Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KEGAWATAN MUSKULOSKELETAL

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KEGAWATAN MUSKULOSKELETAL"— Transcript presentasi:

1 KEGAWATAN MUSKULOSKELETAL
ADZ-IDeT,MEI 2017 INDONESIAN DISASTER AND EMERGENCY TEAM (DIPAKAI UNTUK LINGKUNGAN SENDIRI)

2 Trauma muskuloskeletal
Latar belakang Trauma muskuloskeletal Merupakan trauma yang sering dijumpai dalam keadaan sehari hari, di Indonseia kecelakan lau lintas merupakan penyebab utama muskuloskeletal walaupun nampak selalu dramatis trauma muskuloskeletal jarang memberikan ancaman lansung jiwa penderita ADZ-IDeT,MEI 2017

3 pada penderita dengan trauma multiple penanganan pasien dengan pendekatan sistematis (ABCDE) sangat diperlukan untuk tidak terdeteksinya yang mengancam nyawa. Beberapa trauma muskuloskeletal dapat memberikan ancaman yang serius terhadap jiwa maupun ekstremitas, pertolongan yang benar dalam memiminimalkan terjadinya mortalitas dan morbifitas dalam trauma muskuloskeletal ini. Trauma muskuloskeletal multiple dapat memberikan perdarahan yang cukup signifikan dan dapat menyebabkan pasien jatuh dalam keadaan syok, resusitasi cairan dan pemasangan bidai merupakan tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi hal ini. (SPGDT PPGD/GELS seri ke 3 Depkes RI 2006) ADZ-IDeT,MEI 2017

4 Cedera Ekstremitas Fraktur putusnya kontunitas tulang, fraktur dapat disebabkan berbagai penyebab namun hampir selalu dibutuhkan gata yang cukup besar untuk menyebabkan fraktur, Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, disebabkan karena trauma langsung tak langsung ADZ-IDeT,MEI 2017

5 Penyebab Fraktur Trauma atau benturan, Adanya 2 trauma atau benturan yang dapat mengakibatkan fraktur, yaitu, Benturan langsung ( dikarenakan suatu benda jatuh atau tabrakan hantamankeras), Benturan tidak langsung ( benda mental ) Tekanan atau stres yang terus menerus dan berlangsung lama Tekanan kronis berulang dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan fraktur yang kebanyakan terjadi pada tulang tibia, fibula atau mentatarsal pada olahragawan, militer maupun penari. Adanya keadaan yang tidak normal pada tulang Kelemahan tulang yang abnormal karena adanya proses patologis seperti tumor maka dengan energi kekerasan yang minimal akan mengakibtkan fraktur yang pada orang normal belum dapat menimbulkan fraktur (di dapat dalam berbagai sumber) ADZ-IDeT,MEI 2017

6 Manifestasi klinis Fraktur
Nyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma, hal ini di karenakan adanya spasme ( mengalami perenggangan ) otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya Bengkak atau odem Edema muncul lebih cepat dikarena cairan serosa yang terlokalisir pada daerah fraktur dan ektravasi daerah di jaringan sekitarnya Memar atau ekimosis Merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari extravasi daerah di jaringan sekitarnya ADZ-IDeT,MEI 2017

7 Penurunan sensasi Terjadi karena kerusakan saraf
Spasme otot Merupakan kontraksi otot involunter yang terjadi di sekitar fraktur Penurunan sensasi Terjadi karena kerusakan saraf Gangguan fungsi Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang patah, nyeri atau spasme otot Paralysis Dapat terjadi karena kerusakan saraf .Krepitasi Merupakan rasa kemeretak yang terjadi pada bagian- bagian tulang digerakan atau pada sendi. Deformitas Abnormalnya dari posisi tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma dan panjang.pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang keposisi abnormal, akan menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya. Shock hopovolemik Shock terjadi sebagai kompensasi jika terjadi perdarahan hebat. Mobilitas abnormal Adanya pergerakan yang terjadi pada bagian-bagian yang pada kondisi normalnya tidak terjadi pergearakan, ini terjadi pada fraktur tulang ADZ-IDeT,MEI 2017

