Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

REPRODUKSI DAN BIBLIOGRAFI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "REPRODUKSI DAN BIBLIOGRAFI"— Transcript presentasi:

1 REPRODUKSI DAN BIBLIOGRAFI

2 1. Pendahuluan Pada saat menulis bab mengenai Kerangka Teoretis, berbagai teori dan konsep yang diajukan oleh para ahli harus dikumpulkan. Teori dan konsep itu menjadi landasan teoretis untuk menelaah data yang sudah dikumpulkan. Teori-teori itu dikumpulkan dari berbagai buku teoretis yang sudah dibaca dan dipahami. Pendapat yang mendukung sudut pandang ayau yang mendukung alasan penulis akan dikutip.

3 Penulis membuat ringkasan.
Untuk dapat memperoleh intisari mengenai sudut pandang ahli yang pendapatnya menunjang sebuah karya ilmiah, ada beberapa langkah. Penulis membuat ringkasan. Penulis membuat ikhtisar atau abstrak dari ringkasan yang telah dibuatnya. Penulis menyusun segala pengetahuan dari bacaan dalam sebuah sintesis. Semua kegiatan tersebut disebut kegiatan memproduksi sebuah karya ilmiah. Jadi, reproduksi meliputi kegiatan membuat kutipan, ikhtisar atau ringkasan, dan sintesis.

4 2. Ringkasan Salah satu untuk memahami sebuah teori adalah dengan membuat ringkasan. Ringkasan adalah penyajian karangan atau peristiwa yang panjang dalam bentuk yang singkat dan efektif. Ringkasan adalah sari karangan tanpa hiasan. Ringkasan itu dapat merupakan ringkasan sebuah buku, bab, ataupun artikel. Fungsi sebuah ringkasan adalah memahami atau mengetahui sebuah buku atau karangan. Dengan membuat ringkasan, kita mempelajari cara seseorang menyusun pikirannya dalam gagasan- gagasan yang diatur dari gagasan yang besar menuju gagasan penunjang, Melalui ringkasan kita dapat menangkap pokok pikiran dan tujuan penulis.

5 penjelasan yang terperinci
Untuk memperoleh ringkasan yang baik, bagian-bagian yang dihilangkan adalah keindahan gaya bahasa ilustrasi atau contoh penjelasan yang terperinci Meskipun memiliki bentuk yang ringkas, sebuah ringkasan tetap mempertahankan pola pikiran dan cara pendekatan penulis asli. Jadi, ringkasan tetap disusun dengan suara asli penulis. Ringkasan harus langsung diawali bagian-bagian karangan asli. Ringkasan tidak perlu diawali dengan kalimat pembuka, seperti “Dalam karangannya, pengarang berpendapat bahwa....”

6 Syarat ringkasan yang baik adalah
ringkasan tetap mempertahankan urutan pikiran dan pendekatan penulis asli ringkasan tidak boleh mengandung hal baru, pikiran, atau opini dari pembuat ringkasan, baik yang dimasukkan secara sadar maupun tidak sadar. Ringkasan harus disampaikan dengan suara asli penulis, bukan dengan suara pembuat ringkasan.

7 Membaca naskah atau teks asli beberapa kali.
Untuk dapat membuat sebuah ringkasan yang baik, dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut. Membaca naskah atau teks asli beberapa kali. Mencatat gagasan utama penulis. Dalam artikel, harus dicatat kalimat topik pada setiap paragraf. Membuang paragraf yang berisi contoh, deskripsi, atau kutipan. Membuang berbagai keterangan tambahan yang tidak penting dalam sebuah kalimat. Mengubah dialog langsung ke dalam bentuk tidak langsung. Sedapat mungkin menggunakan kalimat tunggal. Menyusun ringkasan dengan mempertahankan susunan gagasan penulis asli.

8 3. Ikhtisar dan Abstrak Istilah ringkasan acapkali dikacaukan dengan istilah ikhtisar atau Abstrak. Memang, keduanya merupakan intisari dari sebuah teks asli. Akan tetapi, ada perbedaan besar dalam teknis pembuatannya. Sebuah ikhtisar atau abstrak dibuat jika penyusunnya sudah mampu membuat ringkasan dari sebuah teks. Jadi, penyusunan ikhtisar atau abstrak adalah langkah berikutnya setelah sebuah ringkasan disusun.

