Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SIMPULAN DARI PERTEMUAN SEBELUMNYA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SIMPULAN DARI PERTEMUAN SEBELUMNYA"— Transcript presentasi:

1 SIMPULAN DARI PERTEMUAN SEBELUMNYA

2 Bab II : Tinjauan Pustaka Bab III : Metode Penelitian
Penulisan skripsi untuk semua jenis penelitian di sajikan dalam lima bab sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Bab II : Tinjauan Pustaka Bab III : Metode Penelitian Bab IV : Hasil Penelitian dan Bahasan Bab V : Simpulan dan Saran

3 Setiap penulisan dari bab ke bab dianggap perlu untuk menyajikan alinea pembuka/penghubung berisi uraian pengantar yang menjelaskan keterkaitan bab yang bersangkutan dengan bab sebelumnya. Alinea penghubung ini ditulis dalam alinea pertama dari setiap awal bab.

4 I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Permasalahan Rumusan Permasalahan
Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1) Latar Belakang Permasalahan merupakan penjelasan fenomena yang diamati dan menarik perhatian peneliti dan bukan merupakan alasan pemilihan judul.

5 Latar belakang permasalahan
3) Latar Belakang Penelitian memuat hasil penelitian terdahulu (dari jurnal) dengan menyebutkan sumber jurnal yang dipakai sebagai referensi. 4) Apabila perusahaan (sebagai sumber utama) belum menyajikan laporan keuangan, misalnya rasio keuangan (financial ratio), maka dalam Latar Belakang Penelitian disajikan minimal 3 periode atau tahun. Latar belakang permasalahan 2) Latar Belakang Penelitian apabila memungkinkan dapat didukung oleh data penunjang, yang dapat digali dari sumber utama dan/atau sumber kedua seperti Biro Pusat Statistik, hasil penelitian terdahulu, jurnal dan internet

6 B. Rumusan Permasalahan
1) Rumusan permasalahan disajikan secara singkat dalam bentuk kalimat tanya, yang isinya mencerminkan adanya permasalahan yang perlu dipecahkan atau adanya permasalahan yang perlu untuk dijawab. 2) Rumusan permasalahan merupakan inti penelitian, sehingga bisa dipakai pertimbangan menyusun judul dan hipotesa

7 C. Tujuan & Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sasaran yang hendak dicapai oleh peneliti sebelum melakukan penelitian dan mengacu pada permasalahan. Berikut ini beberapa contoh cara pengungkapan tujuan penelitian yang umumnya diawali dengan kalimat tujuan penelitian adalah untuk …………. atau penelitian ini bertujuan untuk …………………dan sebagainya. Kegunaan penelitian, menguraikan kontribusi yang diharapkan dari hasil penelitian itu sendiri.

8 II. Tinjauan Pustaka : Kerangka Teori dan Hipotesis Penelitian
2) Cara penulisan dari subbab ke subbab yang lain harus tetap mempunyai keterkaitan yang jelas dengan memperhatikan aturan penulisan pustaka. 1) Kerangka teori sebaiknya menggunakan acuan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dan acuan-acuan yang berupa hasil penelitian terdahulu (bisa disajikan di Bab II atau dibuat sub-bab tersendiri)

9 4) Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, studi pustaka harus memenuhi prinsip kemutakhiran dan keterkaitannya dengan permasalahan yang ada. Apabila menggunakan literatur dengan beberapa edisi, maka yang digunakan adalah buku dengan edisi terbaru, jika referensi tidak terbit lagi, referensi tersebut adalah terbitan terakhir. Dan bagi yang menggunakan Jurnal sebagai referensi pembatasan tahun terbitan tidak berlaku. A. Kerangka Teori 3) Penulisan nama pengarang dalam Endnotes atau Footnotes yang bersumber dari kepustakaan tidak perlu mencantumkan gelar akademik.

10 5) Semakin banyak sumber bacaan, semakin baik, dengan jumlah minimal 10 (sepuluh) sumber, baik dari teks book atau sumber lain misalnya jurnal, artikel dari majalah, Koran, internet dan lain-lain. 6) Pedoman kerangka teori di atas berlaku untuk semua jenis penelitian. 7) Dalam kerangka teori, peubah dicantumkan sebatas yang diteliti dan dapat dikutip dari dua atau lebih karya tulis/bacaan. 8) Teori bukan merupakan pendapat pribadi (kecuali pendapat tersebut sudah ditulis di BUKU)

11 Kerangka Teori 9) Pada akhir kerangka teori bagi penelitian korelasional disajikan model teori, model konsep (apabila diperlukan) dan model hipotesis pada subbab tersendiri, sedangkan penelitian studi kasus cukup menyusun Model teori dan beri keterangan. Model teori dimaksud merupakan kerangka pemikiran penulis dalam penelitian yang sedang dilakukan. Kerangka itu dapat berupa kerangka dari ahli yang sudah ada, maupun kerangka yang berdasarkan teori-teori pendukung yang ada. Dari kerangka teori yang sudah disajikan dalam sebuah skema, harus dijabarkan jika dianggap perlu memberikan batasan-batasan, maka asumsi-asumsi harus dicantumkan.

12 B. Hipotesis Penelitian Jika penelitian bersifat korelasional maka:
1) Hipotesis penelitian beraspek empiris disajikan pada akhir bab II dalam sub-sub tersendiri dengan memperhatikan teori pendukungnya, sedangkan hipotesis penelitian beraspek statistik disajikan dalam bab III. 3) Hipotesis harus berlandaskan teori, jika ingin mengubah harus mencantumkan alasan mengapa merubah teori tersebut. 2) Apabila analisis data (akhir bab IV) direncanakan tidak untuk menganalisis data secara luas baik masalah utama (mayor) maupun bagian-bagiannya (minor) maka dalam hipotesis tidak perlu dicantumkan hipotesis mayor dan minor.