8 Menentukan atau memastikan adanya patah tulang
Riwayat Setiap patah tulang umumnya mempunyai riwayat trauma yang di ikuti penggunaan kemampuan anggota gerak yang terkena. Pemeriksaan : Inspeksi : Lihat dan bandingkan dengan sisi yang normal, dan perhatikan hal-hal dibawah ini : Adanya perubahan asimetris kanan dan kiri Adanya deformitas seperti agulasi ( membentuk sudut ) atau rotasi dan pemendekan Jejas ( tanda yang menunjukan bekas trauma ) Pembengkaan Terlihat adanya tulang yang keluar dari jaringan lunak ADZ-IDeT,MEI 2017

9 Palpasi ( meraba dan merasakan )
Bandingkan dengan sisi yang sehat sampai dapat dirasakan perbedaanya. Adanya nyeri tekan pada daerah cedra ( tenderness ) Adanya krepitasi pada perabaan yang sedikit kuat Adanya gerak abnormal dengan perabaan agak kuat. Jangan lakukan pemeriksaan yang sengaja untuk mendapat bunyi krepitasi atau gerakan abnormal, misalnya dengan meraba dengan kuat sekali ADZ-IDeT,MEI 2017

10 Gerakan Terdapat dua gerakan yang dapat digunakan untuk menilai tingkat pergerakan akibat patah tulang, yaitu : Gerakan aktif Adalah pemeriksaan gerakan dengan meminta pasien untuk menggerakkan sendiri pada bagian yang cidera Gerakan pasif Perawat yang menggerakan bagian tubuh pasien yang mengalami patah ADZ-IDeT,MEI 2017

11 Pada pemeriksaan ini dapat ditemukan juga hal-hal lain sebagai berikut
Terdapat gerakan abnormal ketika menggerakan bagian yang cedra. Apabila pasien mengalami kehilangan fungsi pada bagian yang cedera, maka dapat disebabkan oleh dua kemungkinan yaitu : karena adanya fraktur atau akibat kerusakan saraf yang mempersarafi bagian tersebut ( ini diakibatkan oleh karena patah tulang merusak saraf tersebut ) Pemeriksaan komplikasi Periksa dibawah patah tulang , biasanya akan ditemukan kulit berwarna kebiruan dan pucat, denyut nadi tak teraba. Selain itu pada bagian yang mengalami fraktur, otot disekitarnya mengalami spame. ADZ-IDeT,MEI 2017

12 Imobilisasi untuk pertahanan bentuk
Tujuan penatalaksanan fraktur menurut Hendeson ( 1997 ) yaitu : Mengembalikan atau memperbaiki bagian- bagian yang patah kedalam bentuk semula ( anatomis ) Imobilisasi untuk pertahanan bentuk Memperbaiki fungsi bagian tulang yang rusak ADZ-IDeT,MEI 2017

13 Komplikasi (Komplikasi akibat fraktur menurut Doenges ( 2000 ) :
Malunion : patah tulang sudah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya Delayed union : proses penyembuhan terus berjalan tetapi dengan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal Non union : tulang tidak dapat menyambung kembali ADZ-IDeT,MEI 2017

14 PATAH TULANG DAN PEMBIDAIAN

15 Indikasi Pembidaian Adanya fraktur, baik terbuka maupun tertutup
Adanya kecurigaan terjadinya fraktur Dislokasi persendian Kecurigaan adanya fraktur bisa dimunculkan jika pada salah satu bagiantubuh ditemukan : Pasien merasakan tulangnya terasa patah atau mendengar bunyi krek. Ekstremitas yang cedera lebih pendek dari yang sehat, atau mengalamiangulasi abnormal Pasien tidak mampu menggerakkan ekstremitas yang cedera 

16 Prinsip pembidaian : Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami cedera (korban jangan dipindahkan sebelum dibidai). Korban dengan dugaan fraktur lebih aman dipindahkan ke tandu medis darurat setelah dilakukan tindakan perawatan luka, pembalutan dan pembidaian. Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang. Kemungkinan fraktur harus selalu dipikirkan setiap terjadi kecelakaan akibat benturan yang keras. Apabila ada keraguan, perlakukan sebagai fraktur.

