Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ISU STRATEGIS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ISU STRATEGIS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN"— Transcript presentasi:

1 ISU STRATEGIS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN
NONO RUSONO PERENCANA AHLI UTAMA Direktorat Pangan dan Pertanian, Kementerian PPN/BAPPENAS Dalam Rangka Rapat Pleno Dewan Ketahanan Pangan Jawa Barat Bandung, 17 Desember 2018

2 Pentahapan Pembangunan RPJPN 2005-2025:
RPJMN Sebagai Tahap KE IV Dalam RPJPN Visi Pembangunan INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetititf di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat Memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas SDM termasuk pengmbangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian Menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang yang ditujukan untuk menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis dan yang tingkat kesejahteraan rakyatnya meningkat RPJM I ( ) RPJM II ( ) RPJM III ( ) RPJM IV ( ) TIGA KATA KUNCI: Struktur Perekonomian yang Kokoh Keunggulan Kompetitif Wilayah SDM Berkualitas Dievaluasi pencapaiannya Acuan dalam penyusunan Background Study (UU No.17 Tahun 2007)

3 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
Konvergensi antara RPJMN, NAWA CITA, dan SDGs RPJMN memiliki konvergen dengan Nawa Cita dan SDGs dimana tujuan global sebagian besar telah tercermin dalam agenda Nasional. Merefleksikan target SDGs dalam kebijakan nasional dan membuat SDGs muncul secara eksplisit dalam tindakan kebijakan nasional merupakan upaya yang perlu dilakukan untuk memperkuat konvergensi ini. Sustainable Development Goals 1 2 3 4 5 Menghapus Kemiskinan Mengakhiri Kelaparan Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan Pendidikan Bermutu Kesetaraan Gender 6 7 8 9 10 11 Akses Air Bersih dan Sanitasi Energi Bersih dan Terjangkau Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi Infrastruktur, Industri dan Inovasi Mengurangi Ketimpangan Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan 12 13 14 15 16 17 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab Penanganan Perubahan Iklim Menjaga Ekosistem Laut Menjaga Ekosistem Darat Perdamaian Keadilan Kelembagaan yang Kuat Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan

4 SASARAN RPJMN IV (2020 2024) Tujuan RPJM 2020-2024 ke-4
Sasaran RPJMN Tahap IV ( ) dikelompokkan dalam 3 (tiga) pilar sebagai berikut: Tujuan RPJM ke-4 Struktur Perekonomian makin maju dan kokoh dengan daya saing perekonomian yang kompetitif Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang :  Mandiri,  Maju,  Adil dan makmur Struktur Perekonomian yang Kokoh; Keunggulan Kompetitif Wilayah; SDM Berkualitas. Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat Terjaganya daya dukung dan daya tampung lingkungan Kelembagaan politik dan hukum

5 I. PENDAHULUAN Peranan Penting Ketahanan Pangan dan Pertanian Dalam Pembangunan nasional Modal utama dalam pembangunan ekonomi dan sosial : penyedia pangan nasional, pertumbuhan dan stabilisasi ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan membantu peningkatan kualitas SDM Ketahanan Pangan : Availability, Accesibility, dan Utility UU No. 18/2012 Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Fokus Pembangunan Sektor Unggulan Pangan dan Pertanian Melanjutkan pencapaian target RPJMN (Nawacita); Menjadi komponen utama dalam membangun perekonomian kokoh yang berdasarkan keunggulan di berbagai wilayah dengan didukung SDM berkualitas dan berdaya saing KETAHANAN PANGAN “Kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan” KEMANDIRIAN PANGAN “Kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat” KEDAULATAN PANGAN “Hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal”

