Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSuparman Sasmita Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
EKSISTENSIALISME (Filsafat Berbasis Kemerdekaan)
Semester III/E- PAI Karyawan Kelompok 11 (sebelas) : Rita Siti Robiah Siti Jenab Windah Wulandari SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUMI PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 2018
2
a. Pengertian Eksistensialisme
Kata dasar eksistensi (existency) adalah exist yang berasal dari kata Latin ex yang berarti keluar dan sistere yang berarti berdiri. Jadi eksistensi adalah berdiri dengan keluar dari diri sendiri. Pemikiran seperti ini dalam bahasa Jerman disebut dasein. Da berarti di sana , sein berarti berada. Berada bagi manusia berarti di sana, di tempat. Tidak mungkin ada manusia tidak bertempat. Sartre menyatakan bahwa hakikat beradanya manusia bukan etre (ada), melainkan a etre (akan atau sedang). Jadi yang dimaksud eksistensi ialah cara orang berada di dunia
3
Lanjutan Filsafat eksistensi berbeda dengan filasafat eksistensialisme (Hassan: 1974:7). Filsafat eksistensi adalah benar-benar sebagaimana arti katanya, filsafat yang menempatkan cara wujud manusia sebagai tema sentral.
4
Lahirnya Filsafat Eksistensi
Eksistensialisme lahir sebagai reaksi terhadap idealisme. Materialisme dan idealisme adalah dua pandangan filsafat tentang hakikat yang ekstrem. Kedua-duanya berisi benih-benih kebenaran, tetapi keduanya juga salah. Eksistensialisme ingin mencari jalan mencari jalan keluar dari ekstremitas itu. Munculnya Eksistensialisme didorong juga oleh situasi dan kondisi di dunia. Terutama dunia Eropa Barat.
5
Tokoh Filsafat Eksistensialiame
Soren Kierkegaard ( ) filsafat tidak merupakan suatu sistem, tetapi suatu pengekspresian eksistensi individual Menurut Kierkegaard filsfat harus mengutamakan manusia individual. Kehidupan secara kongkret berarti kehidupanku. Kebenaran secara kongkret berarti kebenaran saya Bapak Filsafat Eksistensialisme
6
Jean Paul Sartre (( ) Jean Paul Sartre lahir di Paris pada tahun 1905 Eksistensi manusia mendahului esensinya. Hakikatnya, manusia memiliki ciri khas tertentu, dan ciri itu menyebabkan manusia berbeda dari mahluk lain. Manusia itu pengada yang sadar, persoalannya menjadi rumit. Pertama ia sadar. Dari sini muncul tanggung jawab. Karena tanggung jawab, manusia harus menentukan. Dari sini timbul kesendirian (kesepian), lalu rasa takut muncul. Kemudian Sartre menambahkan lagi : dari kesadaran itu muncul penyangkalan. manusia itu selalu menyangkal. Sadar berarti sadar akan sesuatu, yaitu sadar akan sesuatu yang terletak di luar kesadaran itu. Ia mengatakan bahwa segala perbuatan manusia tanpa tujuan, karena tidak ada yang tetap (selalu disangkal), jadi manusia tanpa harapan, maka hal ini tidak harus diartikan bahwa manusia putus asa. Hal seperti itu dapat diartikan dinamika hidup, tanda manusia ingin membangun dirinya dan dunia.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.