Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHendra Setiabudi Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
PERKERASAN LENTUR JALAN (ROAD FLEKSIBEL PAVEMENT)
SUGIYANTO
2
Perkerasan Lentur Suatu konstruksi perkerasan lentur jalan memiliki susunan lapisan perkerasan meliputi:: * Tanah dasar (sub grade) * Lapis pondasi bawah (sub Base –course) * Lapis pondasi atas (base-course) * Lapis Permukaan (Wearing –course) susunan lapisan perkerasan dapat juga Terdiri dari : * Lpisn permukaan terdiri dari i * AC-BC sebagai lapis perata/pengikat * AC-WC sebagai lapis aus
3
Perkerasan Lentur Susunan lapis perkerasan lentur jalan dapat di gambarkan dalam bentuk lapis bawah sub grade, sub base, base, lapis aur atau lapisan pererasan aspalt
4
Perkerasan Lentur Jenis lapisan perkerasaan jalan meliputi: a)Perkerasan lentur .b)Perkerasan kaku c) Perkerasan Komposit
5
Perkerasan Lentur Pembuatan subgrade jalan a) Timbunan tanah
Perkerasan Lentur Pembuatan subgrade jalan a) Timbunan tanah. b) urugan Tanah
6
Perkerasan Lentur Jalan
Konstruksi jalan Lapisan Kerikil
7
Perkerasan Lentur Jalan
Konstruksi Jalan lapis batu pecah
8
Perkerasan Lentur Jalan
Konstruksi Lapisan Jalan TELFORD
9
Perkerasan Lentur Jalan
Konstruksi Lapisan Perkerasan Mac Adam
10
Perkerasan Lentur Konstruksi kombinasi Telford dan Penetrasi
11
Perkerasan Lentur Konstruksi lapisan jalan BUTON ASPAL (Butas)
12
Perkerasan Lentur Konstruksi Lapisan jalan ASPAL BETON ( LASTON)
13
Perkerasan Lentur Pekerjaan konstruksi jalan memiliki susunan tahapan pekerjaan dimulai dari lahan, badan jalan, subase –course, base course, dan lapisan aus ( wearing course) , sebagai berikut : Sub Grade, atau Embankment (badan jalan). Subbase- course lapisan bagian bawah dengan material urugan tanah bergradasi sesuai dengan nilai CBR. Base- course lapisan bagian atas antara lapisan nilai CBR Lapisan wearing -course jenis lapisan atas, a). Butas ( aspal buton).b). Aspal beton ( Asphalt-concrete).c). Lapisan T.B.S.T (Triple Bituminous Surface Treatment).
14
Perkerasan Lentur Lapisan aus (wearing –course), dalam hal ini mencakup : Lapis kedap air, mencegah masuknya air ke dalam lapisan perkerasan yang ada di bawahnya. Menyediakan permukaan yang tetap rata, agar kendaraan dapat berjalan dan memperoleh kenyamanan yang cukup. Membentuk permukaan yang tidak licin, sehingga tersedia koefisien gerak (skid resistance) yang cukup untuk menjamin tersedianya keamanan lalu lintas. Sebagai lapisan aus, yaitu lapis yang dapat aus yang selanjutnya dapat diganti lagi dengan yang baru.
15
Perkerasan Lentur Ketebalan Lapisan aus (wearing –course) .
16
Perkerasan Lentur Lapis Antara (Binder Course)
Lapis antara (bindercourse) merupakan bagian dari lapis permukaan yang terletak di antara lapis pondasi atas (basecourse) dengan lapis aus (Wearing course). Fungsi dari lapis aus antara lain: Mengurangi tegangan tekanan akibat reaksi beban kendaraan. Menahan beban akibat beban lalu lintas sehingga harus mempunyai kekuatan yang cukup . mutu material baik. lapisan perata sebelum lapis aus dihambarkan.
17
Perkerasan Lentur Lapis Pondasi Atas (LPA) atau (Base Course)
Lapis pondasi atas adalah bagian dari perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dan lapis pondasi bawah atau dengan tanah apabila tidak menggunakan lapis pondasi bawah. Fungsi lapisan ini adalah : Lapis pendukung bagi lapis permukaan. Pemikul beban horizontal dan vertikal. Meneruskan distribusi beba ke lapis perkerasan pondasi bawah.