6 II. ISU STRATEGIS PANGAN DAN PERTANIAN
Kebutuhan penyediaan pangan terus meningkat jumlah dan kualitasnya, dan Beberapa Pangan Pokok sebagian dipenuhi dari Impor dan terus meningkat Alih fungsi lahan pertanian produktif dan perluasan areal pertanian sangat lambat; Ketersediaan air untuk mendukung pangan dan pertanian masih belum cukup dan semakin terbatas : 1) persaingan kebutuhan antar sektor, 2) gangguan pada sumber-sumber air, dan 3) kerusakan pada infrastruktur pendukungnya; Terjadi Persaingan penggunaan lahan dan produk pertanian untuk pangan dengan untuk kebutuhan sektor lain terutama untuk bioenergi. Konsumsi pangan olahan semakin meningkat seiring peningkatan ekonomi masyarakat  membutuhkan pasokan bahan baku dan energi (listrik dan bahan bakar). Subsidi input produksi (pupuk, benih dan bantuan alsintan) belum efektif dalam peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani nelayan. Aksesibilitas Masyarakat terhadap Pangan Masih Sering Terganggu – Akibat Gejolak Harga dan Harga Pangan Relatif Tinggi Beberapa komoditi pangan utama cukup rentan terhadap gejolak harga  sebagian pasokannya tergantung impor. Pada hari-hari raya dan tahun politik, sering muncul gangguan ketidakstabilan harga pangan. Cadangan Pangan Pemerintah terbatas jenis dan jumlahnya Kualitas Konsumsi Pangan Masyarakat - Kekurangan gizi dan Malnutrisi Asupan energi dan protein masih belum mencukupi terutama pada kelompok masyarakat miskin. Daya saing produk pertanian masih rendah Defisit neraca perdagangan untuk komoditi pertanian  impor bahan baku untuk industri pangan meningkat terus (kedelai, gula dan tepung gandum); Andalan ekspor masih bertumpu pada kelapa sawit  harga di pasar internasional turun. Kesempatan kerja di perdesaan semakin sulit dan generasi muda di perdesaan semakin tidak berminat kerja di sektor pertanian. Petani dan nelayan belum sejahtera Subsidi dari negara belum secara langsung dapat meningkatkan pendapatan petani dan nelayan; Belum ada lembaga keuangan formal yang dapat mendukung usaha petani skala kecil; Kesenjangan di perdesaan semakin meningkat.

7 2.1 KONDISI SAAT INI BIDANG PANGAN DAN PERTANIAN
PRODUKSI PERTANIAN NERACA PERDAGANGAN KOMODITI PERTANIAN TANPA PERKEBUNAN Harga Komoditas Strategis Catatan: Produksi Padi dalam bentuk Gabah Kering Giling (GKG); 2) Produksi gula dalam bentuk Gula Kristal Putih (GKP) Rp/Kg KUALITAS KONSUMSI DAN HARGA PANGAN SHARE PDB DAN TENAGA KERJA Produksi dan harga Beras Jagung Kedelai Daging Sapi +1,97%

8 HARGA BERAS PASAR TRADISIONAL (Rp/kg)
Harga beras rata-rata bulanan di pasar tradisional relatif stabil selama ini. Namun demikian, pada posisi 30 Oktober 2018, harga tinggi dilaporkan terjadi di Sumbar, Kepri dan Maluku Utara.

9 HARGA BAWANG MERAH PASAR TRADISIONAL (Rp/kg)
Sejak Juli 2018, harga rata-rata bawang merah cenderung menurun. Pada posisi 30 Oktober 2018, tingkat harga yang tinggi masih dilaporkan terjadi di Papua, dan Maluku Utara.

10 HARGA TELUR AYAM PASAR TRADISIONAL (Rp/kg)
Trend penurunan harga daging ayam dan telur ayam terjadi sejak Juli 2018. Namun demikian, pada posisi 30 Oktober 2018, harga tinggi telur ayam dilaporkan terjadi di Papua dan Maluku Utara.

11 POLA PRODUKSI GABAH/PADI BULANAN 2018
Berdasarkan metode KSA, perkiraan luas panen dan produksi padi bulan Okt-Des akan lebih rendah daripada bulan-bulan sebelumnya.

