Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehBudi Sumadi Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
RatihRizqi Nirwana | FST UIN Walisongo Semarang
Penggunaan Teknik Bioassay Brine Shrimp Lethality Test dan Brine-Shrimp Microwell Cytotoxicity dalam Penentuan Toksisitas Ekstrak Bahan Alam RatihRizqi Nirwana | FST UIN Walisongo Semarang
2
Pendahuluan Kesadaran ekologis yang semakin meningkat peningkatan minat dalam formulasi sediaan herbal di dunia peningkatan Konsumsi tanaman herbal Ekstrak dari bahan alam merupakan sumber molekul yang berharga dalam banyak program penemuan obat. Proses pengembangan obat dari tanaman : kolaborasi ahli botanis, ahli farmasi, ahli kimia, ahli toksikologi, dan dokter. Ahli kimia penelitian bahan alam mengisolasi senyawa aktif dibutuhkan skrining bioassay atau evaluasi farmakologis Melalui bioassay, penemuan obat akan menjadi lebih mudah dan cepat. Salah satu cara mudah dalam menentukan aktivitas suatu ekstrak kasar ataupun senyawa aktif adalah melalui uji toksisitas. Dapat diketahui toksisitas suatu sampel Dan potensi aktivitas biologis lainnya, seperti antitumor, insektisida dan antimikroba. Contoh : uji toksisitas Brine Shrimp Lethality Test dan Brine-Shrimp Microwell Cytotoxicity.
3
Bioanalisa Bioassay merupakan bagian dari Bioanalisa.
Bioanalisis mendukung untuk pengembangan obat baru, studi dasar penelitian biomedik dan farmasetik, serta penyalahgunaan obat dan farmasi forensik. Bioanalisa : Bioassay/ analisis hayati: analisis secara kualitatif ataupun kuantitatif suatu bahan obat, sediaan obat maupun wadah obat dengan melibatkan sistem hayati Bioanalisis: analisis kualitatif ataupun kuantitatif suatu bahan obat maupun sediaan obat dalam sampel biologis. Summarize your research in three to five points.
4
Bioassay kualitatif : uji sterilitas, uji mikrobia, uji toksisitas dan penetapan angka antigen, kuantitatif mempelajari hubungan dosis respon, baik dan efek quantal maupun efek gradual.
5
Bioassay berdasarkan bentuk target kehidupan
dari vertebrata organ terisolasi jamur, bakteri, serangga, moluska, tumbuhan bawah lainnya, dll organisme lebih rendah kultur sel (seperti sel kanker) dan jaringan asal manusia atau hewan ataupun sistem subselular terisolasi, seperti enzim, reseptor, dll.
6
Skrining bioassay primer.
Bioassay primer merupakan tes yang dapat dengan cepat diterapkan pada sejumlah besar sampel untuk menentukan apakah bioaktivitas jenis yang diinginkan ada. Skrining bioassay primer ini biasanya berkapasitas tinggi, berbiaya rendah dan memberikan hasilnya dengan cepat.. Skrining bioassay sekunder. Prosedur skrining bioassay sekunder membutuhkan pengujian yang lebih rinci pada aplikasi senyawa aktif pada sejumlah sistem model, dengan tujuan untuk memilih senyawa-senyawa yang digunakan untuk uji klinis. Biasanya berkapasitas rendah, lambat dan mahal.
7
Pendekatan Bioassay misalnya aktivitas antidiabetes, kardiotonik atau antiinflamasi Untuk mencari jenis tertentu aktivitas farmakologis yang spesifik Misalnya bioassay sitotoksisitas dapat digunakan untuk memprediksi berbagai aktivitas biologis seperti antitumor, insektisida dan antimikroba. Untuk mendeteksi beberapa aktivitas (nonspesifik bioassay). Penggunaan beberapa teknik bioassay juga dapat dikombinasi untuk mendeteksi aktivitas tertentu serta untuk mendeteksi beberapa aktivitas.
