Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYenny Budiaman Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
pendahuluan PERTEMUAN – 1 Mata Kuliah: TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP (Studi Lanjut Program Doktor Ilmu Manajemen, Universitas Sumatera Utara) (Aparatur Sipil Negara, Akademisi, Penulis, Praktisi) Certified ’Auditor Ahli’ ; Certified ’Analis Kepegawaian Ahli’ Certified ’Keuangan Daerah’ ; Certified ’Pengadaan Barang Jasa Pemerintah’
2
BUKU REFERENSI : 1. Pokok-Pokok Teori Pengambilan Keputusan. Penulis: M. Iqbal Hasan Penerbit: Ghalia Indonesia 2. Pengambilan Keputusan Secara Kuantitatif. (terjemahan). Richard I. Levin, dkk. Penerbit Rajagrafindo Persada, Jakarta
3
MATERI : Penyampaian Silabus, Satuan Acara Perkuliahan, dan Prosedur Perkuliahan.
4
Ruang lingkup pengambilan keputusan PERTEMUAN – 2 Mata Kuliah: TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP (Aparatur Sipil Negara, Akademisi, Penulis, Praktisi) Certified ’Auditor Ahli’ ; Certified ’Analis Kepegawaian Ahli’ Certified ’Keuangan Daerah’ ; Certified ’Pengadaan Barang Jasa Pemerintah’
5
MATERI : 1. Pengertian Pengambilan Keputusan. 2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan. 3. Unsur-Unsur Pengambilan Keputusan. 4. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan. 5. Faktor yang mempengaruhi Pengambilan Keputusan. 6. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan.
6
1. Pengertian Pengambilan Keputusan
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban pasti terhadap suatu pertanyaan. (Menurut Ralph C. Davis). Pengambilan Keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. (Menurut George R. Terry). Pengambilan Keputusan adalah suatu proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah. (Menurut James A.F Stoner).
7
2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan
Fungsi Pengambilan Keputusan: 1. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara organisasional. 2. Sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut dengan hari depan, masa yang akan datang, di mana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.
8
Lanjutan …. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan
1. Tujuan yang bersifat tunggal, terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain. 2. Tujuan yang bersifat ganda, terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari satu masalah, artinya bahwa satu keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua masalah (atau lebih), yang bersifat kontradiktif atau yang bersifat tidak kontradiktif.
9
3. Unsur-Unsur Pengambilan Keputusan
a. Tujuan dari pengambilan keputusan. b. Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah. c. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya/di luar jangkauan manusia. d. Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan keputusan.
10
4. Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan
1. Intuisi. Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh. 2. Pengalaman. Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis. 3. Fakta. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik. 4. Wewenang. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. 5. Rasional. Pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan.
11
5. Faktor yang mempengaruhi Pengambilan Keputusan
1. Letak dan Tingkatan Posisi/kedudukan seseorang: apakah dia sebagai pembuat keputusan; penentu keputusan atau kah staf; atau sebagai strategi, kebijakan (policy); peraturan; organisasional; operasional; teknis. 2. Masalah, adalah apa yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan, yang merupakan penyimpangan daripada apa yang diharapkan, direncanakan atau dikehendaki dan harus di selesaikan. 3. Situasi, adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan, yang berkaitan satu sama lain, dan yang secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap kita beserta apa yang hendak kita perbuat. 4. Kondisi, adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya berbuat, atau kemampuan kita. 5. Tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit (kesatuan), tujuan organisasi, maupun tujuan usaha, yang pada umumnya telah tertentu atau telah ditentukan.
12
6. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan
Berdasarkan Programnya, pengambilan keputusan dibagi atas DUA, yaitu: 1. Pengambilan Keputusan Terprogram, adalah pengambilan keputusan yang sifatnya rutinitas, berulang-ulang, dan cara menanganinya telah ditentukan. 2. Pengambilan Keputusan Tidak Terprogram, adalah pengambilan keputusan yang tidak rutinitas dan sifatnya unik sehingga memerlukan pemecahan khusus
13
Lanjutan …. Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan
Berdasarkan Lingkungannya, pengambilan keputusan dibagi atas TIGA, yaitu: 1. Pengambilan Keputusan dalam .Kondisi Pasti 2. Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Berisiko. 3. Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Tidak Pasti. 4. Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Konflik.
14
PROSES pengambilan keputusan PERTEMUAN – 3 Mata Kuliah: TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP (Aparatur Sipil Negara, Akademisi, Penulis, Praktisi) Certified ’Auditor Ahli’ ; Certified ’Analis Kepegawaian Ahli’ Certified ’Keuangan Daerah’ ; Certified ’Pengadaan Barang Jasa Pemerintah’
15
MATERI : 1. Pengertian Proses Pengambilan Keputusan. 2. Proses Pengambilan Keputusan. 3. Model Pengambilan Keputusan. 4. Pengertian Model Pengambilan Keputusan. 5. Klasifikasi Model Pengambilan Keputusan.
16
1. Pengertian Proses Pengambilan Keputusan
Proses Pengambilan Keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui atau digunakan untuk membuat keputusan. Tahap-tahap ini merupakan kerangka dasar, sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap (disebut langkah) yang lebih khusus/spesifik dan lebih operasional.