12 PERKIRAAN POSISI PRODUKSI-KONSUMSI BERAS BULANAN 2018
Dengan perkiraan luas panen dan produksi tersebut, maka bulan Okt-Des diperkirakan akan terjadi defisit antara produksi dan konsumsi beras nasional.

13 KORELASI HARGA DAN PRODUKSI GABAH BULANAN
Selama ini, pergerakan harga gabah berkorelasi negatif terhadap pergerakan produksi. Dengan perkiraan penurunan produksi dan defisit, maka pada Okt-Des diperkirakan akan terjadi potensi kenaikan harga beras.

14 -8,33%

15 2.3 POTRET PENETAPAN LP2B DALAM RTRW
Kab yang menetapkan LP2B dan atau LCP2B Sawah Audit (ha) Selisih (ha) (NEGATIF) Jumlah Kab Luas LP2B (ha) 222 ,91 SKALA PETA RTRW 1: DAN BELUM ADA SPASIAL LP2B DI RTRW lahan sawah di 236 Kab/Kota tidak menetapkan LP2B DARURAT ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH Bagaimana mewujudkan Peta LP2B yang operasional dalam Pengendalian Alih Fungsi Lahan

16 APAKAH KONSUMSI PANGAN MASYARAKAT SUDAH CUKUP?
Intak kalori (1.949 kkal/kap/hari) vs Rekomendasi (2.150 kkal/kap/hari) Vs Ketersediaan >2.800 kkal/kap/hari Intak protein (56.6 gram/kap/hari) Rekomendasi (57,0 gram/kap/hari) On the nutrition aspect of Indonesian people dietary shows food security is also alarming. Indonesia faces some persisten problems on nutrition status (Global Nutrition Report, 2014). Some of the indicators were provided in this slide such as: Calorie intake (1,949 kcal/cap/day), below recomended rate (2,150 kcal/cap/day); Protein intake (56.6 gram/cap/day), below recomended rate (57.0 gram/cap/day); Under nourishment 9% of total population (2013); Stunting of children under five: 37.2%; Under nourishment of children under five 13.9%; Obesity: children under five 11.9%; adult %; Regional disparities: 14 most vulnerable districts on food security are located in Papua. Although per capita rice consumption tends to decrease, we estimate that the total rice consumption is still large. In the future, it will be difficult to fulfill the national demand of Rice consumption to meet the recommended national population calorie intake

17 APAKAH KONDISI GIZI KITA BAIK?
Under nourishment DEWASA: 9% Stunting BALITA: 37.2% Under nourishment BALITA: 13.9% Obesitas BALITA: 11.9%; DEWASA: 28.9% On the nutrition aspect of Indonesian people dietary shows food security is also alarming. Indonesia faces some persisten problems on nutrition status (Global Nutrition Report, 2014). Some of the indicators were provided in this slide such as: Calorie intake (1,949 kcal/cap/day), below recomended rate (2,150 kcal/cap/day); Protein intake (56.6 gram/cap/day), below recomended rate (57.0 gram/cap/day); Under nourishment 9% of total population (2013); Stunting of children under five: 37.2%; Under nourishment of children under five 13.9%; Obesity: children under five 11.9%; adult %; Regional disparities: 14 most vulnerable districts on food security are located in Papua. Although per capita rice consumption tends to decrease, we estimate that the total rice consumption is still large. In the future, it will be difficult to fulfill the national demand of Rice consumption to meet the recommended national population calorie intake

18 APAKAH KONDISI GIZI KITA BAIK?
Kasus stunting di Indonesia lebih buruk dibandingkan negara-negara berpendapatan rendah (misal: Liberia dan Kamboja) Sumber: WDI, 2015

