material Management Manufacturing Mngmt Distribution

47 Evolusi SCM Stage 3 – Internal Integration
Material Management Manufacturing Mngmt Distribution Stage 4 – External Integration Supplier Internal Supply chain Customer

48 Evolusi SCM Tahap 1. : inter independent, contoh bagian produksi hanya memikirkan bagaimana membuat barang sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan tanpa mau memikirkan inventory Tahap 2 : Integrasi antar fungsi internal yang paling berdekatan, mis produksi dengan inventory control, purchasing dengan inventory control.

49 Evolusi SCM Tahap 3. : integrasi perencanaan dan pengawasan atas semua fungsi yang terkait dalam suatu perusahaan. Tahap 4 : Integrasi total dalam konsep, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Persaingan sebetulnya bukan antar perusahaan downstreams dan upstreams, tapi antara supply chain yang satu dengan supply chain yang lain.

50 Persamaan Manajemen Logistik dengan SCM
Persamaan antara manajemen logistik dan SCM adalah : Keduanya menyangkut pengelolaan arus barang atau jasa Keduanya menyangkut pengelolaan mengenai pembelian, pergerakan, penyimpanan, pengangkutan, administrasi dan penyaluran barang Keduanya menyangkut usaha untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan barang

51 Perbedaan Manajemen Logistik dengan SCM
Beberapa perbedaan mendasar antara manajemen logistik dan SCM adalah : Manajemen Logistik SCM Mengutamakan pengelolaan, termasuk arus barang dalam perusahaan Mengutamakan arus barang antar perusahaan, sejak paling hulu sampai paling hilir. Berorientasi pada perencanaan dan kerangka kerja yang menghasilkan rencana arus barang dan informasi di seluruh perusahaan Atas dasar kerangka kerja, mengusahakan hubungan dan koordinasi antar proses dari perusahaan-perusahaan lain dalam business pipelines, mulai dari suppliers sampai kepada pelanggan.

52 Dari perbedaan tersebut dapat disimpulkan bahwa :
SCM dipandang sebagai logistik bagian luar perusahaan yang meliputi pelanggan dan supplier. Serta tidak cukup hanya integrasi di bagian dalam perusahaan saja. Manajemen logistik lebih memfokuskan pada pembuatan rencana untuk aliran produksi dan informasi di dalam perusahaan.

53 Karakteristik Produk dan Pasar
Produk fungsional Produk inovatif Marshal Fisher, 1977

54 Aspek Fungsional Inovatif
Siklus hidup Panjang bisa lebih dari 2 tahun Pendek antara 3 bulan sampai 1 tahun Variasi per katagori Sedikit, variasi Banyak, bisa mencapai ribuan Volume produk tinggi rendah Peramalan permintaan Relatif mudah, akurasi tinggi Sangat sulit, kesalahan ramalan Tingkat kekurangan produk Hanya 1% - 2% Bisa sampai 10% - 40% Kelebihan persediaan di Jarang karena musim jual Sering terjadi akhir musim penjualan sangat panjang Biaya penurunan harga jual Mendekati 0% 10% - 25% ( markdown) Margin keuntungan per unit yang terjual dengan harga normal

55 Strategi Fit pada SC responsif Tidak cocok Strategic Fit Tidak cocok
effisien fungsional inovatif

56 Strategi Fit pada SC responsif Tidak cocok Strategic Fit Tidak cocok
effisien Certain demand Uncertain demand

57 Strategi Fit pada SC responsif Tidak cocok Strategic Fit Tidak cocok
effisien Product maturity Produc Introduction

58 Supply Chain Structure Responsiveness Efficiency
Competitive Strategy Supply Chain Strategy Supply Chain Structure Responsiveness Efficiency Facilities Inventory Transportation Driver Information Sourcing Pricing Supply Chain Decision-Making Framework

59 Facilities Lokasi fisik dari Jaringan SC
Production site and storage site Analisis terhadap : fungsi, lokasi, kapasitas Source : Chopra p.60 Driver of SC Performance

60 Inventory Analisis terhadap : Cycle Inventory Safety Inventory
Seasonal Inventory Level of Product Availability Source : Chopra p.60 Driver of SC Performance

61 Transportation Analisis terhadap : Design of Transportation Network
Choice of Transportation Mode Source : Chopra p.60 Driver of SC Performance

62 Information Analisis terhadap : Push vs Pull
Coordination and Information Sharing Forecasting and Aggregate Planning Enabling Technologies Source : Chopra p.60 Driver of SC Performance

63 Sourcing Analisis terhadap : In-House or Outsource
Supplier Selection, direct negotiation - auction Procurement, direct – indirect, strategic – general material Source : Chopra p.60 Driver of SC Performance

64 Pricing Analisis terhadap : Pricing and economics of scale
Everyday Low Pricing – High-low Pricing Fixed Price – Menu Pricing Source : Chopra p.60 Driver of SC Performance

65 SELESAI

66 See you………


Download ppt "SUPPLY CHAIN MANAGEMENT"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google