Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Sharing pengelolaan database keanekaragamanhayati epass-bis

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Sharing pengelolaan database keanekaragamanhayati epass-bis"— Transcript presentasi:

1 Sharing pengelolaan database keanekaragamanhayati epass-bis
27 Februari 2018

2 epass bis Sistem Informasi Keanekaragaman Hayati

3 EPASS – BIODIVERSITY DATABASE
Output 1 Enhanced systemic and institutional capacity for planning and management of Sulawesi PA system. Activity Result 2 An island-wide system for biodiversity, key species and habitat condition monitoring established with science-based survey mechanisms, protocols for monitoring, robust biodiversity indicators and with all necessary tools and capacity installed within the Directorate of Biodiversity Conservation and partner organizations Target 3 Users across Sulawesi, Indonesia and beyond are able to upload to and access historic data on biodiversity and protected areas, generated by multiple sources, using a platform created by the project. Source: Prodoc Enhancing the Protected Area System in Sulawesi (EPASS), PART III: Project Results and Resource Framework (RRF)

4 EPASS PROBLEM ANALYSIS
Minimnya basis data Kehati yang dikelola secara sistematis Data yang ada tersebar di berbagai pihak Data tidak disintesis/diperbaharui secara berkala Keterbukaan data dan kemudahan akses terhadap informasi Minimnya basis data yang sistematis khususnya untuk daerah Sulawesi Data yang ada tersebar di berbagai pihak Data tidak disintesis/diperbaharui secara berkala melalui proses monitoring yang sistematis dan berbasis ilmu pengetahuan. Informasi Keanekaragaman Hayati harus tersedia secara terbuka dan dapat diakses oleh pengguna, meskipun beberapa data yang dikategorikan sensitif memerlukan beberapa tingkat penjagaan untuk dapat diakses Tujuan dibangunnya BIS secara umum adalah untuk meningkatkan akses terhadap data dan informasi keanekaragaman hayati Sulawesi khususnya untuk pengambil keputusan, peneliti dan pemangku kepentingan lainnya di dalam maupun di luar Indonesia.

5 EPASS BIS EPASS Biodiversity Information System = Portal Informasi + Database. Menyediakan informasi mengenai keadaan Taman Nasional di Sulawesi dan Keanekaragaman Hayati di dalamnya Sebagai sebuah basis pengetahuan keanekaragaman hayati, portal ini didukung oleh data-data yang didapat dari aktivitas pemantauan yang berjalan di area konservasi khususnya yang termasuk lingkup proyek EPASS yaitu Bogani Nani, Tangkoko dan Lore Lindu. picture

6 BIS PROJECT ROADMAP 2019-2020 2018 2017 2016 2015-2016 Implementasi
Analisa kebutuhan data Pengembangan BIS Pengumpulan data dari TN Pembentukan Tim Database Implementasi 2016 2017 2018

7

8 SUMBER DATA Field Monitoring TN Biodiversity Profile & Policy
Status Kehati meliputi distribusi, kondisi, populasi spesies, serta komponen struktural (e.g. vegetasi, air, tanah, atmosfer dan biota) ekosistem Taman Nasional; Transisi spesies, populasi, komunitas dan komponen struktural ekosistem Taman Nasional (timeframe); Analisa faktor lingkungan dan antropogenik utama yang mempengaruhi perubahan Kehati dan komponen struktural ekosistem Taman Nasional; Informasi spatial dari area yang perlu dimonitor berkaitan dengan ekologi (e.g area pemulihan, area rentan), dimana faktor-faktor lingkungan dan antropogenik memiliki dampak paling besar. Field Monitoring TN Biodiversity Profile & Policy Sumber informasi yang terdapat dalam basis data berasal dari kegiatan monitoring kehati yang, meliputi: Scientific Monitoring Laporan Patroli Lapangan Hasil Pengumpulan data-data skunder yang berkaitan dengan Sulawesi Scientific Monitoring

9 PORTAL EPASS Institutional Capacity
Policies, Legislations, Strategies And Programmes Protected Area Management Plan Protected Area Regulations Etc. Spatial Planning Arrangement for Sulawesi PA Representation of Low Land Forest Coverage Forest ecosystem types in Sulawesi’s PA Implementation of RBM Guidelines for Community engagement & Co-Management Related Trainings Data; Threats From Human Settlements Important Biodiversity, Ecological Degradation Populations Of Selected Threatened Indicator Species At Project Sites Rate Of Encroachment Areas In Target Pas Etc. Updated threats in project sites. Reporting System On Wildlife Trade Anti-poaching laws across Sulawesi by Design Data dalam protal EPASS BIS terdiri atas kelompok data berikut. (sesuai indikator project epass)

10 Profil Kawasan Konservasi Basis Data Spesies Basis Data Tumbuhan
Networks Partners Contact Us Home Profil Kawasan Konservasi Basis Data Spesies Basis Data Tumbuhan Ekosistem Kajian Monitoring Dokumen Lore Lindu Amfibi Daratan Permasalahan Kawasan Daftar Distribusi Spesies Publikasi Tangkoko Burung Perairan Tawar Masyarakat Sekitar Kawasan Status Perlindungan dan Keterancaman Pedoman Monitoring Ikan Perairan Laut Deskripsi Spesies Dilindungi dan Prioritas Regulasi Hukum Bogani Nani Berita Berdasarkan kebutuhannya BIS EPASS termasuk kategori Decission Support System yang diterjemahakan dalam bentuk sebuah portal informasi. Mamalia Reptil