19 Kualitas dan Keamanan Pangan Menentukan Skor Global Food Security Index Indonesia Rendah
Masalah Keamanan dan Mutu pangan Selain Dapat Menjadi Salah Satu Penyebab Stunting, Tepai Indonesia juga Memiliki Skor Global Food Security Index Yang Rendah Akibat Kedua Faktor Tersebut. Berdasarkan Global Food Security Index, pada tahun 2014 Indonesia berada pada ranking ke 72 dari 109 negara dengan skor 46,5. Pada tahun 2017 rankingnya meningkat berada pada urutan ke 69 dari 113 negara dengan skor 51,3. Skor tersebut : Affordability 50,8 Availability 54,4 Quality and Safety 44,1. Skor yang paling rendah adalah pada komponen kualitas dan keamanan konsumsi pangan, dan disusul Affordability, dan Availability.

20 III. SASARAN SASARAN INDIKATOR Tercapainya Target Penyediaan Pangan Pokok dari Produksi Dalam Negeri (95% kecuali gandum) Tercapainya stabilitas harga pangan yang ditandai dengan rendahnya inflasi dari bahan pangan dan gejolak harga pangan utama Membaiknya kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat yang ditandai dengan tercapainya angka kecukupan energi dan skor pola pangan harapan, serta berkurangnya kasus kekurangan gizi dan kelaparan (stunting, prevalence of undernourish, prevalence of malnutrition) Meningkatnya produktivitas pertanian dan ekspor produk pertanian, neraca perdagangan pertanian surplus, serta semakin berkembangnya agroindustri di perdesaan. Meningkatnya pendapatan petani dan nelayan menuju kesejahteraan, dan kesenjangan di perdesaan menurun. >90-95% dari produksi dalam Negeri Impor pangan menurun Tingkat Harga Pangan Pokok Murah Inflasi Pangan kurang dari 5% Skor PPH > 90 Kasus Stunting Balita dan baduta Menurun Kasus prevalensi of undernourished, kerawanan pangan, dan prevalensi malnutrisi anak menurun Nilai dan Volume Ekspor pertanian dan perikanan meningkat dan neraca perdagangannya surplus Produktivitas pertanian dan perikanan meningkat; Meningkatnya lapangan kerja di perdesaan terutama bagi generasi muda Tingkat pendapatan Petani dan nelayan meningkat *) Nilai Tukar Petani tidak bisa digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan petani Tingkat pendidik dan kesehatan petani dan nelayan meningkat. Gini ratio di perdesaan.

21 IV. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Membangun Kemandirian dalam Penyediaan Pangan Pokok Meningkatkan Aksesibilitas dan Kualitas Konsumsi Pangan Masyarakat Menghasilkan Produk Pertanian dan Perikanan Berdaya saing dengan Produktivitas Tinggi Menjaga Harga Pangan Pokok Terjangkau dan Terkendali Tingkat Harga Pangan Pokok Murah Inflasi Pangan kurang dari 5% Skor PPH > 90 Kasus Stunting Balita dan baduta Menurun Kasus prevalensi of undernourished, kerawanan pangan, dan prevalensi malnutrisi anak menurun Ekspor pertanian dan perikanan meningkat dan neraca perdagangannya surplus Produktivitas pertanian dan perikanan meningkat >90-95% dari produksi dalam Negeri Impor pangan menurun 1 2 3 4 5 Mewujudkan Kesejahteraan Petani dan Nelayan Tingkat pendapatan Petani dan nelayan meningkat *) Nilai Tukar Petani tidak bisa digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan petani Tingkat pendidik dan kesehatan petani dan nelayan meningkat.

