Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TUNTUNAN SHALAT TAHAJUD Mari Berilmu Sebelum Beramal dan Bersemangat untuk Beramal di atas Ilmu.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TUNTUNAN SHALAT TAHAJUD Mari Berilmu Sebelum Beramal dan Bersemangat untuk Beramal di atas Ilmu."— Transcript presentasi:

1 TUNTUNAN SHALAT TAHAJUD Mari Berilmu Sebelum Beramal dan Bersemangat untuk Beramal di atas Ilmu

2 DEFINISI TAHAJUD Tahajud memiliki arti mujanabatul hajud yaitu menjauhi tempat tidur. Semua shalat malam (shalatul lail) bisa disebut tahajud jika : Dilakukan setelah bangun tidur, atau Dilakukan di waktu banyak orang tidur Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam : ….. وصلوا باليل والناس ينام....... “Dan Kerjakan shalat malam ketika manusia sedang tidur” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Arnauth )

3 PERBEDAAN PENDAPAT TENTANG MAKNA TAHAJUD Abu Bakr Ibnul ‘Arabi mengatakan dalam Al Mausu’ah Al Fiqhiyah “Tentang makna tahajud terbagi menjadi 3 macam pendapat : Pertama, tidur kemudian shalat, lalu tidur lagi, kemudian shalat. Kedua, shalat setelah tidur Ketiga, tahajud adalah shalat setelah Isya Kemudian beliau (Abu Bakr) mengomentari pendapat pertama bahwa itu merupakan pemahaman ulama dari kalangan tabi’in yang menyandarkan pada keterangan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dimana beliau (Nabi Shallallahu alaihi wa sallam) tidur kemudian shalat, lalu tidur, kemudian shalat. Adapun pendapat yang paling rajih (kuat) menurut madzhab Maliki adalah pendapat kedua.”

4 HUKUM SHALAT TAHAJUD Mayoritas ulama mengatakan bahwa hukum shalat malam adalah sunnah mu’akkadah (yang sangat ditekankan) berdasarkan Al-Qur-an, As-Sunnah dan ijma’ kaum muslimin (Lihat Haasyiyatur Raudhil Murbi’) Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat pada suatu malam di masjid lalu orang-orang bermakmum dengannya. Kemudian beliau shalat lagi pada malam berikutnya dan orang-orang yang shalat bersamanya bertambah banyak. Kemudian pada malam ketiga atau keempat orang-orang telah berkumpul, namun Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak keluar untuk shalat bersama mereka. Ketika di pagi hari beliau berkata, “Aku telah mengetahui apa yang kalian lakukan dan aku tidak keluar menemui kalian melainkan karena aku takut shalat ini akan diwajibkan atas kalian.” Peristiwa ini terjadi pada bulan Ramadhan (HR. Al- Bukhari dan Muslim)

5 KEUTAMAAN SHALAT TAHAJUD Dari Abu Umamah Radhiyallahu anhu ia menuturkan, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Lakukanlah shalat malam oleh kalian, karena hal itu merupakan kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian. Ia pun dapat mendekatkan kalian kepada Rabb kalian, menghapus segala kesalahan dan mencegah dari perbuatan dosa.” (HR. At-Tirmidzi )

6 KEUTAMAAN SHALAT TAHAJUD Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ia meriwayatkan sebuah hadits dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang di antara sabdanya adalah: “Pelajarilah oleh kalian Al-Qur-an dan bacalah, walaupun kalian tidak melakukan shalat malam dengan bacaan Al-Qur-an itu, karena sesungguhnya perumpamaan orang yang mempelajari Al-Quran lalu membacanya dan melakukan shalat malam dengan bacaan Al-Quran itu, seperti kantung yang berisi minyak misik dan semerbaknya menyebar ke seluruh tempat. Sedangkan perumpamaan orang yang mempelajari al-Qur-an dan ia tidur (tidak bangun untuk melakukan shalat malam) sedang al-Qur-an itu ada dihafalannya, seperti kantung yang ditutup dengan minyak misik.” (HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majah)

