Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Disusun oleh: Muchammad Karunia Fadillah Pembimbing: drg. Anny Rufaida, Sp.KG KEPANITERAAN KLINIK MADYA LABORATORIUM ILMU KESEHATAN GIGI.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Disusun oleh: Muchammad Karunia Fadillah Pembimbing: drg. Anny Rufaida, Sp.KG KEPANITERAAN KLINIK MADYA LABORATORIUM ILMU KESEHATAN GIGI."— Transcript presentasi:

1 Disusun oleh: Muchammad Karunia Fadillah 215.04.1010.21 Pembimbing: drg. Anny Rufaida, Sp.KG KEPANITERAAN KLINIK MADYA LABORATORIUM ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT RSUD KANJURUHAN KEPANJEN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2017

2 PENDAHULUAN Kandidiasis Oral (KO) adalah infeksi jamur oportunistik C. Albicans yang paling sering pada pasien yang terkena HIV  korelasi ↓ Imun tubuh Banyak studi menunjukkan ↓ insiden dan prevalensi sejak memulai ART  terjadi ↑ imun dengan pengukuran jumlah CD4. HIV/AIDS  Sifat akut  kronis setelah pengenalan ART di negara-negara berkembang. AIDS tersebar luas & ART mahal  KO masih tinggi Meskipun laporan ↓ insiden untuk KO yang diobati ART, KO tetap manjadi infeksi oportunistik pada pasien HIV

3 PENDAHULUAN Ada 2 penelitian sebelumnya yang membahas hubungan rokok & KO pada HIV  Rokok merupakan resiko tinggi tp tidak ada marker yang menjelaskan bahwa merokok adalah faktor independen terjadinya KO pada HIV. CD4 menentukan seberapa baik sistem imun bekerja, dan jika jumlah CD4 rendah biasanya menunjukkan sistem imun yang lemah dan memiliki kesempatan lebih tinggi mendapatkan infeksi oportunistik.

4 Tujuan  Memberikan informasi tentang apakah merokok merupakan prediktor independen dari Kandidiasis oral (KO) pada pasien yang terinfeksi HIV-1

5 BAHAN DAN METODE Studi diikuti 631 orang HIV seropositif  Awal dicek u/ Kandidiasis oral terlebih dahulu. Lokasi : Rumah Sakit University of North Carolina di Chapel Hill, NC. Dibagi dalam beberapa tingkatan Studi: Cross sectional, Cohort Studi Cross sectional dilihat dari rekam medis, kuesioner wawancara dan pemeriksaan klinis 5 tahun terakhir (1995-2000) Dari 631 HIV seropositif  283 yang tidak memiliki penyakit mulut  Cohort (2 tahun) Hasil dianalisis menggunakan tes chi-square, t-tes, likelihood ratio test, model regresi Poisson.

6 BAHAN DAN METODE (Lanj...) Penilaian manifestasi oral HIV didasarkan pada kriteria klinis dugaan standar yang diterbitkan dan dilakukan pemeriksaan oleh single Oral Medicine trained examiner. Tinjauan rekam medis kemudian dilakukan untuk masing-masing peserta untuk memastikan status laboratorium dan variabel pengobatan dan status kasus AIDS. Distribusi univariat adalah variabel dinilai. Variabel hasil adalah terjadinya KO. Jumlah CD4 adalah variabel utama penjelas

7 BAHAN DAN METODE (Lanj...) Variabel penjelas lainnya termasuk usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, riwayat merokok, penggunaan narkoba, orientasi seksual, penggunaan antiretroviral dan penggunaan antijamur. Hubungan bivariat dinilai dengan menggunaan t- tes, ANOVA, koefisien korelasi dan uji chi-square yang diperlukan.

8 ANALISIS MULTIVARIABEL Penilaian hubungan antara hasil dan variabel independen menggunakan regresi logistik bivariat, proporsional model peluang dan analisis regresi Poisson. Regresi logistik binary tanpa syarat  dua tingkat variabel dependen (KO ada/tidak). Analisis regresi Poisson digunakan untuk menilai rasio tingkat kejadian (IRR). Merokok sebagai variabel dua tingkat (perokok saat ini vs saat ini tidak merokok). Merokok sebagai tiga tingkat variabel (saat ini, mantan, tidak pernah)  model regresi logistik biner dan menilai peran perokok sebagai prediktor independen dari KO.

