Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang B.Rumusan Masalah C.Tujuan D.Manfaat.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang B.Rumusan Masalah C.Tujuan D.Manfaat."— Transcript presentasi:

1

2 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang B.Rumusan Masalah C.Tujuan D.Manfaat

3 A. Latar Belakang Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar mengelilingi pasien atau pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan sekitar. Vertigo tidak selalu sama dengan dizziness. Terdapat empat tipe dizziness yaitu vertigo, lightheadedness, presyncope, dan disequilibrium. Yang paling sering adalah vertigo yaitu sekitar 54% dari keluhan dizziness yang dilaporkan pada primary care. 2

4 B. Rumusan Masalah 1.Apakah definisi, etiologi dan patofisiologi vertigo? 2.Bagaimanakah klasifikasi vertigo? 3.Bagaimanakah gejala klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosis, diagnosis banding dan terapi vertigo?

5 C. Tujuan 1.Mampu menjelaskan definisi, etiologi, dan patofisologi dari vertigo. 2.Mampu menjelaskan klasifikasi dari vertigo. 3.Mampu mendiagnosis vertigo berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang serta mampu menentukan terapi dengan tepat.

6 D. Manfaat Memberikan informasi dan pengetahuan baik bagi penulis maupun pembaca tentang diagnosis dan penatalaksanaan penyakit vertigo.

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Anatomi dan Fisiologi Alat Keseimbangan Tubuh B.Definisi Vertigo C.Epidemiologi D.Etiologi E.Klasifikasi F.Gejala Klinis G.Patofisiologi H.Pemeriksaan fisik & Penunjang pada vertigo I.Diagnosis J.Penatalaksanaan

8 A. Anatomi dan Fisiologi Alat Keseimbangan Tubuh Terdapat 3 sistem pengaturan keseimbangan tubuh: 1.Sistem Vestibular + 54% (Aparatus vestibularis, Nervus Vestibularis, Vestibular Sentra) 2.Sistem Proprioseptik (gerakan, posisi, getaran) 3.Sistem Optik (penglihatan)

9 Sistem keseimbangan (Aparatus Vestibular) terdapat di rongga telinga bagian dalam terdiri dari: 1.Canalis semicircularis anterior 2.Canalis semicircularis Posterior 3.Canalis semicircularis Lateris 4.Organ Otolith yaitu sacculus dan utriculus terdapat pula cochlea menyerupai rumah siput yang berisi cairan endolymfe.

10

11

12 B. Definisi Vertigo Vertigo adalah salah satu bentuk gangguan keseimbangan dalam telinga bagian dalam sehingga menyebabkan penderita merasa pusing atau ruang di sekelilingnya menjadi serasa 'berputar' ataupun melayang. Vertigo ­ berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar ­ merujuk pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistem keseimbangan.

13 C. Epidemiologi prevalensi pada individu sebesar 7%. 20-30% populasi umum mengalami Dizzines dengan keluhan Vertigo sebesar 54%. Vertigo ditemukan lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki(2:1).

14 D. Etiologi Keadaan Lingkungan : Mabuk darat, Mabuk laut Obat-obatan, alkohol Endapan kalsium dalam kanalis semisirkularis Infeksi telinga luar dan tengah : Otitis Media dan Tumor Infeksi telinga dalam, labirinitis, neuritis saraf otak Peradangan saraf vestibuler, herpes zoster Trauma kepala Tumor otak Gangguan sistem peredaran darah, anemia, Transient ischemic attack

15 E. Klasifikasi Vertigo dapat diklasifikasikan menjadi : 2 1.Vertigo Sentral diakibatkan oleh kelainan pada batang batang otak atau cerebellum. 2.Vertigo Perifer disebabkan oleh kelainan pada telinga dalam atau nervus cranialis vestibulocochlear (N. VIII). PeriferSentral Bangkitan vertigoMendadakLambat Derajat vertigoBeratRingan Pengaruh gerakan kepala (+)(-) Gejala otonom(++)(-) Gangguan pendengaran(+)(-)

16 Vertigo Fisiologi:

17 Beberapa macam vertigo sesuai kejadiannya: Vertigo Spontan : tanpa ransangan, atau penyakit meniere oleh tekanan endolimfe yang tinggi. Vertigo Posisi : perubahan posisi kepala, adanya rangsangan pada kupula kanalis semisirkulari oleh debris atau kelainan servikal. Vertigo Kalori : dirasakan pada saat pemeriksaan kalori. Beberapa macam vertigo sesuai kejadiannya: Vertigo Spontan : tanpa ransangan, atau penyakit meniere oleh tekanan endolimfe yang tinggi. Vertigo Posisi : perubahan posisi kepala, adanya rangsangan pada kupula kanalis semisirkulari oleh debris atau kelainan servikal. Vertigo Kalori : dirasakan pada saat pemeriksaan kalori.

