Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PANDUAN BELAJAR Selamat Belajar Saudara tentang Manajemen Laboratorium Kimia melalui tayangan ini! Bacalah dengan seksama setiap halaman, hayati dan.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PANDUAN BELAJAR Selamat Belajar Saudara tentang Manajemen Laboratorium Kimia melalui tayangan ini! Bacalah dengan seksama setiap halaman, hayati dan."— Transcript presentasi:

1 PANDUAN BELAJAR Selamat Belajar Saudara tentang Manajemen Laboratorium Kimia melalui tayangan ini! Bacalah dengan seksama setiap halaman, hayati dan temukan makna esensinya! Dengan cara ini, Insyaa Allah Anda akan memiliki pemahaman yang mantap. Aaminn Yaa Robbal’alamiin PPG DALAM JABATAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 2018

2 MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA Bidang Keahlian Teknik Kimia (KB-3) PPG DALAM JABATAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 2018

3 mrkm-pendkimfpmipaupi
DESKRIPSI MATA KULIAH DESKRIPSI Modul ini ditujukan untuk memfasilitasi pelaksanaan Program PPG agar para peserta memiliki pengetahuan dan keterampilan mengelola laboratorium kimia yang baik. Modul ini dibagi ke dalam empat Kegiatan Pembelajaran dengan materi pokok yaitu (1) Sistem Manajemen Laboratorium Kimia, (2) Sistem Administrasi Laboratorium Kimia, (3) Penerapan Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagian 1, dan (4) Penerapan Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagian 2. 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

4 mrkm-pendkimfpmipaupi
PETA MATERI 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

5 KEGIATAN PEMBELAJARAN 3: PENERAPAN SISTEM KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA (K3) BAGIAN 1 Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan 3: Memiliki pemahaman dan mampu menerapkan Penerapan Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Sub Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan: 3.1 Menjelaskan Konsep Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) 3.2 Mendeskripsikan Prinsip-prinsip Pencegahan Kecelakaan 3.3 Melakukan Penanganan dan Tindakan Pertolongan Kecelakaan Kerja 3.4 Mempraktekan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

6 PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA SEKOLAH
STANDAR SARPRAS & TENAGA LAB DESAIN LAB KIMIA KLASIFI-KASI ALAT DAN BAHAN PENATAAN ALAT DAN BAHAN PENYIM-PANAN ALAT DAN BAHAN PERAWATAN ALAT DAN BAHAN PENGADMALAT DAN BAHAN PENG-ATURAN KEGIATAN LAB KESELAMAT-AN KERJA LAB PENANGANAN LIMBAH LAB 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

7 mrkm-pendkimfpmipaupi
MANAJEMEN LAB KIMIA 3.1 Konsep Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) 3.2 Prinsip-prinsip Pencegahan Kecelakaan 3.3 Penanganan dan Tindakan Pertolongan Kecelakaan Kerja 3.4 Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

8 mrkm-pendkimfpmipaupi
3.1 Konsep Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Kesehatan Kerja menggambarkan kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan dan memiliki kemampuan berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya. Faktor Penentu Kondisi Kesehatan (Blum,1981): a. Lingkungan fisik, kimia, biologis, dan sosial budaya. b. Sikap, kebiasaan, dan tingkah laku. c. Perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan. d. Bawaan genetik manusia. 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

9 mrkm-pendkimfpmipaupi
3.1 Konsep Kesehatan dan Keamanan Kerja (K3) Keselamatan Kerja adalah adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Sifat Keselamatan Kerja: a. Sasarannya adalah lingkungan kerja. b. Bersifat teknik. 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

10 mrkm-pendkimfpmipaupi
3.1 Konsep Kesehatan dan Keamanan Kerja (K3) Jalur masuknya bahan kimia ke dalam tubuh Ridley (2008): Asupan makanan melalui mulut, kemudian menuju usus. 2. Hirupan pernafasann melalui organ pernafasan menuju paru-paru. 3. Penyerapan melalui pori-pori kulit. 4. Masuk melalui luka dan sayatan terbuka. 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

