Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehnana nini Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
Alat Pengolah Air Limbah Rumah Tangga (Kombinasi Biofilter Anaerob dan Aerob) Oleh Kelompok 9 -Nanda Amar Kurniawan(10111710000071) -Amaluddin Fajar(10111710000076) -Hasna Zuhdiyyah(10111710000089)
2
PENDAHULUA N
3
Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan di kota besar, khususnya di Surabaya telah menunjukkan gejala yang cukup serius, terutama masalah pencemaran air. Penyebab dari pencemaran tersebut tidak hanya berasal dari buangan industri atau pabrik-pabrik yang membuang begitu saja air limbahnya tanpa pengolahan lebih dahulu ke sungai atau ke laut, tetapi juga yang tidak kalah memegang andil baik secara sengaja atau tidak adalah masyarakat Surabaya itu sendiri, yakni akibat air buangan rumah tangga yang jumlahnya makin hari makin besar sesuai dengan perkembangan penduduk maupun perkembangan kota Surabaya. Padatnya pemukiman dan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk serta buangan industri yang langsung dibuang ke badan air tanpa proses pengolahan telah menyebabkan pencemaran sungai.
4
Oleh karena itu, dibutuhkan fasilitas/sistem pengolah limbah rumah tangga sebelum dibuang ke saluran umum. Salah satunya melalui rancang bangun sistem kombinasi biofilter anaerob-aerob untuk menghilangkan polutan organik yang ada di dalam air limbah
5
Tinjauan Pustaka Air limbah kota-kota besar di Indonesia secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu air limbah industri, air limbah domistik (berasal dari buangan rumah tangga) dan air limbah dari perkantoran dan pertokoan. Saat ini selain pencemaran akibat limbah industri, pencemaran akibat limbah domistik pun telah menunjukkan tingkat yang cukup serius. (sumber : http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahrt/limbahrt.html) Sebagai contoh dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Tim JICA (1990), jumlah unit air limbah dari buangan rumah tangga di jakarta rata-rata per orang per hari adalah 118 liter, dengan konsentrasi BOD rata-rata 236 mg/lt dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 147 liter dengan konsetrasi BOD rata-rata 224 mg/lt. Sedangkan Jumlah air limbah secara keseluruhan 1.316.113 M3/hari yakni untuk air buangan domistik 1.038.205 M3/hari, buangan perkantoran dan daerah komersial 448.933 M3/hari, dan buangan industri 105.437 M3/hari.
6
Sedangkan berdasarkan keterangan dari Dinas Lingkungan Hidup (KLH) kota Surabaya, sumber pencemar air terbesar di Kota Surabaya berasal dari limbah rumah tangga dan apartemen yakni mencapai 76 %. Setelah itu disusul oleh limbah buangan industri sebesar 17 %, dan sumber lainnya sekitar 5 %. “Limbah domestik ini menjadi penyumbang pencemaran tertinggi, (Kepala Dinas Lingkungan Hidup SBY – Ali Suhudi, 2017)
7
Rumusan Masalah Bagaimana cara pengolahan limbah rumah tangga dengan sistem “Kombinasi Biofilter Anaerob – Aerob”? Apa sasaran/keluaran dari kajian sistem pengolahan air limbah rumah tangga ini? Apa saja manfaat dari digunakannya system pengolahan limbah ini?
8
Tujuan Penelitian Untuk mengkaji cara pengolahan air limbah rumah tangga individual (On Site Treatment) atau semi komunal dengan sistem "Kombinasi Biofilter Anaerob dan Aerob". Untuk mengetahui pemanfaatan dari alat pengolahan air limbah rumah tangga yang dikaji. Menemukan alternatif atau solusi mengenai masalah pencemaran sungai dan minimnya fasilitas pengolahan air limbah rumah tangga.