8
Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)
uji toksikologi dalam teknik bioassay nonspesifik. mendeteksi beberapa aktivitas suatu ekstrak atau senyawa bioaktif. Senyawa bioaktif, umumnya bersifat toksis pada larva udang. merupakan deteksi awal untuk mengetahui potensi bioaktivitas dan toksisitas sampel, sehingga dapat ditentukan konsentrasi ekstrak yang aman untuk pengujian. Uji ini dilakukan dengan mengamati jumlah larva udang tingkat rendah, yaitu Artemia salina Leach, yang mati karena ekstrak metabolit sekunder. Kelebihan: cepat, murah, in-house, Tingkat kematian larva udang selanjutnya dianalisis menggunakan analisis probit untuk menentukan LC50 (lethal dose 50%). LC50 merupakan konsentrasi yang menyebabkan kematian populasi Artemia salina sebesar 50% dari total populasi.
9
Brine-Shrimp Microwell Cytotoxicity
Uji lempeng mikro untuk sitotoksisitas penentuan mematikan menggunakan udang air asin (Artemia salina) hasil yang sebanding dengan metode tabung reaksi pada Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) berkorelasi dengan uji toksisitas sel , mudah dilakukan.
10
Tabel. 1 Perhitungan kematian larva udang
Konsentrasi (ppm) akumulasi mati keterangan kode jumlah 10 angka mati pada 10 ppm m10 100 angka mati pada 100 ppm m100 m10+m100 200 angka mati pada 200 ppm m200 m10+m100+m200 500 angka mati pada 500 ppm m500 m10+m100+m200+m500 1000 angka mati pada 1000 ppm m1000 m10+m100+m200+m500+m1000 akumulasi hidup Keterangan angka hidup pada 10 ppm h10 h1000+h500+h200+h100+h10 angka hidup pada 100 ppm h100 h1000+h500+h200+h100 angka hidup pada 200 ppm h200 h1000+h500+h200 angka hidup pada 500 ppm h500 h1000+h500 angka hidup pada 1000 ppm h1000
11
Brine Shrimp Microwell Cytotoxicity merupakan pengembangan dari Brine Shrimp Ethality Test (BSLT).
Perbedaan keduanya hanya pada konsentrasi air laut buatan yang digunakan penggunaan ragi (yeast) dan juga beberapa peralatan. Namun demikian, pada prinsipnya keduanya sama-sama bagus dan mudah diaplikasikan dalam penentuan toksisitas suatu ekstrak bahan alam ataupun senyawa aktif. Bioassay dengan menggunakan kedua test tersebut dapat dijadikan petunjuk aktivitas sitotoksik dan juga potensi aktivitas biologis lainnya, seperti antitumor, insektisida dan antimikroba. Kedua uji ini merupakan uji pendahuluan aktivitas biologis sbautu bahan alam. Apabila melalui kedua uji ini didapatkan potensi yang baik, maka pengujian/ penelitian bisa dilanjutkan dengan uji aktivitas biologis yang lainnya.
12
Rahman, Et-al, 2005, Bioassay Techniques for Drug Development, HArwood Academic Publisher, San Diego- USA Nirwana, 2016, Eksplorasi Potensianti-Kanker Dan Anti-Oksidan Ekstrak Air Dari Daun Jambu Air Semarang (Syzygium samarangense (BL.) Merr et. Perry), Laporan Penelitian, UIN Walisongo, Semarang Meyer, B.N., Ferrigini, N.R., Putnam, J.F., Jacobson, L.B.Nichols, D.E. and McLaughlin, J.L., Planta Medica, 45, 31 (1982). Sumarlin, L.O., Muawanah, A., Wardhani, P., Masitoh, "Aktivitas Antikanker dan Antioksidan Madu di Pasaran Lokal Indonesia (Anticancer and Antioxidant Activity of Honey in the Market Local Indonesia)", Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI), Desember 2014 Vol. 19 (3):
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.