22 DUKUNGAN SEKTOR UNGGULAN BIDANG PANGAN DAN PERTANIAN YANG RELEVAN DENGAN TEMA RPJMN 2020-2024
Ekonomi yang Kokoh Berlandaskan Keunggulan Kompetitif Di Berbagai Wilayah yang Didukung SDM Berkualitas dan Berdaya Saing Kemandirian Pangan dengan Hasil Pertanian dan Perikanan yang Berdaya Saing dan Didukung Peningkatan Produktivitas Secara Berkelanjutan Mandiri dalam Penyediaan Pangan Pokok Aksesibilitas dan Kualitas Konsumsi Pangan Masyarakat Meningkat Hasil Pertanian dan Perikanan Berdaya saing dengan Produktivitas Tinggi Harga Pangan Pokok Terjangkau dan Terkendali Tingkat Harga Pangan Pokok Murah Inflasi Pangan kurang dari 5% Skor PPH > 90 Kasus Stunting Balita dan baduta Menurun Kasus prevalensi of undernourished, kerawanan pangan, dan prevalensi malnutrisi anak menurun Ekspor pertanian dan perikanan meningkat dan neraca perdagangannya surplus Produktivitas pertanian dan perikanan meningkat Lapangan kerja di perdesaan semakin meningkat >90-95% dari produksi dalam Negeri Impor pangan menurun 1 2 3 4 5 Kesejahteraan Petani dan Nelayan Tingkat pendapatan Petani dan nelayan meningkat *) Nilai Tukar Petani tidak bisa digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan petani Tingkat pendidik dan kesehatan petani dan nelayan meningkat.

23 TERIMA KASIH pertanian@bappenas.go.id

24 LAMPIRAN

25 SASARAN NAWACITA DALAM RPJMN 2015-2019 KEDAULATAN PANGAN
PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN POKOK STABILISASI HARGA BAHAN PANGAN PERBAIKAN KUALITAS KONSUMSI PANGAN DAN GIZI MASYARAKAT MITIGASI GANGGUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PELAKU USAHA PANGAN Pengendalian konversi lahan dan perluasan sawah baru 1 juta ha Pemanfaatan lahan bekas pertambangan 1000 Desa Mandiri Benih Pemulihan kualitas kesuburan lahan yang airnya tercemar 1000 desa pertanian organik Pencipataan sistem inovasi nasional Perluasan lahan kering 1 juta ha Pendirian unit perbankan untuk pertanian, UMKM, koperasi Peningkatan kemampuan petani, organisasi petani, dan pola hubungan pemerintah Pelibatan perempuan petani/pekerja Pencipataan daya tarik pertanian bagi TK muda Pengembangan inovasi teknologi melalui kerjasama swasta, pemerintah, dan PT Techno-science park Rehabilitasi 3 juta ha jaringan irigasi rusak dan bendungan Pembangunan 100 sentra perikanan/nelayan terpadu, termasuk pengembangan sistem logistik ikan (coldstorage) dan pengembangan sistem informasi bagi nelayan Penyediaan kapal pengangkut ternak Pemberantasan “mafia” impor Peningkatan akses dan aset petani melalui distribusi hak atas tanah petani dan land reform dan program penguasaan lahan terutama bagi petani gurem dan buruh tani Sertipikasi hak atas tanah nelayan dalam upaya peningkatan akses permodalan untuk pengembangan usaha

26 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI
Peningkatan Produktivitas, Mutu Hasil Pertanian Komoditi Andalan Ekspor, Potensial Ekspor dan Substitusi Impor Pengembangan industri pengolahan terutama di perdesaan serta peningkatan ekspor hasil pertanian Arah Kebijakan Revitalisasi perkebunan dan hortikultura rakyat . Peningkatan mutu, pengembangan standarisasi mutu hasil pertanian dan peningkatan kualitas pelayanan karantina pengawasan keamanan hayati . Peningkatan aksesibilitas petani terhadap teknologi, sumber-sumber pembiayaan, informasi pasar, dan pasar serta pengembangan infrastruktur pengolahan dan pemasaran. Pengembangan agroindustri perdesaan. Penguatan kemitraan antara petani dengan pelaku/pengusaha pengolahan dan pemasaran (eksportir). Akselerasi ekspor untuk komoditas-komoditas unggulan serta komoditas prospektif ekspor . Strategi


Download ppt "ISU STRATEGIS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google