13 BAB III METODE PENELITIAN (belum dibahas)

14 Metodologi Penelitian
“Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisispasi masalah”.

15 BAB III Metode Penelitian
Metode penelitian mencakup prosedur dan teknik penelitian. Metode penelitian merupakan langkah penting untuk memecahkan masalah-masalah penelitian

16 Metode Penelitian berisi:
Bidang Ilmu Jenis Penelitian Tempat dan Waktu penelitian Metode penelitian Populasi dan sampel penelitian Variabel dan Desain Penelitian Instrumen Penelitian Teknik pengumpulan data Teknik analisis data Hipotesis penelitian/tindakan

17 Bidang Ilmu Bidang Ilmu dalam penelitian menggambarkan penelitian ini dilakukan dengan fokus penelitian pada keahlia dan profesi

18 d) Kasus dan penelitian lapangan; e) Korelasional;
Jenis Penelitian Penelitian bisa bersifat kuantitaif maupun kualitatif, misalnya: a) Historis; b) Deskriptif; c) Perkembangan; d) Kasus dan penelitian lapangan; e) Korelasional; f) Kausal komparatif; g) Eksperimen murni; h) Eksperimen semu; i) Kaji tindak. (PTK)

19 Pertimbangan pemilihan jenis penelitian:
a) Daya tarik permasalahan; b) Kesesuaian dengan kemampuan dan latar belakang pendidikan; c) Tersedianya alat dan kondisi kerja; d) Kesesuaian dengan kemampuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan; e) Kesesuaian dengan waktu, tenaga dan biaya; f) Resiko kegagalan.

20 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dan waktu penelitian adalah hal yang sangat penting untuk menunjukkan di mana dan kapan penelitian ini dilakukan Misalnya Waktu penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 3 bulan,mulai bulan April sampai dengan bulan Juni 2018.

21 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan. Misalnya deskriptif, yaitu: “…memberikan gambaran tentang fenomena tertentu atau aspek tertentu dari objek yang diteliti. Dimana metode deskriptif tidak hanya terbatas pada pengumpulan data, tetapi meliputi analisis dan interprestasi tentang arti data itu. Setelah metode ditetapkan, berikutnya ditentukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan metode yang dipakai dalam penelitian ini.

22 Populasi dan Sampel 1) “Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan.” (Santoso & Tjiptono, 2002, 79) 2) “ Sampel adalah cuplikan dari populasi atau semacam miniatur (mikrokosmos) dari populasinya”

23 Contoh: Populasi dan Sampel
Misalnya: Populasi: Peserta didik kelas 2 SMA Negeri 4 Kendari Sampel: Peserta didik kelas 2 A dan kelas 2 B Catatan: Jumlah dan nama2 siswa harus terlampir

24 Peubah (Variabel) penelitian
1) “Peubah (Variable) merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari untuk ditarik kesimpulan.” ( Sugiyono, 2003, 32) 2) Peubah/variabel harus terukur

25 Macam-Macam Skala Pengukuran (1)
Skala Pengukuran : merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Macam-macam Skala Pengukuran : 1. Skala Nominal : adalah skala pengukuran yang menyatakan kategori atau kelompok dari suatu subyek. Contoh jenis kelamin responden. Laki-laki = 1 ; Wanita = 2 2. Skala Ordinal : adalah skala pengukuran yang meyatakan kategori sekaligus melakukan rangking terhadap kategori. Contoh : kita ingin mengukur preferensi responden terhadap empat merek produk air mineral. Merek Air Mineral Rangking Aquana Aquaria Aquasan Aquasi

26 Macam-Macam Skala Pengukuran (2)
Skala Interval :merupakan skala pengukuran yang banyak digunakan untuk mengukur fenomena/gejala sosial, dimana pihak responden diminta melakukan rangking terhadap preferensi tertentu sekaligus memberikan nilai (rate) terhadap preferensi tersebut. Jenis skala yang dapat digunakan untuk penelitian sosial,yaitu : a. Skala Linkert. b. Skala Guttman. c.Rating Scale. d. Semantic Defferential. Skala Linkert : digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Contoh : Preferensi Preferensi Preferensi 1.Sangat Setuju Setuju Sangat Positif 2.Setuju Sering Positif 3.Ragu-ragu Kadang-kadang Netral 4.Tidak Setuju Hampir tdk pernah Negatif 5.Sangat Tdk Setuju Tidak Pernah Sangat Negatif Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban tersebut diberi nilai skor, Misalnya : sangat setuju/setuju/sangat positif diberi skor 5, selanjutnya setuju/sering/ positif diberi skor 4 dan seterusnya.

27 Macam-Macam Skala Pengukuran (3)
b. Skala Gutmann :suatu pengukuran untuk memperoleh jawaban responden yang tegas, yaitu : “ya-tidak” ; “pernah-tidak pernah” “positif-negatif”; “setuju-tidak setuju” Contoh : Bagaimana pendapat anda, bila Tuan X menjadi Kepala Sekolah di SMA UHO ? a. Setuju b. Tidak Setuju c. Sematic Defferential :suatu skala pengukuran yang disusun dalam suatu garis dimana jawaban sangat positif terletak dibagian kanan garis, sedangkan jawaban sangat negatif terletak dibagian kiri garis atau sebaliknya. d. Rating Scale : suatu skala pengukuran dimana responden menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang disediakan. e. Skala Rasio : adalah skala interval yang memiliki nilai dasar (based value) yang tidak dapat diubah. Contoh : umur responden memiliki nilai dasar nol.

28 Instrumen Penelitian Instrumen Penelitian : adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen yang digunakan untuk mengukur fenomena alam misalnya : panas Calorimeter; suhu  termometer; panjang mistar (meteran) dan sebagainya. Instrumen-instrumen tersebut mudah didapat dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen yang digunakan untuk mengukur fenomena sosial umumnya dan bidang lainnya yang sudah baku sulit ditemukan. Untuk itu peneliti harus mampu membuat instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Misalnya bentuk instrumen : 1) Checklist 2) Pilihan Ganda 3) Rating Scale. Bentuk instrumen yang dipilih antara lain tergantung pada metode pengumpulan data yang akan digunakan seperti : angket (kuesioner), observasi dan wawancara (interview).

29 Validitas dan Reliabilitas Instrumen (1)
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Jenis Validitas : 1. Validitas Isi (Content Validity) : instrumen yang berbentuk test yang sering digunakan untuk mengukur prestasi belajar (achievement) dan mengukur efektivitas pelaksanaan program dan tujuan. 2. Validitas Konstruk (Construct Validity) :Jika instrumen dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan sesuai dengan teori-teori yang relevan. 3. Validitas yang berkaitan dengan kriteria (Criterion-related Validity) : Terjadi ketika sebuah instrumen membedakan individual pada kriteria yang akan diperkirakan.

