Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PERENCANAAN, MATERIALITAS & RESIKO AUDIT CPA Oleh : 1.Teriani 2.Eko Hadi Purwanto 3.Rizal Saputra.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PERENCANAAN, MATERIALITAS & RESIKO AUDIT CPA Oleh : 1.Teriani 2.Eko Hadi Purwanto 3.Rizal Saputra."— Transcript presentasi:

1

2 PERENCANAAN, MATERIALITAS & RESIKO AUDIT CPA Oleh : 1.Teriani 2.Eko Hadi Purwanto 3.Rizal Saputra

3 Perencanaan Audit  SA seksi 300 tentang “Aktivitas Perencanaan” “Auditor harus menetapkan strategi audit secara keseluruhan, menetapkan ruang lingkup, waktu, dan arah audit serta memberikan panduan bagi pengembangan rencana audit”  SA seksi 311 “Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.” “Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh dari perencanaan audit awal sampai pada pengembangan rencana audit dan program audit”

4 Tujuan Perencanaan Audit 1. Memperoleh bukti kompeten yang mencakupi dalam situasinya pada saat itu (situasi yang dihadapi) 2. Menekan biaya audit. 3. Menghindari salah pengertian dengan klien.

5 Tahapan Perencanaan Audit 1. Perencanaan Pendahuan 2. Pemahaman tentang bisnis dan usaha klien 3. Menilai resiko bisnis klien. 4. Pelaksanaan Prosedur analitis pendahuluan 5. Memahani struktur pengendalian intern klien 6. Menetukan tingkat materialitas awal dan salah saji yang diterima 7. Menentukan tingkat resiko audit awal 8. Menyusun rencana dan program audit 1 Perencanaan sebelum perikatan 2 - 8 Perencanaan Pelaksanaan Audit

6 Perencanaan Pendahuluan 1. Menerima atau menolak klien 2. Mengidetifikasi klien minta di audit 3. Mendapatkan Kesepahanan dengan klien 4. Penugasan

7 Memahami bisnis dan usaha klien SA Seksi 318 “Auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis untuk mengidetifikasi dan memahami peristiwa yang kemungkinan berdampak signifikan atas laporan keuangan”

8 Memahami risiko bisnis klien “ Pemahaman tentang bisnis klien untuk menilai risiko bisnis klien, yakni risiko kegagalan klien dalam mencapai tujuan”

9 Memahami pengendalian intern klien “ Pemahaman pengendalian intern klien untuk mengidentifikasi tipe salah saji potensial dan kecurangan yang mungkin mempengaruhi laporan keuangan, mempertimbangkan faktor yang berdampak terhadap risiko salah saji material dan mendesain pengujian subtantif”

10 Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan “ Evaluasi atas infomasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis atara data keuangan yang satu dengan data keruangan lainnya, atau atara data keuangan dengan data non keuangan” (SA Seksi 329)

11 Menetukan tingkat material awal dan salah saji yang dapat diterima “Seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut”

12 Menetukan tingkat risiko audit awal “Risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya atas suatu laporan yang mengandung salah saji material” (SA Seksi 312)

13 Menyusun rencana dan program audit Rencana Audit “Ringkasan perikatan, ikhtisar, sifat dan karateristik operasi bisnis klien dan strategi audit secara keseluruhan” Program Audit “Daftar terinci dari prosedur-prosedur audit yang akan dilakukan dalam sebuah proses audit”

14 Materialitas ?

15 Materialitas  FASB “Besarnya suatu penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang, dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan yang dilakukan oleh orang yang mengandalkan pada informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh penghapusan atau salah saji tersebut.”  SA Seksi 312 Konsep materialitas mengakui bahwa beberapa hal, baik secara individual atau keseluruhan, adalah penting bagi kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Sedangkan beberapa hal lainnya adalah tidak penting. Besarnya salah saji yang dapat mempengaruhi keputusan pemakai informasi dan kewajaran penyajian laporan keuangan

16 Auditor untuk mempertimbangkan materialitas dalam :  Perencanaan Audit  Pengevaluasian akhir apakah laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum

17 Langkah-langkah dalam menerapkan materialitas (Beasly, elder, & Arens, 2008) Merencanakan Luas pengujian  Mengevaluasi Hasil Menetapkan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas Mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialias ke segmen segmen Mengestimasi total salah saji dalam segmen Membandingkan salah saji gabungan dengan pertimbangan pendahuluan atau yang direvisi tentang materialitas Memperkirakan salah saji gabungan

18 Menetapkan Pertimbangan Pendahuluan Tentang Materialitas  Menurut SA Seksi 311 (PSA No.05) Perencanaan dan supervise mengharuskan auditor dalam perencanaan auditnya untuk memperhitungkan antara lain, pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit. Pertimbangan tersebut mungkin dikuantitatifkan atau mungkin tidak  Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif yang berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan dan pertimbangan kualitatif yang berkaitan dengan penyebab salah saji.

