Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Rancangan, tarif, & tempat pelayanan

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Rancangan, tarif, & tempat pelayanan"— Transcript presentasi:

1 Rancangan, tarif, & tempat pelayanan
Oleh : Faik Agiwahyuanto

2 Rancangan pelayanan Banyak sekali RS yg menghadapi permasalahan berkaitan dgn pengambilan keputusan untuk pemberian pelayanan pada pasien. Maka ada 3 hal pertanyaan mendasar pada manajerial ttg rancangan pelayanan RS, yaitu : Bgmn RS dpt menilai & meningkatkan bauran keseluruhan pelayanannya ?  jawabannya menyangkut pembahasan perihal keputusan ttg bauran pelayanan Bgmn RS dpt menilai & meningkatkan masing2 pelayanan dlm bauran pelayanannya ? Jawabannya berupa uraian mengenai keputusan ttg individu pelayanan Bgmn RS dpt meningkatkan pengelolaan pelayanan-pelayanannya sepanjang siklus hidupnya ? Jawabannya berupa pembahasan mengenai keputusan ttg siklus hidup pelayanan.

3 1. Keputusan ttg bauran pelayanan
RS umumnya banyak menyelenggarakan pelayanan. RS memberikan pelayanan 4 klpk dasar : Dx dan Pengobatan (irjal, irnap, gadar, lab, radiologi) Pencegahan (Skrining & konseling) Promkes (dalam gedung / luar gedung) Pemulihan (rehab medik fisik & jiwa) Istilah yg sering dipakai dalam hal ini : Bauran pelayanan : gabungan seluruh pelayanan yg diselenggarakan RS bagi konsumen Kelompok pelayanan : 1 klpk yg terdiri atas pelayanan2 yg berkaitan erat krn kemiripan fungsi/kesamaan konsumen/disediaka dlm cara (outlet) yg sama jenisnya Individu pelayanan : 1 unit pelayanan tertentu dlm 1 klpk pelayanan yg berbeda dlm hal besar, penampilan, tarif, atau atribut lainnya. Bauran pelayanan pd RS harus dilakukan secara simultan, dan harus dilakukan penilaian kembali secara periodik, krn bauran pelayanan ini akan menentukan posisi RS dlm hadapi pesaing2nya juga sebagai penilaian ekonomi RS ttg keuntungannya.

4 2. Keputusan ttg individu pelayanan
Yaitu sesuatu yg dpt ditawarkan ke pasar untuk penuhi suatu kebutuhan. Dlm pengembangannya suatu pelayanan yg hendak ditawarkan ke pasar, RS harus pahami 3 hal : Inti pelayanan : RS harus bisa menjawab pertanyaan “apa yg sesungguhnya dicari konsumen ? Apa yg perlu dipuaskan ttg kebutuhan konsumen ? Selain itu RS harus paham bahwa penyelenggaraannya itu sebetulnya dibeli pasien untuk harapan pasien tsb harus sembuh. Jadi, RS harus temukan kebutuhan esensial dibalik tiap pelayanannya. Bentuk kasat mata : inti pelayanan selalu diwujudkan dalam bentuk kasat mata. Contoh ; pada pelayanan persalinan  inti pelayanan adalah persalinan mudah dan selamat, sedangkan bentuk kasat matanya adalah bangsal melahirkan (ibu hamil diperiksa dgn cara berbaring, didorong ke ruang Px, ditangani, dianestesi). Apabila dilihat bentuk fisik akan beda antar RS, tapi yg bedakan adalah 5 ciri : gaya, fitur, mutu. Kemasan, nama-merk. Unsur tambahan : RS dpt menyediakan keuntungan/manfaat tambahan di luar kasat mata. Contoh : RS berikan kesempatan pasien untuk mengangsur bayar irnapnya. Tujuannya untuk penuhi keinginan tambahan dari konsumen, juga berikan perbedaan pelayanan dengan pesaing lainnya.

5 3. Keputusan ttg siklus hidup pelayanan
Tdk mungkin ciri suatu pelayanan & pendekatan pemasaran akan selamanya optimal  akan berubah dari sisi makro (demografi, ekonomi, politik, iptek, budaya), serta sisi spesifik (lingkungan pasar = konsumen, pesaing, pemasok)  RS harus menyesuaikan hal tsb. Bentuk pelayanan dpt dipandang dengan 4 hal : Perkenalan  memberikan informasi pd konsumen, mendorong terjadi upaya mencoba konsumen. Jadi intinya promosi ditujukan pd mereka yg paling siap manfaatkan RS ini. Pertumbuhan  memberikan pemanfaatan pelayanan meningkat & terus meningkat. Maka, jika RS ingin jaga pertumbuhan pelayanan yg didapat : meningkatkan mutu pelayanan & menambahkan fitur/atribut baru, cari segmen pasien baru yg mau dimasuki, mencari kemungkinan buka lokasi di t4 lain, meningkatkan promosi dari tahap meningkatkan awareness Pematangan  hal ini lebih panjang waktunya. Prosesnya : awal terjadi pelambatan pelayanan  RS menaikkan anggaran riset untuk diklat, promosi RS  agar bertemu hal baru untuk meningkatkan institusi RS, terutama masalah modal dan pelayanan. Penurunan  RS yg mutu masih bertahan hidup  maka bisa disuntik investasi, tapi apabila berhenti maka harus dihentikan atau dijual kepihak lain.