11 mrkm-pendkimfpmipaupi
3.1 Konsep Kesehatan dan Keamanan Kerja (K3) Tindakan pencegahan masuknya bahan kimia 1. Melalui asupan (mencuci tangan sebelum makan; dilarang makan dan merokok di tempat kerja; 2. Melalui hirupan (menggunakan pelindung pernafasan; menyediakan ventilasi keluar; ekstraksi uap dan debu). Melalui penyerapan (menggunakan sarung tangan; membersihkan dan mengobati luka dan sayatan.; dan menutupi luka dan sayatan ketika bekerja). . 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

12 mrkm-pendkimfpmipaupi
3.1 Konsep Kesehatan dan Keamanan Kerja (K3) Kecelakaan Kerja Menurut Sumamur (1967): kecelakaan merupakan kejadian tak terduga yang menyebabkan cedera ataukerusakan. kecelakaan dapat terjadi akibat kelalaian . 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

13 mrkm-pendkimfpmipaupi
3.1 Konsep Kesehatan dan Keamanan Kerja (K3) Penyebab kecelakaan kerja (Ridley (2008): Situasi kerja (kurang pengendalian manajemen, minim standar kerja, perlengkapan tidak aman, keamanan kerja kurang, alat dan bahan tidak aman) Kesalahan orang (pengetahuan dan keterampilan minim, fiik dan mental bermasalah, salah penempatan, dan perhatian kurang) 3. Tindakan tidak aman (tidak mengikuti metode kerja, mengambil jalan pintas, tidak menggunakan perlengkapan keselamatan kerja, dan bekerja dengan kecepatan berbahaya). 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

14 mrkm-pendkimfpmipaupi
3.1 Konsep Kesehatan dan Keamanan Kerja (K3) Teknik Pencegahan Kecelakaan Kerja: Nyaris (melaporkan kecelakaan yang nyaris terjadi, menyelidiki, membudayakan tidak saling menyalahkan) Identifikasi bahaya (melakukan inspeksi, laporan operator, laporn jurnal) 3. Pengeliminasian bahaya (ada sarana teknis, mengubah bahan dan proses, mengubah pabrik). 4. Pengurangan bahaya (memodifikasi perlengkapan, ada APD) Melakukan penilaian risiko Pengendalain resiko residual (ad alat alrm, sistem kerja yang aman, pelatihan pekerja0 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

15 mrkm-pendkimfpmipaupi
3.1 Konsep Kesehatan dan Keamanan Kerja (K3) Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja: 1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya 2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja. 3. Memelihara sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien. 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

16 mrkm-pendkimfpmipaupi
3.1 Konsep Kesehatan dan Keamanan Kerja (K3) Fungsi Kesehatan Kerja: untuk melakukan penilaian risiko kesehatan kerja. memberikan saran terhadap perencanaan dan pengorganisasian praktik kerja memberikan saran, informasi, pelatihan, dan edukasi kesehatan untuk melaksanakan survei kesehatan kerja untuk merlibatkan dalam proses rehabilitasi untuk engelola P3K dan tindakan darurat 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

17 mrkm-pendkimfpmipaupi
3.1 Konsep Kesehatan dan Keamanan Kerja (K3) Fungsi Keselamatan Kerja: Untuk antisipasi, identifikasi, dan evaluasi praktik berbahaya. Buat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur, dan program. Untuk diterapkan, didokumentasikan, dan di informasi-kan kepada rekan lainnya dalam hal pengendalian bahaya Untuk diukur, diperiksa kembali tentang keefektifan pengendalian bahaya 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

18 mrkm-pendkimfpmipaupi
3.2 Prinsip-prinsip Pencegahan Kecelakaan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 mengenai Kesehatan Kerja Perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja Para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja Untuk memperoleh produktivitas kerja yang optimal, maka diperlukan pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja. 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