19 Menetapkan Pertimbangan Pendahuluan Tentang Materialitas faktor yang mempengaruhi auditor dalam melakukan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas dalam laporan keuangan Materialitas merupakan konsep relatif, bukan absolut Dasar yang diperlukan untuk mengevaluasi materilaitas Faktor-faktor kualitatif

20 Menetapkan Pertimbangan Pendahuluan Tentang Materialitas  Berkaitan dengan pertimbangan mengenai materialitas, Auditor harus mempertimbangkan 1. Ukuran dan karakteristik satuan usaha 2. Kondisi yang berkaitan dengan perusahaan 3. Informasi yang diperlukan pihak yang mengandalkan laporan keuangan

21 Tingkat Materialitas  Dalam perencanaan audit, auditor harus menilai materialitas pada dua tingkat:  tingkat Laporan Keuangan: karena opini auditor untuk kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan  tingkat saldo akun jenis transaksi dan pengungkapan : karena auditor meverifikasi saldo akun dulu mencapai kesimpulan tentang kewajaran laporan keuangan

22 Materialitas tingkat laporan Keuangan  Jumlah minimum salah saji dalam laporan keuangan yang cukup penting mencegah kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan PABU  Salah saji dapat disebabkan: 1. Salah penerapan prinsip akuntansi yang berterima umum 2. Penyimpangan dari kenyataan sesungguhnya (berisi kekeliruan atau kecurangan) 3. Penyembunyian informasi yang mestinya perlu diungkapkan

23  Point tingkat materialitas dalam unsur laporan keuangan : 1. Laba Rugi:  Total pendapatan laba operasional  Laba sebelum pajak  Laba bersih 2. Neraca  Total asset  Asset lancar  Modal kerja  Ekuitas pemegang saham Materialitas tingkat laporan Keuangan

24 contoh beberapa panduan ukuran kuantitatif materialitas yang digunakan : laba sebelum pajak pasiva total aktiva pendapatan bruto salah saji 5% sampai 10% salah saji 1/2% sampai 1% salah saji 1% salah saji 1/2% samapi 1%

25 Materialitas tingkat saldo akun  “Minimum salah saji yang bisa ada dalam suatu saldo rekening yang dipandang sebagai salah saji material  Bagian materialitas yang dialokasikan ke akun- akun secara individual dikenal sebagai salah saji yang dapat ditolerir (torerable misstatement).

26 Materialitas tingkat saldo akun “Akun yang secara individu tidak material, bila diakumulasikan dapat menjadi material secara kumulatif pada tingkat laporan keuangan.”

27 tiga kesulitan utama dalam megalokasikan materialitas dalam akun-akun neraca Auditor memperkirakan akun-akun tertentu mengandung lebih banyak salah saji dibandingkan akun-akun lainnya. Baik lebih saji maupun kurang saji harus dipertimbangkan. Biaya audit relative mempengaruhi pengalokasian ini

28 Konsep Materalitas Materialitas Tingkat Laporan Keuangan Overall materiality didasarkan atas apa yang layaknya diharapkan berdampak terhadap keputusan yang dibuat pengguna laporan keuangan. Overall Performance materiality memungkinkan auditor menanggapi penilaian resiko tertentu (tanpa mengubah overall materiality Materialitas Tingkat Saldo Akun Specific materiality untuk jenis transaksi, saldo akun atau disclosure tertentu dimana jumlah salah sajinya akan lebih rendah dari overall materiality Specific performance materiality ditetapkan lebih rendah dari specific materiality

29 Penerapan Materialitas Professional judgement dalam menetapkan performance materiality Memperhitungkan hal-hal dalam menangani risiko audit, seperti: 1)Pemahaman auditor mengenai entitas dan industrinya 2)Memahami pelaksanaan prosedur risk assessment, 3)Sifat dan luasnya salah saji yang terungkap dalam audit terdahulu, misalnya fraud (sifat salah saji) yang dilakukan pimpinan dalam waktu lama 4) Ekspektasi mengenai salah saji dalam tahun berjalan

30 Mengestimasi Salah Saji dan Membandingkan dengan Pertimbangan Pendahuluan Salah saji yang diketahui (known misstatement ) Salah saji yang mungkin (likely misstatement )

31 Sifat Salah Saji Ukuran (size)---berapa besarnya salah saji dalam ukuran uang (monetary amount). Ini ukuran kuantitatif; Situasi disekitar terjadinya salah saji tersebut (circumtances surrounding the accurrence). Sifat (nature) salah saji tersebut, ini ukuran kualitatif dari suatu salah saji

32 Revisi Sejalan dengan Progres Audit Auditor harus merevisi materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan (dan, jika berlaku, materialitas untuk golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu) pada saat auditor menyadari adanya informasi selama audit yang mungkin saja menyebabkan auditor menentukan jumlah materialitas yang berbeda dari jumlah materialitas yang pertama kali ditetapkan.