17 BIDAI VACUM MATRAS

18 BIDAI SHORT SPINE BOARD

19 Patah Tertutup danTulang Terbuka

20 PRINSIP PEMBIDAIAN GADAR
Mempertahankan nyawa mendapatkan prioritas dibandingkan pembidaian darurat. kendalikan perdarahan hebat, serta mulai therapi syok sebelum pembidaian. Pembidaian yang efektif dapat mencegah syok. Bidai pasien ditempat ia terletak untuk melindungi perubahan fraktur. Tertutup menjadi fraktur terbuka dan melawan draianase jaringan lunak lebih lanjut. Pada ekstremitas yang cedera periksa tanda tanda cedera arteri dan syaraf sebelum mencari adanya fraktur dan melakukan pemindahan darurat. Rabalah denyut nadi di distal fraktut fraktur Untuk kemampuan pembidaian yang maksimum immobilisasi sendi di atas dan di bawah fraktur. Bidai komensial standar harus selalu tersedia, tetapi bila tidak harus bisa berimprovisasi Pakaian yang terpasang pada fraktur harus disingkirkan. Sumber : Perawatan GADAR, John A Boswich, Ir MD : 1997

21 TUJUAN PEMBIDAIAN Pembidaian efektif sewaktu mendapatkan kecelakaan atau sewaktu di RS merupakan tindakan yang penting untuk menata fraktur atau dislokasi.(Mencegah kecacatan) Pembidaian darurat menghindarkan kerusakan jaringan lunak oleh fragmen tulang , mengurangi nyeri, memberikan rasa aman Pembidaian tidak boleh mengganggu sirkulasi darah atau menekan serabut syaraf pada tonjolan tulang.

22 ALAT PEMBIDAI

23 BEBERAPA CONTOH PEMBIDAIAN
VAKUM MATRAS SHORT SPIN BOARD LSB SPALK SPLIN TRAKSI

24 Kontra indikasi Pembidaian
Pembidaian baru boleh dilaksanakan jika kondisi saluran napas, pernapasan dan sirkulasi penderita sudah distabilisasi. Jika terdapat gangguan sirkulasi dan atau gangguan persyarafan yang berat pada distal daerah fraktur, jikaada resiko memperlambat sampainya penderita ke rumah sakit, sebaiknya pembidaian tidak perlu dilakukan. ADZ-IDeT,MEI 2017

25 Komplikasi Pembidaian
Jika dilakukan tidak sesuai dengan standar tindakan, beberapa hal berikut bisa ditimbulkan oleh tindakan pembidaian : Cedera pembuluh darah, saraf atau jaringan lain di sekitar fraktur oleh ujung fragmen fraktur, jika dilakukan upaya meluruskan atau manipulasi lainnya pada bagian tubuh yang mengalami fraktur saat memasang bidai. Gangguan sirkulasi atau saraf akibat pembidaian yang terlalu ketat.  Keterlambatan transport penderita ke rumah sakit, jika penderita menunggu terlalu lama selama proses pembidaian. ADZ-IDeT,MEI 2017

26 TEKHNIK MEMBIDAI ADZ-IDeT,MEI 2017

27 Fraktur cranium dan tulang wajah
Pada fraktur cranium dan tulang wajah, hindarilah melakukan penekanan pada tempat yang dicurigai mengalami fraktur. Pada fraktur ini harus dicurigai adanya fraktur tulang belakang, sehingga seharusnya dilakukan imobilisasi tulang belakang. Ada beberapa bidai khusus yang digunakan untuk fiksasi fraktur tulang wajah (bersifat bidai definitif), namun tidak dibahas pada sesi ini karena biasanya dilakukan oleh para ahli. ADZ-IDeT,MEI 2017

28 Pembidaian leher Dalam kondisi darurat, bisa dilakukan pembidaian dengan pembalutan. Pembalutan dilakukan dengan hati-hati tanpa menggerakkan bagian leher dan kepala. Pembalutan dianggap efektif jika mampu meminimalisasi pergerakan daerah leher.Jika tersedia, fixasi leher paling baik dilakukan menggunakan cervical Collar. ADZ-IDeT,MEI 2017