19 mrkm-pendkimfpmipaupi
3.2 Prinsip-prinsip Pencegahan Kecelakaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 mengenai Keselamatan Kerja Kewajiban dan hak tenaga kerja: (1) Memberikan keterangan yang benar bila diminta (2) Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat keselamatan yang diwajibkan. (4) Meminta pengurus agar melaksanakan semua syarat (5) Menyatakan keberatan apabila syarat keselamatan tidak dipenuhi 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

20 mrkm-pendkimfpmipaupi
Sumber Bahaya Kerja Fisik, seperti kebisingan, radiasi, dan pengangkatan manual 2. Mekanik, seperti part yang bergerak dan yang berotasi 3. Elektrikal, seperti voltage dan area magnetik. 4. Kimia, seperti bahan kimia mudah terbakar, beracun, dan korosif. 5. Biologis, seperti terkena virus dan bakteri. 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

21 mrkm-pendkimfpmipaupi
Format Job Safety Analysis (JSA) Awal Judul Pekerjaan Departemen Tujuan Uraian Pekerjaan Mesin dan Peralatan Material Mentah dan Produk Alat Pelindung Diri Bahaya yang timbul Tingkat risiko bahaya Tanggung jawab supervisor Pekerjaan Spesifik 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

22 mrkm-pendkimfpmipaupi
Format Job Safety Analysis (JSA) Total Operasi Bahaya Keahlian Pengaruh terhadap perilaku Metode Pembelajaran 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

23 mrkm-pendkimfpmipaupi
Terminologi dalam Penilaian Risiko Bahaya (hazard) adalah sesuatu yang berpotensi yang menyebabkan kerugian/kehilangan 2. Probabilitas adalah kemungkinan bahwa bahaya dapat menyebabkan kerusakan atau kerugian 3. Risiko adalah perpaduan antara probabilitas dan tingkat keparahan kerusakan atau kerugian 4. Berbahaya (danger) adalah keadaan yang berisiko Tingkat risiko (extent of risk) adalah ukuran jumlah orang yang mungkin terkena pengaruh dan tingkat keparahan kerusakan atau kerugian yaitu berupa konsekuensi. 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

24 mrkm-pendkimfpmipaupi
Langkah Penilaian Risiko Mempersiapkan program penilaian risiko (membuat daftar tugas, proses, dan area kerja yang bahaya) Mengidentifikasi bahaya (inspeksi, patroli) Mengambil sampel (pemeriksaan satu jenis bahaya, audit, survei kondisi lingkungan, laporan kecelakaan, meminta masukan dari karyawan) Mengevaluasi risiko residual Mengembangkan strategi pencegahan (menghilangkan materi bahaya, mengganti materi, mencegah kontak, menyediakan APD) Mengadakan pelatihan Mengimplementasikan upaya pencegahan Monitoring kerja Mengkaji ulang berkala 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

25 mrkm-pendkimfpmipaupi
Perhitungan Peringkat Risiko Peringkat Risiko = P x S x F P = Probabilitas S = Tingkat keparahan F = Frekuensi 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

26 mrkm-pendkimfpmipaupi
Nilai Peringkat Risiko Nilai Tindakan < 200 Tidak diperlukan tindakan segera namun tetap di bawah pengawasan Tindakan dilakukan tahun depan Tindakan dilakukan dalam tiga bulan berikutnya Tindakan dilakukan bulan depan Tindakan segera dilakukan 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

27 mrkm-pendkimfpmipaupi
Peringkat Risiko Faktor Gambaran Nilai Bahaya Tidak mungkin menyebabkan cedera 1 Dapat menyebabkan cedera ringan 2 Absen dari pekerjaan kurang dari 3 hari dengan pemulihan lengkap 3 Absen dari pekerjaan lebih dari 3 hari namun kurang dari 3 minggu dengan pemulihan lengkap 4 Absen dari pekerjaan lebih dari 3 minggu dengan pemulihan lengkap 5 Absen dari pekerjaan lebih dari 3 minggu disusul dengan cedera 6 Cedera ringan permanen 7 Cedera parah permanen 8 Cedera total permanen 9 Kematian 10 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

