Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

RENCANA TEKNIS TERINCI (DED) SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "RENCANA TEKNIS TERINCI (DED) SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM"— Transcript presentasi:

1 RENCANA TEKNIS TERINCI (DED) SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
SISTEM TRANSMISI DISTRIBUSI

2 RENCANA TEKNIS TERINCI (DED) SISTEM TRANSMISI DAN UNIT DISTRIBUSI
RENCANA KEGIATAN RENCANA TEKNIS TERINCI (DED) SISTEM TRANSMISI DAN UNIT DISTRIBUSI PERSIAPAN DAN PENGUMPULAN DATA SEKUNDER PENGUMPULAN DATA PRIMER ANALISA DAN EVALUASI DATA RENCANA TEKNIS TERINCI Pengumpulan Data Sekunder : Peta Dasar, Topografi, morfologi, tata guna lahan, foto udara atau citra satelit Data Kependudukan Dan Sosial Ekonomi Kondisi SPAM Eksisting Termasuk Data Pemakaian Air Pelanggan Studi – Studi Terkait Dan Peraturan Yang Belaku Survey Wilayah Studi Dan SPAM Eksisting Survey Topografi Penyelidikan Tanah Survey Sumber Daya Energi Survey Ketersediaan Bahan Konstruksi Dan Mekanikal Elektrikal Survey Harga Satuan Kompilasi Data Sekunder Dan Primer Kebutuhan Sistem Perpipaan Transmisi Reservoir Distribusi Perpipaan Distribusi Kebutuhan Pompa Zona Dan Blok Pelayanan Laporan Rencana Teknis Terinci Unit Transmisi Dan Unit Distribusi Memo Design Gambar Teknis RAB Dan BOQ Spesifikasi Teknis KRITERIA PERENCANAAN Persiapan Peralatan

3 SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PERPIPAAN
AIR BAKU PELAYANAN DISTRIBUSI R UNIT PRODUKSI UNIT DISTRIBUSI UNIT PELAYANAN TRANSMISI AIR MINUM

4 SPAM REGIONAL CATATAN :
PADA SPAM REGIONAL ADA TAMBAHAN RESERVOIR OFF TAKE. PADA SPAM REGIONAL UNIT DISTRIBUSI DAN UNIT PELAYANAN SPAM PERKOTAAN, MERUPAKAN SATU UNIT PELAYANAN SEBAGAI CONTOH : GAMBAR SKEMATIK SPAM REGIONAL DUROLIS DI BAWAH INI. UNIT PELAYANAN UNIT DISTRIBUSI

5 SISTEM TRANSMISI DAN UNIT DISTRIBUSI
Sistem transmisi meliputi sistem perpipaan transmisi air baku dan dan sistem perpipaan transmisi air minum Sistem transmisi air baku berfungsi mengalirkan air dari sumber air ke Unit Produksi/IPA atau mengalirkan air minum ke reservoir distribusi bila kualitas air sudah memenuhi persyaratan kualitas air minum. Sistem transmisi air minum berfungsi mengalirkan air dari reservoir produksi ke reservoir distribusi Unit distribusi air berfungsi mengalirkan air minum terkirim secara merata (Kualitas, Kuantitas, Kontinuitas dan Tekanan) dari reservoir distribusi ke seluruh wilayah pelayanan

6 HAL YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENENTUAN JALUR PERPIPAAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI
Jalur pipa diupayakan sependek mungkin dengan menghindari jalur yang mengakibatkan konstruksi sulit dan mahal, seperti mengurangi jalur yang harus membangun jembatan, perlintasan jalan, perlintasan dengan infrastruktur lainnya, jalan kereta api dan lain-lain Jalur pipa harus mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaan Menghindari perbedaan elevasi yang terlalu tinggi, ataupun head pompa yang terlalu tinggi dalam sistem perpompaan, yang mengakibatkan kebutuhan klas pipa dan aksesories yang lebih tinggi. Perletakan reservoir distribusi yang dekat dengan wilayah pelayanan Bangunan penunjang dalam jalur perpipaan: Bak Pelepas Tekan (BPT) pada sistem pengaliran gravitasi Stasion Booster (untuk menambah tekanan pada sistem perpompaan) Jembatan pipa Syphon (perlintasan di bawah sungai / saluran) Thrust Block dan lain - lain

