Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Randall Collins (1975), mengatakan bahwa pertanyaan mendasar sosiologi bukanlah mengapa masyarakat terbentuk, tetapi setelah masyarakat terbentuk apa.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Randall Collins (1975), mengatakan bahwa pertanyaan mendasar sosiologi bukanlah mengapa masyarakat terbentuk, tetapi setelah masyarakat terbentuk apa."— Transcript presentasi:

1 INTEGRASI SOSIAL MASYARAKAT INDONESIA Oleh Paulus Wirutomo Sistem Sosial Indonesia (2015)

2 Randall Collins (1975), mengatakan bahwa pertanyaan mendasar sosiologi bukanlah mengapa masyarakat terbentuk, tetapi setelah masyarakat terbentuk apa yang membuat orang- orang tetap terikat didalamnya. Ada dua tipe bangsa yaitu etnic nation  satu kelompok etnik dan social nation  beragam kelompok etnik Masyarakat Indonesia terdiri dari suku-suku yang memiliki dua ciri, yaitu Hot ethnicity  menonjolkan identitas etniknya, sense of belonging dan memendam keinginan untuk merdeka; Cold ethnicity  kurang fanatic, kurang emosional dan identitas etnik hanya untuk mencari keuntungan sesaat. Kondisi ini terus berubah, tergantung bagaimana mengelola integrasi masyarakat dalam mengembangkan kesejahteraan, keadilan dan solidaritas sosial. Nasionalisme adalah ekspresi perasaan sebangsa, yaitu ideology yang diekspresikan dalam bentuk gerakan memuja bangsa.

3 Strategi Negara Homogen
Pendekatan Asimilatif  melebur menjadi satu menciptakan kebudayan baru yaitu kebudayaan nasional Pendekatan Akulturatif  memaksa semua unsur identitas menggabungkan diri kepada yang dominan Pendekatan Multikulturalis  kebebasan untuk hidup bersama dalam kebudayaan masing-masing, membina sifat kesetiakawanan dan kesetaraan. Syarat NKRI Berdaulat Legalitas secara internasional Legitimasi atau pengakuan dan dukunagn moral rakyat Kualitas komitmen sosio kultural

4 Berbagai Perspektif Dalam Sosiologi
Dalam sosiologi dikenal beberapa perspektif (sudut pandang). Dalam buku Sistem Sosial Indonesia ini akan diperkenalkan perspektif yang bersifat makro-struktural, yaitu fungsionalisme dan konflik. Selain itu ada juga perspektif yang bersifat interpretivisme. Perspektif memiliki berbagai cabang, seperti symbolic interactionism, phenomenology, ethnomethodology.

5 Perspektif Struktural Fungsional  Pada dasarnya perspektif ini percaya bahwa untuk tujuan analisis, masyarakat dapat dianalogikan sebagai organisme biologis. Aliran ini mengajukan seperangkat asumsi dasar tentang masyarakat, yaitu: Masyarakat merupakan suatu jaringan kelompok manusia yang bekerjasama secara terorganisasi, berdasarkan seperangkat aturan dan nilai yang dianut dan disepakati oleh sebagian besar anggota masyarakat tersebut (value consensus). Hubungan antar sub-sistem dalam masyarakat menciptakan keteraturan sosial (social order) yang sangat kuat, sehingga perubahan dalam suatu sistem selalu bersifat evolusioner (tidak revolusioner) sebabb perlu mengalami proses adaptasi secara sistemik. Pada dasarnya suatu sistem sosial selalu berusaha mempertahankan stabilitas. Karena setiap unsur dalam sistem sosial selalu memiliki fungsi yang berguna bagi unsur lainnya atau bagi kelangsungan hidup seluruh sistem, unsur yang tidak memiliki fungsi akan hilang dengan sendirinya.