29 Tulang klavikula Terapi definitif untuk fraktur klavikula biasanya dilakukan secara konservatif yaitu dengan “ransel bandage”. Pembebatan yang efektif akan berfungsi untuk traksi dan fiksasi, sehingga kedua ujung fragmen fraktur bisa bertemu kembali pada posisi yang se anatomis mungkin, sehingga memungkinkan penyembuhan fraktur dengan hasil yang cukup baik. ADZ-IDeT,MEI 2017

30 Tulang iga Perhatian utama pada kondisi suspect fraktur costae adalah upaya untuk mencegah bagian patahan tulang agar tidak melukai paru. Upaya terbaik yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama di lapangan sebelum pasien dibawa dalam perjalanan ke rumah sakit adalah memasang bantalan dan balutan lembut pada dinding dada, memasang sling untuk merekatkan lengan pada sisi dada yang mengalami cedera sedemikian sehingga menempel secara nyaman pada dada. ADZ-IDeT,MEI 2017

31 Lengan atas Pasanglah sling (kain segitiga) untuk gendongan lengan bawah, sedemikian sehingga sendi siku membentuk sudut 90%, dengan cara Letakkan kain sling di sisi bawah lengan. Apex dari sling berada pada siku, dan puncak dari sling berada pada bahu sisi lengan yang tidak cedera. posisikan lengan bawah sedemikian sehingga posisi tangan sedikit terangkat (kira-kira membentuk sudut 10°). ikatlah dua ujung sling pada bahu dimaksud. Gulunglah apex dari sling, dan sisipkan disisi siku. Posisikan lengan atas yang mengalami fraktur agar menempel rapat pada bagian sisilateral dinding thoraks Pasanglah bidai yang telah di balut kain/kassa pada sisi lateral lengan atas yangmengalami fraktur.- Bebatlah lengan atas diantara papan bidai (di sisi lateral) dan dinding thorax (pada sisimedial).Jika tidak tersedia papan bidai, fiksasi bisa dilakukan dengan pembebatan menggunakan kain yang lebar. ADZ-IDeT,MEI 2017

32 Lengan bawah Imobilisasi lengan yang mengalami cedera.
Carilah bahan yang kaku yang cukup panjang sehingga mencapai jarak antara siku sampai ujung telapak tangan Carilah tali untuk mengikat bidai pada lengan yang cedera Flexi-kan lengan yang cedera, sehingga lengan bawah dalam posisi membuat sudut 90°terhadap lengan atas. Lakukan penekukan lengan secara perlahan dan hati-hati Letakkan gulungan kain atau benda lembut lainnya pada telapak tangan agar berada dalam posisi fungsional Pasanglah bidai pada lengan bawah sedemikian sehingga bidai menempel antara sikusampai ujung jari Ikatlah bidai pada lokasi diatas dan dibawah posisi fraktur. Pastikan bahwa pergelangan tangan sudah terimobilisasi Pasanglah bantalan pada ruang kosong antara bidai dan lengan yang dibidai Periksalah sirkulasi, sensasi dan pergerakan pada region distal dari lokasi pembidaian,untuk memastikan bahwa pemasangan bidai tidak terlalu ketat Pasanglah sling untuk menahan bagian lengan yang dibidai, dengan cara Letakkan kain sling di sisi bawah lengan. Apex dari sling berada pada siku, dan puncak dari sling berada pada bahu sisi lengan yang tidak cedera. posisikan lengan bawahsedemikian sehingga posisi tangan sedikit terangkat (kira-kira membentuk sudut 10°).ikatlah dua ujung sling pada bahu dimaksud. Gulunglah apex dari sling, dan sisipkan disisi siku. ADZ-IDeT,MEI 2017