18
Perkerasan Lentur Lapis Pondasi Bawah (LPB) atau (Subbase -Course)
Lapis Pondasi Bawah (sub Base) adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar. Fungsi lapisan ini antara lain, adalah : Penyebar beban roda kedalam tanah dasar, Lapis peresapan dan penghantaran air Lapis pencegah masuknya tanah dasar ke lapis pondasi atas ( base). Lapis pelindung lapisan tanah dasar dari pengaruh cuaca terutama hujan. Lapis bagian bawah pada pembuatan susunan perkerasan.
19
Perkerasan Lentur Tanah dasar (subgrade) adalah
permukaan tanah yang sudah di kondisi dalam pelaksanaan sebagai konstruksi badan jalan, permukaan tanah sebagai badan jalan dilakukan melalui penggalian tanah atau penimbunan tanah , Lapisan sub grade pada permukaan tanah yang melalui proses penghamparan dan dipadatkan dan merupakan permukaan tanah dasar untuk perletakan bagian-bagian susunan perkerasan dan konstruksi yang lain
20
Perkerasan lentur Peralatan Bantu Kerja Mekanis dan Manual Dalam pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan mengunakan lapisan material dari urugan dan timbunan, serta lapisan permukaan mengunakan aspal beton (asphalt-concrete), diperlukan peralatan pelaksanaan konstruksi:, hal yang perlu dipehatikan adalah: 1.Kesiapan melalui kelayakan dan keakuratan spesifikasi per alatan dapat menunjang hasil mutu pekerjaan. 2. standart kualitas teknis yang diatur dalam kontrak kerja. 3. Cek list pada setiap jenis peralatan kerja.
21
Perkerasan Lentur Pelaksanaan konstruksi pekerjaan jalan dapat dilakukan , digolongkan menjadi : Rekonstruksi : pekerjaan konstruksi mulai dari Embankment atau hanya dari pekerjaan sub-grade preparation . Re-surface : Pekerjaan penambahan pada sub-base lebar perkerasan dan tebalnya maupun perbaikan setempat pada bagian lapisan base. Overlay : pekerjaan menambah lapisan asphalt (asphalt concrete) langsung diatas asphalt/jalan lama.
22
URAIAN MATERI II Aspal memiliki karakteristik sebagai berikut:
Jenis Pengujian Metode Persyaratan 1 Penetrasi 25°C, 100 gr, 5 detik, 0,1 mm SNI 60-79 2 Titik Lembek, °C SNI 48-58 3 Titik Nyala, °C SNI Min. 200 4 Daktilitas 25°C, cm SNI Min. 100 5 Berat Jenis SNI Min. 1,0 6 Kelarutan dalam Trichlor Ethylen, % berat RSNI M Min. 99 7 Penurunan Berat (dengan TFOT), %berat SNI Max. 0,8 8 Penetrasi Setelah Penurunan berat, %asli Min. 54 9 Daktilitas Setelah Penurunan, %asli
23
Perkerasan Lentur Aspal cair (Cut Back Asphalt / Liquid asphalt)
Berdasarkan bahan pencair asphalt memiliki sifat mudah mecair dengan bahan pelarut, aspal cair dapat dibedakan menjadi : RC (Rapid Curing cut back), RC merupakan cut back asphalt bercampur jenis bensin yang paling cepat menguap. MC (Medium Curing cut back), bercampu mimyak tanah penguapannya lebih kecil berupa jenis kerosene. SC (Slow Curing cut back),bahan pelarut aoil yang lambat menguap
24
Perkerasan Lentur Bahan dasar lapis permukaan aus mengunakan dari bahan asbuton. Terdiri dari lapisan: 1. Seal Coat Asbuton 2. Sand Sheet Asbuton. 3.Lapis Beton Asbuton 4.Surface Treatment Asbuton
25
Proses pembuatan pencampuran Lapisan
aspal buton, dilakukan melalui tahapan: Proses secara dingin,dilaksanakan pada suhu ruangan. campuran secara dingin tidak dapat langsung dihamparkan di lapangan, tetapi harus diperam lebih dahulu (1-3 hari) Proses panas campuran pada suhu hangat dan panas disesuaikan dengan temperature dari bahan material dan campuran penambah aspal, dan dihamparkan.
26
Perkerasan Lentur Hasil Pengujian Aspal Buton
27
Perkerasan Lentur Sifat Fisik Dan Pengujian Agregat.