28 mrkm-pendkimfpmipaupi
Peringkat Risiko Faktor Gambaran Nilai Probabilitas Hampir tidak mungkin 1 Sangat tidak mungkin 2 Tidak mungkin 3 Kemungkinannya sedikit 4 Besar kemungkinan 5 Kemungkinannya terbuka 6 Mungkin 7 Sangat mungkin 8 Hampir pasti 9 Tak dapat dihindari 10 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

29 mrkm-pendkimfpmipaupi
Peringkat Risiko Faktor Gambaran Nilai Frekuensi Bahaya muncul lima tahun sekali 1 Bahaya muncul setiap tahun 2 Bahaya muncul sekali dalam sebulan 3 Bahaya muncul sekali dalam seminggu 4 Bahaya muncul setiap shift 5 Bahaya muncul setiap jam 6 Bahaya muncul setiap 30 menit 7 Bahaya muncul setiap menit 8 Bahaya mucul setiap 30 detik 9 Bahaya permanen saat itu juga 10 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

30 mrkm-pendkimfpmipaupi
3.3 Penanganan dan Tindakan Pertolongan Kecelakaan Kerja Potensi Bahaya di Tempat Kerja Bahaya getaran Bahaya kimia Bahaya radiasi Bahaya pencahayaan Kebisingan 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

31 mrkm-pendkimfpmipaupi
Penyakit Akibat Kerja (PAK) Organ Fungsi Kerentanan Tulang Saling mengait untuk membentuk kerangka. Rapuh dan dapat patah oleh benturan (pukulan) atau kadang oleh kekejangan otot. Sel darah merah diciptakan di dalam sumsum tulang. Proses ini diinterferensi oleh bahan kimia beracun seperti benzena dan karbon monoksida atau radioaktivitas. Kulit Lapisan pelindung yang menutupi permukaan terluar tubuh. Dapat ditembus oleh benda-benda tajam dan menimbulkan luka fisik yang serius. Lemak pelindungnya dapat larut oleh pelarut (solvent) yang menimbulkan radang kulit (dermatitis). Usus Organ pencernaan. Sarana pengubahan asupan makanan menjadi zat-zat yang dibutuhkan oleh sistem tubuh dapat rusak oleh asupan bahan yang korosif dan beracun. Hati Menguraikan protein dari usus, detoksifikasi racun tubuh, dan mengganti sel-sel darah merah yang sudah rusak. Rusak oleh racun seperti pelarut organik, logam-logam tertentu, VCM (vinyl chloride monomer), dan alkohol yang berlebihan. 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

32 mrkm-pendkimfpmipaupi
Penyakit Akibat Kerja (PAK) Organ Fungsi Kerentanan Ginjal Memisahkan air dan urea dari cairan tubuh dan membuangnya. Rusak oleh bahan pelarut yang mengandung halogen dan beberapa logam berat lainnya Kandung kemih Kantong penyimpanan sampah cairan tubuh. Rentan terkena kanker karena 2-naphthylamine. Paru-paru Mengambil oksigen dari udara dan mengirimkannya ke pembuluh darah. Rawan terhadap asam dan debu-debu yang dapat dihirup khususnya dapat menimbulkan: 1. kanker karena asbes, radon, dan nikel. 2. fibrosis karena debu-debu batubara dan silica. Otak Pusat Pengendali seluruh tubuh. Rawan terhadap efek-efek dari pelarut yang mengandung khlorin. Rentan rusak oleh logam-logam tertentu, karbon disulfida, dan karbon monoksida. Mata Organ penglihatan, rapuh dan terekspos. Rawan terhadap debu, partikel, dan substansi kimia yang korosi. Telinga Organ pendengaran yang mencakup organ keseimbangan. Ketajaman pendengaran dapat rusak permanen karena terpapar terhadap kebisingan yang tinggi dalam jangka panjang. Hidung Organ penciuman. Sangat sensitif. Saraf penciuman menjadi kurang peka akibat H2S. Jantung Memompa pasokan darah dan oksigen ke otak, otot, dan beberapa organ lainnya. Otot-ototnya dapat dipengaruhi oleh kejutan listrik sehingga menghasilkan percepatan atau penghentian (fibrilasi) aksi pemompaan. 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