17
2. Proses Pengambilan Keputusan
1. Penemuan Masalah. Tahap ini merupakan tahap di mana masalah harus di definisikan dengan jelas, sehingga perbedaan antara masalah dan bukan masalah menjadi jelas. 2. Pemecahan Masalah. Tahap ini meruapakan tahap di mana masalah yang sudah ada atau sudah jelas itu kemudian diselesaikan. 3. Pengambilan Keputusan. Keputusan yang diambil adalah berdasarkan pada keadaan lingkungan atau kondisi yang ada, seperti kondisi pasti, kondisi berisiko, kondisi tidak pasti dan kondisi konflik.
18
3. Model Pengambilan Keputusan
Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, adalah: 1. Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan/diselesaikan itu. 2. Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan di antara unsur-unsur itu. 3. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika. 4. Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.
19
4. Pengertian Model Pengambilan Keputusan
Model adalah percontohan yang mengandung unsur yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model secara tepat dan benar. Model merupakan alat penyederhanaan dan peng-analisisan situasi atau sistem yang kompleks. Jadi, dengan model, situasi/sistem yang kompleks itu dapat di sederhanakan tanpa menghilangkan hal-hal yang esensial dengan tujuan memudahkan pemahaman. Pembuatan dan penggunaan model dapat memberikan kerangka pengelolaan dalam pengambilan keputusan.
20
5. Klasifikasi Model Pengambilan Keputusan
1. Model Kuantitatif adalah serangkaian asumsi yang tepat, yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti. Ini dpaat berupa persamaan, atau analisis lainnya, atau merupakan instruksi bagi komputer, yang berupa program-program untuk komputer. 2. Model Kualitatif, didasarkan atas asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan ciri-cirinya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.
21
Model Kualitatif, diklasifikasikan menjadi:
1. Model Probabilitas, umumnya model-model keputusannya merupakan konsep probabilitas dan konsep nilai harapan memberi hasil tertentu. Probabilitas adalah kemungkinan yang terjadi dalam suatu peristiwa tertentu. 2. Konsep tentang Nilai-nilai Harapan, digunakan dalam pengambilan keputusan yang akan diambilnya nanti menyangkut kemungkinan-kemungkinan yang telah diperhitungkan bagi situasi dan kondisi yang akan datang 3. Model Matriks, merupakan model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan. 4. Model Pohon Keputusan, merupakan suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan suatu proses untuk merinci masalah-masalah yang dihadapkan ke dalam komponen-komponen, kemudian dibuatkan alternatif-alternatif pemecahan beserta konsekuensi masing-masing. 5. Model Kurva Indiferen (Kurva Tak Acuh) merupakan kurva (berbentuk garis) di mana setiap titik yang berada pada garis kurva tersebut mempunyai tingkat kepuasan atau kemanfaatan yang sama. 6. Model Simulasi Komputer, pengambilan keputusan diperlukan rancang bangun yang biasanya menggunakan komputer yang mampu menirukan apa-apa yang dilakukan oleh organisasi.
22
Pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko PERTEMUAN – 4 Mata Kuliah: TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP (Aparatur Sipil Negara, Akademisi, Penulis, Praktisi) Certified ’Auditor Ahli’ ; Certified ’Analis Kepegawaian Ahli’ Certified ’Keuangan Daerah’ ; Certified ’Pengadaan Barang Jasa Pemerintah’
23
MATERI : 1. Konsepsi Risiko. 2. Kondisi Berisiko. 3. Pengertian Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Berisiko. 4. Teknik Penyelesaian Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Berisiko: Nilai harapan; Nilai Kesempatan Hilang; Nilai Harapan Informasi Sempurna.
24
1. Konsepsi Risiko Resiko merupakan: 1. Sesuatu yang akan diterima atau ditanggung oleh seseorang sebagai konsekuensi atau akibat dari suatu tindakan. 2. Kesempatan timbulnya kerugian. 3. Kemungkinan timbulnya kerugian. 4. Ketidakpastian. 5. Penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan. 6. Suatu hasil yang berbeda dari hasil yang diharapkan.
25
Lanjutan … Konsepsi Risiko
Jenis-jenis Risiko: 1. Risiko Dinamis, yaitu resiko yang berhubungan dengan dinamika atau perubahan keadaan ekonomi, seperti tingkat harga, selera, dan teknologi. Risiko Dinamis dapat berupa: a. Risiko Manajemen, terdiri dari: Risiko Pasar, Risiko Keuangan dan Risiko Politik. b. Risiko Politik. c. Risiko Produksi. 2. Risiko Statis, yaitu risiko yang berhubungan dengan keadaan ekonomi yang statis. Risiko Statis dapat berupa: Risiko Fundamental; Risiko Khusus; Risiko Murni; Risiko Spekulatif; Risiko Perorangan; Risiko Kebendaan.
26
2. Kondisi Berisiko Kondisi Berisiko adalah suatu keadaan yang memenuhi beberapa syarat, yaitu: 1. Ada alternatif tindakan yang fisibel (dapat dilakukan). 2. Ada kemungkinan kejadian yang tidak pasti dengan masing-masing nilai probabilitas. 3. Memiliki nilai ”pay off” sebagai hasil kombinasi suatu tindakan dan kejadian tidak pasti tertentu.
27
3. Pengertian Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Berisiko
Pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko adalah pengambilan keputusan di mana terjadi hal-hal sebagai berikut: 1. Alternatif yang harus dipilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil. 2. Pengambil keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan. 3. Diasumsikan bahwa pengambil keputusan mengetahui peluang yang akan terjadi terhadap berbagai tindakan dan hasil. 4. Risiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui dengan pasti, walaupun diketahui nilai probabilitasnya. 5. Pada kondisi ini, keadaan alam sama dengan kondisi tidak pasti, bedanya dalam kondisi ini, ada informasi atau data yang akan mendukung dalam membuat keputusan, berupa besar atau nilai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan. 6. Teknik pemecahannya menggunakan konsep probabilitas, seperti model keputusan probabilistik, model inventori, model antrian probabilistik.
