Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHerman Sutedja Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
PROGRAM STUDI MAGISTER UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FILSAFAT ILMU PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN DASAR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PENGAMPU: Dwijanto 26/11/ :21:02
2
FILSAFAT ILMU FILSAFAT
Usaha untuk mengenal dan memahami dunia dalam hal makna dan nilainya. Filsafat, menjawab pertanyaan asal mula dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa yang merupakan tujuan hidupnya. 26/11/ :21:02
3
FILSAFAT mengkaji tentang:
Filsafat Teoritis: 1. Logika, yaitu apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah. 2. Filsafat alam 3. Filsafat manusia (antropologi) Filsafat Praktis: 1. Etika, yaitu mempelajari baik dan buruk 2. Estetika, yaitu mengenai indah dan jelek 3. Filsafat kebudayaan 26/11/ :21:02
4
Ilmu (Science) Adalah akumulasi pengetahuan yang menjelaskan hubungan sebab akibat (kausalitas) yang hakiki dan universal dari suatu obyek menurut metode-metode tertentu yang merupakan satu kesatuan yang sistematis. Ilmu yang membedakan manusia dengan hewan, tanpa ilmu (kebodohan), manusia akan sesat. 26/11/ :21:02
5
Filsafat ilmu mengkaji tentang hakekat ilmu, meliputi:
Ilmu diperoleh manusia berdasarkan wahyu dan sisanya dicarinya sendiri berdasarkan pada alat yang diciptakan oleh Tuhan yaitu rasio dan rasa. Dalam upaya pencarian ilmu manusia menggunakan akal budinya yaitu rasio dan rasa. Filsafat ilmu mengkaji tentang hakekat ilmu, meliputi: (Obyek ilmu, ujud hakiki dari obyek tersebut, hubungan antara obyek dengan daya tangkap manusia seperti berpikir, merasa mengindera yang membutuhkan pengetahuan) 26/11/ :21:02
6
Ilmu dapat dipandang sebagai Proses, Produk, dan Paradigma Etika
Ilmu Sebagai Proses Ilmu adalah suatu kegiatan sosial, kita berusaha memahami alam, termasuk juga manusia dan perilakunya baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok. Metode keilmuan bercirikan kebernalaran (rasionalitas) dan keobyektivan, impersonal, penganalisisan masalah-masalah berdasarkan percobaan data pengamatan. 26/11/ :21:02
7
Ilmu sebagai Produk Ilmu adalah segala pengetahuan yang didapat melalui metode keilmuan dan menjadi milik umum, artinya pengetahuan tersebut tidak ada lagi pertentangan pendapat yang mendasar dikalangan masyarakat ilmuwan. Ilmu (pengetahuan keilmuan) terbatas pada rumusan-rumusan dan pernyataan-pernyataan yang telah memperoleh persetujuan dunia keilmuan. 26/11/ :21:02
8
Ilmu sebagai Paradigma Etika
Ilmu berpegang pada 4 norma: a. Universalisme: ilmu bersifat Internasional b. Komunalisme: ilmu adalah pengetahuan milik umum c. Disinterested: kebalikan dari propaganda (demi politik atau ideologi tertentu) d. Skeptisisme: tidak saja menerima kebenaran/ keragu-raguan (ragu) 26/11/ :21:02
9
Ilmu Nomologis yang dipandu secara Normatif
Di Negara yang berfalsafah Pancasila, ilmu yang bersifat nomologis harus dipandu oleh kaidah-kaidah normatif atau kaidah-kaidah moral, baik pada mulanya, pemanduan arahnya, dan validasinya. Mulanya adalah asumsi-asumsi dimana ilmu itu diletakkan. Pemanduan arahnya: Pengungkapan rahasia alam yang hanya bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia. 26/11/ :21:02
10
Validasinya, yaitu pembenaran, penemuan-penemuan ilmiah berlandaskan pada keagamaan.