9 HASIL Gambar. 1. Tingkat insiden yang diprediksi untuk KO diantara kalangan perokok dan bukan perokok dengan jumlah CD4 (sel/mm3) sebagai variabel berdemonstrasi terus menerus dengan penurunan tingkat dengan meningkatnya jumlah CD4 di antara perokok dan bukan perokok tidak hilang sepenuhnya.

10 HASIL Gambar 2. Tingkat observasi kejadian untuk KO kalangan perokok dan bukan perokok dengan jumlah CD4 (dikategorikan) pada keadaan : Perokok-jumlah CD4 rendah : 1990.05; perokok-jumlah CD4 tinggi: 2912.62; bukan perokok-jumlah CD4 rendah: 1116.07 dan bukan perokok-jumlah CD4 rendah: 590.41 per 100.000 orang-bulan

11 HASIL Tabel 1. Penilaian merokok sebagai variabel tiga tingkat menunjukkan perokok saat mengalami peningkatan 250% dalam risiko untuk KO menonjol dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah merokok [OR (95% CI): 2.5 (1.3, 4.8)]. Meskipun resiko antara mantan perokok yang sedikit meningkat, secara statistik tidak berbeda signifikan dari mereka yang tidak pernah merokok.

12 DISKUSI KO, penekanan kekebalan tubuh (jumlah CD4) dan merokok hubungannya tidak lurus ke depan, melainkan resiko KO bervariasi di tingkat jumlah CD4 yang berbeda tergantung pada status merokok saat ini. Merokok  efek jangka pendek dan panjang. Asap tembakau mempengaruhi baik mediasi sel dan kekebalan humoral. perokok berat (lebih dari satu bungkus sehari) signifikan 6x ↑ kandidiasis pada pasien dengan beberapa oral hairy leukoplakia dibandingkan dengan perokok ringan. Yang mengimplikasikan beberapa tingkat dosis dan efek dapat hadir

13 Merokok ≠ migrasi netrofil, ↓ penyebaran netrofil, kemokin, kemotaksis, dan fagositosis, ↑ pelepasan protease ≠ signifikan adhesi sel, penurunan jumlah β1- integrin ↑ aktivitas LDH di target sel, dan mengurangi pertumbuhan ↑ Kolonisasi kandida oral krn induksi keratinisasi epitel, penurunan tingkat saliva IgA, dan depresi fungsi PMN leukosit ↓ jumlah sel langerhans, ↓ organisme aerob & anaerob, ↓ fungsi leukosit, termasuk netrofil, monosit, limfosit T dan B DISKUSI ↑ sekresi enzim histolitik kandida + pemakaian gigi tiruan ↑ penempelan jamur di mulut dan terjadinya infeksi Virulensi jamur  ↑ hidrolase ekstraseluler (proteinase dan phospholipases) kolonisasi dan adhesi Candida ke permukaan epitel, enzim proteolitik ↓ menghancurkan jaringan yang menghasilkan lesi mukosa

14 DISKUSI 1.Merokok & Low CD4  meningkatkan resiko KO terbesar. 2.Non-perokok & Low CD4  resiko KO. 3.Non-perokok & High CD4  Paling rendah resiko KO. 4.Tidak terpapar & CD4 rendah  tetap mempunyai resiko KO. 5.Perokok & High CD4  Resiko KO lebih tinggi dibandingkan N0.3 ??? Karena Merokok merupakan faktor resiko Independen terjadinya KO.

15 KESIMPULAN 1.merokok merupakan faktor resiko independen untuk KO pada seseorang yang terinfeksi HIV-1 dan resiko ini dimodifikasi oleh jumlah CD4. 2.Resiko KO antara mereka dengan jumlah CD4 rendah yang merokok hampir 4 kali lebih besar dibandingkan mereka yang memiliki jumlah CD4 yang tinggi dan yang tidak merokok. 3.Semakin rendah jumlah CD4, semakin merokok meningkatkan resiko individu menderita KO.