28
4. Teknik Penyelesaian Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Berisiko
1. Nilai Harapan (Expected Value), adalah jumlah dari nilai-nilai kemungkinan yang diharapkan terjadi terhadap probabilitas masing-masing dari suatu kejadian yang tidak pasti. 2. Nilai Kesempatan yang Hilang (Opportunity Loss) adalah sejumlah pay off yang, oleh karena tidak dipilihnya suatu alternatif/tindakan dengan pay off terbesar bagi kejadian tidak pasti yang sebenarnya terjadi. 3. Nilai Harapan Informasi Sempurna (Expected Value of Perfect Informastion) adalah selisih antara nilai harapan dengan nilai informasi sempurna dan nilai harapan tanpa informasi sempurna.
29
Pengambilan keputusan dalam kondisi PASTI PERTEMUAN – 5 Mata Kuliah: TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP (Aparatur Sipil Negara, Akademisi, Penulis, Praktisi) Certified ’Auditor Ahli’ ; Certified ’Analis Kepegawaian Ahli’ Certified ’Keuangan Daerah’ ; Certified ’Pengadaan Barang Jasa Pemerintah’
30
MATERI : 1. Definisi Kondisi Tidak Pasti. 2. Pengertian Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Tidak Pasti. 3. Teknik Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Tidak Pasti: Kriteria Maximax; kriteria Maximin; kriteria Laplace; Kriteria Realisme.
31
1. Definisi Kondisi Tidak Pasti
Kondisi Tidak Pasti adalah suatu keadaan yang memenuhi beberapa syarat, sebagai berikut: 1. Ada beberapa alternatif tindakan yang fisibel (dapat dilakukan). 2. Nilai probabilitas masing-masing kejadian tidak diketahui. 3. Memiliki nilai ”pay off” sebagai hasil kombinasi suatu tindakan dan kejadian tidak pasti tertentu. Pay off merupakan nilai yang menunjukkan hasil yang diperoleh dari kombinasi suatu alternatif tindakan dengan kejadian tidak pasti tertentu. Pay off dapat berupa nilai pembayaran, laba, kenaikan pangsa pasar, kekalahan, penjualan, kemenangan, dan sebagainya.
32
2. Pengertian Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Tidak Pasti
Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Tidak Pasti adalah pengambilan keputusan di mana terjadi hal-hal sebagai berikut: 1. Tidak diketahui sama sekali hal jumlah kondisi yang mungkin timbul serta kemungkinan-kemungkinan munculnya kondisi-kondisi itu. 2. Pengambil keputusan tidak dapat menentukan probabilitas terjadinya berbagai kondisi atau hasil yang keluar. 3. Yang diketahui hanyalah kemungkinan hasil dari suatu tindakan tetapi tidak dapat diprediksi berapa besar probabilitas setiap hasil tersebut. 4. Pengambilan keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasi lengkap mengenai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan tersebut. 5. Hal yang akan diputuskan biasanya relatif belum pernah terjadi. 6. Tingkat ketidakpastian keputusan senacam ini dapat dikurangi dengan beberapa cara, antara lain: mencari informasi lebih banyak; melalui riset atau penelitian; penggunaan probabilitas subjektif.
33
3. Teknik Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Tidak Pasti
Kriteria Maximax Pada kriteria ini, pengambil keputusan dianggap sangat optimis, yang dipilhnya hasil-hasil terbesar dari alternatif-alternatif yang memberikan maksimal dalam berbagai keadaan secara ilmiah. Kriteria maximax ini adalah kriteria yang tidak valid, karena hanya mempertimbangkan hasil yang paling optimistik dan mengabaikan semua keadaan yang mungkin, pay off, dan probabilitas yang lainnya.
34
Lanjutan … Teknik Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Tidak Pasti
Kriteria Maximin Pada kriteria ini, pengambil keputusan dianggap pesimis atau konservatif tentang masa depan. Menurut kriteria ini, hasil terkecil untuk setiap alternatif dibandingkan denga alternatif yang menghasilkan nilai maksimal dari hasil-hasil minimal yang dipilih atau memilih alternatif yang minimalnya paling besar.
35
Lanjutan … Teknik Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Tidak Pasti
Kriteria Laplace Berdasrkan kriteria ini, pengambil keputusan mengasumsikan bahwa probabilitas terjadinya berbagai kondisi adalah sama besarnya. Pada kriteria ini, pengambilan keputusan-keputusan tidak dapat menentukan/mengetahui probabilitas terjadinya berbagai hasil, sehingga diasumsikan bahwa semua peristiwa mempunyai kemungkinan sama untuk terjadinya atau setiap hasil memiliki probabilitas yang sama. Hasil yang dipilih adalah hasil yang memiliki nilai tertimbang tertinggi.
