Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehrara johan Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
INTERAKSI OBAT ANTIDIABETIK OLEH KELOMPOK 3 RABIATUL MUSFIRAH JOHAN WIDYA SUMARNI ULFA YULIANINGSIH FENTY
2
CONTENT DEFINISI ETIOLOGI DAN PATOGENESIS MANIFESTASI KLINIK DIAGNOSIS INTERAKSI OBAT KESIMPULAN
3
DEFINISI Diabetes Mellitus adalah kelainan yang bersifat kronik yang ditandai oleh gangguan metabolism karbohidrat, protein, dan lemak yang diikuti oleh komplikasi mikrovaskuler maupun makrovaskuler, dan telah diketahui berkaitan dengan faaktor genetik dengan gejala klinik yang paling utama adalah intoleransi glukosa (Wilson,2000). Diabetes Mellitus tipe 2 terdiri dari berbagai macam kelainan dengan karakteristik yang sama yaitu insufisiensi kerja insulin untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal. Insufisiensi kerja insulin merupakan kombinasi dari resistensi insulin dan sekresi insulin yang abnormal (Darmono,2000).
4
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS ETIOLOGI SEKRESI INSULIN RESISTENSI INSULIN
5
MANIFESTASI KLINIK Manifestasi klinis diabetes mellitus dikaitkan dengan konsekuensi metabolic defisiensi insulin. Pasien – pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal, atau toleransi glukosa sesudah makan karbohidrat. Jika hiperglikemianya parah dan melebihi ambang ginjal, maka timbul glukosuria. Dlukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotic yang meningkatkan diuresis osmotic yang meningkatkan pengeluaran kemih (poliuri) dan timbul rasa haus (polidipsia). Karena glukosa hilang bersama kemih, maka pasien mengalami keseimbangan kalori negative dan berat badan berkurang.
6
DIAGNOSIS Diagnosis klinis DM umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas DM berupa poliuri, polidipsi, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan lain yang mungkin dikemukakan pasien adalah kelemahan, kesemuten, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada pasien wanita. Jika keluhan khas, pemeriksaan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. untuk kelompok tanpa keluhan khas DM, hasil pemeriksaan glukosa darah yang baru satu kali saja abnormal, belum cukup kuat untuk menegakkan diagnosis DM. diperlukan pemastian lebih lanjut dengan mendapat sekali lagi angka abnormal, baik kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl, kadar glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl pada hari ini, atau dari hasil tes toleransi glukosa oral (TTOG) didapatkan kadar glukosa darah pasca pembebanan ≥ 200 mg/dl (Perkeni,2006).
7
INTERAKSI OBAT
8
INTERAKSI OBAT DENGAN OBAT HERBAL
9
CONTOH INTERAKSI FARMAKIOKINETIK Absorbsi amlodipine dapat meningkatkan absorbsi metformin Distribusi Furesomid meningkatkan kadar metformin dalam darah saat penggunaan bersama sehingga menyebabkan hipoglikemia dimana furosemid menyebabkan penurunan volume distribusi metformin sehingga jumlah obat metformin yang tidak terdistribusi dalam darah besar. Ekskresi Salah satu contoh interaksi farmakokinetik adalah interaksi antara obat metformin dan furosemid. Furosemid meningkatkan kadar metformin dalam darah saat penggunaan bersama sehingga menyebabkan hipoglikemia. Furosemid dan metformin diekskresi di tubular ginjal sehingga bersaing disistem transportasi umum tubular yang menyebabkan berpotensi menyebabkan kadar dari metformin meningkat (Tatro, 2009).
10
CONTOH INTERAKSI FARMAKODINAMIK Pemakaian bersama obat kaptopril dan gliklazid menyebabkan efek agonis, sehingga dari efek samping katopril dan efek dari gliklazid yaitu merangsang sekresi insulin menyebabkan efek hipoglikemia meningkat Obat-obat antagonis kalsium seperti nifedippine dan amlodipine memiliki efek antagonis dengan menghambat kerja sulfonilurea sehingga efek yang dihasilkan sedikit.
11
INTERAKSI DENGAN MAKANAN Alkohol dapat menyebabkan reaksi seperti disulfiram ketika dikonsumsi dalam kombinasi dengan sulfonilurea oral, khususnya klorpropamid pemilihan atau pilihan obat pada pasien diabetes mungkin dipengaruhi oleh kehadiran makanan, sehingga bersifat terapi kemanjuran obat apa pun dapat berubah karena obat-makanan interaksi yang selanjutnya berbahaya bagi pasien kesehatan. Contoh buah Jamun juga disebut sebagai blackberry India memberikan efek sinergis dengan obat-obat antidiabetik. pada tingkat dosis 50 mg / kg juga menunjukkan penurunan glukosa darah yang signifikan. Dan apabila digunakan bersama dengan obat-obat diabetik akan menyebabkan hipoglikemia
12
KESIMPULAN Diabetes Mellitus adalah kelainan yang bersifat kronik yang ditandai oleh gangguan metabolism karbohidrat, protein, dan lemak yang diikuti oleh komplikasi mikrovaskuler maupun makrovaskuler, dan telah diketahui berkaitan dengan faaktor genetik dengan gejala klinik yang paling utama adalah intoleransi glukosa (Wilson,2000). Diabetes Mellitus tipe 2 terdiri dari berbagai macam kelainan dengan karakteristik yang sama yaitu insufisiensi kerja insulin untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam batas normal. Insufisiensi kerja insulin merupakan kombinasi dari resistensi insulin dan sekresi insulin yang abnormal (Darmono,2000). Interaksi diklasifikasikan berdasarkan keterlibatan dalam proses farmakokinetik maupun farmakodinamik. Interaksi farmakokinetik ditandai dengan perubahan kadar plasma obat, area di bawah kurva (AUC), onset aksi, waktu paro dsb. Interaksi farmakokinetik diakibatkan oleh perubahan laju atau tingkat absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi. Interaksi farmakodinamik biasanya dihubungkan dengan kemampuan suatu obat untuk mengubah efek obat lain tanpa mengubah sifat-sifat farmakokinetiknya
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.