33 EVALUASI ATAS DAMPAK SALAH SAJI SA 450 berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang diidentifikasi dalam audit dan kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, jika ada, terhadap laporan keuangan.

34 EVALUASI ATAS DAMPAK SALAH SAJI

35 PENGGABUNGAN (AKUMULASI ) SALAH SAJI Salah saji yang teridentifikasi dalam audit, di luar salah saji yang jelas-jelas sepele, harus digabungkan untuk menentukan jumlah keseluruhan slah saji.

36 SALAH SAJI YANG TIDAK DIKOREKSI Untuk memudahkan penggabungan salah saji yang tidak dikoreksi didokumentasikan dalam satu kertas kerja khusus Proses penggabungan dapat dilakukan beberapa tahapan Auditor dapat menilai dampak salah saji yang digabungkan pada masing-masing tahap misalnya terhadap :

37 PENGGABUNGAN SALAH SAJI YANG TIDAK DIKOREKSI Salah Saji Gabungan padaContoh/Penjelasan tentang Dampak Salah Saji Gabungan pada Tahap Penggabungan Saldo akun tertentu (misalnya piutang dagang), atau jenis transaksi tertentu (misalnya penjualan) Melihat dampak salah saji pada saldo akun. Contoh: salah saji gabungan mencapai 5% dari saldo piutang dagang Jumlah aset lancar dan liabilitas jangka pendekMelihat dampak salah saji pada aset lancar dan liabilitas jangka pendek yang dinyatakan dalam persentase. Jumlah aset dan liabilitasMelihat salah saji pada jumlah aset dan liabilitas dinyatakan dalam persentase Jumlah pendapatan, beban, penghasilan/laba sebelum pajakMembandingkan salah saji gabungan dengan jumlah pendapatan, jumlah beban, atau penghasilan/ laba sebelum pajak Laba bersihMembandingkan salah saji gabungan dengan laba bersih

38 Example  Salah saji lebih mudah terjadi pada akun persediaan dibandingkan aktiva tetap  Biaya untuk melakukan pemeriksaan atas rekening piutang dagang pada umumnya lebih besar dari pada biaya pemeriksaan atas rekening Aktiva tetap

39 Risiko Audit ? Audit Risk

40 Resiko Audit  Menurut SA Seksi 312 Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit, Resiko audit adalah resiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadarinya, tidak memodifikasi sebagaimana mestinya pendapatnya atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.

41 Jenis- Jenis Risiko Risiko Deteksi yang Direncanakan ( Planned Detection Risk)) Risiko Bawaan ( Inherent Risk) Risiko Pengendalian (Control Risk) Risiko audit Yang Dapat Diterima

42 Auditor mempertimbangkan resiko audit dalam :  Perencanaan audit  Pengevaluasian akhir Resiko Audit

43 Tipe Resiko Audit :  Tipe I  Resiko Bawaan  Resiko Pengendalian  Tipe II  Resiko Deteksi Tidak Dapat Dikendalikan Oleh Auditor Dapat Dikendalikan Auditor Tipe Resiko Audit

44 Dampak Risiko Penugasan Terhadap Risiko Audit Yang Dapat Diterima : Risiko Penugasan (engagement risk) adalah risiko dimana auditor atau KAP akan mendapatkan kerugian setelah audit diselesaikan, meskipun laporan audit sudah benar. Risiko penugasan sangat terkait erat dengan risiko bisnis klien Menilai Risiko audit Yang Dapat Diterima

45 Evaluasi yang biasanya dilakukan untuk risiko audit yang dapat diterima adalah tinggi, sedang, atau rendah, dimana risiko audit yang dapat diterima rendah berarti bagi klien yang “berisiko” harus mendapatkan bukti yang lebih banyak, penugasan staf audit yang lebih berpengalaman, dan/ atau penelaahan yang lebih mendalam atas dokumentasi audit. Membuat keputusan risiko audit yang dapat diterima

46 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Risiko Audit Tingkat ketergantungan pemakai eksternal laporan keuangan. -Ukuran klien. - Distribusi kepemilikan. Sifat dan jumlah liabilitas Kemungkinan klien akan mengalami kesulitan keuangan setelah laporan audit diterbitkan. -Posisi likuiditas -Laba rugi ditahun-tahun sebelumnya -Metode pertumbuhan pembiayaan -Sifat kegiatan operasi klien. Sifat dan jumlah kewajiban. Evaluasi auditor terhadap intergritas manajemen konflik dengan para pemegang sahamnya, pemerintah dan pelanggannya.