7 GAMBAR TYPICAL JEMBATAN PIPA

8 PERLETAKAN PERLENGKAPAN PERPIPAAN (i)
Perletakan perlengkapan penunjang yang penting dalam jalur perpipaan transmisi dan distribusi : Katup / Valve Katup Udara (Air Valve) Katup Penguras (Wash Out / Blow Off) Sistem Pengaliran Secara Gravitasi

9 PERLETAKAN PERLENGKAPAN PERPIPAAN (ii)
Katup / Valve : Katup berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air dalam pipa, dipasang pada : Lokasi ujung pipa tempat aliran air masuk atau aliran air keluar; Setiap percabangan; Pipa outlet pompa; Pipa penguras atau wash out Tipe katup yang dapat dipakai pada jaringan pipa distribusi adalah Katup Gerbang (Gate Valve) dan Katup kupu-kupu (Butterly Valve). Katup Udara (Air Valve) : Dipasang pada titik tertinggi di sepanjang pipa distribusi, di jembatan pipa dan pada jalur lurus setiap jarak tertentu. Katup Penguras (Wash Out / Blow Off) Dipasang pada tempat-tempat yang relatif rendah sepanjang jalur pipa, ujung jalur pipa yang mendatar dan menurun dan titik awal jembatan.

10 CONTOH TYPICAL PEMASANGAN GATE/BUTTERFLY VALVE

11 CONTOH TYPICAL PEMASANGAN AIR VALVE

12 CONTOH TYPICAL WASH OUT UNTUK DAERAH RAWA
FLANGE ADAPTOR PVC PVC GATE VALVE

13 KRITERIA DESIGN PERPIPAAN TRANSMISI
PIPA TRANSMISI Hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan perpipaan adalah kaitan antara kekuatan pipa dengan tekanan pada pada pipa. v (kecepatan dalam pipa) PVC antara 0.3 – 4.5 meter/detik; HDPE antara 0,3 – 3 meter/detik Steel dan DCIP antara 0,3 – 6 meter/detik (disarankan kecepatan antara 0,3 – 1 meter/detik) Tekanan pada pipa antara 10 – 60 meter, pada sistem perpompaan. Sehingga beban energi tidak terlalu tinggi, tidak memerlukan pipa dengan bahan yang lebih tebal yang akan mengurangi kapasitas aliran dengan nominal diameter yang sama Untuk sistem gravitasi diperlukan BPT (Bak Pelepas Tekan) bila tekanan > 70 meter untuk pipa PVC dan HDPE atau disesuaikan dengan spesifikasi teknis pipa. Sedangkan untuk pipa Steel dan DCIP diperlukan BPT bila tekanan > 100 meter. Perhitungan dimensi pipa transmisi menggunakan QMD : Fmd = ( 1.1 – 1.3 ) ; Fmd = Faktor Max Day = Faktor Maksimum Harian Qmd= Fmd x Qrata2 Qmd = Qmax day = Qmaksimum harian

14 SISTEM PENDISTRIBUSIAN AIR
Sistem Pengaliran Sistem Jaringan (Pola pendistribusian) Sistem Waktu Pengaliran Sistem Perpipaan Sistem pengaliran air minum pada Sistem distribusi sangat tergantung kondisi topografi wilayah pelayanan dan lokasi IPA Sistem distribusi secara gravitasi : Bila daerah pelayanan di bawah dari lokasi IPA dan Reservoir Distribusi Sistem distribusi secara pemompaan : Bila wilayah pelayanan datar Kombinasi sistem gravitasi dengan sistem perpompaan Sistem Jaringan atau Pola Pendistribusian Air : Sistem Loop : Sistem Jaringan Distribusi Tertutup Sistem Bercabang Gabungan Sistem Loop dan Bercabang Sistem Perpipaan : Jaringan Distribusi Utama (Primer) : adalah rangkaian pipa distribusi yang membentuk zona distribusi Jaringan Distribusi Pembawa (Sekunder) adalah jalur pipa yang menghubungkan antara jaringan pipa primer dengan sel utama Jaringan Distribusi Pembagi (Tertier) Jaringan Distribusi Layanan Sistem Waktu Pengaliran : Sistem Continuous : Pengaliran kontinyu atau terus menerus selama 24 jam Sistem Intermitten : Pengaliran dengan pengaturan waktu, misal pagi 2 – 4 jam : malam 2 – 4 jam