30 Validitas dan Reliabilitas Instrumen (2)
Reliabilitas : menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran). Realibilitas berbeda dengan Validitas, karena Reliabilitas memusatkan perhatian pada masalah konsistensi sedangkan Validitas lebih memperhatikan ketepatan. Stabilitas Ukuran : menunjukkan kemampuan sebuah ukuran (instrumen) untuk tetap stabil. Reliabilitas Instrumen dapat diuji dengan : 1) Test-retest Reliability; 2)Equivalent / Paralel-form Reliability 3) Internal Consistency Reliability). Test-retest Reliability : dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Equivalent/Paralel-form Reliability :adalah pertanyaan dalam bentuk kalimat yang berbeda tapi maksudnya sama. Internal Consistency Reliability :diuji dengan menganalisis yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.

31 Penyusunan Kuesioner Kuesioner (Questionnaire) : merupakan alat/teknik untuk pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Manfaat/Kegunaan Kuesioner : 1)membantu petugas lapangan (interviewer) dalam pengumpulan data tentang hal-hal yang perlu ditanyakan kepada responden; 2)petugas lapangan bisa secara sistematis dan berurutan dalam mengajukan pertanyaan; 3) pertanyaan yang diajukan kepada responden oleh masing-masing petugas lapangan dapat diseragamkan, sehingga data yang diperoleh bisa diperbandingkan satu sama lainnya. Prinsip Penyusunan Kuesioner : 1)Prinsip Penulisan Kuesioner;2)Prinsip Pengukuran ; 3) Prinsip Penampilan Fisik. 1 Prinsip Penulisan Kuesioner. : a) Isi dan tujuan pertanyaan harus relevan; b) Bahasa yang digunakan mudah dipahami; c) Tipe / bentuk pertanyaan : terbuka/tertutup , positif/negatif ;d) Pertanyaan tidak boleh mendua (double barreled questions); e) Pertanyaan tidak menggiring responden;f) Tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa; g) Pertanyaan tidak panjang dan berbelit;h) Urutan pertanyaan dari hal yang umum menuju hal yang spesifik atau dari hal yang mudah menuju hal yang sulit; i) Gunakan teknik skala yang relevan , seperti : rating scale (graphic rating scales, itemized rating scale, comparative rating scale); attitude scale (linkert scale, semantic differential). 2. Prinsip Pengukuran : sebagai instrumen penelitian, maka sebelum kuesioner diberikan kepada responden harus diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dulu. 3. Prinsip Penampilan Fisik : kuesioner perlu dirancang dan didesain lebih menarik agar responden senang dan serius dalam menjawab/mengisinya.

32 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

33 Pengertian Data dan Jenis-jenis Data
Data adalah keterangan –keterangan tentang suatu hal, dpat berupa sesuatu yang diketahui atau yang dianggap atau anggapan, atau suatu fakta yang digambarkan lewat angka, simbol, kode dan lain-lain

34 Data menurut Sumber Pengambilan
Data Primer Adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Disebut juga data asli atau data baru 2. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan , laporan-laporan. Disebut juga data yang tersedia

35 Data Menurut Waktu Pengumpulannya
1. Data berkala (time series) Adalah data yang terkumpul dari waktu ke waktu untuk menggambarkan perkembangan suatu kegiatan atau keadaan 2. Kertas Lintang (cross section) Adalah data yang terkumpul pada suatu waktu tertentu untuk memberikan gambaran perkembangan suatu kegiatan atau keadaan pada waktu itu

36 Data Menurut Sifatnya 1.Data Kualitatif
Adalah data yang berbentuk naratif atau tidak berbentuk bilangan 2. Data Kuantitatif Adalah data yang berbentuk numerik/bilangan

37 Data Menurut Tingkat Pengukurannya
1. Data Nominal Adalah data yang berasal dari pengelompokan peristiwa berdasarkan kategori tertentu, yang perbedaanya hanyalah menunjukan perbedaan kualitatif 2. Data ordinal Adalah data yang berasal dari obyek atau kategori yang disusun menurut besarnya, dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya dengan jarak atau rentang yang tidak harus sama 3. Data Interval Adalah data yang berasal dari obyek atau kategori yang diurutkan berdasar suatu atribut tertentu, dimana jarak antara tiap obyek atau kategori adalah sama. Paada data ini, tidak terdapat angka nol mutlak 4. Data Rasio Adalah data yng menghimpun semua ciri data ordinal dan data interval dan dilengkapi titik nol absolut dengan makna empiris. Angka pada data ini, menunjukan ukuran yang sebenarnya dari obyek /kategori yang diukur

38 Hasil Lomba No. Nama Kelas Nilai Juara Ke Hadiah 1 Andri 3 86
Rp. 100 juta 2 Yoga 5 83 Rp. 75 juta Heni 4 78 Rp. 50 juta Ordinal Nominal Interval Rasio

39 Pengumpulan Data Adalah pencatatan peristiwa –peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan atau karakteristik-karakteristik sebagian atau keseluruhan elemen populasi yang akan menunjang datau mendukung penelitian

40 Pengumpulan data berdasarkan caranya :
1. Angket (Kuesioner) Adalah pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden Responden adalah orang yang memberikan tanggapan/ respon atau menjawab atas pertanyaan –pertanyaan yang diajukan Untuk dapat menggunakan teknik ini diisyaratkan reseponden harus memiliki tingkat pendidikan yang memadai

41 Keuntungan teknik Angket
a. Dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar karena dapat dikirim lewat pos b. Biaya yang diperlukan untuk membuat angket relatif murah c. Angket tidak terlalu mengganggu responden karena pengisiannya ditentukan oleh responden itu sendiri

42 Kerugian teknik Angket
Jika dkirim melalui pos, maka prosentase yang dikembalikan relatif rendah Tidak dapat digunakan pada responden yang tidak mampu membaca dan menulis Pertanyaan-pertanyaan dalam angket dapat ditafsirkan salah oleh responden

