Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSusanti Lesmono Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
Analisa Data Melakukan penghitungan dari data yang berhasil dikumpulkan. Untuk data Geofisik dan Kimia, data yang berhasil dikumpulkan kemudian disusun dan diberi pembanding dengan standar baku mutu tanah, udara dan air, kemudian dibuat grafik atau model perubahan Geofisik dan kimia tanah, air, udara dan faktor iklim pada saat proyek sebelum dibangun dan setelah dibangun. Untuk data Biologi (Flora, Fauna, ekosistem, koridor dsb), data yang dikumpulkan disusun dan diberi katagori terutama berkenaan dengan status spesies tersebut terhadap IUCN red data book, katagori flora dan fauna yang masuk dalam katagori sangat terancam punah, terancam punah, jarang dan umum, memperkirakan perubahan ekosistem yang terjadi pada saat proyek sebelum dibangun dan setelah dibangun dihubungkan dengan jaring-jaring makanan, DDL, tingkat kompetisi dan suksesi. Pada data sosekbud masyarakat, ada beberapa kajian yang dapat dimasukkan secara formal yaitu; 1. Proyeksi Penduduk (teknik ekstrapolasi), 2. Analisa kecendrungan (trend analysis) dan analisa deret waktu (time series analysis). Pada tataran informal dapat dilakukan dengan penilaian pakar (professional judgement), komparatif antar budaya (cross cultural), tehnik analogi dan metode delphi.
2
Estimasi Perubahan Geofisik dan Kimia
PROYEK Kondisi Geofisik dan Kimia pada Saat dan Setelah proyek Kondisi Geofisik dan Kimia Sebelum Proyek Parameter baku/ Standar baku Iklim Mikro (curah hujan, Suhu, kelembaban, Angin dsb.) Tata guna lahan Kondisi kimia tanah Kondisi kimia air Kondisi kimia udara dan faktor Kebisingan Air larian dan tangkapan air Persentase Erosi Sedimentasi dan presipitasi Turbiditas Salinitas Paparan toksik pH dan etc. Iklim Mikro (curah hujan, Suhu, kelembaban, Angin dsb.) Tata guna lahan Kondisi kimia tanah Kondisi kimia air Kondisi kimia udara dan faktor Kebisingan Air larian dan tangkapan air Persentase Erosi Sedimentasi dan presipitasi Turbiditas Salinitas Paparan toksik pH dan etc. Estimasi Perubahan
3
Diagram Alir Model Perkiraan Dampak Geofisik dan Kimia
Skoping Iklim Mikro (curah hujan, Suhu, kelembaban, Angin dsb.) Tata guna lahan Kondisi kimia tanah Kondisi kimia air Kondisi kimia udara dan faktor Kebisingan Air larian dan tangkapan air Persentase Erosi Sedimentasi dan presipitasi Turbiditas Salinitas Paparan toksik pH dan etc. Pengambilan data di lapangan Analisa data Estimasi dampak Pada saat dan setelah proyek Deskripsi proyek Analogi Model perkiraan dampak; Tabel, diagram alir, grafik etc.