36
Lsnjutan… Teknik Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Tidak Pasti
Kriteria Realisme Kriteria ini merupakan kriteria antara maximax, maximin, antara optimis dan pesimis. Pengambilan keputusan yang tepat biasanya memperlihatkan suatu campuran antara otimisme dan pesimisme. Pada kriteria ini terdapat koefisien optimis, biasanya disimbolkan dengan ”a”, yaitu skala untuk mengukur tingkat optimisme dari pengambilan keputusan. Nilainya berkisar dari 0 sampai 1 (0 < a < 1), dimana: 1. Untuk a=0, menunjukkan pesimisme sempurna. 2. Untuk a=1, menunjukkan optimisme secara total. 3. Untuk a=a, menunjukkan sebagai koefisien pesimisme. Kriteria ini menghendaki bahwa untuk setiap alternatif pay off yang maksimal dikalikan a dan pay off minimal dikalikan 1-a, ini dihasilkan nilai tertimbang (disebut ukuran realisme), dan yang tertinggi menunjukkan alternatif terbaik. Dalam bentuk rumus, ukuran Realisme dituliskan sebagai berikut: UR = (Hasil Maksimal x a) + (Hasil Minimal x (1-a)).
37
TEKNIK PENYELESAIAN Pengambilan keputusan dalam kondisi TIDAK PASTI PERTEMUAN – 6 Mata Kuliah: TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP (Aparatur Sipil Negara, Akademisi, Penulis, Praktisi) Certified ’Auditor Ahli’ ; Certified ’Analis Kepegawaian Ahli’ Certified ’Keuangan Daerah’ ; Certified ’Pengadaan Barang Jasa Pemerintah’
38
MATERI : 1. Kriteria Regret. 2. Teorema Bayes (Kaidah Bayes). 3. Pohon Keputusan. 4. Teori Utilitas.
39
1. Kriteria Regret Pada kriteria ini, pengambil keputusan dapat diperoleh hasil keputusan yang maksimal agar tidak terjadi suatu penyelesaian (regret), dan dapat bertindak kedepan dengan melihat keadaan masa lalu. Menurut kriteria ini, pengambil keputusan akan mengalami suatu kerugian apabila suatu peristiwa terjadi menyebabkan alternatif yang dipilih kurang dari pay off maksimal. Jumlah regret atau opportunity loss (disebut sebagai nilai penyelesaian) merupakan selisih, antara nilai terbesar (pay off maksimal) yang bersangkutan dikurangi nilai baris yang bersekutu dalam kolom yang bersangkutan. Dengan demikian, kriteia ini menghendaki dipilihnya nilai minimal dari regret maksimal, karena itu disebut juga sebagai kriteria minimax.
40
2. Teorema Bayes (Kaidah Bayes)
Teorema Bayes ini digunakan untuk menghitung probabilitas, terjadinya suatu peristiwa berdasarkan pengaruh yang di dapat dari hasil observasi. Teori ini menerangkan hubungan antara probabilitas terjadinya A dengan syarat peristiwa X telah terjadi dan probabilitas terjadinya peristiwa X dengan syarat peristiwa A telah terjadi. Teori ini didasarkan pada prinsip bahwa tambahan informasi dapat memperbaiki probabilitas.
41
Lanjutan …. Teorema Bayes (Kaidah Bayes)
Pada teorema ini, terdapat beberapa bentuk probabilitas, yaitu: 1. Probabilitas awal (probabilitas prior), yaitu probabilitas berdasarkan informasi yang tersedia (sebelum ada tambahan informasi). 2. Probabilitas bersyarat, yaitu probabilitas dimana terjadinya suatu peristiwa di dahului oleh terjadinya peristiwa lain. 3. Probabilitas ganda, yaitu gabungan dari beberapa probabilitas (probabilitas gabungan). 4. Probabilitas Posterior, yaitu probabilitas yang diperbaiki dengan adanya informasi tambahan.
42
Lanjutan …. Teorema Bayes (Kaidah Bayes)
Dalam bentuk rumus, Teorema Bayes dituliskan: P(Ai) P(Xi/Ai) P (Ai/Xi) = P(Ai) P(Xi/Ai) + ….. + P(An) P(Xn/An) i = 1, 2, 3, 4, ….., n
43
Lanjutan …. Teorema Bayes (Kaidah Bayes)
Contoh Soal: Sebuah pabrik penghasil komputer membeli flashdisk dari tiga pemasok (supplier), yaitu A, B, dan C. Dimana 30% flashdisk dibeli dari pemasok A, 20% flashdisk dibeli dari pemasok B, dan 50% flashdisk dibeli dari pemasok C. Pabrik tersebut memiliki banyak pengalaman mengenai ketiga pemasok tersebut dan mengetahui bahwa 3% flashdisk dibeli dari pemasok A, 5% flashdisk dibeli dari pemasok B, dan 4% flashdisk dibeli dari pemasok C adalah cacat. Jika kemudian dipilih sebuah flashdisk untuk diuji dan ternyata cacat, berapa probabilitas flashdisk cacat tersebut berasal dari pemasok B?
44
3. Pohon Keputusan Pohon Keputusan (Decision Tree) adalah diagram pilihan keputusan dan peluang kejadian yang menyertai keputusan, serta hasil dari hubungan antara pilihan dengan kejadian. Disebut pohon keputusan, karena bila digambarkan mirip sebuah pohon dengan cabang-cabang dan ranting-ranting. Tujuan penggunaan pohon keputusan adalah untuk memudahkan penggambaran situasi keputusan secara sistematik dan komprehensif. Pengambilan Keputusan adalah saat dimana sepenuhnya dapat dikendalikan dalam mengambil tindakan, sedangkan saat kejadian tidak pasti adalah saat dimana sesuatu di luar kontrol tentang apa yang terjadi, atau di luar kendali kita.