9 A. Ikhtisar Ikhtisar adalah rangkuman gagasan yang dianggap penting oleh penyusun ikhtisar yang digali dari sebuah teks. Penyusun ikhtisar dapat langsung mengemukakan inti atau pokok permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan atau perhatiannya. Hal pokok yang membedakan ikhtisar dari rangkuman adalah sebagai berikut. Dalam ikhtisar, urutan dari teks asli tidak perlu dipertahankan. Ikhtisar tidak akan memberikan isi keseluruhan dari karangan asli secara proporsional. Bab-bab atau bagian dari teks asli yang dianggap kurang penting oleh penyusun ikhtisar dapat diabaikan.

10 merupakan tulisan baru yang mengandung sebagian gagasan dari teks.
Ciri ikhtisar adalah merupakan tulisan baru yang mengandung sebagian gagasan dari teks. tidak mengandung hal baru, pikiran, atau opini penyusun ikhtisar, baik yang dimasukkan secara sadar maupun tidak sadar. menggunakan kata-kata dari penyusun sendiri. Contoh-contoh penggunaan ikhtisar dapat ditemukan dalam penulisan teras berita (lead) di surat kabar, sampul belakang buku, resensi buku, sinopsis film atau sinetron, atau kilasan berita.

11 Sebuah ikhtisar yang baik disusun berdasarkan 7 langkah berikut ini.
Menetapkan tujuan membaca: gagasan apa yang saya butuhkan? Membaca dengan cermat: apa relevansi gagasan yang saya perlukan itu dalam konteks tulisan saya ini? Mencatat gagasan yang penting dari sudut pandang penyusun ikhtisar dengan kata-kata sendiri. Menyusun kerangka tulisan. Menulis ikhtisar. Mengecek kembali tulisan asli untuk meyakinkan bahwa semua gagasan yang penting telah tergali. Mengoreksi kesalahan bahasa dan kesalahan cetak.

12 B. Abstrak Sebenarnya, abstrak dan ikhtisar merupakan dua kata yang bermakna sama. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tercantum bahwa kata abstrak berarti ‘ringkasan; inti; ikhtisar (karangan, laporan, dsb)’, sedangkan kata ikhtisar berarti ‘pandangan secara ringkas (yang penting-penting saja); ringkasan. Istilah abstrak berasal dari bahasa Inggris, sedangkan istilah ikhtisar berasal dari bahasa Arab. Jadi, sebenarnya kedua istilah itu berpadanan. Akan tetapi, di Indonesia, istilah ikhtisar dibedakan dari istilah abstrak. Ikhtisar merupakan rangkuman gagasan yang berlaku dalam laras umum, sedangkan abstrak merupakan rangkuman atau iktisar yang berlaku dalam laras ilmiah. Oleh karena itu, berlaku format tertentu bagi abstrak, baik untuk jurnal maupun untuk karya ilmiah.

13 Untuk tesis atau laporan tugas akhir, format aspek, yang disusun atas 200—250 kata, secara umum meliputi aspek: latar belakang dan tujuan penelitian bahan dan metode penelitian hasil dan kesimpulan yang nyata Untuk jurnal ilmiah, jumlah kata yang dibutuhkan hanya sekitar 75—100 kata dan diletakkan di awal sebuah artikel dan berlaku sebagai teras artikel (beranalogi dengan teras berita)

14 4. Sintesis Langkah terakhir yang wajib dilakukan dalam penulisan ilmiah adalah sintesis. Sintesis adalah tindakan merangkum berbagai pengertian atau pendapat sehingga merupakan suatu tulisan baru yang mengandung kesatuan yang selaras dengan kebutuhan penulis. Khusus dalam penulisan karya ilmiah, sintesis merupakan rangkuman berbagai rujukan yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian si penulis. Sintesis merupakan tahap terakhir dan langkah yang paling penting dalam proses membaca kritis. Melalui sintesis, penyusun menciptakan pengetahuan baru melalui pemaduan beberapa bahan bacaan dari berbagai penulis. Sintesis merupakan kesimpulan yang diambil penulis berdasarkan pemahaman atas beberapa tulisan. Sintesis dibangun berdasarkan kutipan-kutipan yang dikumpulkan oleh penulis dan pemahaman atas kutipan tersebut.