Bentuk butiran dan keadaan permukaan Kekuatan Agregat Berat jenis agregat Bobot Isi (Bulk Density) Porositas, kadar air dan daya serap air Sifat Kekal Agregat Reaksi Alkali Agregat Sifat Termal
28
Perkerasan Lentur Jenis Gradasi Agregat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : . 1. . Gradasi Rapat (Dense Graded/ Well Graded) 2. Gradasi Seragam (Uniform Graded) Gradasi Timpang/Senjang (Poorly Graded/ Gap Graded)
29
Perkerasan Lentur Gradasi Agregat Campuran Aspal Ukuran Ayakan
% Berat Yang Lolos ASTM (mm) WC BC Base 1 1/2'' 37,5 - 100 1'' 25 90-100 3/4'' 19 76-90 1/2'' 12,5 75-90 60-78 3/8'' 9,5 77-90 66-82 52-71 No. 4 4,75 53-69 46-64 35-54 No. 8 2,36 33-53 30-49 23-41 No. 16 1,18 21-40 18-38 13-30 No. 30 0,6 14-30 12-28 10-22 No. 50 0,3 9-22 7-20 6-15 No. 100 0,15 5-13 4-10 No. 200 0,075 4-9 4-8 3-7
30
Perkerasan Lentur Bahan Pengisi campuran Perkerasan beton aspal dari Agregat sebanyak kurang lebih 75 – 85 5 dari volume campuran aspal beton. Pengujian Standar Nilai Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan Natrium Sulfat SNI 3407: 2008 Maks 12% Magnesium Sulfat Maks 18% Abrasi dengan mesin Los Angeles Campuran AC Modifikasi 100 Putaran SNI 2417:2008 Maks 6% 500 Putaran Maks 30% Semua jenis campuran aspal bergradasi lainnya Maks 8% Maks 40% Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 2439: 2011 Min 95% Butir pecah pada agregat kasar SNI 7619: 2012 95/90 *) Partikel pipih dan lonjong ASTM D4791 Maks 10% Perbandingan 1:5 Material lolos ayakan No. 200 SNI Maks 2%
31
Perkerasn Lentur Agregat Halus Pengujian Standar Nilai
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan Natrium Sulfat SNI 3407: 2008 Maks 12% Magnesium Sulfat Maks 18% Abrasi dengan mesin Los Angeles Campuran AC Modifikasi 100 Putaran SNI 2417:2008 Maks 6% 500 Putaran Maks 30% Semua jenis campuran aspal bergradasi lainnya Maks 8% Maks 40% Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 2439: 2011 Min 95% Butir pecah pada agregat kasar SNI 7619: 2012 95/90 *) Partikel pipih dan lonjong ASTM D4791 Maks 10% Perbandingan 1:5 Material lolos ayakan No. 200 SNI Maks 2%
32
Perkerasan Lentur Gradasi Agregat campuran Aspal Ukuran Ayakan
% Berat Yang Lolos ASTM (mm) WC BC Base 1 1/2'' 37,5 - 100 1'' 25 90-100 3/4'' 19 76-90 1/2'' 12,5 75-90 60-78 3/8'' 9,5 77-90 66-82 52-71 No. 4 4,75 53-69 46-64 35-54 No. 8 2,36 33-53 30-49 23-41 No. 16 1,18 21-40 18-38 13-30 No. 30 0,6 14-30 12-28 10-22 No. 50 0,3 9-22 7-20 6-15 No. 100 0,15 5-13 4-10 No. 200 0,075 4-9 4-8 3-7
33
Perkerasan Lentur Kerusakan Permukaan Perkerasan Atas Jalan
Kerusakan Craking Kerusakan Distorsi. Kerusakan Disintegrasi. Kerusakan Skid Resistance.
34
Perkerasan Lentur Karakteristik Campuran Aspal Beton Stabilitas
Durabilitas Fleksibel atau kelenturan. Kekerasan. Ketahanan leleh Permeabilitas Workabilitas
35
Perkerasan Lentur Jenis beton Aspal Campuran Panas Laston. Lataston
Latasir. Lapisan Perata. Spli Mastic Asphalt ( SMA)
36
Perkerasan Lentur Bahan Penyusun Lapisan Aspal Beton 1,pesyaratan agrgat kasar 2.Agregat Halus
37
Perkerasan Lentur Campuran jenis aspal beton memiliki Karakteristik Marshal test terdiri dari Kerapatan Stabiitas Void in mineral Agreggat ( VMA). Void in the Misx (VIM) Void Filled With Asphalt (VFA). Kelelehan. Marshal Quentient.