45
Contoh bentuk Pohon Keputusan
46
Contoh bentuk Pohon Keputusan
47
4. Teori Utilitas Dalam praktek, sering dijumpai satu keputusan tidak di dasarkan pada nilai harapan (expected value) atau biaya harapan (expected cost) terendah. Hal ini disebabkan karena sebagai berikut: 1. Pengambilan keputusan lebih memiliki untuk memperoleh rezeki nonplok potensial dibanding mempertahankan relatif sedikit yang dimiliki. 2. Pengambilan keputusan lebih memilih terhindar dari bencana potensial dibanding mewujudkan keuntungan dalam jangka waktu yang teratif panjang.
48
SOAL LATIHAN : 1. Bila Anda seorang pimpinan dalam suatu perusahaan, sebutkan dan jelaskan secara praktis 4 (empat) unsur-unsur dalam pengambilan keputusan? 2. Coba Anda tentukan suatu permasalahan sendiri yang bisa terjadi dalam suatu Perusahaan, kemudian analisis dengan Model Pohon Keputusan? 3. Seseorang dihadapkan pada masalah penyimpanan aset kekayaannya, apakah dalam bentuk ”Beli Tanah”, ”Beli Rumah”, atau ”Beli Emas”. Keuntungan yang akan di dapatnya bergantung pada pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi meningkat dengan probabilitas 40% dan menurun 70%. Jika dipilih ”Beli Tanah”, keuntungannya adalah 200 Juta rupiah pada saat pertumbuhan ekonomi meningkat dan 150 Juta rupiah pada saat menurun. Jika dipilih ”Beli Rumah”, keuntungannya adalah 400 Juta rupiah pada saat pertumbuhan ekonomi meningkat dan 130 Juta rupiah pada saat menurun. Jika dipilih ”Beli Emas”, keuntungannya adalah 100 Juta rupiah pada saat pertumbuhan ekonomi meningkat dan 50 Juta rupiah pada saat menurun. Dengan menggunakan ’Nilai Harapan’ terbesar, keputusan mana yang harus diambil?
49
SOAL LATIHAN : 1. Bila Anda seorang Manajer dalam suatu perusahaan, sebutkan dan jelaskan secara praktis 5 (lima) dasar-dasar dari Pengambilan Keputusan? 2. Seorang investor dihadapkan pada pada pilihan investasi, apakah dalam bentuk ”Bangun Pabrik Baru”, ”Membuka Kantor Cabang Luar Negeri”, atau ”Membuka Lahan Perkebunan”. Keuntungan yang akan di dapatnya bergantung pada pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi meningkat dengan probabilitas 45% dan menurun 75%. Jika dipilih ”Bangun Pabrik Baru”, keuntungannya adalah 500 Juta rupiah pada saat pertumbuhan ekonomi meningkat dan 300 Juta rupiah pada saat menurun. Jika dipilih ”Membuka Kantor Cabang Luar Negeri”, keuntungannya adalah 600 Juta rupiah pada saat pertumbuhan ekonomi meningkat dan 400 Juta rupiah pada saat menurun. Jika dipilih ”Beli Membuka Lahan Perkebunan”, keuntungannya adalah 300 Juta rupiah pada saat pertumbuhan ekonomi meningkat dan 200 Juta rupiah pada saat menurun. Dengan menggunakan ’Nilai Harapan’ terbesar, keputusan mana yang harus diambil? 3. Coba Anda tentukan suatu permasalahan sendiri yang bisa terjadi dalam suatu Negara, kemudian analisis dengan Model Pohon Keputusan?
50
SOAL LATIHAN :
51
UJIAN TENGAH SEMESTER PERTEMUAN – 7 Mata Kuliah: TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP (Aparatur Sipil Negara, Akademisi, Penulis, Praktisi) Certified ’Auditor Ahli’ ; Certified ’Analis Kepegawaian Ahli’ Certified ’Keuangan Daerah’ ; Certified ’Pengadaan Barang Jasa Pemerintah’
52
Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik PERTEMUAN – 8 Mata Kuliah: TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP (Aparatur Sipil Negara, Akademisi, Penulis, Praktisi) Certified ’Auditor Ahli’ ; Certified ’Analis Kepegawaian Ahli’ Certified ’Keuangan Daerah’ ; Certified ’Pengadaan Barang Jasa Pemerintah’
53
MATERI : 1. Pengertian Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Konflik. 2. Pengertian Teori Permainan. 3. Jenis-Jenis Teori Permainan. 4. Unsur-Unsur Teori Permainan. 5. Sifat-Sifat Permainan. 6. Permainan Dua-Pemain dengan Jumlah Nol: Permainan Strategi Murni; Permainan Strategi Campuran. 7. Permainan Tidak Jumlah Nol.
54
1. Pengertian Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Konflik
Pengambilan Keputusan dalam kondisi Konflik terjadi apabila alternatif keputusan yang harus dipilih/diambil berasal dari pertentangan atau persaingan dari dua atau lebih pengambil keputusan. Suatu keputusan diambil dalam kondisi konflik apabila yang kita hadapi bukan situasi-situasi/kondisi/kondisi/peluang-peluang, tetapi pihak-pihak/organisasi-organisasi lain yang juga memiliki kepentingan dalam keputusan-keputusan yang hendak kita ambil. Namun demikian, pihak-pihak lain itu menghendaki agar keputusan yang diambil tidak merugikan mereka.
