Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehWidyawati Dharmawijaya Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Automata Hingga Deterministik (AHD)
By Kustanto,S.T.,M.Eng. 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
2
Komponen sebuah Kompilator
Program Subjek Penganalisis Leksikal (Scanner) Penganalisis Sintaks (Parser) Penganalisis Semantik Pembentuk Kode Pengoptimal Kode TABEL Program Objek ANALISIS SINTESIS 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
3
Proses kompilasi dikelompokkan menjadi :
Analisa : program sumber dibagi-bagi dan dibentuk menjadi bentuk antara (intermediate presentation) Sintesa : membangun program sasaran yang diinginkan dari bentuk antara 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
4
Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
Token 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
5
Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
Scanning Scanning termasuk ke dalam analisis lexical, yaitu proses untuk mengidentifikasi satuan terkecil dari Bahasa, yang disebut Token / Terminal / Daun (identifier, keyword,label, operator aritmetika dan assignment, operator relasional, tanda baca, dsb) Aspek dalam Scanner : Bagaimana bentuk dan penyajian Token. Metode yang digunakan Grammar Regular dan Ekspresi Regular Pengenalan Token. Metode yang digunakan Automata Hingga, dengan penyajian menggunakan Diagram Transisi 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
6
Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
Scanning (cont.) Scanner berinteraksi dengan Parser, dengan cara : Scanner mengolah Program Source secara terpisah sebagai satu fase, dimana token disimpan dalam sebuah tabel sebelum Parser bekerja Scanner berinteraksi denga Parser, dimana scanner dipanggil oleh parser bila token dalam program source diperlukan 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
7
Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
Automata Hingga (AH) Automata Hinga (AH) / Finite state Automaton (FA) adalah suatu struktur abstrak yang didefinisikan, terdiri dari : Himpunan Hingga A berisi simbol Input Himpunan Hingga S berisi State (internal state) Himpunan Hingga Z berisi simbol output Sebuah fungsi f: S x Z S, disebut fungsi next state Sebuah fungsi g: S x A Z, disebut fungsi output AH berhubungan dengan Regular Grammar Jenis AH : AH Determinstik (AHD) AH Non Deterministik (AHN) AHN dengan transisi untai hampa 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
8
Automata Hingga Deterministik (AHD)
Automata Hinga Deterministik (AHD) didefinisikan dengan 5 tupel Himpunan Hingga internal state (S) Himpunan Hingga simbol input (V) Sebuah fungsi f: S x V S ; merupakan fungsi next state State awal (q0 S) Himpunan hingga state penerima S AHD sering digambarkan dengan cara : Table Transisi State Transisi Digraph 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
9
Automata Hingga Deterministik (AHD) (cont.)
Contoh : Diketahui AHD dengan 2 simbol input dan 3 state, V = { a,b} S = { q0, q1, q2) T = {q0, q1} state penerima q0 sebagai state awal Fungsi next state didefinisikan f:(S,V) input f a b q0 q1 q2 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
10
Automata Hingga Deterministik (AHD) (cont.)
b b a q0 q1 q2 b a Periksalah string berikut : aba q0 q0 q1 q (diterima) 2. aabbaa q0 q0 q0 q1 q2 q2 q2 (ditolak, state penerima yang ditentukan adalah q0 dan q1, bukan q2) 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
11
Automata Hingga Deterministik (AHD) (cont.)
Contoh : Identifikasi Integer String Grammar : <integer> ::= <digit> | <integer><digit> Start Integer OUT delimeters d input state d d START INTEGER - OUT (Accept) 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
12
Automata Hingga Deterministik (AHD) (cont.)
Contoh : Identifikasi Identifier String <identifier> ::= <letter>|<identifier><letter>|<identifier><digit> Start Identifier <letter> <digit> Error 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
13
Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
Parsing Parsing adalah konsturksi atau pembentukan Pohon Sintaks untuk suatu kalimat (ekspresi) Bila terdapat lebih dari satu pohon sintaks untuk sebuah grammar maka dikatakan grammar tersebut Ambiguous. Dua cara melakukan validitas sintaks dengan parsing : TOP DOWN Parsing : melakukan derivasi string dari NT BOTTOM UP Parsing : melakukan reduksi simbol ke NT 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
14
Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
Parsing Top Down Jika adalah input string, maka derivasi dari Top Down Parse dapat ditunjukkan sebagai berikut : S … … … Parse Tree untuk Top Down Parsing selalu dimulai dari sebelah kiri S NT11 NT12 NT1n ……. NT21 t 1 2 3 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
15
Parsing Top Down (cont.)