43 Komponen Angket agar efektif
Ada Subyek, yaitu individu atau lembaga yang melaksanakan penelitian Adanya ajakan, yaitu permohonan dari peneliti kepada responden untuk turut serta mengisi secara aktif dan obyektif Ada petunjuk pengisian angket, yang mudah dimengerti dan tidak bias Ada pertanyaan atau pernyataan beserta tempat mengisi jawaban baik secara tertutup, semi tertutup maupun terbuka Pertanyaan dalam angket ini dapat berbentuk pertanyaan terbuka atau tertutup ataupun kombinasi antara terbuka dan tertutup

44 Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat pertanyaan atau pernyataan :
Pertanyaan atau pernyataan yang dibuat harus jelas dan tidak meragukan Hindari pertanyaan atau pernyaan ganda Responden harus mampu menjawab Pertanyaan atau pernyataan harus relevan Pertanyaan atau pernyataan sebaiknya pendek Hindari Pertanyaan atau pernyataan yang bias, sugestif

45 Berdasarkan bentuk pertanyaan atau pernyataan ad tiga jenis yaitu :
Angket terbuka (Opened Questionare) Merupakan angket yang pertanyaan atau pernyataannya memberikan kebebasan kepada responden, untuk memberikan jawaban dan pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka b. Angket tertutup (Closed Questionare) Merupakan angket yang pertanyaan atau pernyataannya tidak memberikan kebebasan kepada responden, untuk memberikan jawaban dan pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka

46 c. Angket Semi terbuka (Semi Opened Questionare)
Merupakan angket yang pertanyaan atau pernyataannya memberikan kebebasan kepada responden, untuk memberikan jawaban dan pendapat menurut pilihan pilihan jawaban yang telah disediakan sesuai dengan keinginan mereka

47 2. Wawancara Adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam

48 Kelebihan Teknik Wawancara :
Wawancara dapat digunakan pada responden yang tidak bisa membaca dan menulis Jika ada pertanyaan yang belum dipahami, pewawancara dapat segera menjelaskan Pewawancara dapat segera mengecek kebenaran jawaban responden dengan mengajukan pertanyaan pemabanding, atau dengan melihat wajah atau gerak gerik responden

49 Kekurangan Teknik Wawancara :
Wawancara memerlukan biaya yang sangat besar untuk perjalanan dan uang harian pengumpul data Wawancara hanya dapat menjangkau jumlah responden yang kecil Kehadiran pewawancara mungkin mengganggu responden

50 Teknik Wawancara Wawancara berstruktur
Merupakan teknik wawancara dimana pewawancara menggunakan / mempersiapkan daftar pertanyaan atau daftara isian sebagai pedoman saat melakukan wawancara b. Wawancara tidak berstruktur Merupakan teknik wawancara dimana pewawancara tidak menggunakan daftar pertanyaan atau daftar isian sebagai penuntun selama dalam proses saat melakukan wawancara

51 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam wawancara :
Penampilan fisik, termasuk pakaian yang dpat memberikan kesan apakah pewawancara dapat dipercaya atau tidak Sikap dan tingkah laku Identitas, pewawancara harus memperkenalkan dirinya dan kalua perlu menunjukan tanda pengenal atau surat tugas Kesiapan materi, dalam arti pewawancara memahami dan menguasai apa yang akan ditanyakan dan siap memberikan jawaban apabila diperlukan

52 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam wawancara : (lanjutan)
Sebaiknya lakukan perjanjian dengan calon responden, kapan mereka bersedia untuk diajak wawancara Mulailah wawancara dengan terlebih dahulu menggunakan kalimat pembuka atau kalimat pengantar, dan dalam proses wawancara gunakan bahasa yang baik dan benar Kontrol jalannya wawancara dan bila perlu pihak responden dituntun seperlunya agar ia tidak mengalami banyak kesulitan dalam menjawab atau mengemukan pendapat

53 OBSERVASI Adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengodean serangkaian prilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme in situ, sesuai dengan tujuan empiris Pemilihan, Menunujukan pengamat mengedit dan memfokuskan pengamatan secara sengaja atau tidak Pengubahan, menunjukan bahwa observasi boleh mengubah prilaku atau tanpa mengganggu kewajarannya Pencatatan, menunjukan upaya merekam kejadian-kejadian dengan menggunakan catatan lapangan, sistem kategori dan metode-metode lainnya

54 Pengodean, menunjukan proses penyederhanaan catatan-catatan itu melalui metode reduksi data
Rangkaian prilaku dan suasana, menunjukan bahwa observasi malakukan serangkaian pengukuran yang berlainan pada berbagai prilaku dan suasana In situ, menunjukan bahwa pengamatan kejadian terjadi melalui situasi alamiah walaupun tidak berarti tanpa menggunakan manipulasi eksperimental Tujuan Empiris, menunjukan bahwa observasi memiliki bermacam-macam fungsi dalam penelitian , deskripsi, melahirkan teori dan hipotesis, atau menguji teori atau hipotesis

55 Kelebihan teknik observasi
Data yang diperoleh adalah data aktual/ segar dalam arti bahwa data diperoleh dari responden pada saat terjadinya tingkah laku Keabsahan alat ukur dapat diketahui secara langsung. Tingkah laku yang diharapkan muncul mungkin akan muncul atau mungkin juga tidak muncul, karena tingkah laku dapat dilihat atau diamati, maka kita segera dapat mengatakan bahwa yang diukur memang sesuatu yang dimaksudkan untuk diukur

56 Kekurangan teknik observasi
Untuk memperoleh data yang diharapkan, maka pengamat harus menunggu danmengamati sampai tingkah laku yang diharapkan terjadi/muncul Beberapa tingkah laku, seperti tingkah laku kriminal atau yang bersifat pribadi, sukar atau tidak mungkin diamati bahkan mungkin dapat membahayakan si pengamat jika diamati

57 Observasi berdasarkan keterlibatan pengamat :
Observasi partisipan Merupakan observasi dimana pengamat ikut serta terlibat dalam kegiatan –kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diteliti atau yang diamati, seolah –olah merupakan merupakan bagian dari mereka b. Observasi tak partisipan Merupakan observasi dimana pengamat berada diluar subyek yang diteliti dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.

58 Observasi berdasarkan cara pengamatan
Observasi berstruktur Merupakan observasi dimana pengamat dalam melaksanakan observasinya menggunakan pedoman pengamatan b. Observasi tak berstruktur Merupakan observasi dimana pengamat dalam melaksanakan observasinya melakukan pengamatan secara bebas

59 Studi Dokumentasi Adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen. Dokumen yang digunakan dapat berupa buku harian, surat pribadi, laporan, notulen rapat, catatan kasus dalam pekerjaan sosial dan dokumen lainnya.