33 Fraktur Tangan dan Pergelangan Tangan
Ekstremitas ini seharusnya dibidai dalam “posisi dari fungsi mekanik”, yakni posisi yang senatural mungkin. Posisi natural tangan adalah pada posisi seperti sedang menggenggam sebuah bola softball. Gulungan pakaian atau bahan bantalan yang lain dapat diletakkan pada telapak tangan sebelum tangan dibalut. Tulang jari Fraktur jari bisa dibidai dengan potongan kayu kecil atau difiksasi dengan merekatkanpada jari di sebelahnya yang tidak terkena injury (buddy splinting) Tulang punggung Pasien yang dicurigai menderita fraktur tulang belakang/punggung, harus dibidai menggunakan spine board atau bahan yang semirip mungkin dengan spine board. ADZ-IDeT,MEI 2017

34 Fraktur Panggul Fraktur panggul lebih sering terjadi pada orang tua. Jika seseorangyang berusia tua terjatuh dan mengeluhkan nyeri daerah panggul,maka sebaiknya dianggap mengalami fraktur. Apalagi jika pasien tidak bisa menggerakkan tungkai, atau ditemukan pemendekan dan atau rotasi pada tungkai (biasanya kearah lateral. Pemindahan pasien yang dicurigai menderita fraktur panggul harus menggunakan tandu. Tungkai yang mengalami cedera diamankan dengan merapatkan pada tungkai yang tidak cedera sebagai bidai.Anda bisa melakukan penarikan/traksi untuk mengurangi rasa nyeri, jika perjalanan menuju rumah sakit cukup jauh, dan terdapat orang yang bisa menggantikan anda saat anda sudah kelelahan ADZ-IDeT,MEI 2017

35 Tungkai atas Pada fraktur femur, bidai harus memanjang antara punggung bawah sampai dengan di bawah lutut pada tungkai yang cedera.Traksi pada cedera tungkai lebih sulit, dan resiko untuk terjadinya cedera tambahan akibat kegagalan traksi seringkali lebih besar.Sebaiknya jangan mencoba untuk melakukan traksi pada cedera tungkai kecuali jika orang yang membantu pembidaian telah siapuntuk memasang bidai. ADZ-IDeT,MEI 2017

36 Fraktur/dislokasi sendi lutut
Cedera lutut membutuhkan bidai yang memanjang antara pinggul sampai dengan pergelangan kaki. Bidai ini dipasang pada sisi belakang tungkai dan pantat Tungkai bawah Imobilisasikan tungkai yang mengalami cedera untuk mengurangi nyeri dan mencegah timbulnya kerusakan yanglebih berat Carilah bahan kaku yang cukup panjang sehingga mencapai jarak antara telapak tangan sampai dengan diatas lutut. Carilah bahan yang bisa digunakan sebagai tali untuk mengikat bidai Pastikan bahwa tungkai berada dalam posisi lurus Letakkan bidai di sepanjang sisi bawah tungkai, sehinggabidai dalam posisi memanjang antara sisi bawah lutut sampai dengan dibawah telapak kaki Pasanglah bidai pasangan di sisi atas tungkai bawah sejajardengan bidai yang dipasang di sisi bawah tungkai Ikatlah bidai pada posisi diatas dan di bawah lokasi fraktur.Pastikan bahwa lutut dan pergelangan kaki sudahterimobilisasi dengan baik Pasanglah bantalan pada ruang kosong antara bidai danlengan yang dibidai Periksalah sirkulasi, sensasi dan pergerakan pada regiondistal dari lokasi pembidaian, untuk memastikan bahwapemasangan bidai tidak terlalu ketat ADZ-IDeT,MEI 2017

37 Fraktur/dislokasi pergelangan kaki
Cedera pergelangan kaki terkadang bisa diimobilisasi cukup dengan menggunakan pembalutan. Gunakan pola figure of eight: Dimulai dari sisi bawah kaki, melalui sisi atas kaki, mengelilingi pergelangan kaki, ke belakang melalui sisi atas kaki, kesisi bawah kaki, dan demikian seterusnya. Bidai penahan juga bisa dipasang sepanjang sisi belakangdan sisi lateral pergelangan kaki untuk mencegah pergerakan yang berlebihan. Saat melalukan tindakan imobilisasi pergelangan kaki, posisi kaki harus selalu dijaga pada sudut yang benar ADZ-IDeT,MEI 2017

38 Terima kasih


Download ppt "KEGAWATAN MUSKULOSKELETAL"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google