6 Tarif/harga pelayanan 1. Tujuan Penetapan Tarif
Perihal utama RS : menentukan tujuan hendak dicapai  penetapan tarif/harga. Ada 2 hal dlm penetapan tarif yg dihadapi pimpinan yaitu memaksimalkan pemanfaatan & memaksimalkan impas biaya. Maka harus dikaji dulu dari : Maksimalkan laba  harus dilakukan perkiraan 2 fungsi : fungsi demand & fungsi cost. Fungsi demand adalah jumlah pemanfaatan yg diharpkan dlm 1 periode pd bebagai tingkat tarif yg diberlakukan. Impas biaya  kinerja suatu pelayanan RS dpt dilihat dari tingkat impas biaya yg sudah dicapainya : seberapa besar proporsi pengeluaran yg dapat ditutup dari pendapatannya. Maksimalkan pemanfaatan  ada beberapa RS yg fungsinya untuk memaksimalkan pemanfaatan, terutama pada pelayanan yg disubsidi pemerintah. Ada untung rugi, memang bisa mendongkrak quantity pelayanan, tapi quality jg harus dijaga, dan laba jg akan lama. Disentivisasi pasar  penetapan harga dpt juga dimaksudkan untuk upayakan sebanyak mungkin orang yg tidak memanfaatkan sutau pelayanan. Maka harus ada kombinasi harga dlm arti tarif dan harga untuk respon pasien, tapi jg harus memperhatikan pemenuhan persyaratan tertentu.

7 Tarif/harga pelayanan 2. Strategi Penetapan Tarif/harga
Ada 3 jenis strategi : Berorientasi biaya : yaitu penetapan tarif yg sepenuhnya mengacu pada biaya yg dikeluarkan (biaya marjinal maupun biaya total), termasuk biaya tak langsung. Caranya  dgn analisa titik impas, fungsinya menetapkan 1 tarif yg telah ditetapkan, berapa banyak pemanfaatan pelayanan harus terjadi agar biaya dikeluarkan dgn sepenuhnya ditutup. Berorientasi permintaan : yaitu RS memperhatikan kondisi permintaan bukan tingkat biaya, dlm penetapan tarif/harga. RS menaksir berapa besar nilai pelayanan yg ditawarkan dimata konsumen  tetapkan harga atas dasar itu. Berorientasi persaingan : RS menetapkan harga berdasarkan tengok kanan-kiri pesaingnya. Tarif yg dipatok  bisa lebih tinggi, lebih rendah, atau sama dengan pesaingnya. Hal ini akan berdampak pada ketidak kakuan pada tarif, karena dasarnya bukan dari hal yg terjadi didalam institusi, jadi terjadinya kenaikan harga tarif bisa terjadi kapan saja. Tapi cara ini menjadi hal alternatif efektif, karena gejolak cenderung tidak ada

8 Tarif/harga pelayanan 3. Perlu tidak untuk ubah tarif
Pengubahan tarif adalah hal paling sulit bagi jajaran manajerial, karena harus pertimbangkan banyak hal didalam institusi. Antisipasinya : Elastisitas tarif/harga thdp permintaan  Metode ini adalah tradisional dimana perubahan berdasar asumsi semua konsumen menyimak perubahan tarif tsb & menilainya. Elastisitas -1 (peningkatan/penurunan pemanfaatan akan terjadi dlm persentase yg sama dgn persentase penurunan/peningkatan tarif) dan pendapatan total tidak terpengaruh. Harga >-1 (peningkatan/penurunan lebih besar dibandingkan persentase peningkatan/penurunan) dan pendapatan total meningkat. Harga <-1 (peningkatan/penurunan pemanfaatan akan terjadi dlm persentase lebih kecil dibandingkan persentase penurunan/peningkatan tarif) dan pendapatan total berkurang. Faktor persepsi dlm respon konsumen  berdasar asumsi konsumen : krn ada penurunan mutu pelayanan, pelayanan ada kekurangan, RS ada masalah keuangan/bangkrut, penurunan tarif atau kenaikan tarif. Kepentingan promosi

9 Aturan tarif pelayanan
Berdasar UU No. 44 th 2009 ttg RS : Menkes menetapkan pola tarif nasional berdasar komponen biaya satuan pembiayaan dgn memperhatikan kondisi regional Gubernur menetapkan pagu tarif maksimal berdasar pola tarif nasional  berlaku di RS propinsi yg bersangkutan. Penetapan besar tarif RS harus berdasar pola tarif nasional & pagu tarif maksimal. Untuk tarif kelas III RS berdasarkan kepemilikan RS  RSUP berdasarkan keputusan Menkes, RSUD ditetapkan oleh PEMDA setempat, dan RS lain ditetapkan oleh pimpinan RS tersebut, tetapi mengacu pada aturan tarif PEMDA.

10 Tempat pelayanan Penetapan tempat pelayanan yang utama berdasarkan :
Tingkat kenyamanan  Lokasi, isi ruang, luas ruang, berapa jumlah dokter yg melayani, perawat dari sisi attitude dan kecepatan pelayanan, dan harus ada aturan mengenai kunjungan pasien. Rancangan tempat pelayanan Jumlah dan lokasi cabang


Download ppt "Rancangan, tarif, & tempat pelayanan"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google