7 KEUTAMAAN SHALAT TAHAJUD Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.” (QS. Adz Dzariyat: 15-18) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah –Muharram-. Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.” [HR. Muslim] Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan mengenai ‘Abdullah bin ‘Umar, “Sebaik-baik orang adalah ‘Abdullah (maksudnya Ibnu ‘Umar) seandainya ia mau melaksanakan shalat malam.” Salim mengatakan, “Setelah dikatakan seperti ini, Abdullah bin ‘Umar tidak pernah lagi tidur di waktu malam kecuali sedikit.” [HR. Bukhari]

8 TATA CARA SHALAT MALAM Pertama: Cara yang dikemukakan Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun pada malam hari lalu melakukan shalat dua raka’at dengan memperlama berdiri, ruku’ dan sujud. Kemudian beliau pergi lalu tidur hingga meniup-niup. Kemudian beliau melakukan itu sebanyak tiga kali dengan enam raka’at. Pada tiap kalinya beliau bersiwak dan berwudhu’ dan beliau membaca, ان في خلق السماوات......... (hingga akhir surat). Kemudian beliau melakukan shalat Witir tiga raka’at, lalu muadzin adzan dan beliau keluar untuk melakukan shalat Shubuh… (dan seterusnya hingga akhir hadits) [HR. Muslim]

9 TATA CARA SHALAT MALAM Kedua: Cara yang disampaikan ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, yaitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai shalatnya dengan mengerjakan dua raka’at yang pendek, lalu beliau menyempurnakan rutinitasnya melakukan shalat sebanyak sebelas raka’at. Pada tiap dua raka’at beliau salam dan melakukan witir satu raka’at. [HR. Bukhari dan Muslim] Ketiga: Tiga belas raka’at seperti cara yang kedua. Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat malam 13 raka’at. ” [HR. Bukhari dan Muslim] Keempat: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat malam sebanyak delapan raka’at dengan salam pada tiap-tiap dua raka’at, lalu shalat Witir sebanyak lima raka’at sekaligus, tanpa duduk kecuali pada raka’at akhir. [HR. Muslim]

10 TATA CARA SHALAT MALAM Kelima: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat sebanyak sembilan raka’at dengan melakukannya secara bersambung pada delapan raka’at tanpa duduk kecuali pada raka’at yang kedelapan, di mana di akhir raka’at ini beliau duduk untuk berdzikir kepada Allah, memuji-Nya dan berdo’a kepada-Nya, lalu beliau bangun tanpa salam dan meneruskan raka’at yang kesembilan, lalu setelah itu duduk, membaca tasyahud dan salam. Setelah salam beliau shalat lagi dua raka’at dengan duduk. [HR. Muslim] Keenam: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat tujuh raka’at seperti cara melakukan sembilan raka’at sebelumnya, (yaitu enam raka’at dilakukan secara bersambung tanpa duduk kecuali pada raka’at akhir, di mana beliau duduk untuk berdzikir, memuji Allah dan berdo’a kepadaNya dan setelah itu bangun tanpa salam untuk melakukan raka’at yang ketujuh dan setelah itu baru beliau salam), lalu setelah salam beliau shalat dua raka’at dengan duduk.

11 TATA CARA SHALAT MALAM Ketujuh: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat dua raka’at-dua raka’at lalu beliau shalat Witir tiga raka’at tanpa dipisahkan di antara tiga raka’at itu dengan salam (salam setelah tiga raka’at). Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat Witir tiga raka’at tanpa dipisah-kan di antara raka’at-raka’at itu. [HR. Ahmad]

12 YUK...KITA RUTINKAN SHALAT MALAM


Download ppt "TUNTUNAN SHALAT TAHAJUD Mari Berilmu Sebelum Beramal dan Bersemangat untuk Beramal di atas Ilmu."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google