16

17 Candidiasis adalah suatu penyakit infeksi pada kulit dan mukosa yang disebabakan oleh jamur candida.

18 Candidiasis disebabakan oleh jamur candida. Terdapat lima spesies candida yaitu c.albikans, c. tropikalis, c. glabrata, c. krusei dan c. parapsilosis.

19 . Status kekebalan tubuh pasien Kondisi mukosa oral pasien Kekuatan perlekatan partikel candida albican Tiga faktor utama yang dapat menyebabkan terjadinya kandidiasis oral

20 Akut Kronis Angular Cheilitis Akut Pseudomembran Candidiasis Akut Atrofik Candidiasis Akut Pseudomembran Candidiasis Akut Atrofik Candidiasis Kronis hiperplastik kandidiasis Kronis Atrofik Candidiasis Kronis hiperplastik kandidiasis Kronis Atrofik Candidiasis Candidiasis

21 Plak putih kekuning-kuningan pada permukaan mukosa rongga mulut Dapat dihilangkan dengan cara dikerok dan akan meninggalkan jaringan yang berwarna merah atau dapat terjadi pendarahan.

22 Permukaan mukosa merah dan kasar, disertai sakit atau rasa terbakar, rasa kecap berkurang. Kadang-kadang sakit menjalar sampai ke tenggorokan

23 Plak putih yang tidak dapat dikerok Candidiasis leukoplakia sering ditemukan pada mukosa bukal, bibir dan lidah.

24 Secara klinis kronis atrofik kandidiasis dapat dibedakan menjadi tiga type yaitu: 1.Pinpoint hiperemi. 2.Eritema difus, pada palatum yang ditutupi oleh landasan geligi tiruan 3.Hiperplasi papilar atau disebut juga tipe granular.

25 Defisiensi vitamin B12, asam folat dan zat besi, hal ini akan mempermudah terjadinya infeksi. Gambaran klinisnya berupa lesi agak kemerahan karena terjadi inflamsi pada sudut mulut (commisure) atau kulit sekitar mulut terlihat pecah- pecah atau berfissure.

26 Mikroskopis (KOH, gram) kultur dengan menggunakan agar sabouraud`s atau eosinmethylene blue dilakukan biopsi (pengecatan P.A.S)

27 Gejala klinis: nyeri, sensasi terbakar Faktor predesposisi : penyakit sistemik, denture ware Status lokal: plak putih, mudah dilepas, meninggalkan lesi merah Pemeriksaan Penunjang: pseudihifa, koloni

28 Disebabkan oleh iritasi kronis. Pemeriksaan fisik: bentukan homogen, plak putih tipis yang dapat berubah menjadi tebal dengan bentuk noduler atau lesi putih dengan campuran warna merah Dikaitkan dengan keganasan : hiperkeratosis, dysplasia epitel dan infiltrasi sel radang

29 Autoinokulasi virus Epstein Barr. Pemeriksaan fisik: bentukan tidak teratur berwarna putih keabuan dengan penebalan keratin seperti rambut pada tepi lateral lidah, permukaan seperti karpet dan kasar

30 Menjaga kebersihan rongga mulut Berhenti merokok Mengkonsumsi makanan dengan nutrisi cukup Tidak menggunakan obat kumur berlebihan Gigi tiruan harus didesinfeksi dan dilepas pada malam hari

31 Nama ObatDosis TopikalClotrimazole (lozenge)10 mg, 4-5 x/hari Nistatin (pastiles)1-2 pastiles, 4-5 x/hari Nystatin (suspensi oral)5 ml, 4x/hari SistemikKetoconazole200 mg/hari Itraconazole100 mg/hari Fluconazole200 mg/hari Amphotericin B100 mg/hari

32 Prognosis candidiasis adalah baik dengan pengobatan yang tepat dan efektif. Kekambuhan terjadi karena kegagalan pelepasan dan membersihkan gigi tiruan deng tepat atau kegagalan untuk menyelesaikan faktor predesposisi penyebab infeksi.

33


Download ppt "Disusun oleh: Muchammad Karunia Fadillah Pembimbing: drg. Anny Rufaida, Sp.KG KEPANITERAAN KLINIK MADYA LABORATORIUM ILMU KESEHATAN GIGI."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google