47 FAKTOR MENILAI RISIKO BAWAAN (INHEREEN) Sifat bisnis klien. Hasil pengauditan sebelumnya. Penugasan Awal versus Penugasan yang berulang Pihak-pihak yang terkait. Transaksi nonrutin. Unsur-unsur populasi Faktor-faktor yang berterkaitan dengan pelaporan keuangan yang curang dan misapropriasi aset.

48 Hubungan Risiko Dengan Bukti Audit dan factor Yang mempengaruhi Risiko Dua cara auditor mengubah audit untuk merespon resiko : Perjanjian itu mungkin membutuhkan staf yang lebih berpengalaman Perjanjian akan ditelaah kembali lebih teliti daripada biasanya Resiko audit untuk segmen Resiko pengendalian, resiko inheren ditentukan bagi setiap siklus, akun dan tujuan audit Resiko pengendalian akan berbeda bagi akun yang berbeda, tergantung tingkat efektivitas pengendalian yang ada Faktor yang mempengaruhi resiko inheren (tingkat kerentanan terhadap penyalahgunaan dan tingkat rutinitas transaksi) berbeda dari satu akun ke akun lainnya Resiko akseptibilitas audit umumnya ditetapkan auditor selama fase perencanaan dan ditetapkan pada tingkat yang sama bagi setiap siklus dan akun utama Tingkat resiko pengendalian dan tingkat resiko inheren sangat bervariasi antar siklus, akun atau tujuan audit

49 Hubungan Risiko Dengan Bukti Audit dan factor Yang mempengaruhi Risiko Hubungan Risiko dan Bukti SituasiRisiko Audit yang dapat diterima Risiko Inheren Risiko Pegendalian Risiko Deteksi yang direncanakan Jumlah Bukti yang Dibutuhkan 1TinggiRendah TinggiRendh 2Rendah Sedang 3RendahTinggi RendahTinggi 4Sedang 5TinggiRendahSedang Mengaitkan nilai salah saji yang masih dapat ditoleransi dan resiko kepada tujuan audit yang terkait dengan saldo Batasan pengukuran Rendah, Sedang dan tinggi Cukup sulit mengukur jumlah bukti audit yang diperlukan bagi suatu tingkat resiko deteksi terencana

50 Hub. Materialitas, Resiko Audit & Bukti Audit Resiko Audit Bukti Audit Tingkat Materialitas

51 Hubungan Antara Risiko dan Materialitas Dengan Bukti Audit Ilustrasi tentang bagaimana hubungan antara materialitas, bukti audit, dan resiko audit adalah sebagai berikut: a.Jika menginginkan resiko audit konstan sedangkan tingkat materialitas dikurangi, maka bukti audit harus ditambah/diperbanyak. b.Jika mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti audit, maka resiko audit akan meningkat c.Jika menginginkan resiko audit berkurang (rendah), maka ada beberapa alternatif, diantaranya;  Menaikkan tingkat materialitas dan mempertahankan jumlah bukti audit,  Menambah jumlah bukti audit dan mempertahankan tingkat materialitas, atau  Meningkatkan jumlah bukti audit dan tingkat materialitas secara bersama-sama

52 Mengevaluasi Hasil Model Resiko Audit  AR = IR X CR X DR  AcAR = Risiko Audit yang dicapai  IR = Inherent Risk  CR = Control Risk  AcDR = Detection Risk

53 9 - 52 Risiko Bisnis (Business Risk) Risiko bisnis berasal dari kondisi, peristiwa, keadaan atau tindakan, atau bahkan tidak mengambil tindakan (inactions) yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuan dan melaksanakan strategi tersebut. Ricky’s Electronics

54 9 - 53 risiko bisnis dan risiko kecurangan Banyak risiko bawaan (Inheren Risk) menyebabkan risiko bisnis (business risk) dan risiko kecurangan (fraud risk).

55 Penilaian risiko Kesalahan penyajian material merujuk pada risiko yang berhubungan secara pervasif dengan laporan keuangan secara keseluruhan dan secara potensial berdampak pada banyak asersi Risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan perlu dipertimbangkan karena pertimbangan tersebut secara langsung membantu dalam menentukan sifat, saat, dan luas prosedur audit lebih lanjut pada tingkat asersi yang diperlukan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat. Penilaian Risiko Kesalahan penyajian Material pada Tingkat Laporan Keuangan Penilaian Risiko Kesalahan penyajian Material pada Tingkat Asersi

56 TERIMA KASIH


Download ppt "PERENCANAAN, MATERIALITAS & RESIKO AUDIT CPA Oleh : 1.Teriani 2.Eko Hadi Purwanto 3.Rizal Saputra."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google