18 F. Gejala Klinis Gejala Primer: Rasa Pusing berputar-putar Impulsion (sensasi berpindah, terdorong/diangkat) Oscilopia (ilusi pergerakan dunia yg dirovokasi dengan pergerakan kepala) Ataxia (ketidakstabilan berjalan) Gangguan pendengaran, tinnitus Kadang disertai nigtagmus

19 Gejala Sekunder: Mual Gejala otonom Kelelahan Sakit kepala Sensitivitas visual

20 G. Patofisiologi Ketidakseimbangan cairan telinga dalam Aparatus vestibularis Pembengkakan rongga endolimfatikus Keseimbangan tubuh (vestibuler) terganggu Vertigo Gejala primer: Pusing berputar-putar Implusion, oscilopia, ataxia, tinnitus, nigtagmus. Gejala primer: Pusing berputar-putar Implusion, oscilopia, ataxia, tinnitus, nigtagmus. Gejala sekunder: Mual, Gejala otonom, Kelelahan, Sakit kepala, Sensitivitas visual. Gejala sekunder: Mual, Gejala otonom, Kelelahan, Sakit kepala, Sensitivitas visual. Gangguan pola tidur Tinitus

21 Beberapa teori yg berusaha menjelaskan kejadian ketidakseimbangan tubuh: 1.Teori rangsang berlebihan (overstimulation) 2.Teori konflik sensorik 3.Teori neural mismatch 4.Teori otonomik 5.Teori neurohumoral 6.Teori sinap

22 H. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang pada Vertigo Pemeriksaan Fisik : 1.Pemeriksaan Neurologik 2.Gait test : Romberg’s sign Heel-to-toe walking test Unterberger’s stepping test Past-pointing test (uji Tunjuk Barany) 3.Test Fungsi Vestibuler dengan Dix-Hallpike manoeuver 4.Test hiperventilasi 5.Tes Kalori 6.Test Fungsi Pendengaran

23 7.Pemeriksaan Kepala dan Leher P’x membran timpani u/ menemukan vesikel (herpes zoster auticus, kolesteaatoma. Hennebert sign Valsava maneuver Head impulses test 8.Pemeriksaan Cardiovascular

24 Pemeriksaan penunjang: 1.Test Audiometric. 2.Vestibular Testing. 3.Evaluasi Laboratorium : elektrolit, gula darah, fungsi tyroid. 4.Evaluasi Radiologi : MRI

25 I. Diagnosis Sekitar 20-40% pasien dapat didiagnosis segera setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosis juga dapat ditentukan berdasarkan komplek gejala yang terdapat pada pasien.

26 Diagnosis Banding Vertigo dengan tuliVertigo tanpa tuliVertigo dengan tanda intracranial Ménière’s diseaseVestibular neuritisTumor Cerebellopontine angle LabyrinthitisBenign positional vertigo Vertebrobasilar insufficiency dan thromboembolism Labyrinthine traumaAcute vestiblar dysfunction Tumor otak  Misalnya, epyndimoma atau metastasis pada ventrikel keempat Acoustic neuroma Medication induced vertigo e.g aminoglycosides Migraine Acute cochleo-vestibular dysfunction Cervical spondylosisMultiple sklerosis Syphilis (rare) Following flexion-extension injury Aura epileptic attack-terutama temporal lobe epilepsy Obat-obatan- misalnya, phenytoin, barbiturate Syringobulosa

27 J. Penatalaksanaan Medikasi umum terapi vertigo: a.Antihistamin (Betahistin, Dimenhidrinat, Benadryl) b.Antagonis Kalsium (Cinnarizine/Stugeron, Flunarizine/Sibelium) c.Fenotiazine (Promethazine, Khlorpromazine) d.Obat Simpatomimetik (Efedrin) e.Obat Penenang Minor (Lorazepam, Diazepam) f.Obat Anti Kholinergik (Skopolamin)

28 Terapi Fisik : Kadang-kadang obat tidak banyak membantu, sehingga perlu latihan fisik vestibular. Latihan bertujuan untuk mengatasi gangguan vestibular, membiasakan atau mengadaptasi diri terhadap gangguan keseimbangan.

29 Contoh Latihan: 1.Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata ditutup. 2.Olahraga yang menggerakkan kepala (gerakan rotasi, fleksi, ekstensi, gerak miring). 3.Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup. 4.Jalan di kamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan mata tertutup. 5.Berjalan “tandem” (kaki dalam posisi garis lurus, tumit kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya dalam melangkah). 6.Jalan menaiki dan menuruni lereng. 7.Melirikkan mata kearah horizontal dan vertikal. 8.Melatih gerakan mata dengan mengikuti objek yang bergerak dan juga memfiksasi pada objek yang diam.

30 Terapi Fisik Brand-Darrof 1.Ambil posisi duduk. 2.Arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik posisi duduk. 3.Arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri. Masing-masing gerakan lamanya sekitar satu menit, dapat dilakukan berulang kali. 4.Untuk awal cukup 1-2 kali kiri kanan, makin lama makin bertambah. Terapi Fisik Brand-Darrof 1.Ambil posisi duduk. 2.Arahkan kepala ke kiri, jatuhkan badan ke posisi kanan, kemudian balik posisi duduk. 3.Arahkan kepala ke kanan lalu jatuhkan badan ke sisi kiri. Masing-masing gerakan lamanya sekitar satu menit, dapat dilakukan berulang kali. 4.Untuk awal cukup 1-2 kali kiri kanan, makin lama makin bertambah.

31

32

33 1.Vertigo dapat disebabkan oleh keadaan lingkungan kita berada, obat-obatan, endapan dalam kanalis semisirkularis, infeksi telinga dalam, peradangan saraf vestibuler, trauma kepala, tumor otak, gangguan system peredaran darah. 2.Pemeriksaan dan pengobatan vertigo harus sesuai dengan keadaan serta keluhan pasien. Pilihan terapi dapat menggunakan pengobatan simptomatik dan dapat pula ditambah dengan terapi fisik dengan lama pengobatan yang bervariasi.


Download ppt "BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang B.Rumusan Masalah C.Tujuan D.Manfaat."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google