60 Kelebihan dari studi dokumentasi :
Pilihan alternatif, untuk subyek peneliti tertentu yang sukar atau tidak mungkin dijangkau, maka studi dokumentasi dapat memberikan jalan untuk melakukan penelitian (pengumpulan data) Tidak reaktif, karena studi dokumentasi tidak dilakukan secara langsung dengan orang, maka data yang diperlukan tidak terpengaruh oleh kehadiran peneliti atau pengumpul data Untuk penelitian yang menggunakan data yang menjangkau jauh ke masa lalu, studi dokumentasi memberikan cara yang terbaik Besar sampel, dengan dokumen-dokumen yang tersedia, teknik memungkinkan untuk mengambil sampel yang lebih besar dengan biaya yang relatif kecil

61 Kekurangan dari studi dokumentasi :
Bias, biasanya data yang disajikan dalm dokumen bisa berlebihan atau tidak ada (disembunyikan) Tersedia secara selektif, tidak semua dokumen dipelihara untuk dibaca ulang oleh orang lain Tidak komplit, data yang terdapat dalam dokumen biasanya tidak lengkap Format tidak baku, format yang ada pada dokumen biasanya berbeda dengan format yang terdapat pada penelitian, disebabkan tujuan penulisan dokumen berbeda dengan tujuan penelitian

62 Teknik Analisis Isi Adalah studi tentang arti verbal. Analisis ini digunakan untuk memperoleh keterangan dari isi yang disampaikan dalam bentuk lambang Analisis ini dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk, seperti surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita rakyat, lukisan, pidato, peratutan, perundangan musik, teater.

63 Pengumpulan data berdasarkan banyaknya data yang diambil :
1. Sensus Adalah cara pengumpulan data dengan mengambil elemen atau anggota populasi secara keseluruhan untuk diselidiki, atau pengumpulan data melalui populas. Data yang diperoleh dari hasil sensus ini, disebut parameter atau data yang sebenarnya.

64 2. Sampling Adalah cara pengumpulan data dengan mengambil sebagian elemen anggota populasi untuk diselidiki, atau pengumpulan data melalui sampel. Data yang diperoleh dari sampling ini, disebut data prakiraan (estimate value)

65 PENGOLAHAN & ANALISIS DATA

66 Data Kualitatif JENIS DATA
Data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik atau sifat variabel - Tidak berhubungan dengan angka & tidak dikaitkan dengan analisis statistik (data nonstatistik)

67 B. Data Kuantitatif Data berhubungan dengan angka, diperoleh dari hasil pengukuran atau mengubah data kualitatif ke data kuantitatif (misal : skor hasil tes) - Sering dikaitkan dengan analisis statistik (data statistik)

68 TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Teknik Non-statistik Dengan analisis kualitatif Melalui cara induktif (pengambilan kesimpulan umum berdasarkan hasil observasi khusus) B. Teknik Statistik - Untuk pengolahan data kuantitatif

69 LANGKAH2 PENGOLAHAN DATA
1. Penyusunan Data Perlu dipertimbangkan : -Hanya memilih data yang penting & diperlukan -Hanya memilih data yang obyektif (tidak bias) -Bila data dikumpulkan dengan wawancara / angket -> bedakan antara informasi & kesan pribadi responden

70 2. Klasifikasi (Mengelompokkan Data)
Pengelompokan disesuaikan dengan permasalahan tujuan penelitian & hipotesis

71 3. Analisis Data Data kualitatif diolah dengan teknik analisis kualitatif. Data kuantitatif diolah dengan teknik analisis kuantitatif => mencakup tabulasi data, perhitungan statistik, & uji statistik.

72 a. Analisis Univariat Dilakukan pada tiap variabel hasil penelitian Hanya mengetahui karakteristik data b. Analisis Bivariat Dilakukan pada 2 variabel yang diduga berhubungan / berkorelasi Dilakukan pengujian statistik

73 c. Analisis Multivariat
Dilakukan terhadap lebih dari 2 variabel Biasanya hubungan antara 1 variabel terikat dengan beberapa variabel bebas Uji statistik : regresi berganda (multiple regression), analisis variance, dll

74 TEKNIK ANALISIS Teknik Analisis Kualitatif
Proses berpikir induktif (uji hipotesis bertolak dari data yang terkumpul -> disimpulkan Dimulai dari keputusan2 khusus (data yang terkumpul) -> diambil kesimpulan umum

75 Biasanya untuk menganalisa data yang diperoleh dari observasi, wawancara tidak berstruktur & diskusi kelompok terarah (focus group discusion) B. Teknik Analisis Kuantitatif / Teknik Statistik Untuk mengolah data yang berbentuk angka

76 4. Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil pengujian / perhitungan statistik -> hipotesis diterima / ditolak Hipotesis nol : “tidak ada perbedaan antara…”

77 Teknik Pengolahan Data Statistik
a. Rumusan2 dari statistik deskriptif. Misal : ukuran tendensi sentral (central tendency),ukuran penyimpangan (standard deviasi), tabel persentase, analisis korelasi, dll b. Rumusan2 statistik inferensi atau induktif. Misal : analisis chi square, analisis variance, analisis korelasi & regresi, analisis faktorial, dll

78 5. Penafsiran & Penyimpulan
Penafsiran hasil penelitian : untuk mencari pengertian terhadap hasil pengolahan data => penemuan ilmiah (scientific finding). Kesimpulan : hasil proses berpikir induktif dari penemuan penelitian & hasil pembuktian hipotesis

79 Kriteria Kesimpulan : Dibuat ringkas & tepat Merupakan hasil uji hipotesis dengan didukung data Mencerminkan batas berlakunya (untuk seluruh / sebagian populasi) Merupakan rekapitulasi berbagai informasi atau pembuktiannya Dapat menjelaskan masalah yang diteliti

80 Mencerminkan penerimaan / penolakan hipotesis yang diuji dengan data
Dapat menuntun dilakukannya penelitian lebih lanjut yang berhubungan dengan hasil penelitian