33 mrkm-pendkimfpmipaupi
Kelompok Bahaya Bahan Kimia Jenis bahaya Organ sasaran Reaksi/gejala Racun Ginjal, hati, sumsum tulang. Menyerang dan memengaruhi fungsi organ-organ ini. Karsinogenik Paru-paru, hati, kandung kemih. Kutil, borok, pertumbuhan yang ganas. Korosif Kulit, paru-paru, lambung. Menghancurkan jaringan. Dermatitis/Radang kulit Kulit. Peradangan kulit (dermatitis). Iritan Kulit, mata, paru-paru. Peradangan, dermatitis, fibrosis paru-paru. Radioaktif Kulit, organ-organ peka seperti sumsum tulang, mata, kelenjar kelamin, dan sebagainya. Leukimia, karatak, gangguan kesuburan. 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

34 mrkm-pendkimfpmipaupi
Pencegahan Penyakit Akibat Kerja (PAK) 1) Memakai alat pelindung diri secara benar dan teratur 2) Mengenali risiko pekerjaan 3) Segera akses ke tempat kesehatan terdekat 4) Pencegahan primer (olah raga, makanan bergizi) 5) Pencegahan sekunder (administratif, imunisasi) 6) Pencegahan tersier (pemeriksaan pra kerja, berkala) 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

35 mrkm-pendkimfpmipaupi
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Kotak P3K 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

36 mrkm-pendkimfpmipaupi
Tujuan P3K: 1. Menyelamatkan nyawa korban. 2. Meringankan penderitaan korban. 3. Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah. 4. Mempertahankan daya tahan korban. 5. Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

37 mrkm-pendkimfpmipaupi
Prinsip P3K: menolong secara tepat menolong secara cepat penderita dengan cara yang sesuai menolong korban bersifat sementara sebelum dibawa ke dokter/instalasi gawat darurat (IGD) 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

38 mrkm-pendkimfpmipaupi
Pokok-pokok Tindakan P3K: 1. Jangan panik dan bertindak cekatan 2. Lakukan nafas buatan 3. Hentikan pendarahan dengan menekan luka pakai kain dan posisikan luka pada posisi lebih tinggi 4. Bila shock, terlentangkan dengan posisi kepala lebih rendah. Bila muntah letakkan posisi kepala lebih bawah, dengan kepala miring. Bila sesak, letakkan dalam sikap setengah duduk 5. Jangan memindahkan korban terburu-buru, pastikan luka yang dialami korban. Jangan menambah cidera korban. 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

39 mrkm-pendkimfpmipaupi
Peralatan dalam Kotak P3K: Kotak P3K merk OneMed sudah lengkap dengan isinya. Isi: * 1 sachet isi 10 pcs Plester Anti Air  * 1 roll Plester Non Woven 2,5cm x 1m * 1 roll Verban 5 cm * 1 roll Verban 10 cm * 1 roll Kapas 25 gr * 2 lbr Alkohol Swab * 1 pc Kasa steril 16x16cm  * 1 bh Gunting kecil * 1 psg Sarung Tangan Latex * 1 btl Ecodine 10cc (obat luka) * 1 btl Rivanol 100 cc 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

40 mrkm-pendkimfpmipaupi
Penanganan P3K dalam K3: 1 . Luka Bakar kulit tidak melepuh tangani dengan obat merah/salep kulit melepuh (ada gelembung) tangani dengan mengolesi kulit dengan mercuchrome/dilap dengan alkohol 94% lalu tutup dengan kain kasa steril luka bakar dengan tingkat parah/hangus (jaringan kulit sampai rusak). Penanganannya yaitu menutupi luka dengan perban steril dan meminta bantuan dokter. 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

41 mrkm-pendkimfpmipaupi
Penanganan P3K dalam K3: 2. Luka Tersayat bersihkan luka dengan kain tipis/perban yang steril, olesi dengan iodium tincture 3,5% pada daerah sekeliling luka. Jika luka besar dan banyak mengeluarkan darah maka dibalut diantara bagian sisi dan tengah luka agar darah tidak banyak keluar, lalu tutup luka dengan perban steril. Pada kasus patah tulang, jangan pindahkan korban kecuali jika tidak memungkinkan seperti pada kasus kebakaran atau kebocoran gas. 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

