Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
ARY INDRA WICAKSONO BONE DENSITOMETRI
2
PENDAHULUAN World Health Organization (WHO) memasukkan osteoporosis dalam daftar 10 penyakit degeneratif utama di dunia. Tercatat bahwa terdapat kurang lebih 200 juta pasien di seluruh dunia yang menderita osteoporosis. Masalah yang dihadapi ketika seseorang mengalami osteoporosis tidak hanya karena penurunan kualitas dan fungsi hidup individu, tetapi juga masalah biaya kesehatan ketika terjadi fraktur dan meningkatnya mortalitas
3
Apakah Osteoporosis itu ????
Osteoporosis berarti “tulang yang rapuh”. Tulang dalam keadaan terkuat pada sekitar usia 30 tahun. Kemudian mulai kehilangan kepadatannya. Lebih dari 10 juta orang indonesia menderita osteoporosis, yakni proses hilangnya masa tulang yang menyebabkan mudah patah. Sekitar separoh dari wanita berusia 50 tahun atau lebih tua akan mengalami patah tulang karena osteoporosis dalam kehidupannya
4
Gejala osteoporosis Kebanyakan orang tidak menyadari menderita osteoporosis sampai mengalami patah tulang atau perubahan bentuk tubuh. Bahkan, kemungkinan mengalami kehilangan masa tulang tanpa menyadarinya. Nyeri pinggang sebagai akibat perubahan tulang belakang, sering menjadi pertanda bahwa sesuatu yang tidak benar telah terjadi.
5
Osteoporosis dan patah tulang
Osteoporosis adalah penyebab dasar kasus 10 juta patah tulang setiap tahunnya di indonesia. Yang paling umum adalah pada tulang belakang disebut spinal compresision fractures - dimana patahan patahan kecil menyebabkan tulang belakang kolaps dan mengubah postur tubuh. Patahnya tulang pinggul akan mengganggu mobilitas dan bahkan meningkatkan resiko kematian.
6
Apakah penyebab osteoporosis
Tulang dalam tubuh secara terus menerus bertumbuh sepanjang hidup. Tulang terbuat dari collagen sejenis protein yang menjadi rangka dasar dan kalsium fosfat, suatu mineral untuk memperkeras tulang. Dengan makinuzurnya usia, tubuh kehilangan lebih banyak tulang dari pada yang ditumbuhkan. Perubahan terbesar kepadatan tulang pada wanita terjadi 5-7 tahun setelah menopouse.
7
Apakah setiap orang akan terkena osteoporosis ??
Kehilangan tulang adalah proses alamiah penuaan, tetapi tidak setiap orang akan kehilangan cukup banyak kepadatan tulang untuk menjadi osteoporosis. Dengan makin bertambahnya usia kemungkinan mengalami osteoporosis akan menjadi lebih tinggi. Tulang wanita rata rata lebih tipis dari pria dan kepadatan tulangnya dengan cepat menurun setelah menopouse. Jadi tidak mengherankan bila 80% dari penderita osteoporosis adalah wanita.
8
Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol
Wanita yang kurus dan bertubuh kecil cenderung untuk lebih sering menderita osteoporosis. Keturunan memang memegang peranan, demikian pula ethinitas. Wanita asia dan kulit putih lebih sering terkena osteoporosis ketimbang wanita negro dan hispanik. Pada kondisi tertentu seperti diabetes type 1, rheumatoid, arhtritis, penyakit radang lambung dan gangguan hormonal juga akan mempercepat proses osteoporosis.
9
Faktor resiko yang dapat dikontrol
Merokok, gaya hidup yang tidak aktif, serta diet rendah kalsium dan vitamin D menjadikan seorang beresiko tinggi untuk osteoporosis. Demikian pula dengan kebiasaan minum alkohol beresiko tinggi untuk patah tulang. Kortikosteroida, obat anti radang yang dipakai dalam pengobatan asthma dan peradangan lain, dan gangguan makan seperti anorexia nervosa, semuanya mempengaruhi kesehatan tulang.
10
Apakah pria juga beresiko terkena osteoporosis??
Osteoporosis memang lebih umum terjadi pada wanita, tetapi pria juga mempunyai resiko terkena. Faktanya 25% dari pria berusia 50 th keatas mengalami patah tulang berkaitan dengan osteoporosis. Osteoporosis sering terlupakan didiagnosa pada pria karena anggapan adalah penyakit perempuan dan pria jarang diperiksa densitas tulangnya.