9
Variabel Penelitian Kapasitas alat Waktu pengendapan limbah Debit limbah
10
PEMBAHASAN
11
Lokasi yang Ditinjau Perumahan Sasaran (lokasi terdekat dengan tumpukan limbah yang mencemari sungai) Daerah Karang Pilang, tepi sungai Brantas, SBY Di dekat kawasan industri PT. Suparma, Tbk
12
Metode Penelitian Berikut data yang diperoleh dari berbagai sumber : Limbah industri tekstil di area pinggir kota Surabaya mempunyai karakteristik perbandingan COD dan BOD = 5.57. Limbah jenis ini sulit untuk dibiodegradasi. (2014. Lieke Riyadi. Jurnal Pengolahan Limbah Tekstil.) Salah satu hotel bintang 4 di Surabaya yang memiliki sarana pengolahan limbah cair serupa (biofilter) dengan kualitas effluent belum memenuhi baku mutu Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 tahun 2013. Parameter yang tidak memenuhi baku mutu tersebut adalah COD dengan konsentrasi sebesar 71,684 mg/l. (2017. Hutomo Dwi Prabowo. Evaluasi Instalasi.) Suumber : https://worldwidescience.org/topicpages/p/pada+pengolahan+limbah.html
13
Bahan dan Peralatan yang Digunakan Unit reaktor dapat dibuat dari bahan fiberglas atau dari bahan beton cor, tergantung dari situasi, kondisi, harga serta kemudahan instalisi/pemasangannya. Untuk percontohan ini unit reaktor dibuat dari bahan fiberglas. Medium biofilter yang digunakan untuk melekatkan mikroorganisme dapat menggunakan batu pecah (gravel) atau batu apung ukuran 3-5 cm, atau dari bahan plastik/PVC bentuk sarang tawon atau media lain yang sesuai.
14
Prototipe alat ini dibuat dari bahan fiber glas (FRP) dan dibuat dalam bentuk yang kompak dan langsung dapat dipasang dengan ukuran panjang 310 cm, lebar 100 cm dan tinggi 190 cm. Ruangan di dalam alat tersebut dibagi menjadi beberapa zona yakni rungan pengendapan awal, zona biofilter anaerob, zona biofilter aerob dan rungan pengendapan akhir. Media yang digunakan untuk biofilter adalah batu pecah dengan ukuran 1-2 cm. Prototipe alat ini dirancang untuk dapat mengolah air limbah sebesar 3 m 3 /hari, atau untuk melayani sekitar 20-25 orang.
15
Tahapan Pembuatan Air limbah yang berasal dari rumah tangga dialirkan melalui saringan kasar (bar screen) untuk menyaring sampah yang berukuran besar seperti sampah daun, kertas, plastik dll. Setelah melalui screen air limbah dialirkan ke bak pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya. Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob dengan arah aliran dari atas ke dan bawah ke atas. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik atau kerikil/batu split. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik. Air limpasan dari bak kontaktor (biofilter) anaerob dialirkan ke bak kontaktor (biofilter) aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan media kerikil, atau dapat juga dari bahan pasltik (polyethylene), batu apung atau bahan serat. Air setelah diolah secara biofilter tersebut dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), juga dapat menurunkan konsentrasi ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS), phospat dan lainnya.
18
Kendala yang Dihadapi Keterbatasan data yang diperoleh untuk menunjang perhitungan kemampuan alat. Belum dilakukannya survey pada lokasi yang dijadikan sasaran penggunaan prototype alat. Biaya dan sumber daya yang akan digunakan jika benar-benar ingin membuat alat tersebut.
19
PENUTUP
20
Kesimpulan Untuk pengolahan air limbah rumah tangga dengan kapasitas 20 -25 orang (2-3 M 3 per hari) memerlukan energi listrik sekitar 65 watt. Teknologi pengolahan air dengan sistem biofilter anaerob-aerob tersebut dapat digunakan untuk mengolah air limbah rumah tangga atau buangan organik. Aplikasi teknologi tersebut antara lain : untuk perumahan kumuh, pengolahan air limbah septik tank komunal atau MCK, untuk pengolahan air limbah asrama dan lain-lain. Salah satu solusi masalah pencemaran air, khususnya yang disebabkan oleh pembuangan limbah rumah tangga yaitu menggunakan alat penyaring limbah sebelum dibuang, salah satunya yaitu dengan memakai konsep alat kombinasi biofilter anaerob dan aerob.
21
Saran Sebaiknya dilakukan studi literatur lebih lanjut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai topik atau subjek yang digunakan dalam penelitian. Perlu adanya bimbingan dalam melakukan penelitian yang hasil akhir atau keluarannya berupa alat.
22
TERIMA KASIH Catatan : -
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.