Kemampuan Rasio, terletak pada membedakan atau (menyamakan) dan menggolongkan berdasarkan (kesamaan itu). Selain itu menyatakan secara kuantitatif dan kualitatif, hubungan-hubungan dan mendeduksinya/ mengiduksinya. Rasio menghasilkan ilmu yang dikenal dengan “hukum nomologis” dan bersifat kekal. 26/11/ :21:02
11
Kemampuan Rasa, terletak pada kreativitas yang merupakan kegaiban, karena langsung berhubungan dengan Tuhan. Rasa adalah media kontak dengan Illahi. Rasa menghasilkan etika atau moral dan hukumnya disebut hukum normatif bersifat imperatif. Kreativitas merupakan pemula disegala bidang, nalar, ilmu, etika dan estetika. Setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang berbeda-beda. Kreativitas merupakan kemampuan seseorang dalam menciptakan kombinasi-kombinasi baru. 26/11/ :21:02
12
Pengetahuan yang Ilmiah Ilmu Pengetahuan = Ilmu
Diperoleh dengan upaya sadar, dengan metode tertentu, yang kebenarannya dapat diuji. Berdasarkan hal tersebut, maka ilmu sifatnya intersubyektif artinya dapat dicapai setiap orang yang mampu memenuhi penguasaan prosedur dan metodenya. 26/11/ :21:02
13
Ilmu juga bersifat reproduktif artinya proses dalam arti prosedur dan metode yang bersangkutan dapat diulang untuk menguji kembali kebenarannya atau sebagai latihan dalam pendidikan. Ilmu mempunyai bentuk yang berstruktur, yaitu terdiri atas komponen-komponen yang mempunyai fungsi dan peran spesifik yang satu sama lain terkait secara terpadu, dan berlangsung dalam proses yang dinamik. 26/11/ :21:02
14
Ilmu adalah dasar untuk peradaban manusia, kita mengembangkan ilmu secermat-cermatnya untuk mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dalam kehidupan manusia, dalam pengabdian manusia (sebagai makhluk) kepada penciptaNya. 26/11/ :21:02
15
Keberadaan Sains ditetapkan 4 asumsi dasar ilmu:
Bahwa dunia ini ada Kita mengetahui dunia 3. Phenomena-phenomena terkait secara kausal (sebab akibat) 4. Kita mengetahui dunia melalui panca indera 26/11/ :21:02
16
Secara Analitik Kemampuan untuk mengetahui sebagai berikut:
1. Kemampuan Kognitif Untuk mengerti, memahami, menghayati dan mengingat apa yang diketahui. Landasan kognitif adalah rasio atau akal. 26/11/ :21:02
17
Rasalah yang memutuskan sesuatu.
2. Kemampuan Afektif Untuk merasakan tentang apa yang diketahuinya yaitu rasa cinta, indah, keduanya merupakan kontinum yang ujungnya bersifat poler. Rasalah yang menjadi tiangnya kemanusiaan, namun rasa tidak punya patokan seperti rasio. 3. Kemampuan Konatif atau psikomotor Untuk mencapai apa yang dirasakan itu, ialah daya dorong untuk mencapai segala apa yang didektekan oleh rasa. Rasalah yang memutuskan sesuatu. 26/11/ :21:02
18
ONTOLOGI Akar dari Ilmu
Ontologikal: argumen bahwa sesuatu itu ada. Ontologi adalah akar dari ilmu dan akar sains adalah filsafat. Filsafat ilmu mencoba menjelaskan pra anggapan-anggapan dari setiap ilmu, hal ini dapat dikembangkan dengan maksud menjelaskan dasar ontologi. 26/11/ :21:02
19
ONTOLOGI a. Objek Ilmu: Apa yang ingin diketahui dan dikaji
b. Tujuan Ilmu: meningkatkan kesadaran pada manusia tentang tata tertib alam, sehingga dengan kesadaran yang makin mendalam manusia akan mengenali “ego”nya 26/11/ :21:02
20
d. Melalui telaah material, idea, dan dualisme beserta komponennya.
c. Bagaimana caranya agar sesuatu yang ada di alam raya ini menjadi pengetahuan dan atau ilmu dan apa sumbangannya. d. Melalui telaah material, idea, dan dualisme beserta komponennya. Objek Material Ontologi adalah yang ada baik konkrit maupun abstrak, indrawi maupun rohani 26/11/ :21:02
21
Obyek Formal Ontologi adalah hakikat seluruh realitas manusia, dunia dan Tuhan.
