Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehdominggus dupe Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
DOMINGGUS ZADRACH DUPE NIM 1591561049 ANALISIS KINERJA SIMPANG BERSNYAL KOTA DENPASAR ( Studi Kasus: Simpang Waturenggong Dan Simpang Dewi Sartika) PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2018
2
I PENDAHULUAN Kota Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali pun tidak lepas dari permasalan kemacetan yang terjadi. Kota Denpasar merupakan salah satu pusat aktifitas yang ada di Bali. Seperti kegiatan pemerintahan, ekonomi, perdagagan, pendidikan, industri dan pengembangan pariwisata serta kegiatan lainnya.
3
Hal ini menyebabkan aktivitas arus transportasi di kota ini sangat tinggi. kepadatan penduduk di kota Denpasar. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya kendaraan bermotor baik kendaraan pribadi maupun kendaraan sepeda motor yang memadati ruas-ruas jalan di Kota Denpasar. Merupakan salah satu pusat aktifitas yang ada di Bali.
4
Salah satu daerah di Kota Denpasar yang mengalami permasalahan lalu lintas adalah persimpangan Jalan Waturrenggong - Jalan P.B. Sudirman dan Simpang Dewi Sartika -.Jalan P.B. Sudirman – Jalan Raya Ppuputan Padatnya persimpangan tersebut dapat disebabkan karena jalan
5
Rumusan Masalah 1.Bagaimanakah kinerja eksisting simpang bersinyal pada simpang Waturenggong. – P.B. Sudirman dan simpang Dewi Sartika- P.B.Sudirman-Raya Puputan Bagaimanakah kinerja simpang bersinyal pada simpang Waturenggong-P.B Sudirman dan simpang Dewi Sartika – P. B. Sudirman – Raya Puputan setelah Pengaturan ulang ( Resetting)
6
Tujuan Penelitian Untuk menganalisis kinerja eksisting simpang Waturenggong – P.B. Sudirman dan simpang Dewi Sartika-P.B.sudirman-Raya Puputan Untuk menganalisis kinerja simpang Dewi Sartika – P. B. Sudirman – Raya Puputan dan simpang Waturenggong – P.B.sudirman setelah pengaturan ulang (resetting)
7
Manfaat Penelitian 1.Bagi Pemerintah Daerah, Dinas Provinsi Bali dan Pemda tentunya perlu dalam memberi informasi mengenai kinerja simpaing beersinyal saat ini sehingga membangan kedepan yaitu memberikan pelayanan terhadap penguna jalan raya. 2.Bagi mahasiswa, penelitian ini merupakan kesempatan yang baik untuk memperdalam teori- teori yang telah didapat pada bangku kuliah, serta lebih mendalami dan menguasai permasalahan yang ada.
8
TINJAUAN PUSTAKA 2 1. Pengertian Persimpangan Persimpangan (Morlok,1991) merupakan pertemuan satu,dua atau lebih pada ruas jalan, bergabung, berpotongan dan bersilang (crossing) dan konflik. Persimpangan sendiri terbagi dalam berbagai jenis penanganan persimpangan, yang memiliki penanganan dari persimpangan yaitu persimpangan sebidang dan persimpangan tidak sebidang, untuk persimpangan waturenggong dan simpang Dewi Sartika termasuk persimpangan sebidang berlampu lalu lintas.
9
Untuk persimpangan menurut (Tamin, 2008) dapat dibagi menjadi dua jenis persimpangan sebagai berikut: Persimpangan Sebidang Persimpangan sebidang merupakan pertemuan dua atau lebih jalan dalam satu bidang yang sama mempunyai elevasi yang sama. Desain persimpangan ini dalam bentuk huruf T, huruf Y, persimpangan empat kaki dan persimpangan dengan banyak lengan simpang. Persimpangan Tak Sebidang Persimpangan Tak Sebidang merupakan suatu persimpangan dimana jalan yang satu dengan jalan yang lainnya tidak saling bertemu dalam satu bidang dan mempunyai beda elevasi antara keduanya.