55
2. Pengertian Teori Permainan
Teori Permainan adalah suatu pendekatan matematis untuk merumuskan situasi persaingan dan pertentangan (konflik) antara berbagai kepentingan. Teori ini dikembangkan untuk menganalisis proses pengambilan keputusan dalam kondisi konflik yang melibatkan dua tau lebih kepentingan.
56
3. Jenis-Jenis Teori Permainan
Teori permainan dapat dibedakan atas beberapa jenis berdasarkan kriteria yang menyertainya, yaitu: 1. Berdasarkan Jumlah Pemain. Didasarkan jumlah pemain, teori permainan dibedakan atas dua : a. Permainan dengan dua pemain( two person game): permainan di mana jumlah pemain yang terlibat di dalamnya adalah dua. b. Permainan dengan N-pemain (N-person game), yaitu permainan di mana jumlah pemain yang terlibat di dalamnya adalah lebih dari dua. 2. Berdasarkan Jumlah Keuntungan-Kerugian. Di dasarkan atas jumlah keuntungan dan kerugian, teori permainan dibedakan atas dua: a. Permainan dengan jumlah nol (zer sum game): permainan di mana nilai permainannya, jumlahnya adalah sama dengan nol. b. Permainan dengan jumlah tidak nol (non zero sum game): permainan di mana nilai permainannya, jumlahnya tidak sama dengan nol.
57
4. Unsur-Unsur Teori Permainan
1. Pemain, merupakan pelaku-pelaku dari permainan yang masing-masing merupakan pengambilan keputusan. Setiap pemain mempunyai keinginan untuk menang. 2. Aturan-aturan. Merupakan kerangka di mana para pemain memilih strategi mereka, artinya pemain berhak atau berkuasa untuk menentukan strateginya. 3. Hasil Keluar (outcome). Hasil-hasil dari permainan biasanya disajikan dalam bentuk matriks pay off yang berbentuk angka-angka. Hasil-hasil ini dinyatakan dalam suatu bentuk ukuran efektivitas, seperti uang, persentase market share atau keuangan. 4. Variabel-variabel. Merupakan faktor-faktor (termasuk sumber daya) yang mempengaruhi jalannya permainan, dalam hal ini mempengaruhi keputusan pilihan dan hasil-hasil keluar. 5. Kondisi Informasi. Informasi akan mempengaruhi atau menentukan gerakan-gerakan masing-masing pemain. Kekurangan informasi dapat membuat salah pilih atau tidak dapat menarik keuntungan dari perubahan situasi. 6. Pemberian Nilai (valuasi). Pemberian nilai ditujukan kepada hasil keluar. Pemberian nilai ini dilakukan oleh pemain dan akan mempengaruhi atau menentukan pilihan alternatif. Setiap pemain mempunyai semacam prioritas dari pemberian nilainya dan dengan itu pula masing-masing menjalankan permainan.,
58
5. Sifat-Sifat Permainan
1. Jumlah pemain terbatas. 2. Untuk setiap pemain terdapat sejumlah kemungkinan yang terbatas. 3. Terdapat pertentangan kepentingan antara pemain. 4. Aturan permainan untuk mengatur di dalam memilih tindakan diketahui oleh setiap pemain. 5. Hasil seluruh kombinasi tindakan yang mungkin dilakukan berupa bilangan positif, negatif atau nol.
59
6. Permainan Dua-Pemain dengan Jumlah Nol
Permainan dua pemain jumlah nol dimainkan oleh 2 (dua) orang/kelompok/organisasi yang secara langsung mempunyai kepentingan yang berhadapan. Disebut permainan jumlah-nol, karena keuntungan/kerugian satu pemain adalah sama dengan kerugian/keuntungan satu pemain lainnya, sehingga jumlah total keuntungan dan kerugian adalah nol. Setiap pemain mempunyai dua atau lebih strategi (keputusan). Dalam permainan ini, kedua pemain akan menentukan strateginya masing-masing, sehingga dapat memenangkan permainan. Keuntungan/kemenanganyang diperoleh salah satu pemain menjadi kekalahan/kerugian bagi pemain lainnya.
60
6. Permainan Dua-Pemain dengan Jumlah Nol
1. Permainan Strategi Murni. Pada permainan strategi murni, setiap pemain mempergunakan satu strategi atau strategi tunggal dan hasil optimal yang dicapai mempunyai titik keseimbangan , dikenal sebagai titik pelana (saddle point). Dalam permainan ini digunakan kriteria maksimal (nilai minimal dari nilai-nilai maksimal). Kriteria maksimal digunakan oleh pemain baris dalam mengidentifikasi strategi optimalnya, sedangkan kriteria minimal digunakan oleh pemain kolom dalam mengidentifikasi strategi optimalnya. Dalam hal ini, nilai yang dicapai harus merupakan maksimal dari minimal baris dan minimal dari maksimal kolom sekaligus dan akan terbentuk titik pelana.
61
6. Permainan Dua-Pemain dengan Jumlah Nol
2. Permainan Strategi Campuran. Paa permainan strategi campuran, kedua pemain menggunakan campuran strategi yang berbeda-beda dan tidak terjadi titik keseimbangan (titik pelana) pada hasil permainannya. Permainan strategi campuan menganggap bahwa karena tidak ada pemain yang tahu strategi apa yang akan dipilih pemain lain, maka setiap pemain akan berusah untuk merumuskan suatu strategi yang berakibat sama saja terhadap terhadap strategi yang dipilih oleh lawan.