15 KRITERIA DESIGN PERPIPAAN DISTRIBUSI
v (kecepatan dalam pipa) PVC antara 0.3 – 4.5 meter/detik; hdpe antara 0,3 – 3 meter/detik Steel dan DCIP antara 0,3 – 6 meter/detik (disarankan kecepatan antara 0,3 – 2 meter/detik) Tekanan yang diinginkan minimum 5 m di titik tapping sambungan pelanggan, maksimum 60 meter pada sistem distribusi. Namun disarankan tekanan pada sistem antara 15 – 40 meter untuk mencegah kebocoran dan juga penggunaan energi yang lebih rendah. Perhitungan dimensi pipa distribusi menggunakan QPH : Fph = ( 1.5 – 3 ) Fph = Faktor peak hour = faktor jam puncak Gunakan Rumus Hardy Cross Program yg biasa digunakan : Epanet 2.0, Alied, UNDP, Watercad dan lain –lain C pipa baru = 120 – 140 (faktor kekasaran pipa) C pipa lama = 100 – 110 (faktor kekasaran pipa) Qph= Fph x Qrata2 Qph = Qpeak hour = Qjam puncak

16 DEBIT YANG DIGUNAKAN DALAM PERHITUNGAN PIPA
AIR BAKU PELAYANAN PIPA TRANSMISI AIR BAKU IPA R PIPA TRANSMISI AIR MINUM PIPA DISTRIBUSI Qjpuncak Qmd PIPA DISTRIBUSI Qmd Qjpuncak

17 RESERVOIR PENGUAT (BOOSTER)
RESERVOIR DISTRIBUSI Fungsi Reservoir : Kebutuhan air pada saat jam puncak dapat terpenuhi oleh sistem Tetap tersedia aliran air dalam sistem pada saat terjadi kegagalan atau penghentian operasi instalasi pengolah, pemadaman listrik Menyediakan air untuk kebutuhan pemadaman kebakaran dan kebutuhan darurat lainnya. PENEMPATAN RESERVOIR : Lokasi sedekat mungkin dengan pusat wilayah pelayanan Reservoir ditempatkan pada lokasi tertinggi pada wilayah pelayanan yang memungkinkan dengan pengaliran secara gravitasi Pada wilayah pelayanan yang cukup jauh dari reservoir distribusi, yang mengakibatkan tekanan pada sistem melebihi 60 meter, dapat digunakan reservoir booster yang dekat dengan wilayah pelayanan Tinggi reservoir distribusi pada sistem gravitasi, ditentukan berdasarkan perhitungan hidrolis jaringan pipa distribusi. Tinggi muka air minimum, merupakan muka air reservoir rencana. Volume Reservoir Distribusi : Volume = ( %) x Qmd/1000 x m3 RESERVOIR PENGUAT (BOOSTER) Fungsi Reservoir Booster adalah untuk menaikkan tekanan berdasarkan pertimbangan teknis : Jarak Jalur Pipa Terjauh Kondisi Topografi Kemiringan hidrolis maksimum pipa akan digunakan. Kemiringan Hidrolis berkisar antara 2 – 4 meter/

18 Reservoir Menara Reservoir Beton Reservoir Tangki

19 CONTOH SKEMATIK SISTEM EKSISTING
Pipa Transmisi Air Baku Pipa Distribusi Utama

20 Apa yang dimaksud dengan Kebutuhan air ?
Faktor penentu dalam membuat perencanaan secara keseluruhan termasuk Unit Transmisi Dan Distribusi adalah Mengetahui KEBUTUHAN AIR Apa yang dimaksud dengan Kebutuhan air ? Kunci untuk penyediaan air adalah mengerti tentang : Kebutuhan Pelanggan dan Calon Pelanggan Kebutuhan Sistem (Air Baku - Produksi - Transmisi - Distribusi)