4
Tabel dan Grafik Estimasi Dampak
Komponen Geofisik Kimia Nilai komponen (prakonstruksi) Baku Mutu Lingkungan/Standar baku Nilai komponen (konstruksi) Baku mutu lingkungan/standar baku Nilai komponen (panca-konstruksi) Sedimentasi Air larian Kimia air Kimia tanah Kimia udara Estimasi nilai komponen lingkungan yang berubah 0,004 ml3/l K 0,0015 ml3/l Pra-konstruksi Konstruksi Pasca-konstruksi
5
Estimasi Perubahan Biologi
PROYEK Kondisi Biologi Sebelum Proyek Kondisi Biologi pada Saat dan Setelah proyek Parameter baku/ Standar baku Komposisi populasi flora dan Fauna (kelimpahan, densitas Dan indeks keanekaragaman) Biologi dispersal dan distribusi Flora dan fauna Kondisi rantai makanan dan Jaring2 makanan tiap spesies Kompetisi dan relung (niche) Besaran toleransi spesies Berkenaan dengan DDL Interaksi spesies Stabilitas dan suksesi Biodiversitas status Reproduksi dan penyakit Etc. Komposisi populasi flora dan Fauna (kelimpahan, densitas Dan indeks keanekaragaman) Biologi dispersal dan distribusi Flora dan fauna Kondisi rantai makanan dan Jaring2 makanan tiap spesies Kompetisi dan relung (niche) Besaran toleransi spesies Berkenaan dengan DDL Interaksi spesies Stabilitas dan suksesi Biodiversitas status Reproduksi dan penyakit Etc. Estimasi Perubahan
6
Diagram Alir Model Perkiraan Dampak Biologi
Skoping Komposisi populasi flora dan Fauna (kelimpahan, densitas Dan indeks keanekaragaman) Biologi dispersal dan distribusi Flora dan fauna Kondisi rantai makanan dan Jaring2 makanan tiap spesies Kompetisi dan relung (niche) Besaran toleransi spesies Berkenaan dengan DDL Interaksi spesies Stabilitas dan suksesi Biodiversitas status Reproduksi dan penyakit Etc. Pengambilan data di lapangan Analisa data Estimasi dampak Pada saat dan setelah proyek Deskripsi proyek Analogi CITES, IUCN IBA, Ramsar Convension etc. Model perkiraan dampak; Tabel, diagram alir, grafik etc.
7
IUCN dan CITES: Parameter Baku Biologi
IUCN Red List of Threatened Species catagories Ex (Extinct) : katagori punah, sudah tidak dijumpai di lokasi manapun di dunia. Critically Endangered) : Dipertimbangkan untuk punah atau sangat terancam punah. Populasi < 500 individu saja. E (Endangered) : Spesies ini masih dijumpai dalam jumlah yang sedikit dalam ruang lingkup yang terbatas dan mengalami penurunan kondisi habitat secara drastis (terancam punah) V (Vulnerable) : Spesies ini dapat pindah ke status E dalam waktu dekat apabila faktor penyebab penurunan spesies tersebut masih terus berlangsung. Near Threathened : Jarang. Katagorinya populasi di seluruh dunia sedikit tetapi masih tersebar dan kantung-kantung habitat yang masih memadai. DD (Data deficient) : Spesies tsb potensial dapat dikatagorikan E, V atau R tetapi belum cukup informasi yang mendukung mengenai statusnya. CITES Categories for Threatened species Appendix I. Spesies yang dalam katagori terancam punah sehingga tidak diperbolehkan untuk diperdagangkan dalam bentuk apapun. Pertukaran satwa tersebut hanya untuk sarana ilmiah dengan melalui ijin yang ketat Appendix II. Spesies tersebut dalam katagori tidak mengalami kepunahan walau saat ini dalam kondisi yang rawan, tetapi apabila tidak diawasi secara ketat dalam pengambilan di alam, kemungkinan besar akan langka. Jadi, perlu adanya sertifikasi dalam melakukan perdagangan satwa tersebut. Sertifikasi diperlukan pada saat status satwa tersebut memungkinkan untuk diperdagangkan. Appendix III. Spesies yang masuk dalam katagori apendix III dapat diperdagangkan asalkan diketahui status pengambilan dari satwa tersebut, adanya sertifikasi spesies dan pengawasan yang ketat pula.
8
Estimasi Perubahan Sosekbud
PROYEK Kondisi Sosekbud Sebelum Proyek Kondisi Sosekbud pada Saat dan Setelah proyek Parameter baku/ Standar baku Demografi Ekonomi (tingkat pendapatan Dan mata pencaharian Masyarakat) Sosial dan Budaya Kesehatan Pendidikan Kepedulian masyarakat Demografi Ekonomi (tingkat pendapatan Dan mata pencaharian Masyarakat) Sosial dan Budaya Kesehatan Pendidikan Kepedulian masyarakat Estimasi Perubahan
9
Diagram Alir Model Perkiraan Dampak Sosekbud
Skoping Pengambilan data di lapangan Demografi Ekonomi (tingkat pendapatan Dan mata pencaharian Masyarakat) Sosial dan Budaya Kesehatan Pendidikan Kepedulian masyarakat Analisa data Estimasi dampak Pada saat dan setelah proyek Deskripsi proyek Analogi software Delphi Model perkiraan dampak; Tabel, diagram alir, grafik etc.