81 PENYAJIAN DATA

82 Dalam bentuk Naratif Untuk penelitian / data kualitatif Penyajian data dalam bentuk kalimat 2. Dalam bentuk tabel Untuk data yang sudah diklasifikasikan & ditabulasi Penyajian sistematik, dalam kolom atau jajaran

83 Tabel Umum Berisi seluruh data / variabel hasil penelitian Menyajikan data asli => rujukan tabel khusus Berisi data tentang subyek yang sama atau semua variabel Angka absolut (bukan persentase) untuk data kuantitatif Berisi nilai asli, belum dibulatkan

84 b. Tabel Khusus Penjabaran / bagian dari tabel umum Angka dapat dibulatkan & hanya berisi beberapa variasi Untuk menggambarkan adanya hubungan / asosiasi khusus & menyajikan data terpilih dalam bentuk sederhana

85 1) Tabel Univariat Menyajikan data untuk 1 variabel saja

86 2) Tabel Bivariat Menyajikan data 2 variabel secara silang (tabel silang /cross table) -Harus sederhana -Harus jelas, mudah dimengerti Judul harus menjawab pertanyaan : apa, kapan, dimana -Bila didapat dari sumber lain -> tulis sumber rujukannya

87 3. Dalam bentuk Grafis Data akan diperlihatkan / dibandingkan secara kuantitatif Penyakian data secara visual dalam bentuk grafik, gambar, atau diagram

88 KETENTUAN MEMBUAT GRAFIK
Judul jelas, tepat, terletak di atas grafik, menggambarkan ciri, tempat, & tahun data diperoleh Garis horizontal / vertikal sebagai koordinat harus di atas agar garis kurva tampak jelas Skala -> harus ada catatan tentang satuan yang dipakai Bila data diambil dari sumber lain -> tulis di bawah kiri grafik / gambar

89 Grafik / diagram garis & kurva Diagram bar / diagram balok
JENIS GRAFIK / DIAGRAM Grafik / diagram garis & kurva Diagram bar / diagram balok Diagram area / diagram ranah Piktogram / diagram gambar Histogram & frekuensi poligon

90 Analisis Data (Statistik) Pada Penelitian Kuantitatif
Dilakukan dengan perhitungan statistik Statistik Diskriptif (Descriptive Statistics) Statistitik Inferential (Inferential Statistics) Parametrik (untuk data interval dan rasio) Non-parametrik (untuk data nominal dan ordinal)

91 Statistik Diskriptif memungkinkan seorang peneliti untuk mengorganisir, merangkum, dan menggambarkan observasi yang dia lakukan

92 Statistik diskriptif digunakan untuk memberi gambaran dan menyajikan ringkasan data dari populasi sehingga informasi apa adanya dari data tersebut bisa diperoleh dengan sistematis dan jelas. Gambaran informasi itu bisa berupa: 1) distribusi frekuensi, 2) presentasi grafik, 3) measure of central tendency (mean-nilai rerata, median-nilai tengah, mode-nilai paling sering muncul), atau 4) measure of variability (Range-perbedaan nilai tertinggi dan terendah, standar deviasi). Selain itu, statistik diskriptif bisa digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk tabel (tabulasi) yang pada dasarnya adalah menghitung data dan memasukkan data ke dalam tabel berdasarkan kategori tertentu.

93 Pertanyaan Penelitian yg menggunakan Statistik Diskriptif
Descriptive Statistics yg digunakan: - Frequency - rerata - Modus - Presentasi - grafik - dll 1. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi X? 2. Bagaimana pemahaman X tentang Y? 3. Bagaimana Sikap X terhadap Y?

94 Statistik Inferensial
Statistik inferensial adalah metode statistik yang berguna untuk membuat inferensi tentang populasi dari probibilitas sampel. Metode ini digunakan untuk menggambarkan populasi hanya dengan menggunakan informasi dari observasi yang dilakukan terhadap probibilitas sampel dari kasus yang diambil dari populasi. Statistik inferensial memiliki dua metode, yaitu: 1) statistik non-parametrik, dan 2) statistik parametrik.

95 Normal Tidak Normal DATA DISTRIBUSI STATISTIK PARAMETRIK STATISTIK
NON-PARAMETRIK STATISTIK PARAMETRIK

96 Statistik Parametrik The Comparison of Groups (Compare Mean) t-test
Anova Manova Measure of Association between Two or more Variables (Correlate) Pearson’s Product Moment Regression Canonical Correlation Analysis

97 Compare mean t-test =alat untuk menguji hipotesis untuk dua mean.
t-test untuk independent sample artinya t-test untuk mean dari dua kelompok yang berbeda yang memperoleh perlakuan t-test untuk dependent sample artinya t-test untuk mean dari kelompok yang sama dari dua perlakuan yang berbeda.

98 Lanjutan Analysis of Variance (ANOVA) adalah alat menguji hipotesis untuk mean lebih dari dua. Multifactor Analysis of variance/ Factorial Analysis adalah alat untuk menganalisis efek interaksi lebih dari dua variabel.

99 Correlate Pearson’s Product Moment adalah untuk mencari koefisien korelasi dari variabel data interval atau rasio Regression adalah untuk mengetahui bagaimana variabel dependent dapat diprediksi melalui veriabel independent, secara individu atau bersama. Canonical Correlation Analysis digunakan untuk tujuan menganalisis beberapa variabel terikat (dependent variable) dan beberapa variabel bebas (independent variable). .

100 Experimental/Ex post facto
Apakah ada perbedaan signifikan antara X dan Y? Apakah ada perbedaan antara X, Y, and Z? Apakah ada perbedaan antara X dan A, X dan B, X dan C; Y dan A, Ydan B, Y dan C? T-test ANOVA MANOVA/Factorial

101 Correlational Apakah terdapat hubungan antara X dan Y?
Apakah terdapat hubungan antara X1 dan Y? X2 dan Y, atau X1 dan X2 dengan Y secara bersama-sama? Apakah terdapat hubungan antara X1 dan Y1? X2 dan Y1, atau X1 dan Y2 atau X2 dan Y2, atau X2 dan Y1, X2 dan Y2? Pearson Product Moment Correlation Regression Canonical Correlation Analysis