10
1.Pola Pergerakan pada Simpang
12
1.Pengendalian Simpang Bersinyal Antara arus lalu lintas dikendalikan dengan sinyal lampu. Juga dapat dengan melepaskan hanya arus lalu lintas dengan mengakibatkan hambatan yang besar bagi arus kendaraan secara keseluruhan. Pada umumnya sinyal lampu lalu lintas dipergunakan untuk satu atau lebih dari satu simpang dengan alasan sebagai berikut( Departemen P.U, 1997) 2. Karakteristik Simpang Bersinyal Karakteristik simpang bersinyal diterapkan dengan maksud sebagai Tanda dan rambu lalulintas pada persimpangan untuk membantu para penguna jalan untuk mengetahui rambu tersebut.Sistem pengentrolan lalu lintas merupakan pengaturan berupa perintah dan larangan.
13
a.Untuk memisahkan lintasan dari gerakan – gerakan lalu lintas yang saling berpotongan dalam pembagian waktu. Hal ini adalah keperluan bagi gerakan lalu lintas kendarraan yang datang dan pergi pada area perpotongan. b. Memisahkan gerakan dari lalu lintas kendaran lurus, belok, melawan dengan memisahkan gerakan kendaraan.
14
3. Fase sinyal Fase sinyal adalah bagian dari siklus sinyal dengan lampu hijau disesuaikan bagi kombinasi tertentu dari gerakan lalu lintas, untuk merencanakan fase sinyal. Untuk persimpangan memiliki tingkat pelayanan yang meliputi:Panjang antrian,atau rasio kendaraan atau angka henti, jumlah kendaraan terhenti, tundaan lalu lintas, tundaan rata-rata dan total pada lengan simpang.
15
3.Prosedur Perhitungan Simpang Bersinyal Proses perhitungan simpang bersinyal ini digunakan untuk menentukan waktu sinyal, kapasitas dan kinerja simpang meliputi tundaan, panjang antrian dan terhenti pada kinerja simpang di daerah perkotaan 4.Waktu Hilang Waktu hilang merupakan waktu selama simpang tidak digunakan secara efektif oleh suatu gerakan, waktu ini terjadi selama kekosongan di simpang pada waktu peralihan dan pada awal tiap fase akibat beberapa kendaraan dalam antrian mengalami keterlambatan
16
3 KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Kerangka penelitian mencakup perincian yang berhubungan dengan tahapan yang akan dilakukan dalam suatu penelitian. Dalam kerangka penelitian ini ditampilkan urutan kerja yang sistematis dan menggambarkan proses analisis yang dilakukan dari masuk (input) data sampai keluar (output), sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
17
Kerangka kegiatan dalam penelitian ini diawali dengan melakukan studi pendahuluan yang meliputi pengamatan /survei lokasi studi, studi literatur, identifikasi data dan perencanaan metode analisis. Dari survei pendahuluan, dilakukan identifikasi masalah agar bisa disusun latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat penelitian, menetapkan tujuan penelitian serta membuat batasan masalah yang akan dibahas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder.
18
3.2 Konsep Penelitian
20
4 METODE PENELITIAN 1.Tahapan Penelitian 2.Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 3. Jenis dan Sumber Data 4. Instrumen Penelitian
21
Tahapan Penelitian Data volume lalu lintas hasil dari lapangan di buat dalam klasifikasi kendaraan dengan waktu lampu lalu lintas tetap dengan perhitungan beban vol;ume kendaraan dari data dinas perhubungan Kota Denpasar, dan survei volume lalu lintas di persimpangan yang di jadikan tempat penelitian dipusat Kota Denpasar. Selain survei pada persimpangan adapun data yang diambil dari kedua jenis data tersebut sebagai data utama yang akan digunakan untuk perhitungan selanjutnya.
22
Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian Waktu penelitian yaitu di mulai pagi hingga sore hari yaitu pukul 07.00 - 18.00 dengan selang waktu 15 menit. Pada lokasi simpang Waturenggong dan simpang Dewi Sartika Kota Denpasar.
23
3. Jenis dan Sumber Data a.Data Sekunder b. Data Primer 4. Instrumen Penelitian 1.Variabel Penelitian pada Simpang Waturenggong 2.Variabel Penelitian pada Simpang Dewi Sartika
25
5 Hasil dan Pembahasan 1.Data Geometri (Simpang Waturenggong )
26
2. Data Geometri ( Simpang Dewi Sartika-Jalan P.B.Sudirman – Raya Puputan)
27
2. Data sinyal lampu lalu lintas Berdasarkan hasil pengambilan data Pada persimpangan waturenggong -P.B Sudirman Pengaturan lampu lalu lintas simpang bersinyal jalan waturenggong – Jalan P.B Sudirman menggunakan pengaturan 2 fase seperti pada gambar 5.1 sebagai berikut
30
Dari hasil perhitungan diatas dapat analsis lalu lintas pada simpang Waturenggong seperti pada gambar 5.1 Pada gambar 5.1 dapat dilihat arus kendaraan yang terdapat pada simpang Waturenggong dengan menghitung volume lalu lintas setiap jamnya per 15menitan,jam puncak pada simpang Waturenggong – P.B Sudirman untuk periode 07.00 – 08.00 untuk puncak pagi, untuk siang jam 12.00-14.00 puncak siang dan sore 17.00-18.00 puncak sore pada jam-jam tersebut volume arus kendaraan paling besar.