42 mrkm-pendkimfpmipaupi
Penanganan P3K dalam K3: 3. Tersengat Arus Listrik/Shock kesetrum Shock listrik < 220 volt: mengacaukan denyut jantung Shock listrik > 1000 volt: menghentikan pernafasan Shock listrik volt: Pernafasan mungkin terhenti namun denyut jantung mungkin masih ada Pertolongan: matikan sumber arus listrik mengisolasi korban dari tanah tarik korban dari pakaiannya bila korban tidak pingsan, beri minum larutan NaHCO3 (1 sendok teh dalam 1 gelas air) bila korban pingsan,lakukan penyadaran jika pernafasan terhenti, beri nafas buatan Jangan memberi minum pada saat korban pingsan Jika terjadi luka bakar, rawat luka bakar korban. Korban segera dibawa ke rumah sakit untuk ditangani lebih lanjut 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

43 mrkm-pendkimfpmipaupi
Penanganan P3K dalam K3: 4. Kecelakaan pada Mata meneteskan setetes minyak jarak pada mata, tutup dengan kapas tebal, lalu balut perlahan-lahan untuk mencegah cahaya masuk. zat padat pada mata dihilangkan dengan sapu tangan yang dibasahi air dengan membuka kelopak mata bagian bawah. Bila kotoran ada di bagian kelopak mata bagian atas, kedip-kedipkan mata dalam air di atas piring kecil; jika pecahan kaca masuk ke dalam mata , jangan mengeluarkannya karena berbahaya. Penanganannya yaitu tutup mata dengan kapas tebal, balut perlahan-lahan. Korban segera dibawa ke rumah sakit untuk ditangani lebih lanjut; zat Korosif asam keras. Penanganannya yaitu diguyur dengan larutan soda 5% atau air biasa selama menit secara terus menerus dan harus mengenai bagian-bagian yang berada di balik kelopak mata; zat korosif basa keras. Penanganannya yaitu diguyur dengan larutan cuka encer (1 bagian cuka dapur +1 bagian air) atau air biasa, guyur selama menit terus menerus dan harus mengenai bagian-bagian yang berada di balik kelopak. Selama diguyur gerakan-gerakan bola matanya. 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

44 mrkm-pendkimfpmipaupi
Penanganan P3K dalam K3: 5. Keracunan memiliki gejala yaitu pusing, sesak nafas, muntah, sakit perut, diare, kejangkejang, kram perut, air liur berlebih, nyeri otot, koma, dan pingsan. Jika korban tidak sadar, korban jangan disuruh muntah/minum. Jika korban sadar, beri minum 2 gelas air/susu kemudian korban disuruh muntah dengan cara memasukkan telunjuk jauh ke dalam mulut (kecuali jika yang termakan bensin, pelumas, asam/basa). Korban disuruh muntah hingga muntahnya jernih. Untuk menghindari kekurangan cairan, korban diberi minum 1 gelas air garam (1 sendok dalam 1 liter air). Penawar racun seperti susu, putih telur yang sudah dikocok 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

45 mrkm-pendkimfpmipaupi
Keracunan Bahan Kimia No Jenis Bahan Kimia Pertolongan 1 Arsen, cadmium, kromat, dikromat, klorat, hipoklorit, eter, hidrokarbon aromatic, aldehid, keton, halusinogenia (ganja, heroin), insektisida, salisilat, cat, dan pelarutnya Bila termakan jangan dimuntahkan, korban diberi minum penawar racun universal 2 Bahan Kimia khusus: Asam mineral organik Basa Alkaloida (kokain, morfin, nikotin) Alkohol Tidak dimuntahkan Korban diberi zat penetral kemudian minum susu/putih telur. Zat penetral: Asam: gel Al(OH)3 Basa: CH3COOH 1%, HNO3 1%, air jeruk Alkaloida: KMnO4 1% Alkohol: NaHCO3 3 Raksa, fosfor, fosfor organik, fenol, senyawa hidroksil, timbal, brom, sianida Bila termakan dimuntahkan dengan diberi minum air garam. Diberi susu/putih telur 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