10
Contoh Tabel Estimasi Dampak Sosekbud
Komponen Sosekbud Nilai komponen (prakonstruksi) Baku Mutu Sosekbud/Standar baku (jika ada) Nilai komponen (konstruksi) Baku mutu sosekbud/standar baku (jika ada) Nilai komponen (panca-konstruksi) Demografi Ekonomi masyarakat Pandangan masyarakat Sikap dan perilaku Kesehatan masyarakat
11
Metode Perkiraan Dampak
Metode Formal; Metode perkiraan cepat Metode Matematika Metode fisik Metode eksperimental Metode Informal Penilaian para ahli Analog Untuk Perkiraan dampak sosial Delphi Proses Kelompok Nominal Diskusi kelompok terfokus
12
Metode Perkiraan Cepat (Rapid Assessment)
Merupakan metode analisa berdasarkan pada penelitian atau survey yang cepat. Pada metode perkiraan cepat untuk usulan kegiatan yang menimbulkan dampak pencemaran, beberapa analisa yang bisa diambil adalah; Penentuan klasifikasi kegiatan proyek Penentuan sumber-sumber pencemar dan limbah industri Faktor emisi Faktor untuk limbah cair industri Faktor limbah Beban pencemar Beban limbah Analisa dengan penentuan nilai berbagai faktor secara langsung di lapangan atau di laboratorium dan dicocokkan dengan baku mutu lingkungan.
13
Untuk RAM biologi, data yang dimasukkan adalah;
Data nama spesies Jumlah individu dalam satu spesies Lokasi pencatatan spesies (ditemukan) (letak koordinat) Status dalam IUCN atau CITES (4 katagori data ini sama untuk semua spesies tidak terkecuali mikrobiologi) Untuk RAM Sosekbud, data yang dapat dimasukkan; Biodata responden Faktor sosial ekonomi dan budaya responden Tanggapan responden terhadap proyek Sikap dan perilaku responden terhadap tatanan sosial dan lingkungan Penerimaan responden terhadap informasi (Analisa dapat hanya mempergunakan persentase nilai dari masing- masing pertanyaan)
14
Metode Matematika Metode matematika banyak melibatkan berbagai persamaan matematika baik di dalam pengukuran geofisik-kimia, biologi dan sosekbud. Metode matematika dipergunakan dalam mengukur COD dan BOD air, mengukur tingkat konsentrasi limbah, model Gaussian Plame Dispersion, Statek (Statistical ecology), Model Lotka volteirra, model kepadatan penduduk dan model empiris yang menghubungan hubungan sebab akibat secara statistik atas obyek yang diteliti. Software: Spatial planning 3, Statistical ecology, Distance 3.2, SPSS 10.1, dsb.
15
Metode Fisik Model Illustrasi Model miniatur
Model illustrasi dapat memberikan secara visual sederhana tentang kondisi sebelum dan atau sesudah adanya rencana kegiatan. Model illustrasi ini ditampilkan melalui sketsa, foto atau film, analisa Peta Model miniatur Dalam model miniatur, rencana kegiatan yang akan berlangsung disimulasikan secara atau dalam skala miniatur. Simulasi ini bisa melalui perangkat komputer.