31
Gambar 5.1 Volume kendaraan di simpang jalan Waturenggong Gambar 5.2 Volume kendaraan di simpang jalan Waturenggong
32
Tabel volume kendaraan smp/jam Simpang Dewi Sartika Raya Puputan - Dewi Sartika WaktuvTotal (smp/jamTimurBarat 07.00 - 08.00 527190337 08.00 - 09.00502180322 09.00-10.00561194367 12.00 - 13.00540192347 13.00 -14.00417153264 15.00 - 16.00411153258 16.00 - 17.00482170311 17.00 - 18.00491176315
33
Analisis Kinerja Simpang Bersinyal Saat ini ( Existing) Dari Data geometri simpang arus jam puncak, pengaturan lampu lalu lintas, maka dapat di hitung kinerja simpang benrsinyal simpang waturenggong - P.B Sudirman saat ini. Perhitungan dilakukan berdasarkan MKJI, yang dianalisis yaitu pada saat jam puncak pagi,puncak siang dan puncak sore pada simpang waturenggong – P.B sudirman dibawah ini akan dijelaskan perhitungan kinerja dengan menggunakan data jam puncak pagi, siang dan sore hari di bawah ini. Dari Dalam setiap sinyal hijau di hitung dengan cara yang sama digunakan sebagai suatu kesatuan pada simpang.Berdasarkan data arus lalulintas jalan Waturenggong. Maka berdasarkan tabel hasil Perhitungan seperti terdapat dibawah ini:
34
Dari Tabel 5.3 didapat arus lalu lintas terbesar dengan menghitung arus lalu lintas setiap jamnya, maka arus jam - jam puncak pada simpang tersebut dapat terlihat pada periode 07.00 – 08.00 untuk jam puncak pagi, periode 13.00 – 14.00 untuk jam puncak siang, dan periode 17.00 – 18.00 untuk jam puncak sore, dikarenakan pada jam – jam tersebut memiliki arus lalu lintas paling besar. Data Analisis jam puncak dapat dilihat pada Tabel 5.4. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada analisis jam puncak pada Lampiran D dimana jam puncak terbesar terjadi pada sore hari yaitu pada periode waktu 17.00 – 18.00. Tabel 5.7 Analisis jam puncak simpang
37
Perhitungan Pengaturan Lampu lalu lintas
38
Dari analisa data waktu hijau maka dapat dihitung total untuk simpang Waturenggong serta waktu hilang sebagai berikut: Waktu merah semua dapat dinyatakan dalam bentuk rumus seperti dibawah ini dan mendapat nilai c = 3 detik sehingga waktu siklus merah semua dihitung adalah C = Σ hijau – LT1 135 = 126 + LT1 LT1 = 135 – 126 LT1 = 9 detik LT1 = Σ Igi = Σ (semua merah + Kuning) Σ semua merah = LT2 – Σkuning = 9 – 6 = 3 detik C = Σ hijau – LT2 145 = 136 + LT2 LT2 = 145 – 136 LT2 = 9 detik LT2 = Σ Igi = Σ (semua merah + Kuning)
39
Σ semua merah = LT2 – Σkuning = 9 – 6 = 3 detik 2. Rasio Arus Arus lalu lintas (Q) yang digunakan adalah arus kendaraan pada jam puncak pagi (smp/jam). Rasio arus (FR) masing – masing pendekat dihitung dengan rumus : FRcrit (Utara)= Q s = 950 = 0,22 4288 Untuk nilai FR pada pendekat lainnya ditampilkan pada Tabel 4.7.