21 KEBUTUHAN AIR KEBUTUHAN PELANGGAN / KONSUMEN
Jumlah Penduduk Yang akan dilayani Pola Pemakaian Air Yang Terkait Taraf Hidup (Kesejahteraan) Domestik (non-niaga) : Kebutuhan Perkapita x Jumlah Penduduk Non-Domestik : tergantung jenis pelanggan (niaga, industri, institusi pendidikan, perkantoran, dll. Fasilitas Umum : terutama untuk menyiram taman kota dan Hidran Pemadam Kebakaran PROYEKSI KEBUTUHAN AIR Pertumbuhan Penduduk Perubahan Pola Pemakaian Air Jumlah Air Terjual Jumlah Air Didistribusikan Jumlah Air Diproduksi Jumlah Air Baku

22 KEBUTUHAN STANDAR PEMAKAIAN AIR
Jenis Kebutuhan Kategori Kota I II III IV V 1. Rumah Tangga (l/org/hari) 200 175 150 120 100 2. Konsumsi Hidran Umum (l/org/hari). 60 40 30 3. Sisa Tekanan di Jaringan terjauh (m). 10 5 4. Jam Operasi 24 5. Cakupan Pelayanan (%) 80 I = Kota Metropolitan : (penduduk > ) II = Kota Besar : – III = Kota Sedang : – IV = Kota Kecil : – V = Kota Pedesaan : < Catatan : Dalam membuat proyeksi kebutuhan air, ada data DRD (Data Rekening Ditagih) PDAM, maka gunakan data DRD sebagai acuan pemakaian/kebutuhan air eksisting

23 KUNCI PENTING DALAM MENENTUKAN KEBUTUHAN AIR DAERAH PERENCANAAN
Pola pemakaian air suatu daerah dapat diketahui dari pengelola air di daerah tersebut (PDAM), serta juga wawancara langsung dengan masyarakat. DRD selama 5 tahun terakhir, yang menunjukkan pola konsumsi air yang terdiri dari pelanggan rumah tangga, sosial, niaga dan non domestik lainnya dapat dijadikan acuan awal untuk menentukan proyeksi kebutuhan air

24 KEBUTUHAN AIR PADA SISTEM
KEBUTUHAN SISTEM Kapasitas Intake & transmisi air baku = Kapasitas Produksi + Kehilangan air untuk operasional unit produksi Kapasitas Unit Produksi = [ Kebutuhan Pelanggan + Kebocoran ] * faktor pemakaian maksimum harian (maximum day) Kapasitas Transmisi air minum = Kapasitas Rata2 * faktor maksimum harian (maksimum day) Kapasitas Distribusi air minum = Kapasitas Rata2 * faktor pemakaian jam puncak (peak flow)

25 CONTOH KEBUTUHAN AIR SPAM REGIONAL
Bila sudah ada pengelola air atau PDAM, maka : Data konsumsi air 5 tahun terkahir dapat diminta ke PDAM. Data Produksi dan Distribusi Air 5 tahun Data fasilitas lainnya Dari data BPS didapat : Data penduduk dan data jiwa per KK Data niaga, fasilitas pendidikan dan lain-lain. Dapat dianalisa kapasitas sistem eksisting, sehingga kebutuhan masing – masing kabupaten/kota dapat dihitung PELAYANAN Eksisting Kab/Kota A Jumlah Penduduk Jumlah Pelanggan Pemakaian Air Pelanggan/Tahun Qr, Qmd, Qph Rencana Kab/kota A Res. offtake Qjpuncak Qmd AIR BAKU Kab/kota B IPA R Res. offtake Qmd Qmd Qjpuncak Kab/kota C Res. offtake