16
Metode Eksperimental Uji Statistik
Metode eksperimental ini dapat membuat suatu model yang dilakukan melalui percobaan dilapangan ataupun di laboratorium. Banyak percobaan-percobaan kimia dari limbah dapat diujicobakan di laboratorium termasuk memantau dampak yang ditimbulkan apabila terpapar/termajan. Contoh eksperimen yang dilakukan di lapangan atau di laboratorium adalah dampak penyemprotan insektisida terhadap populasi organisme non-sasaran seperti lebah madu, predator hama dan cacing tanah. Pada metode eksperimental untuk dampak sosial dapat dilakukan menggunakan responden dengan menggunakan; Indikator Indeks nilai Memberi nilai langsung Uji Statistik
17
Evaluasi Dampak Metode evaluasi dampak terutama dalam menentukan penting atau tidak pentingnya dampak dibagi menjadi dua katagori yaitu; Metode Formal Metode pembobotan berdasarkan standar kualitas lingkungan. Metode Ekonomi Metode Informal Matriks Interaksi Leopold Metode Fisher & Davies Metode Mc Harg (Overlay) Metode Moore Metode Ad hoc Metode Cecklist Metode skema alir atau flow chart Sorenson Metode matrik dampak Kivanick & Boriboon
18
Matriks Interaksi Leopold
Metode ini diperkenalkan tahun 1971 Matrik Leopold terdiri atas 100 macam aktivitas yang akan dilakukan dari suatu rencana proyek dengan 88 komponen lingkungan. Saat ini penggunaan metode Matrik Leopold sudah mengalami modifikasi yaitu jumlah aktivitas proyek ataupun komponen lingkungan dapat diubah menjadi lebih banyak atau sedikit. Tujuan dari matrik Leopold ini adalah untuk melihat gambaran dari dampak lingkungan dan besarnya dampak positif atau negatif dari proyek tersebut terhadap lingkungan. Metode ini sudah banyak dipergunakan untuk berbagai macam proyek yaitu proyek pembangunan jalan besar, proyek pertambangan, proyek pembangunan sumberdaya air, proyek jalan kereta api, proyek pusat perkantoran dan belanja dll.
19
Langkah-langkah dalam Leopold
Penentuan dampak dari tiap aktivitas proyek terhadap komponen lingkungan. Jika diduga terjadi dampak (baik positif atau negatif), maka kolom pertemuan antara aktivitas proyek dengan komponen lingkungan yang terkena dampak diberi garis diagonal. Tetapkan nilai bagian atas sebagai (magnitude) atau besaran dampak dan (importance) atau besaran tingkat kepentingan dampak. Besaran dampak yaitu besarnya kondisi dampak terhadap baku mutu lingkungan atau terhadap material indikator lainnya. Besaran kepentingan dampak yaitu ukuran besaran dampak terhadap lingkungan sekitarnya atau dampak terhadap masyarakat lokal sekitar/ di tempat proyek.. Besaran dampak atau tingkat kepentingan dampak ditentukan dalam nilai numerik atau skala 1 sampai 10 disertai kriteria yang jelas pada setiap nilai. Nilai 1 merupakan nilai dampak terkecil sedangkan 10 merupakan nilai dampak terbesar. Dampak positif diberi tanda +, sedangkan dampak negatif diberi tanda – Metode ini dinilai subyektif tetapi harus dilihat dari penilaian secara proporsional.
20
Contoh tabel 1= ……… 10 = …………………… 2 = ………. 1. Land Clearing
2. Buat bangunan 3. Bangun jalan 100. …… 1. Land Use - 5 - 4 - 2 - 6 2. Flora (habitat) - 8 3. Mata pencaharian - 3 + 2 + 3 + 4 88. ……… …………. 1= ……… = …………………… 2 = ……….