38
Perkerasan lentur Analisis Tebal Perkerasan Lentur dipengaruhi beberapa variabel Persentase kendaraan pada Lajur Rencana, Angka ekivalen beban sumbu kendaraan Lalu Lintas ekivalen Permulaan (LEP). Daya Dukung tanah Dasar dan CBR. Faktor Regional. Indeks Permukaan. Koefisien kekuatan relatif Bahan Tebal Minimum Lapis Perkerasan. Perencanaan Tebal pperkerasan Lentur.
39
Perkerasan Lentur Koefisien Jumlah Jalur berdasarkan lebar Perkerasan
Lebar Perkerasan (L) Jumlah Lajur (n) L<5,5m 1 Lajur 2 Lajur 3 Lajur 4 Lajur 5 Lajur 6 Lajur
40
Perkerasan Lentur Koefisien Distribusi Arah Kendaraan
41
Perkerasan lentur
42
Perkerasan Lentur
43
Perkerasan lentur
44
Perkerasan Lentur
45
Jumlah Titik Pengamatan
Perkerasan Lentur Menentukan nilai California Bearing Ratio (CBR) CBRsegmen = CBRrata-rata – (CBRmaks – CBRmin) / R dimana harga R tergantung dari jumlah data dalam satu segmen jalan, besarnya nilai R dapat dicapai sebagai berikut : Jumlah Titik Pengamatan Nilai R 2 1,41 3 1,91 4 2,24 5 2,48 6 2,67 7 2,83 8 2,96 9 3,08 >10 3,18
46
Perkerasan lentur Faktor Regional
47
Perlerasan Lentur Indeks Permukaan Jalan, nilai kerataan atau kekoohan permukaan lapisan jalan kaitan dengan tingkat pelayanan IP = 1,0 : Menyatakan permukaan jalan dalam rusak berat sehingga sangat mengganggu lalu lintas kendaraan. IP = 1,5 : Tingkat pelayanan terendah yang masih mungkin (jalan tidak terputus). IP = 2,0 : Tingkat pelayanan terendah bagi jalan yang masih mantap. IP = 2,5 : Menyatakan permukaan jalan masih cukup stabil dan baik.
48
Peerkerasan Lentur Indek Permukaan Akhir umur rencana
49
Perkerasan Lentur Nilai Ipo terhadap Jenis Lapis Permukaan
50
Perkerasan Lentur Koefisien Kekuatan Relatif Bahan
51
Perkerasan Lentur Tebal Minimum Jenis Lapis Perkerasan
52
Perkerasan Lentur Batas Minimum Tebal Jenis Lapis Perkerasan.
53
Perkerasan Lentur Drainase terdiri dari: Saluran Terbuka.
Saluran Tertutup
54
Perkerasan Lentur Skema Rancangan Drainase
55
Perkerasan Lentur
56
Perkerasan Lentur Penghamparan Lapisan Aus (AS_WC)
Untuk komposisi campuran AC-WC adalah : 1) coarse agregat 49%, fine agregat 40,15% , fraksi filler 4,85% dan asphalt min 6 %. 2) Penghamparan AC-WC dilakukan dengan aspal finisher. Suhu aspal saat dimasukkan ke saphalt finisher berkisar 120°-150°C. Setelah aspal dihampar. Pada saat penghamparan perlu diperhatikan jangan sampai terjadi segregasi pada campuran.
57
Perkerasan lentur
58
Perkerasan Lentur Pemadatan dengan Tandem Roller
Setelah aspal selesai dihampar, aspal di gilas menggunakan tandem. Sebelum aspal digilas, roda tandem terlebih dahulu diberi minyak / oil terlebih dahulu. Kemudian minyak tersebut dioleskan keseluruh bagian roda tandem. Pelindasan aspal menggunakan tandem berfungsi sebagai pemadat aspal yang baru dihampar oleh finisher.
59
Perkerasan lentur
60
Perkerasan Lentur Pemadatan dengan Pneumatic Tire Roller (PTR)
Setelah di lindas menggunakan tandem, proses selanjutnya adalah penggilasan menggunakan PTR ( Pneumatic Tire Roller). PTR merupakan alat berat jenis roller yang termasuk beroda karet, penggilasan dilakukan pada saat setelah aspal digilas menggunakan tandem. Penggilasan menggunakan PTR bertujuan untuk meratakan dan mendinginkan suhu aspal, sehingga aspal yang setelah selesai di gilas dapat digunakan dan suhu aspal cepat turun.
61
Perkerasan Lentur
62
Perkerasan Lentur TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.