102 Statistik Non-parametrik
Dua sampel saling berhubungan (two dependent samples) Dua sampel tidak berhubungan (two independent samples) Beberapa sampel berhubungan (several dependent samples) Beberapa sampel tidak berhubungan (several independent samples) Sign test Wilcoxon Signed-Rank Mc Nemar Change test Mann-Whitney U test Moses Extreme reactions Chi-Square test Kolmogorov-Smirnov test Walt-Wolfowitz runs Friedman test Kendall W test Cochran’s Q Kruskal-Wallis test Median test

103 Analisis data kualitatif
suatu proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis materi data yang terkumpul dari berbagai teknik pengumpulan data kualititatif seperti transkrip wawancara, catatan lapangan, observasi partisipan atau bahan-bahan lain. Tujuan dari proses ini tidak lain adalah agar seorang peneliti bisa menyajikan informasi temuan dalam penelitiannya secara bermakna

104 Pertanyaan penelitian Kualitatif
Bagaimana…. Mengapa…. Apa yang mendasari… Bagaimana proses… Bagaimana makna… dsb Analisis data kualitatif

105 Organizing suatu proses dimana peneliti mulai melakukan klasifikasi data untuk mencari pola-pola. Pada langkah ini peneliti mulai mengembangkan kategori untuk membuat klasifikasi informasi yang diperoleh. Klasifikasi tersebut bisa berupa gagasan, konsep, kegiatan, tema atau lokasi. Dengan membuat klasifikasi ini seorang peneliti selanjutnya bisa mengidentifikasi unit-unit yang bermakna dari informasi yang diperoleh dari data yang diperoleh. Singkatnya, tujuan dari mengembangkan data coding ini adalah untuk memunculkan sejumlah kategori yang akan memberi rekonstruksi informasi yang logis dari data yang sudah terkumpul

106 Summarizing tahapan seorang peneliti kualitatif mulai melihat informasi objektif yang terdapat dalam data yang sudah diklasifikasi. Dalam hal ini, peneliti memeriksa data yang dimasukkan ke dalam kategori yang sama dan kemudian menggabungkannya ke dalam satu pola dengan cara memahami hubungan antar kategori atau pola. Selanjutnya, dibuat pernyataan tentang tema dan hubungan yang terjadi pada data yang sudah diklasifikasikan tadi. Disini seorang peneliti kualitatif akan mendapat informasi yang sistematik dan bisa mensintesis informasi yang terdapat dalam keseluruhan data.

107 Interpreting langkah dimana seorang peneliti sudah harus menarik makna dan pemahaman dari data yang sudah terklasifikasi tersebut. Langkah ini meliputi refleksi dan abstraksi makna yang penting dari pola dan kategori data yang sudah dilakukan pada langkah-langkah sebelumnya. Langkah terakhir ini sudah menuju penafsiran data.

108 Penafsiran Data Kualitatif: peneliti mulai menarik makna dari diskripsi data yang ia berikan pada analisis data. Disinilah seorang peneliti melakukan proses induktif (inductive process), yaitu menarik makna dari hubungan dan aspek-aspek umum yang tergambar dalam kategori-kategori dan pola-pola yang muncul dari data. Penafsiran data kualitatif sangat dipengaruhi oleh latar belakang, pengetahuan, dan orientasi teori peneliti serta kemampuan intelektualnya dalam menarik makna dari analisis data

109 Kuantitatif: pada penelitian kuantitatif penafsiran data lebih mengarah pada proses deduktif yaitu, verifikasi teori dengan melakukan uji hipotesis (hypothesis testing). Karena pada penelitian kuantitatif prosedur statistik dominan dilakukan maka uji hipotesis ini menjadi sangat penting pada penafsiran datanya. Namun tidak semua penelitian kuantitatif selalu menggunakan hipotesis, karena itu ada penafsiran penelitian exploratif dan diskriptif tanpa hipotesis yang penafsirannya tidak memerlukan uji hipotesis. Dalam penelitian eksploratif-diskriptif, penafsiran data di lakukan dari apa yang tergambar dalam statistik diskriptif sehingga tidak menarik kesimpulan dari inferensial atau konprehensip.

110 PENGUJIAN HIPOTESIS

111 Hipotesis : Merupakan suatu asumsi atau anggapan yang bisa benar atau bisa salah mengenai sesuatu hal, dan dibuat untuk menjelaskan sesuatu hal tersebut sehingga memerlukan pengecekan lebih lanjut. Asumsi atau anggapan itu seringkali dipakai sebagai dasar dalam memutuskan atau menetapkan sesuatu dalam rangka menyusun perencanaan atau kepentingan lainnya baik dalam bidang ekonomi, bisnis, pendidikan, dll.

112 Bila hipotesis ini dikaitkan dengan parameter populasi, maka hipotesis ini disebut hipotesis statistik. Hipotesis statistik adalah suatu asumsi atau anggapan atau pernyataan yang mungkin benar atau mungkin salah mengenai parameter satu populasi atau lebih.

113 Pengujian statistik : adalah suatu prosedur yang didasarkan kepada bukti sampel dan teori probabilita yang dipakai untuk menentukan apakah hipotesis yang bersangkutan merupakan pernyataan yang wajar dan oleh karenanya tidak ditolak, atau hipotesis tersebut tidak wajar dan oleh karena itu harus ditolak.

114 Prosedur lima langkah untuk menguji suatu hipotesis :
Rumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif Pilih suatu taraf nyata Tentukan Uji Statistik Buat aturan pengambilan keputusan Ambillah sampel, ambil keputusan Tidak menolak H0 Menolak H0 atau Langkah 5 Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3 Langkah 4

115 Langkah 1 : Rumuskan hipotesis nol dan hipotesis alternatif.
Langkah pertama adalah merumuskan hipotesis yang akan diuji. Hipotesis ini disebut Hipotesis nol disebut H0 (dibaca H nol). Hipotesis alternatif menggambarkan apa yang akan anda simpulkan jika menolak hipotesis nol. Hipotesis alternatif ditulis H1 (dibaca H satu).