21
Aktivitas Pembukaan lahan (Komponen Lingkungan)
Nilai Bobot Berdasarkan Pembanding Data Inventory dengan Baku Mutu Lingkungan (Matrik Interaksi Leopold) Aktivitas Pembukaan lahan (Komponen Lingkungan) Pra-Konstruksi Konstruksi Nilai Komp. Baku mutu Bobot nilai (E) Est. Nilai K. Unsur Hg (merkuri) 0,0001 0,001 0/0 Unsur Pb (timbal) 0,03 0,01 - 2/-1 0,4 8/-5 Unsur Arsen 0,002 0,005 0,008 1/-8 Koliform Tinja (jumlah E. coli) 50000 2000 -3/-5 60000 4/-6 Laju erosi 0,3 % 5 % 0/2 25 % 5/-5 Air larian 30 cc/t 20 cc/t - 1/0 160 cc/t -4/-3 Kondisi Populasi tumbuhan 200/ha 150/ha 0/ha -6/-3 Kondisi populasi satwa 300/ha 0/1 2/ha -6/-1 Demografi penduduk 1200 1400 2100 -3/0 Tingkat pendidikan penduduk 50 (smu) 600 -7/-5 350 -3/-1 Tingkat matapencaharian 400 760 1000 3/3
22
Penyusunan Tabel aktivitas proyek ke dalam matrik
Aktivitas Pembukaan lahan (Komponen Lingkungan) Pra-Konstruksi Konstruksi Pembukaan Lahan Shrimp pond Irigasi Unsur Hg (merkuri) Unsur Pb (timbal) Unsur Arsen Koliform Tinja (jumlah E. coli) Laju erosi 2 Air larian -1 Kondisi Populasi tumbuhan Kondisi populasi satwa 1 Demografi penduduk -3 Tingkat pendidikan penduduk Tingkat matapencaharian
23
Metode Checklist Dibagi menjadi;
Checklist sederhana (simple checklist) Checklist dengan Uraian (descriptive checklist) Checklist berskala (Scaling checklists) Checklist berskala dengan pembobotan (scale weighted checklist) Checklist sederhana pada dasarnya berbentuk sebagai daftar dari komponen lingkungan yang diduga dampaknya, menguntungkan atau merugikan terhadap fase perencanaan dan desain proyek, konstruksi proyek dan pada saat proyek berjalan atau pasca konstruksi. Cheklist dengan uraian dapat dilakukan dengan program EICS (Environmental Impact Computer System) atau dikenal metode Matriks interaksi dengan komputer. Checklist berskala yang dikembangkan oleh Adkins dan Burke dimana skala dimulai dari minus 5 sampai positif 5. Checklist berskala dengan pembobotan dikembangkan oleh Biro reklamasi, Laboratorium Battelde-Columbus 1972 yang disebut Metode Battelde – Columbus.
24
Cecklist Sederhana PK (+) PK (-) K (+) K (-) POK (+) POK (_)
Kebisingan 2. Pencemaran udara 3. Pencemaran air 4. Perubahan bentang alam 5. Mata pencaharian 6. dst. …… Total Jumlah
25
Cecklist Berskala (Scaling Checklist)
A. Proyek jalan (diberi penilaian 0 – 5) PK (+) PK (-) K (+) K (-) POK (+) POK (_) Kebisingan 4 2 2. Pencemaran udara 1 3. Pencemaran air 4. Perubahan bentang alam 5. Mata pencaharian 3 6. dst. …… Total Jumlah
26
Tata Aturan Metode Pembobotan Battelde-Columbus
Jumlah semua bobot adalah 1000 Terdapat 17 komponen lingkungan dari 4 katagori komponen lingkungan dengan 78 parameter atau indikator. Satuan atau ukuran dari berbagai parameter disamakan atau ditransformasikan ke dalam satuan yang sama. Untuk satuan dampak digunakan indeks kualitas lingkungan (Environmental quality indeks atau EQI). Satuan untuk nilai penting adalah Unit Nilai Penting Parameter (Parameter Importance Unit = PIU). Unit nilai dampak lingkungan (Environmental Impact Unit (EIU)) adalah bentuk perkalian antara EQI dengan PIU. Nilai PIU dapat ditentukan berdasarkan banyaknya parameter yang dibuat. Untuk standarisasi air atau sumber daya air perbandingan katagori fisik/kimia: ekologi: Kepentingan manusia : Estetika adalah 1:0.6:0.5:0.4. Penentuan PIU adalah 402 : 240 : 205 : 153. Masing-masing PIU dibagi lagi berdasarkan komponen lingkungan. Contohnya Geofisik/kimia: Komponen air PIU 318, Udara PIU 52, Tanah/lahan PIU 28 dan Kebisingan PIU 4. PIU dibagi lagi berdasarkan masing-masing parameter lingkungan. Nilai EQI dibuat kisaran 0 – 1 dimana O adalah kualitas paling buruk dan 1 adalah kualitas paling baik. Nilai EQI dikalikan PIU adalah EIU