11
Indikasi pemeriksaan Bone Mineral Density (BMD)
Perempuan usia 65 tahun keatas Untuk perempuan pasca menopause usia dibawah 65 tahun, dapat dilakukan pemeriksaan BMD bilamana ada factor resiko terjadinya penurunan massa tulang seperti berat badan rendah, riwayat patah tulang, atau pengguna obat resiko tinggi. Penyakit atau kondisi yang menimbulkan kehilangan massa tulang
12
lanjutan Perempuan pre menoapause dengan faktor resiko patah tulang seperti berat badan rendah, riwayat patah tulang, atau pengguna obat resiko tinggi. Pria usia 70 tahun keatas Pasien dewasa dengan kerapuhan tulang (fragile) Pasien dewasa dengan penyakit atau kondisi yang menimbulkan kehilangan massa tulang Pasien dewasa menggunakan obat yang menimbulkan kehilangan massa tulang Seseorang yang dipertimbangkan pengobatan anti osteoporosis Seseorang yang memerlukan evaluasi hasil pengobatan Seseorang tanpa pengobatan namun ada tanda2 kehilangan massa tulang yang membutuhkan pengobatan selanjutnya. Perempuan berhenti minum estrogen harus di lakukan pemeriksaan BMD sesuai dengan indikasi diatas.
13
Pemeriksaan : Apakah arti T-score ???
T-score membandingkan kepadatan tulang (mineral density – BMD) dengan seorang sehat berusia 30 tahun, karena pada usia itu masa tulang mencapai puncaknya. Hasilnya adalah t-score dengan rentang sebagai berikut : -1.0 dan lebih tinggi adalah kepadatan tulang normal. Diantara -1.0 dan -2.5 menunjukan kepadatan tulang rendah (osteopenia) tetapi bukan osteoporosis. -2.5 kebawah indikasi osteoporosis ( bila kepadatan tulang menurun, angka t-score akan lebih rendah.
14
Bagian yang diperiksa Lumbal spine Hip joint dextra atau sinistra
Fore arm Whole body
15
Lumbal spine Ukur BMD L1-L4 AP spine
Bilamana ada kelainan atau artifact gunakan 3 atau 2 buah lumbal yang diukur Diagnosa tidak dapat di tegakkan berdasarkan BMD 1 buah vertebra lumbal, Dalam keadaan seperti ini, diagnosa ditegakkan dari hasil BMD daerah tulang yang lain.
16
Hip (Coxae) dextra dan sinistra
Ukur leher femur atau total femur, gunakan yang terendah T-scorenya. Ukur salah satu femur, kiri atau kanan Belum ada data yang cukup untuk bilateral femur digunakan dalam diagnosa
17
Fore arm Gunakan 33% radius (1/3 radius) dari forearm yang nondominan untuk diagnosa.
18
Whole body (total body)
Whole body (total body). DXA total body composition dapat digunakan dalam kondisi : Untuk mengukur distribusi lemak pada pasien HIV yang mendapat terapi dengan resiko lipoatrophy (stavudine [d4T] dan zidovudine [ZDV,AZT]) Pasien obesitas yang di lakukan operasi bariatic (atau terapi medis, diet, penurun berat badan lain yang dapat menimbulkan kehilangan berat badan cukup besar). Tujuannya untuk mengetahui perubahan massa lemak dan otot bila berat badan turun melebihi 10%. Apa pengaruhnya secara klinis belum diketahui
19
lanjutan Untuk menghitung lemak dan otot pasien dengan kelemahan otot atau kesehatannya buruk. Apa pengaruhnya secara klinis belum diketahui. Kehamilan adalah kontraindikasi DXA body composition.Keterbatasan penggunaan DXA body composition atau BMD adalah melebihi beban meja periksa, pemberian media kontras dan atau artifact. Bahan radiofarmasi mungkin mempengaruhi akurasi hasil pada beberapa mesin BMD.
20
Makanan-makanan pembentuk tulang
Makanan berkadar kalsium tinggi dapat membantu melindungi tulang berapapun usia kita. Dibutuhkan susu 3-4 gelas (250cc) susu sehari. Ikan seperti salmon, tuna dan bandeng juga mengandung viatmin D yang membantu penyerapan kalsium dan sayur dengan daun hijau juga mengandung magnesium, yang menjaga kualitas tulang.
21
Makanan yang jelek untuk tulang
Beberapa makanan dapat menyebabkan kalsium dalam tubuh menurun. Kurangi makanan berkadar garam tinggi seperti makanan makanan kaleng dan daging proses. Kebanyakan makanan modern seperti fast food mengandung kadar natrium yang melebihi kebutuhan tubuh, kafein dapat mengganggu penyerapan kalsium sekalipun efek tersebut dapat tercapai bila minum lebih dari 3 cangkir sehari.
22
Membangun tulang yang kuat
Olah raga yang berhubungan dengan beban, seperti angkat besi dapat membantu memperkuat tulang dan menjaganya. Demikian juga dengan olah raga berjalan, joging, tenis dan aktivitas yang menggerakan seluruh berat tubuh. Wanita yang berjalan 1.5 km perhari mempunyai cadangan tulang tahun lebih banyak daripada yang tidak.
23
Hidup dengan osteoporosis
Osteoporosis tidak harus mengganggu kehidupan seseorang. Bahkan hidup pasif atau jarang bergerak justru akan memperburuk kesehatan tulang. Karena itu rajinlah berjalan dan menikmati aktivitas yang menyenangkan serta Jangan mengangkat barang yang berat
24
Terima kasih atas perhatiannya
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.