11 Protokol pengelolaan EPASS-BIS

12 Basis data yang dikelola dengan baik dapat dimanfaatkan untuk membantu Bidang Teknis KSDA dalam tugas pokok pengelolaan kawasan hutan, terutama dalam ketersediaan/keterkinian data. Rencana Kerja Laporan Statistik UPT Laporan Triwulan Laporan Tahunan Laporan Pendataan Konservasi Ecosystem Health Index METT Scoring Indikator Populasi Satwa dll. Kebutuhan akan Tim Basis Data

13 TANTANGAN PENYEDIAAN DATA
Keterbatasan Sumber Daya Manusia (pengelola) Masih banyak kegiatan penelitian di lokasi yang belum menyertakan kembali hasil laporannya kepada UPT Bentuk data kehati sangat bervariasi (foto, peta, video, tabular, dll.) Data survei keanekaragaman hayati, terutama untuk spesies dilindungi merupakan data yang sensitif Keterbatasan sumber daya manusia yang akan melakukan monitoring Taman Nasional di level resort. Belum seluruh TN menerapkan Resort based management (RBM) Aktifitas monitoring kehati secara ilmiah di lokasi Taman Nasional belum dikelola dengan baik, sebagian besar peneliti tidak menyertakan hasil laporan penelitiannya kepada BKSDA sehingga data tersebar dan sulit untuk di akses. Struktur data antara pengelola data bervariasi. Reliabilitas Data yang diinput ke dalam portal tergantung dari aktifitas pengolahan/pengelolaan Tim Kerja Basis Data yang saat ini belum terbentuk Kekhawatiran terhadap publikasi data keanekaragaman hayati, terutama untuk spesies dilindungi adalah data sensitif dan tidak boleh dipublikasi

14 Pengendali Ekosistem Hutan (PEH)
TIM KERJA BASIS DATA Tim Basis Data Perwakilan UPT Polhut Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Peneliti Praktisi Konservasi Tim Database (Perwakilan UPT, Peneliti, Praktisi Konservasi yang ditunjuk atau bekerja dalam area TN: Merancang dan mengorganisasi proses pengumpulan data spesies dari berbagai institusi pemerintah dan non pemerintah di Taman Nasional. Memberikan kontribusi data dan informasi ilmiah terkait spesies di Indonesia Memberikan pertimbangan serta masukan ilmiah dalam upaya pembentukan dan pengelolaan database spesies. Melakukan sosialisasi protokol pengelolaan database spesies. Melakukan penilaian kelayakan data spesies yang akan dipublikasikan melalui BIS. Menjalin komunikasi dan jaringan dengan berbagai institusi pemerintah dan non pemerintah terkait dengan isu konservasi spesies di Indonesia. Memastikan penggunaan serta kesesuaian data dengan dokumen SNI dan petunjuk teknis yang tersedia sebagai acuan.

15 PROSES BISNIS Proses Pengumpulan dan Pengolahan Data/Informasi;
Proses Pemutakhiran Data/Informasi; Proses Upload/Update Data dan Informasi; Proses Pelayanan Permintaan Data/Informasi; Proses Monitoring dan Evaluasi;

16 TIM KERJA BASIS DATA Tim Database (Perwakilan UPT, Peneliti, Praktisi Konservasi yang ditunjuk atau bekerja dalam area TN: Merancang dan mengorganisasi proses pengumpulan data spesies dari berbagai institusi pemerintah dan non pemerintah di Taman Nasional. Memberikan kontribusi data dan informasi ilmiah terkait spesies di Indonesia Memberikan pertimbangan serta masukan ilmiah dalam upaya pembentukan dan pengelolaan database spesies. Melakukan sosialisasi protokol pengelolaan database spesies. Melakukan penilaian kelayakan data spesies yang akan dipublikasikan melalui BIS. Menjalin komunikasi dan jaringan dengan berbagai institusi pemerintah dan non pemerintah terkait dengan isu konservasi spesies di Indonesia. Memastikan penggunaan serta kesesuaian data dengan dokumen SNI dan petunjuk teknis yang tersedia sebagai acuan.

17 KELOMPOK PENGELOLAAN EPASS BIS
Unit Pelaksana adalah unit (1-2 orang staf) yang melakukan pengolahan data Keanekaragaman Hayati pada Taman Nasional menjadi informasi yang dapat dipahamai serta mendukung pengambilan keputusan. Unit Pengelolaan dan Penyebarluasan adalah unit (1-2 orang staf) kerja yang ditunjuk sebagai pelaksana penyimpanan, pengamanan dan penyebarluasan Data dan Informasi Kehati.

18 OPSI PEMBENTUKAN TIM BASIS DATA

19 Rekomendasi

20 REKOMENDASI Segera membentuk/menunjuk Tim Kerja Basis Data untuk EPASS BIS. Sebaiknya pengelola EPASS BIS adalah gabungan antara Tim Kerja yang sudah ada dan Staff Honorer. SDM minimum yang disarankan untuk mengelola EPASS BIS adalah 1 Staff Web content/database admin yang menguasai Database dan 1 Staff Pelaksana dan 1 Staff Pengelola/Penyebarluasan Data. Memanfaatkan EPASS BIS untuk membantu Bidang Teknis KSDA dalam tugas pokok pengelolaan kawasan hutan, terutama dalam ketersediaan data untuk kepentingan pembuatan Laporan-laporan. EPASS BIS memanfaatkan internet untuk pengelolaan informasi di dalamnya. Perlu perlu pengadaan akses internet yang memadai di Kantor Balai. Melengkapi infrastruktur Database dengan storage server untuk menyimpan informasi yang lebih besar seperti media video dan foto hasil monitoring kawasan. Agar operasional EPASS BIS dapat berjalan dengan baik, disarankan hal-hal sebagai berikut

21 Terima Kasih


Download ppt "Sharing pengelolaan database keanekaragamanhayati epass-bis"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google