6 Perspektif Konflik Sifat pendekatan ini anti-individualistis karena yang menjadi titik berat perhatian adalah kebutuhan sistem (masyarakat), bukan kebutuhan individu-individu di dalamnya. Perspektif konflik bersifat lebih kritis. Ia melihat masyarakat bukan semata-mata sebagai suatu kekuatan impersonal tetapi sebagai tempat bertemunya individu atau kelompok yang memiliki kebutuhan dan kepentingan sendiri (individual self interests) yang harus diperjuangkan.

7 Perspektif Interpretivisme: symbolic interactionism
Interpretivisme berakar pada tradisi yang dikembangkan Weber yang berpandangan bahwa walaupun manusia digerakkan oleh kekuatan sosial (social forces) dalam bentuk kultur maupun struktur, namun manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan untuk memberikan makna secara pribadi terhadap tindakan yang dilakukannya. Weber menggolongkan tindakan sosial (social action) menjadi 4 tipe: Rational action Value based-rational action Traditional action Affectual atau emotional action

8 TEORI SOSIOLOGI TENTANG MASYARAKAT INDONESIA
Teori masyarakat majemuk (plural society) Kemajemukan ideology Kemajemukan politis Kemajemukan kultural Teori masyarakat dualistik Masyarakat modern berdampingan dengan masyarakat tradisional Teori involusi Mekanisme adaptasi yang menghasilkan perkembangan struktur yang kompleks.

9 Ciri Perkembangan Sosial di Indonesia
Masyarakat Indonesia merupakan suatu negara-bangsa yang pernah mengalami penjajahan memiliki berbagai ciri kehidupan sosial budaya serta pola perkembangan yang khas. Secara sosiologis, gejala-gejala sosial ini sejak lama telah banyak direkam oleh para sosiolog atau antropolog Barat. Ketua dari Modern History and Sociology of Indonesia di University of Amsterdam ini terkenal dengan pendekatan sosiologi dan sejarah. Dengan pendekatan historico-sociological gaya Weber, Wertheim menyusun suatu ideal type dari petrimonical bureaucracy.

10 Teori underdevelopment dan dependensi
Peran strategic group Perubahan sosial dalam masyarakat Indonesia menurut Hans Dieter Evers sanagt dipengaruhi oeleh berkembangnya strategic group. Dari segi prosesnya, Evers melihata ada tiga jenjang perubahan: mula-mula orang- orang Indonesia lebih dipersatukan oleh persamaan identitas etnis daripada kesamaan profesi. Teori underdevelopment dan dependensi Pada tahun 70-an, pendekatan fungsionalisme yang bersifat evolusioner dan menekankan pada konsensus, modernisasi dan ekuilibrium, mulai tergeser oleh studi yang lebih kritis dan radikal. Pada tahun 80-an, para penulis ekonomi-politik seperti Higgott, Robison dan Hewison, banyak menyoroti masalah ekonomi yang berkelindan dengan masalah politik sosial, dengan unit analisis negara. Berbagai negara bekas jajahan memiliki banyak sekali perbedaan struktural (kelas, ekonomi, politik) serat budaya (pola hubungan antar rakyat dan elit, pemerintahan dan pengusaha, hubungan antar kelas sosial, dan sebagainya).

11 BATASAN KONSEP INTEGRASI
Konsep integrasi amat penting dalam setiap unit sosial, apalagi dalam unit sosial yang plural. Namun, berbagai perspektif dalam sosiologi melihat fenomena integrasi secara amat berbeda. Konsep integrasi dapat dibedakan dalam tiga sifat, yaitu: Integrasi normative kesepakatan nilai, norma, cita-cita bersama, atauy adanya solidaritas. Integrasi fungsional  ketergantungan kepada struktur fungsional masyarakat atau sesuai kepentingan Integrasi koersif paksaan dari pemerintah atau yang berkuasa

12 KONSEP-KONSEP INTEGRASI
Integration Equilibrium Stability The absence of conflict Solidarity (kesetiakawanan) Conformity Peace Cohesion Compromise Harmony Solidity Sinergy

13


Download ppt "Randall Collins (1975), mengatakan bahwa pertanyaan mendasar sosiologi bukanlah mengapa masyarakat terbentuk, tetapi setelah masyarakat terbentuk apa."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google