26 CONTOH MEMBUAT PROYEKSI KEBUTUHAN AIR

27 KAPASITAS SISTEM TRANSMISI & DISTRIBUSI
SPAM REGIONAL ABC KEBUTUHAN SISTEM Kapasitas pipa transmisi air baku SPAM REG ABC Kapasitas Pipa Transmisi/Jaringan Distribusi Utama Volume Reservoir Off take Kab/Kota A, B dan C Volume Reservoir Booster Kab/Kota A, B dan C, bila diperlukan Booster Kapasitas Sistem Distribusi = Kapasitas Rata2 * faktor pemakaian jam puncak (peak flow)

28 PERHITUNGAN DIMENSI PIPA
Q (m3/det) = 0, C . D2,63 . S0,54 S = H / L L Titik A Titik B Hs Q = Debit Air (m3/det) C = Koefisien Kekasaran Pipa D = Diameter Pipa (m) H = Kehilangan Tekanan (m) L = Panjang Pipa (m)

29 Hltotal = Hpipa + Hs + Hlaksesoris
KEHILANGAN TEKANAN PADA PIPA (HEAD LOSS MAYOR) DAN PADA AKSESORIES (HEAD LOSS MINOR) KEHILANGAN TEKANAN PADA PIPA (HEAD LOSS MAYOR) L Q1,85 H = 1,214 x 1010 C1,85 D4,87 dimana : H = Kehilangan tekanan (m) L = Panjang pipa (m) Q = Debit air (liter/detik) D = Diameter dalam pipa (mm) C = Koefisien kekasaran pipa. KEHILANGAN TEKANAN PADA AKSESORIES (HEAD LOSS MINOR) Hl = k v2/2.g K= konstanta (tergantung aksesories, tabel k) v = kecepatan air pada pipa g = percepatan gravitasi, 9,81 m/det2 Pendekatan : Hl = (10% - 30%) dari kehilangan tekanan pipa TOTAL KEHILANGAN TEKANAN Hltotal = Hpipa + Hs + Hlaksesoris

30 BAHAN PIPA (i) Bahan pipa yang digunakan harus memenuhi persyaratan teknis SNI, British Standar atau standar lain yang juga diakui di Indonesia. Penentuan bahan pipa harus memperhatikan kondisi tanah pada jalur pemasangan pipa Standard Pipa PVC JIS K 6741:2000 Aksesories JIS K 6742:2000 SNI Standard Pipa HDPE SNI / iso Standard Pipa Black atau Galvanized Welded Steel Pipe BS Standard Pipa Steel SNI , SII , JIS G 3452, JIS G 3457

31 BAHAN PIPA (ii)

32 BAHAN PIPA (iii) SIZE CARBON STEEL1

33 BAHAN PIPA (iv) SIZE CARBON STEEL2

34 BAHAN PIPA (v) Standard Pipa Steel Spiral Welded AWWA C 200
Internal coating Cement AWWA C 205; internal coating liquid epoxy iso 15741 External coating Liquid Epoxy AWWA C 210; ISO 12944 External coating Coaltar Enamel AWWA C 203; BS 4147 External coating Polyethylene and Polyproylene ISO ; ISO

35 BAHAN PIPA (vi) Standard Pipa DCIP ISO 2531, BS EN 545, EN598
Internal coating Cement ISO 4179 External Zinc dan Bitumen ISO 8179, ISO 8180

36 PEMILIHAN PIPA YANG EKONOMIS
Perhitungan dengan menggunakan beberapa alternatif perhitungan dimensi pipa, dengan melihat aspek: Nominal Diameter Nominal Tekanan atau klas pipa Tekanan Harga Pipa Banyak kasus terjadi kesalahan karena perencana menghitung diameter nominal, tanpa melihat ketebalan pipa terutama untuk pipa pvc dan hdpe, yang cukup tebal terhadap diameter nominalnya, sehingga sangat berpengaruh terhadap kapasitas ataupun kehilangan tekanan pada pipa