62
7. Permainan Tidak Jumlah Nol
Dalam permainan ini, karakteristiknya adalah bahwa keuntungan dari salah satu pemain tidak harus menjadi kerugian bagi pemain lainnya, demikian pula sebaliknya kerugian dari salah satu pemain tidak menjadi keuntungan bagi pemain lainnya. Dengan demikian, dalam suatu permainan dapat terjadi kedua pemain mengalami keuntungan atau kedua pemain mengalami kerugian.
63
Pengambilan keputusan dalam kondisi PASTI PERTEMUAN – 9 Mata Kuliah: TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP (Aparatur Sipil Negara, Akademisi, Penulis, Praktisi) Certified ’Auditor Ahli’ ; Certified ’Analis Kepegawaian Ahli’ Certified ’Keuangan Daerah’ ; Certified ’Pengadaan Barang Jasa Pemerintah’
64
MATERI : 1. Pengertian. 2. Teknik-Teknik Penyelesaian Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Pasti: Teknik Program Linear, melalui Penyelesaian Program Linear dengan Metode Simpleks.
65
1. Pengertian Suatu keputusan disebut diambil kondisi kepastian apabila hasil dari setiap alternatif tindakan dapat ditentukan dengan pasti. Dalam kondisi pasti ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Ini disebabkan karena keputusan yang akan diambil tersebut didukung oleh informasi yang lengkap, sehingga dapat diramalkan secara tepat atau eksak hasil dari tindakan.
66
2. Teknik-Teknik Penyelesaian Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Pasti: Teknik Program Linear, melalui Penyelesaian Program Linear dengan Metode Simpleks Program Linear (linear programming) adalah suatu teknik riset operasi untuk memecahkan masalah optomasi, dalam hal ini maksimasi dan minimisasi dengan menggunakan persamaan dan petidaksamaan dalam upaya untuk mencari penyelesaian yang optimal dengan memperhatikan pembatas-pembatas yang ada.
67
Teknik Program Linear Agar suatu masalah dapat diselesaikan dengan teknik program linear, maka beberapa syarat yang terpenuhi, yaitu: 1. Fungsi objektif harus didefinisikan dengan jelas dan dinyatakan sebagai fungsi objektif yang linear. Misalnya jumlah hasil penjualan harus maksimal, jumlah biaya transportasi harus minimal. 2. Harus ada alternatif pemecahan untuk dipilih salah satu yang terbaik. 3. Sumber-sumber dan aktivitas mempunyai sifat dapat ditambahkan. 4. Fungsi objektif dan pertidaksamaan untuk menunjukkan adanya pembatas harus linear. 5. Variabel keputusan harus positif, tidak boleh negatif. 6. Sumber-sumber dan aktivitas mempunyai sifat dapat dibagi. 7. Sumber-sumber aktivitas mempunyai jumlah yang terbatas. 8. Aktivitas harus proporsional terhadap sumber-sumber. Hal ini berarti ada hubungannya yang liear antara aktivitas dengan sumber. 9. Model programming deterministik, artinya sumber dan aktivitas harus diketahui dengan pasti.
68
Teknik Program Linear, melalui Penyelesaian Program Linear dengan Metode Simpleks
Pemecahan masalah program linear denga metode simpleks adalah dengan mengadakan pengubahan pertidaksamaan menjadi persamaan dengan menambahkan ”slack variable”, untuk pertidaksamaan yang mengandung tanda ≤ dan mengurangkan variabel surplus untuk pertidaksamaan yang mengandung tanda ≥ .
69
lanjutan … pengambilan keputusan dalam kondisi PASTI PERTEMUAN – 10 Mata Kuliah: TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP (Aparatur Sipil Negara, Akademisi, Penulis, Praktisi) Certified ’Auditor Ahli’ ; Certified ’Analis Kepegawaian Ahli’ Certified ’Keuangan Daerah’ ; Certified ’Pengadaan Barang Jasa Pemerintah’
70
MATERI : Analisis Jaringan Kerja: 1. Metode Jalur Kritis (CPM). 2. Project Evaluation and Review Technique (PERT).
71
1. Metode Jalur Kritis Metode Jalur Kritis (critical path method/CPM) adalah jalur waktu terlama yang diperlukan dan merupakan waktu tersingkat untuk menyelesaikan satu proyek. Kegiatan-kegiatan yang dilewati jalur kritis ini disebut kegiatan kritis. Keterlambatan penyesuaian salah satu kegiatan pada jalur ini akan mengakibatkan keterlambatan penyelesaian proyek.
72
Lanjutan … Metode Jalur Kritis
Jalur kritis sebuah jaringan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu: 1. Mencari nilai ET (earlest time) yang sama dengan LT (latest time). Nilai ET adalah waktu permulaan awal untuk kegiatan tertentu. Penentuan nilai ET ini dilakukan dengan melintasi jaringan ke arah depan. Secara umum, nilai ET setiap lingkaran ’j’ dirumuskan: ETj = maks (ETi + tij) dimana: i = nomor lingkaran awal dari semua kegiatan yang berakhir pada lingkaran ’j’. tij = waktu kegiatan i → j. Nilai LT adalah waktu terakhir (paling lambat) suatu lingkara dapat diselesaikan tanpa menunda penyelesaian proyek dalam kegiatan waktu minimum. Secara umum nilai LT lingkaran ’i’ dirumuskan: LTi = min (LTi + tij) dimana : j = lingkaran terakhir dari semua kegiatan yang berawal pada lingkaran ’i’. Jalur Kritis mempunyai ET = nilai LT.