Dasar ontologi adalah refleksi terhadap kenyataan yang paling dekat yaitu manusia sendiri dan dunianya. 26/11/ :21:02
22
Fungsi Ontologi Refleksi kritis atas obyek bidang garapan, konsep-konsep, asumsi- asumsi atau postulat-postulat ilmu. Ilmu memiliki asumsi dan postulat yang sudah tidak dipertanyakan lagi kebenarannya. Asumsi dasar keilmuan a.l: bahwa dunia ini ada, kita mengetahui bahwa dunia ini benar ada, kita dapat mengetahuinya dengan pancaindera, fenomena didunia berhubungan satu dengan lainnya secara kausal. 26/11/ :21:02
23
ONTOLOGI penting, sebab:
1. Kesalahan suatu asumsi akan melahirkan teori, metode, dan praktek keilmuan yang salah pula. Misalnya: Hakekat manusia adalah homo ekonomikus, mahluk yang serakah. Kebenaran ini secara ontologi masih diragukan. 2. Ontologi membantu ilmuwan menyusun pandangan yang integral, komprehensif dan koheren. 3. Ontologi membantu memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu dipecahkan oleh ilmu-ilmu khusus. Contoh: Biomedik, bioetika. 26/11/ :21:02
24
Landasan Ontologi bagi Dunia Keilmuan
Memberikan landasan bagi asumsi keilmuan dan membantu terciptanya komunikasi interdisipliner atau mulitidisipliner. Ontologi membantu pemetaan kenyataan, batas-batas ilmu dan kemungkinan kombinasi antar berbagai ilmu 26/11/ :21:02
25
Kesadaran dan Nalar Kesadaran
Sifat manusia sebagai The Knower adalah kesadaran manusia, yang merupakan dasar bagi berfungsinya ke tiga kemampuan (Kognitif, Afektif, Psikomotor). Beberapa pendapat tentang kesadaran manusia: 1. Rene Descartes Saya berpikir saya ada (Cogito Ergo Sum), pikiran adalah bukti keberadaan manusia. Kemampuan berpikir adalah kesadaran, karena kemampuan kognitif manusia adanya di dalam kesadaran. 26/11/ :21:02
26
2. William James Kesadaran adalah suatu arus (dapat besar/ kecil atau tidak ada). Bagi James yang ada adalah pengalaman (experience). Pengalaman murni adalah aliran (flux) dari kehidupan yang memberikan refleksi-refleksi di kemudian. James mencampurbaurkan kesadaran dengan pengalaman The Knower dan The Known. 26/11/ :21:02
27
3. Karl Marx Filsafatnya materialistik menguasai spiritual sesat. Kesadaran yang ada adalah kesadaran kelas. Ada tiga pola pikir Marx: Kesadaran kelas timbul dari sosial ekonomi Historis empirikal yaitu dunia hanya ada dua kelas (kelas pemeras dan kelas diperas) Marx berpola Hegel (thesis dan anti thesis) Marx bersifat materialistis karena berpola pada kapitalistis. (Memeras dan diperas) 26/11/ :21:02
28
Kesadaran indrawi bertalian dengan amarah
4. Al-Ghazali Kesadaran indrawi bertalian dengan amarah Kesadaran akali bertalian dengan lawwamah Kesadaran rohani bertalian dengan mutmainah 26/11/ :21:02
29
Penalaran/Nalar Penalaran : suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Manusia pada hakekatnya adalah mahluk yang berpikir, merasa, bersikap dan bertindak. Penalaran sebagai suatu proses berpikir mempunyai dua ciri: a. Logika, bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir logis. Berpikir logis bila dapat diartikan berpikir menurut suatu pola tertentu atau logika tertentu. 26/11/ :21:02
30
Artinya, penalaran ilmiah menggunakan logika ilmiah.
b. Analitik, kegiatan berfikir yang digunakan untuk analisis adalah logika penalaran yang bersangkutan Artinya, penalaran ilmiah menggunakan logika ilmiah. Cara berfikir ada yang tidak termasuk dalam penalaran bersifat tidak logis dan tidak analitik. Kegiatan berfikir tidak selalu atas dasar penalaran yaitu berdasarkan perasaan (rasa) dan intuisi. Penalaran pengetahuan bersumber pada rasio (faham rasionalisme) dan fakta (faham empirisme). 26/11/ :21:02
31
Penalaran yang dibahas dalam filsafat ilmu pada dasarnya penalaran ilmiah.
Penalaran ilmiah merupakan gabungan dari penalaran deduktif dan induktif. Deduktif: cara berpikir dari pernyataan yang bersifat umum, kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Pola pikirnya menggunakan silogisme. Induktif: cara berpikir penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat khusus atau individual. 26/11/ :21:02
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.