27
Pembagian Komponen Lingkungan dalam Battelde-Columbus
Dampak Lingkungan Ekologi Kualitas lingkungan Estetika Kepentingan manusia Lahan (32) Pendidikan/ Paket ilmiah (55) Spesies dan Populasi (140) Air (318) Udara (5) Paket Sejarah (55) Udara (52) Habitat, Komunitas & ekosistem (108) Air (52) Kebudayaan (28) Lahan (28) Biota (24) Kebisingan (4) Kenyamanan (37) Obyek buatan (10) Pola Hidup (37) Komposisi (15)
28
Nilai EQI RUMUS Y = X – Q min / Q max – Q min 1 Y 100 mg/l
100 mg/l RUMUS Y = X – Q min / Q max – Q min Dimana: Y = Nilai EQI (antara 0 – 1) X = Nilai komponen lingkungan saat diambil di lapangan Q min = nilai minimal komponen lingkungan Q max = nilai maksimal komponen lingkungan
29
Tabel Battelde-Columbus
Komponen Lingkungan Nilai saat Inventory Kisaran Min-Max EQI PIU EIU relatif Unsur Hg (merkuri) 0,0001 0 – 1000 0,000001 25 0,000014 % Unsur Pb (timbal) 0,03 Unsur Arsen 0,002 5 BOD 50000 0 – Laju erosi 0,3 % 1% - 100% 14 Air larian 30 cc/t 0 – 10000/t 28 Kondisi pop. Vegetasi alamiah 200/ha 0 – 1000/ha Kondisi populasi satwa 300/ha /ha Demografi penduduk 1200 0 – 2000/ha Tingkat pendidikan penduduk 50 (smu) 0 – 800 Kesempatan kerja 400 13 Total
30
Metode MacHard/Tampalan
Metode ini dikembangkan tahun 1968 oleh MacHard juga dikenal sebagai metode oveylay atau tampalan. Metode ini secara sederhana menggunakan berbagai peta yang digambarkan dalam lembar-lembar transparansi. Transparansi yang digambarkan ditumpuk atau ditampal dalam satuan geografis yang sama dan setiap komponen lingkungan digambarkan dalam transparansi sendiri. Metode ini banyak digunakan dalam menganalisa dampak lingkungan proyek pembangunan jalan mobil, jaringan pipa-pipa, jalan kereta api dan lainnya. Software komputer yang digunakan ArcView dan MapInfo
31
Metode Ad Hoc Metode yang sangat sedikit memberikan pedoman-pedoman yang jelas cara dalam memberikan kesimpulan atau memberikan suatu evaluasi dampak atau estimasi dampak. Metode ad hoc, kriteria keputusan atau kriteria dampak lingkungan berasal dari keahlian tim amdal dan pemberian kriteria tersebut bebas tetapi disepakati oleh semua pihak yang berkepentingan. Parameter yang disusun bisa melalui pembobotan nilai atau hanya memberikan keterangan dampak saja apakah penting atau tidak penting, menguntungkan atau merugikan, dampak jangka pendek atau jangka panjang dan apakah dampak tersebut bersifat reversible atau irreversible. Metode ini mudah, relatif singkat, dipakai studi evaluasi dampak secara singkat tetapi bisa kurang keterpaduan dari disiplin ilmu yang terlibat.
32
Tabel Ad Hoc Dampak Lingkungan/Lingkungan Tak ada dampak Dampak +
Kegunaan Berlawanan Masalah Jangka pendek Jangka panjang Dapat kembali Tidak dapat kembali Satwa Liar Spesies yang akan punah Vegetasi alam Sifat tanah Drainase alam Air Bumi Kualitas air Kesehatan Nilai ekonomi Pelayanan masyarakat
33
Tehnik lain dalam Ad Hoc
Perihal A B C (pra-konstruksi) Jumlah Penampungan pada sistem sungai 4 1 Wilayah permukaan keseluruhan (ha) 8500 1300 Total panjang garis penampung 190 65 Wilayah irigasi baru (ha) 40000 12000 Pengurangan ruang terbuka karena proyek dan berhubungan dengan pertambahan penduduk (ha) 10000 2000 Jumlah situs arkeologi yang tergenang 11 3 Pengurangan erosi tanah Peningkatan perikanan Persiapan untuk pengendalian banjir terukur ya Ya Potensi wilayah malaria baru Potensi tambahan pekerjaan 1000 200 Peningkatan ekonomi penunjang 2300 600
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.