116 Langkah 2 : Taraf nyata Taraf nyata diberi tanda  (alpha), disebut juga tingkat resiko karena menggambarkan resiko yang harus dipikul bila menolak hipotesis nol padahal hipotesis nol sebetulnya benar. Tidak ada satu taraf nyata yang diterapkan untuk semua penelitian yang menyangkut penarikan sampel. Kita harus mengambil suatu keputusan untuk memakai taraf 0,05 (disebut taraf 5 persen), taraf 0,01, atau taraf yang lain antara 0 dan 1. Pada umumnya pada proyek penelitian menggunakan taraf 0,05, sedangkan untuk pengendalian mutu dipilih 0,01, dan untuk pengumpulan jajak pendapat ilmu-ilmu sosial dipakai 0,10

117 Langkah 3 : Uji statistik
Merupakan suatu nilai yang ditentukan berdasar informasi dari sampel, dan akan digunakan untuk menentukan apakah akan menerima atau menolak hipotesis. Ada bermacam-macam uji statistik, di sini kita akan menggunakan uji statistik seperti z, student-t, F, dan 2 (Kai-kuadrat).

118 Langkah 4 : Aturan pengambilan keputusan
Aturan pengambilan keputusan merupakan pernyataan mengenai kondisi di mana hipotesis nol ditolak dan kondisi di mana hipotesis nol tidak ditolak. Gambar berikut menggambarkan daerah penolakan untuk suatu uji taraf nyata : Probabilitas 0,05 Probabilitas 0,95 1,645 Tidak menolak H0 Daerah Penolakan Nilai Kritis Distribusi Sampling bagi Statistik z

119 Perhatikan dalam gambar di atas bahwa :
Daerah di mana hipotesis nol tidak ditolak mencakup daerah di sebelah kiri 1,645. Daerah penolakan adalah di sebelah kanan dari 1,645. Diterapkan suatu uji satu arah. Taraf nyata 0,05 dipilih. Nilai 1,645 memisahkan daerah-daerah dimana hipotesis nol ditolak dan di mana hipotesis nol tidak ditolak. Nilai 1,645 dinamakan nilai kritis.

120 Langkah 5 : Mengambil keputusan
Langkah terakhir dalam uji statistik adalah mengambil keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis nol. Keputusan menolak hipotesis nol karena nilai uji statistik terletak di daerah penolakan.

121 Perlu juga diperhatikan bahwa keputusan untuk menolak atau tidak adalah keputusan yang diambil oleh peneliti yang sedang melakukan penelitian. Hasil ini merupakan rekomendasi berdasarkan bukti-bukti sampel yang dapat diberikan peneliti kepada manajer puncak sebagai pembuat keputusan, tetapi keputusan akhir biasanya tetap diambil oleh manajer puncak tersebut.

122 Uji Satu Arah dan Uji Dua Arah
Bila hipotesis nol H0 :  = 0 dilawan dengan hipotesis alternatif H1 :  > 0 atau H1 :  < 0 Uji satu arah ditandai dengan adanya satu daerah penolakan hipotesis nol yang bergantung pada nilai kritis tertentu. Nilai kritis diperoleh dari tabel untuk nilai  yang telah dipilih sebelumnya.

123 Uji dua arah Bila hipotesis nol H0 :  = 0 dilawan dengan hipotesis alternatif H1 :   0 . Uji dua arah ditandai dengan adanya dua daerah penolakan hipotesis nol yang juga bergantung pada nilai kritis tertentu. Nilai kritis ini diperoleh dari tabel untuk nilai /2 yang telah dipilih sebelumnya.

124 Uji menyangkut rata-rata:
H0 Uji Statistik H1 Daerah Kritis  = 0 ,  diketahui  < 0  > 0   0 Z < - z Z > z Z < - z/2 dan Z > z/2 , v = n – 1  tidak diketahui T < - t,v T > t,v T < - t/2,v dan T > t/2,v 1 - 2 = d0 1 dan 2 diketahui 1 - 2 < d0 1 - 2 > d0 1 - 2  d0 v = n1 + n2 – 2 1 = 2 dan tidak diketahui

125 Uji menyangkut rata-rata:
H0 Uji Statistik H1 Daerah Kritis 1 - 2 = d0 1  2 dan tidak diketahui 1 - 2 < d0 1 - 2 > d0 1 - 2  d0 T’ < - t,v T’ > t,v T’ < - t/2,v dan T’ > t/2,v D = d0 v = n – 1 Pengamatan yang dipasangkan D < d0 D > d0 D  d0 T < - t,v T > t,v T < - t/2,v dan T > t/2,v

126 Uji Menyangkut Proporsi
H0 Uji Statistik H1 Daerah Kritis P = p0 Semua nilai x shg. P(XxH0 benar) Semua nilai x shg. P(XxH0 benar) dan P(XxH0 benar)    Untuk sampel kecil P < p0 P > p0 P  p0 P(XxH0 benar) <  P(XxH0 benar) >  P(XxH0 benar) < /2 bila x < npo P(XxH0 benar) > /2 bila x > npo Untuk sampel besar Z < - z Z > z Z < - z/2 dan Z > z/2 P1 = P2 dimana : P1 < P2 P1 > P2 P1  P2

127 Uji Menyangkut Variansi
H0 Uji Statistik H1 Daerah Kritis 12 = 22 v1 = n1 – 1 dan v2 = n2 - 1 12 < 22 12 > 22 12  22 F < f1- ; (v1,v2) F > f ; (v1,v2) F < f1-/2;(v1,v2) dan F > f/2 ; (v1,v2)

128 Contoh

129 Compare Mean * menentukan H0 dan H1 * menentukan nilai statistik tabel
* menentukan nilai statistik hitung. * mengambil keputusan dengan cara: 1) Berdasarkan perbandingan nilai t hitung/angka t output (statistik hitung) dan t table (statistik tabel), yaitu jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak; dan jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima. 2) Berdasarkan nilai probabilitas, yaitu jika probabilitas > 0.05 maka H0 diterima; dan jika nilai probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak.

130 Correlate * menentukan H0 dan H1 * menentukan keputusan dengan cara:
1) Berdasarkan angka korelasi, yaitu angka korelasi berkisar pada 0 (tidak ada korelasi sama sekali) dan 1 (korelasi sempurna), sedangkan tanda negatif (-) pada output menunjukkan adanya arah yang berlawanan dan tanda positif (+) menunjukkan arah yang sama. 2) Berdasarkan signifikansi hasil korelasi, yaitu menggunakan nilai probabilitas dalam output korelasi (jika probabilitas > 0.05 maka H0 diterima; dan jika nilai probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak).

131 TERIMA KASIH PERHATIANNYA


Download ppt "SIMPULAN DARI PERTEMUAN SEBELUMNYA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google