46 mrkm-pendkimfpmipaupi
Penanganan P3K dalam K3: 6. Pingsan Baringkan korban pada tempat sejuk dengan posisi datar atau kepala korban sedikit lebih rendah Telentangkan korban di atas lantai dan biarkan menghirup uap ammonia encer atau garam-garam yang berbau Stimulasi kulit korban dengan menggosok menggunakan sikat berbulu keras. Lepas atau longgarkan semua pakaian yang menekan leher dan segera bungkukkan kepala korban diantara kedua kaki sampai muka korban merah Bila korban dapat menelan air, berikan air kopi. Bila korban muntah, miringkan kepala korban agar tidak tersedak Bila pernafasan pendek/tertahan-tahan, lakukan pernafasan buatan atau hembuskan oksigen 6% dengan CO2. Pernafasan buatan diberikan bila korban tidak ada gerakan bernafas, tidak ada uap hasil pernafasan, kuku, bibir, dan muka korban mulai membiru. 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

47 mrkm-pendkimfpmipaupi
Desinfektan bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran oleh jasad renik atau obat untuk membasmi kuman penyakit 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

48 mrkm-pendkimfpmipaupi
Jenis-jenis Desinfektan Klorin Iodin Alkohol Ammonium kuarterner Formaldehida Kalium permanganat Fenol 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

49 mrkm-pendkimfpmipaupi
Pemadam Kebakaran Bahan pemadam air Bahan pemadam busa (foam) Bahan pemadam CO2 Bahan pemadam powder kering (dry chemical) Bahan pemadam gas halogen (BCF) 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

50 mrkm-pendkimfpmipaupi
Penyebab Kebakaran 1. Terdapat bahan yang mudah terbakar baik berupa bahan padat cair atau gas (kayu, kertas, tekstil, bensin, minyak, acetelin, dan lain-lain). 2. Terdapat suhu yang tinggi yang disebabkan oleh sumber panas seperti sinar matahari, listrik (kortsluiting, panas energi mekanik (gesekan), reaksi kimia, kompresi udara. 3. Terdapat Oksigen (O2) yang cukup kandungannya. Makin besar kandungan oksigen dalam udara maka nyala api akan semakin besar. Pada kandungan oksigen kurang dari 12% tidak akan terjadi kebakaran. Dalam keadaan normal kandungan oksigen di udara21%, cukup efektif untuk terjadinya kebakaran. 1 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

51 Klasifikasi Kebakaran
Kebakaran kelas A (kebakaran benda padat kecuali logam) Kebakaran kelas B (kebakaran bahan bakar cair atau gas mudah terbakar) Kebakaran kelas C (kebakaran instalasi listrik bertegangan) Kebakaran kelas D (kebakaran benda logam padat) Kebakaran kelas E (kebakaran arus pendek) Kebakaran kelas K (kebakaran konsentrasi lemak tinggi) 1 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

52 mrkm-pendkimfpmipaupi
3.4 Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko, yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

53 mrkm-pendkimfpmipaupi
Langkah Penerapan SMK3 Menyatakan komitmen Menetapkan cara penetapan 3. Membuat kelompok kerja penerapan 4. Menetapkan sumberdaya yang diperlukan Kegiatan penyuluhan Peninjauan sistem Penyusunan jadwal kegiatan Pengembangan sistem manajemen K3 Penerapan sistemla Proses sertifikasi 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi

54 mrkm-pendkimfpmipaupi
Selamat Belajar Pada KB-2 ini Semoga Sukses 04/02/2014 mrkm-pendkimfpmipaupi


Download ppt "PANDUAN BELAJAR Selamat Belajar Saudara tentang Manajemen Laboratorium Kimia melalui tayangan ini! Bacalah dengan seksama setiap halaman, hayati dan."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google