15 Penulis tidak boleh terkurung dalam pendapat ahli yang dibaca.
Dalam menyusun sebuah sintesis, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh penulis. Penulis tidak boleh terkurung dalam pendapat ahli yang dibaca. Penulis harus membentuk dan mempertajam sudut pandangnya. Penulis harus mencari kaitan mendasar antara satu bacaan dan bacaan lain. Penulis harus mencari bagian bacaan yang akan menekankan kepentingan karya ilmiahnya. Dalam menulis buram, penulis harus memfokuskan setiap paragraf yang ditulisnya dalam simpulan yang terbentuk dari bahan bacaannya.

16 5. Daftar Pustaka (Bibliografi)
Pada bagian akhir sebuah karangan ilmiah akan terdapat sebuah daftar pustaka yang menjadi rujukan penulis selama melakukan dan menyusun penelitian atau laporannya. Semua bahan rujukan yang digunakan penulis, baik sebagai bahan penunjang maupun sebagai data, disusun dalam daftar pustaka ini. Adapun fungsi daftar pustaka ialah membantu pembaca mengenal ruang lingkup studi penulis, memberi informasi kepada pembaca untuk memperoleh pengetahuan yang lebih lengkap dan mendalam dari kutipan yang digunakan oleh penulis, dan membantu pembaca memilih referensi dan materi dasar untuk studinya.

17 Daftar ini dapat disusun dengan berbagai format, yakni format Chicago (cara yang direkomendasikan oleh The University of Chicago), format MLA (cara yang direkomendasikan oleh Modern Language Association), format APA (cara yang direkomendasikan oleh The American Psychological Association), dan format lain yang berlaku di selingkung bidang. Unsur yang harus dicantumkan dalam rujukan ialah nama penulis yang diawali dengan penulisan nama keluarga, tahun terbitan karya diletakkan di antara tanda kurung (format MLA dan APA) dan di belakang data publikasi (format chicago), judul karya tulis dengan menggunakan huruf besar untuk huruf pertama tiap kata kecuali kata sambung dan kata depan, data publikasi berisi nama tempat (kota) dan nama penerbit karya yang dikutip.

18 Teknik penulisan rujukan ialah sebagai berikut.
Baris pertama dimulai pada pias (margin) sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya dimulai dengan 3 ketukan ke dalam. Jarak antarbaris ialah 1,5 spasi. Daftar rujukan diurut berdasarkan abjad huruf pertama nama keluarga penulis. Jika penulis yang sama menulis beberapa karya ilmiah yang dikutip, nama penulis itu harus dicantumkan ulang. Urutan penulisannya pun harus dimulai dengan karya yang ditulis lebih dahulu.

19 Teknik-teknik Informasi
Teknik-teknik Informasi. Reza Andika, Erfan Prahasto, dan Donny Dwi Hambodo. Jakarta: Erlangga, 2007. Metodolologi Research, jilid V. Prof.Yosia Bartolomeus. Jakarta Universitas Indonesia, 2006. Metode Penelitian Ilmiah. Prof.Yosia Bartolomeus. Yogyakarta, UGM, 1999. Sistem Informasi Manajemen atau Management Information System. Galuh Fajar Pratiwi atau Betty Schrampfer. Jakarta, Gramedia, 2002. Calculating The Return on Training Investment. Morgan F. Anderson. Dalam Journal Of Evaluation Practise. Vol. 11, No. 3, Oct. 2003: Struktur Ongkos Usaha Perakitan Komputer di PT Temoranto Biro Pusat Statistik. Jakarta, BPS, 2003. MLA-Style Citations of Electronic Sources. Matias B. Suratno. Style Sheet. (10 Feb. 2001) Moose Crossing Proposal. Romelah. (20 Des 2004)

20 Calculating The Return on Training Investment. Morgan F. Anderson
Calculating The Return on Training Investment. Morgan F. Anderson. Dalam Journal Of Evaluation Practise. Vol. 11, No. 3, Oct. 2003: Struktur Ongkos Usaha Perakitan Komputer di PT Temoranto Biro Pusat Statistik. Jakarta, BPS, 2003. Statistics: A Fresh Approach. D.H. Sanders. Singapore, Mc. Graw- Hill, 2007. MLA-Style Citations of Electronic Sources. Matias B. Suratno. Style Sheet. (10 Feb ) Moose Crossing Proposal. Romelah. (20 Des 2004) *****


Download ppt "REPRODUKSI DAN BIBLIOGRAFI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google