73
Lanjutan … Metode Jalur Kritis
2. Menentukan nilai slack kegiatan. Slack kegiatan adalah waktu dimana suatu kegiatan dapat ditunda tanpa mempengaruhi penyelesaian proyek dengan waktu minimal. Slack kegiatan dihitung dengan rumus: Sij = LTi – ETi – tij Jalur kritis mempunyai nilai slack sama dengan 0 (nol).
74
2. Project Evaluation and Review Technique (PERT)
Merupakan metode tidak memiliki nilai tunggal atau model probabilistik. Metode ini digunakan jika waktu kegiatan merupakan suatu variabel random yang memiliki distribusi probabilitas.
75
lanjutan … pengambilan keputusan dalam kondisi PASTI PERTEMUAN – 11 Mata Kuliah: TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP (Aparatur Sipil Negara, Akademisi, Penulis, Praktisi) Certified ’Auditor Ahli’ ; Certified ’Analis Kepegawaian Ahli’ Certified ’Keuangan Daerah’ ; Certified ’Pengadaan Barang Jasa Pemerintah’
76
MATERI : Teori Antrian: 1. Model Antrian Banyak Saluran Satu Tahap. 2. Model Antrian Satu Saluran Satu Atap.
77
Teori Antrian Komponen dasar proses antrian adalah: 1. Kedatangan. Unsur ini disebut sebagai proses input, meliputi sumber kedatangan dan cara terjadinya kedatangan. Usur ini umumnya dinyatakan sebagai variabel random. Asumsi yang biasa digunakan sehubungan dengan unsur kedatangan (distribusi kedatangan), yang menyatakan banyaknya kedatangan per unit waktu adalah distribusi poisson. 2. Pelayanan atau mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan, satu atau lebih fasilitas pelayanan. Seperti halnya kedatangan unsur ini sering dinyatakan sebagai variabel random. Asumsi untuk tingkat pelayanan (distribusi pelayanan), yang menyatakan banyaknya kedatangan per unit waktu adalah distribusi poisson. 3. Antri. Timbulnya antrian ini ditentukan oleh adanya: sifat kedatangan; proses pelayanan; dan disiplin antri, yaitu keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri.
78
analisis markov PERTEMUAN – 12 Mata Kuliah: TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP (Aparatur Sipil Negara, Akademisi, Penulis, Praktisi) Certified ’Auditor Ahli’ ; Certified ’Analis Kepegawaian Ahli’ Certified ’Keuangan Daerah’ ; Certified ’Pengadaan Barang Jasa Pemerintah’
79
1. Pengertian Analisis Markov
Analisis Markov adalah suatu bentuk metode kuantitatif yang digunakan untuk menghitung probabilitas perubahan-perubahan yang terjadi berdasarkan probabilitas perubahan selama periode waktu tertentu. Berdasarkan teori ini, maka probabilitas suatu sistem yang mempunyai kondisi tertentu sesudah waktu tertentu akan tergantung pada kondisi saat ini. Contoh: probabilitas akan turun hujan, akan tergantung pada cuaca saat ini.
80
2. Asumsi Analisis Markov
Penggunaan Analisis Markov terhadap suatu masalah memerlukan pengetahuan tentang 3 keadaan, yaitu keadaan awal, keadaan transisi, dan keadaan steady state. Diantara ketiga keadaan tersebut, maka keadaan transisi merupakan keadaan yang terpenting. Asumsi-asumsi Analisis Markov berhubungan dengan Keadaan Transisi, yaitu: 1. Jumlah probabilitas transisi keadaan (baris matriks) adalah Probabilitas transisi tidak berubah selamanya. 3. Probabilitas transisi hanya tergantung pada status sekarang, bukan pada periode sebelumnya.
81
lanjutan … analisis markov PERTEMUAN – 13 Mata Kuliah: TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Toman Sony Tambunan, S.E, M.Si NIP (Aparatur Sipil Negara, Akademisi, Penulis, Praktisi) Certified ’Auditor Ahli’ ; Certified ’Analis Kepegawaian Ahli’ Certified ’Keuangan Daerah’ ; Certified ’Pengadaan Barang Jasa Pemerintah’
82
1. Keadaan Transisi dan Probabilitasnya
Keadaan Transisi adalah perubahan dari suatu keadaan (status) ke keadaan (status) lainnya pada periode berikutnya. Keadaan transisi ini merupakan suatu proses random dan dinyatakan dalam bentuk probabilitas. Probabilitas ini dikenal sebagai probabilitas transisi. Probabilitas ini dapat digunakan untuk menentukan probabilitas keadaan atau periode berikutnya.
83
2. Keadaan Steady State dan Probabilitasnya
Keadaan Steady State adalah terjadinya keadaan keseimbangan setelah proses berjalan selama beberapa periode. Probabilitas pada keadaan ini disebut probabilitas steady state yang nilainya tetap. Apabila keadaan steady state terjadi, maka probabilitas status periode ’i’ akan sama dengan probabilitas pada status berikutnya (i+ 1)
84
SIMULASI Adalah suatu model pengambilan keputusan dengan mencontoh atau mempergunakan gambaran sebenarnya dari suatu sistem kehidupan dunia nyata tanpa ahrus mengalaminya pada keadaan yang sesungguhnya.
85
SOAL LATIHAN :
86
SEKIAN & TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.