37 Outside Diameter (OD) Pipa (mm)
Pipa Alternatif 1 ND..... Item Perhitungan Outside Diameter (OD) Pipa (mm) PN 12,5 PN 10 PN 8 PN 6,3 ND Tebal Pipa (mm) - ID Pipa (mm) ID = ND Luas ID Pipa (m2) Panjang Jalur Pipa (m) Head Statis (m) HL Pipa (m) HL Aksesoris Pipa (m) Sisa Tekan (m) Total Head (m) Harga Pipa (Rp/m)

38 Outside Diameter (OD) Pipa (mm)
Pipa Alternatif 2 ND..... Item Perhitungan Outside Diameter (OD) Pipa (mm) PN 12,5 PN 10 PN 8 PN 6,3 ND Tebal Pipa (mm) - ID Pipa (mm) ID = ND Luas ID Pipa (m2) Panjang Jalur Pipa (m) Head Statis (m) HL Pipa (m) HL Aksesoris Pipa (m) Sisa Tekan (m) Total Head (m) Harga Pipa (Rp/m)

39 LAPORAN RENCANA TEKNIS RINCI SISTEM TRANSMISI DAN DISTRBUSI
DAFTAR ISI LAPORAN RENCANA TEKNIS RINCI SISTEM TRANSMISI DAN DISTRBUSI BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB III KONDISI EKSISTING SPAM DI TIAP KABUPATEN/KOTA BAB IV KRITERIA PERENCANAAN BAB V PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BAB VI ANALISA DAN EVALUASI SISTEM BAB VII USULAN SISTEM BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA

40 PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
DAN DATA PRIMER

41 PENGUMPULAN DATA (i) DATA SEKUNDER :
Peta – peta yang didapat digunakan sebagai bahan acuan awal untuk mengenal wilayah yang akan menjadi wilayah perencanaan. Data kependudukan dan sosial ekonomi diperlukan dalam perencanaan zona atau blok pelayanan yang belum ada dalam Studi Kelayakan SPAM Regional maupun SPAM Kabupaten/Kota Data Kondisi SPAM eksisting yang didapat akan memberi informasi mengenai kondisi dan permasalahan PDAM saat ini pada unit transmisi dan distribusi. Sedangkan pemakaian air pelanggan (DRD/Data Rekening Ditagih) akan membantu dalam perencanaan pembuatan zona maupun blok pelayanan yang efektif.

42 PETA SPAM KOTA X

43 PENGUMPULAN DATA (ii) DATA PRIMER :
Survey ke sistem eksisting dilakukan sebelum melakukan pengukuran topografi pada jalur pipa transmisi, pipa distribusi dan lokasi – lokasi penempatan bangunan reservoir, rumah pompa dan lainnya. Survey topografi dilakukan untuk mengetahui beda tinggi antara sumber ke unit produksi dan wilayah pelayanan; jalur pipa transmisi dan distribusi; potongan melintang jalur pipa dan rencana tapak bangunan Survey penyelidikan tanah diperlukan untuk mengetahui karakteristik tanah maupun struktur tanah yang diperlukan dalam menghitung struktur bangunan Survey sumber daya energi diperlukan untuk mengetahui ketersediaan dan kondisi sumber daya energi yang ada Survey ketersediaan bahan – bahan konstruksi maupun elektrikal di daerah setempat.

44 DATA YANG DIPERLUKAN DALAM RANCANGAN TEKNIS TERINCI PERPIPAAN
HASIL SURVEY DAN PENGKAJIAN POTENSI DAN KEBUTUHAN AIR MINUM HASIL SURVEI DAN PENGKAJIAN TOPOGRAFI : PETA SITUASI RENCANA JALUR PIPA TRANSMISI SKALA 1 : 1000 POTONGAN MEMANJANG RENCANA JALUR PIPA , SKALA VERTIKAL 1 :100; SKALA HORISONTAL 1 :1000 POTONGAN MELINTANG RENCANA JALUR PIPA SKALA 1 : 100 PETA SITUASI BANGUNAN PERLINTASAN SKALA 1 : 100 DENGAN INTERVAL 1 KETINGGIAN 1 METER

45 TERIMA KASIH


Download ppt "RENCANA TEKNIS TERINCI (DED) SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google