Contoh : Parsing Top Down untuk identifier x2 Derivasinya : <identifier> <identifier><digit> <letter><digit> x <digit> x2 a. <identifier> <identifier> <digit> <letter> c <identifier> <digit> <letter> x d <identifier> <digit> <letter> x 2 e <identifier> <digit> b 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
16
Parsing Top Down (cont.)
Contoh : ekspresi a + b * c grammar : E ::= T + E | T T ::= V * E | V V ::= <id> Prediction Prediction Sentential Form ET+E TV V<id> ET TV*T V <id> T V T+E V+E <id>+E <id>+T <id>+V*T <id>+<id>*T <id>+<id>*V <id>+<id>*<id> E T + V id * 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
17
Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
Parsing Bottom Up Parsing Bottom Up membangun pohon sintaks melalui urutan simbol yang direduksi, atau dimulai dengan sebuah string hingga mencapai simbol start Grammar Contoh : diketahui identifier x2, dengan parsing bottom up menjadi : x 2 <letter> <identifier> <digit> x 2 <letter> <identifier> x 2 <letter> <identifier> <digit> x 2 <letter> x 2 x2 <letter>2 <identifier>2 <identifier><digit> <identifier> a b c d e 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
18
Relasi Preseden dan Pemakaiannya
Teknik parsing pada metode Bottom-Up dilakukan dengan mencari berulang-ulang, handle (leftmost simple phrase) u dari bentuk sentensial saat itu dan mereduksinya menjadi suatu nonterminal U dnegan memakai reduksi U u Jadi tujuan utamanya adalah mencari Handle dari sebuah bentuk sentensial yaitu simple phrase terkiri (leftmost) dari bentuk sentensial tersebut. Masalah tersebut diselesaikan dengan Grammar Preseden 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
19
Relasi Preseden dan Pemakaiannya (cont.)
Misal, R dan S berada dalam suatu grammar G. Beberapa bentuk sentensial dapat dibentuk dari simbol R dan G tersebut (…RG…..). Ada tiga kemungkinan yang timbul dalam handle yang dibuat dari R dan S. R adalah bagian dari suatu handle tapi S tidak (R S) dikatakan R > S (R memiliki Preseden atas S). R harus merupakan ekor dari beberapa produksi U …R. Karena handle berada di kiri S,maka S harus merupakan terminal U R S…. ….. ……….. handle 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
20
Relasi Preseden dan Pemakaiannya (cont.)
R dan S keduanya adalah bagian dalam suatu handle (R S) dikatakan R dan S memiliki Preseden yang sama, dan harus direduksi secara bersamaan waktu Harus ada suatu produksi U …RS... U ..…. ….. … RS.. handle …. S adalah bagian dari suatu handel, tetapi R tidak (S R) dikatakan R < S S merupakan kepala dari beberapa produksi U S….. U ……. …R S ……….. 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata handle
21
Relasi Preseden dan Pemakaiannya (cont.)
Contoh : Diketahui, Grammar dengan simbol Start Z dan produksi : Z bMb M (L | a L Ma) Berikut ini akan ditunjukkan bentuk sentensial, pohon sintaks,handel dari relasi yang dapat diturunkan dari produksi. Bentuk sentensial : bab Pohon Sintaks : Z b a M Handel : a Relasi yang diberikan Pohon : b a a b 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
22
Relasi Preseden dan Pemakaiannya (cont.)
Bentuk sentensial : b(Lb Pohon Sintaks : Z b ( M L Handel : (L Relasi yang diberikan Pohon : b ( ( L L b Bentuk sentensial : b(Ma)b Pohon Sintaks : Z b ( M L a ) Handel : Ma) Relasi yang diberikan Pohon : b ( ( L L b 1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
23
End of Session Questions ? Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
1/1/2019 Materi ke 3 Teori Bahasa & Automata
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.