40
Kaki SimpangKode Arus Jenuh Nyata (S) Arus Lalu Lintas (Q) Rasio Arus (FRcrit) Jl. Waturenggong T1560955,50,22 Jl. P.B.Sudirman U188612270,19 Tabel 4.7 Nilai FR tiap pendekat Sumber: hasil analisis 2018
41
3. Perhitungan Panjang antrian (QL ) Panjang antrian adalah banyaknya kendaraan yang berada pada simpang tiapjalur saat nyala lampu merah.Untuk mengetahui panjang antrian rata – rata pertama harus diketahui nilai NQ 1 dan NQ 2.Perhitungan Jumlah Kendaraan Antri yang Tersisa dari Fase Sebelumnya (NQ 1 ). Perhitungan NQ 1 menggunakan rumus sebagai berikut: NQ 1 = 0,25 x C x [ (DS – 1) + ] ] Untuk perhitungan akan digunakan data dari lengan Utara sebagai berikut: NQ 1 (U)= 0,25 x 735 x [(1,17 – 1) + NQ 1 (U)= 42,05 smp/jam ]
43
Dari hasil perhitungan diatas maka didapat fluktuasi volume lalu lintas pada simpang Dewi sartika seperti di tunjukan pada gambar 5.12 Pada gambar 5.12 dapat dilihat arus lalu lintas terbesar dengan menghitung arus lalu lintas setiap jam, pada jam puncak di simpang Dewi Sartika tersebut dengan priode,07.00 – 18.00 baik puncak siang dan sore hari memiliki volume arus kendaraan.
44
Gambar 5.6 Fluktuasi Volume Lalu lintas simpang Dewi Sartika Data geometri simpang Dewi Sartika, arus puncak, pengaturan lampu lalu lintas maka dapat dihitung kinerja simpang Dewi Sartika – P.B. Sudirman – Jalan Raya Puputan dalam kondisi saat ini.Perhitungan dilakukan berdasarkan MKJI 1997, yang dianalisis yaitu pada volume kendaraan jam puncak pagi, puncak siang dan puncak sore hari untuk perhitungan selengkapnya dapat di lihat pada lampiran C
48
Analisis Pengaturan Lampu Lalu lintas Analisis pengaturan lampu lallu lintas simpang Dewi Sartika – P.B Sudirman – jalan Raya Puputan dapat dilihat dalam bentuk diagram pengaturan 3 fase atau lebih lampu lalu lintas pada simpang Dewi Sartika ini mengunakan 3 fase lampu
49
Dari data waktu hijau maka dapat di hitung waktu total, untuk waktu hilang sebagai berikut waktu merah semua dapat dinyatakan dalam bentuk rumusan seperti dibawah ini, nilai c = 145, det sehingga waktu merah semua dapat hitung: C = ∑Hijau + LTI 145 = 136 + LTI LTI= 145 – 136 LTI= 9 detik LTI= ∑IGi = ∑(all red + kuning) ∑all red= LTI - ∑kuning = 9 – 6 = 3 detik All red tiap fase = Σ semua merah Σ Fase All red tiap fase= 3 = 1 detik 3 Jadi all red setiap fase adalah 1 detik.
50
6 SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Hasil analisis kinerja simpang bersinyal Jalan Waturenggong – P.B. Sudirmann dalam kondisi saat ini untuk pendekat Timur Barat, utara selatan pada jam pucak pagi, siang dan sore masing-masing sebesar 3745 kend/jam,3520 kend/jam dan 3853 kend/jam dengan Pengendalian arus lalu lintas untuk persimpangan Waturenggong dan simpang Dewi Sartika Kota denpasar a. Hasil analisis kinerja simpang bersinyal volume lalulintas pada simpang Waturenggong dengan siklus 130 detik memiliki arus kendaraan yang sangat besar yaitu 4424 kend/jam dalam sehari, dengan antrian kendaraan pada simpang waturenggong puncak pagi sepeda motor: 3075 kend/jam, kendaraan ringan: 1328 kend/jam dan kendaraan berat: 21 kend/jam.
51
b.Simpang Dewi Sartika dengan siklus 130 detik arus kendaraan yang ada saat ini memiliki adalah 9818 kend/jam yang melewati simpang Dewi Sartika pada jam puncak siang sepeda motor: 3049 kend/jam, Kendaraan ringan: 2617 kend/jam dan kendaraan berat:19 kend/jam c. Hasil Pengaturan ulang simpang Dewi Sartika dengan nilai c=145 detik berdasarkan hasil analisis dengan NQ = 4,5 detik dan NQ1 = 14,5 detik waktu siklus perbandingan dengan simpang waturenggong yaitu nilai c =130 detik. d. Untuk hasil dari perhitungan resseting lampu lalu lintas simpang watrenggong. resseting,adalah waktu siklus QL: 12 detik. waktu siklus: 33 detik, waktu hijau:10 detik, waktu merah:15 detik dan waktu kuning: 3 detik untuk simpang waturenggong dan simpang Dewi Sartika memilikii waktu siklus tetap QL: 12 d3tik, Waktu siklus: 18 detik, waktu hijau24 detik. Waktu merah 20 detik dan waktu kuning:3 detik
52
2. Saran 1. Mengingat volume lalu lintas pada ruas simpang Waturenggong pada saat jam puncak cukup besar yaitu 3745 kend/jam maka agar perlu di perhatikan tingkat pelayanan persimpangan untuk terjadi suatu atrean kendaraan yang dapat menimbulkan kemacetan. 2.Agar pengaturan yang memiliki 2 fase dan 3 fase untuk memberikan alat pencatat untuk persimpangan dengan kapasitas volume kendaraan yang besar, untuk alat yang sekarang yang sudah ada baru persimpangan. 3. Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan pada simpang Waturenggong dan simpangan Dewi Sartika yang dapat dilihat lebih berbanding pada kinerja simpang Dewi sartika dan sehingga dapat memperlancar arus lalu lintas.
53
Ariyasa, P.A. 2013. Analisis Kinerja Simpang dan Pembebanan Ruas Jalan pada Pengelolaan Lalu Lintas dengan Sistem Satu Arah (Studi Kasus Simpang Jalan Gatot Subroto – J alan Ahmad Yani). Denpasar: Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana. Ade Putri, M. 2012. Waktu Tunggu Kendaraan Pada persimpangan Dengan Lampu Lalu lintas Saat Jam Puncak Sikripsi: Depok Universitas Indonesia diambil tanggal 20 Februari 2017 Atlas Dunia, 2015 dilengkapi dengan seluruh provinsi di indonesia seta hasil Tambang, industri dan rambu lalu lintas cetakan Cv. Buana Raya Jakarta. Badan Pusat Statistik.2015.Denpasar Dalam Angka Tahun 2015.Pada Kantor Pusat Statistik Kota Denpasar. DAFTAR PUSTAKA
54
Departemen Perhubungan. 1996. Penentuan Jumlah Armada dan Penjadwalan. Jakarta: Badan Pendidikan dan Latihan Perhubungan Pusat Pendidikan dan Latihan Perhubungan Darat. Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga 1997 tentang Angka ekivalen Jenis Kendaraan, penerbit Jakarta Depertemen Perhubungan 2007, Dinas Perhubungan Provinsi Bali kota Denpasar,Pengelolaan ATCS. Dapertemen Pekerjaan Umum Pedoman Teknis –Pengaturan lalu lintas di Persimpangan. Pedoman Highway capacity manual report di unduh 18 feb 2018 Depari. S 2010. Optimasi Siklus Simpang Bersinyal Pada Simpang Empat Mirota Kampus Berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997
55
Harisanto.A 2007 Analisis Panjang antrian Dan Waktu Tunda kawasan Simpang Mirota Kampus UGM Yogyakarta JTS – Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada. https://www.slidesharee.net/abay31/mkji- Simpang Bersinyal-11 https://www.slidesharee.net/abay31/mkji- Simpang Bersinyal-11 april 2013 di unduh tanggal 18 februari 2018 https:// Jurnal.usu.ac.id/ index.php/Jts/article/ view file/7086/20910 Analisis Kinerjaa Simpang bersinya- 2010 di ambil tanggal 18 feb 2018 https://Jurnal.repository/ugm.ac.id/index.php/mode/penJogja bus Priority pada simpang bersinyal/view file/7086/20910 Analisis Kinerja Simpang bersinya-2010 di ambil tanggal 18 feb 2018 https:// ft.unud.ac.id /pages/view-sikripsi Analisis Kinerja Simpang dan alternatif pengaturan simpang bersinyal diunduh 18 feb 2018 Igbal, H. M. 2002. Pokok – Pokok Materi Statistik 2. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
56
LOKASI PENELITIAN
57
TERIMA KASIH
58
LAMPIRAN A1
59
B1 LAMPIRAN
60
C1 LAMPIRAN
62
D
64
E
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.