Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSurya Susman Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
DAMPAK EKONOMI PEMBANGUNAN REL GANDA Darmaningtyas 18 Desember 2012
MASYARAKAT TRANSPORTASI INDONESIA
2
PENGEMBANGAN KORIDOR EKONOMI YANG BIAS BARAT DAN DARAT
"Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional" "Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang & Lumbung Energi Nasional" ''Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, dan Perikanan Nasional'' Koridor Kalimantan Koridor Sumatera Koridor Sulawesi Koridor Jawa Koridor Papua Koridor Bali Nusa Tenggara "Pendorong Industri dan Jasa Nasional" "Pengolahan Sumber Daya Alam yang Melimpah dan SDM yang Sejahtera" ''Pintu Gerbang Pariwisata Nasional dan Pendukung Pangan Nasional'' Sumber : Menko Perekonomian, 2010
3
PROYEK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MP3EI
Rp 5,9 T (10 proyek) Rp 71,3 T (34 proyek) Rp 3.8T (9 proyek) Rp 56 T (18 proyek) Rp 216 T (31 proyek) Rp 15 (8 proyek) Sumber: Harian Seputar Indonesia 29 Februari 2012
4
KRITIK TERHADAP PETA PENGEMBANGAN KORIDOR EKONOMI INDONESIA
Konektivitas Rumusan konektivitas dalam MP3EI secara konseptual bagus, akan tetapi janggal jika diturunkan ke kegiatan-kegiatan quick wins yang ternyata masih sangat bias Jawa sebagai daratan dan motorisasi. Pembagian koridor ekonomi Pembagian koridor ekonomi tidak menawarkan hal yang baru. Ke depannya, 70% penduduk Indonesia akan berdomisili di Jawa jika pulau ini terus didorong sebagai sentra industri nasional. Hal ini rentan jika dilihat dari aspek ketahanan nasional.
5
Pengembangan Klaster Industri Berbasis Migas (petrokimia): Cilegon
JAWA SEBAGAI TUMPUAN Metropolitan Jabodetabek (MPA) Salah satu konsentrasi kegiatan industri manuaktur terbesar di Asia Pengembangan Klaster Industri Berbasis Migas (petrokimia): Gresik dan Tuban Ke Pontianak Ke Batam Pengembangan Klaster Industri Galangan Kapal : Lamongan Ke Kalimantan & Sulawesi Ke Sulawesi Ke Balikpapan dan Samarinda Ke Indonesia Timur Ke Banjarmasin Ke Bagian Barat Sumatera Jakarta Semarang Surabaya Bandung Ke Bali & N. Tenggara Simpul Industri makanan Simpul Industri Tekstil Simpul Manufaktur Mesin dan Alat Angkut Usulan Lokasi KEK Metropolitan Gerbangkertosusila Berpotensi menjadi pusat utama kegiatan industri manufaktur di masa depan Kawasan/Klaster Industri Jaringan pelayaran domestik Jalur utama keluar koridor Sumber : Menko Perekonomian, 2010
6
PENGEMBANGAN KORIDOR JAWA
Umum Terdiri dari 4 pusat ekonomi: Jakarta, Bandung, Semarang and Surabaya PDRB Koridor diperkirakan berkembang ~5-6X Dari 303 mil US$ menjadi mil US$ di 2025 Pertumbuhan diproyeksikan 11,6%, dibanding-kan 6,1% tanpa pengembangan koridor. Sektor Fokus Ind. Makanan & Minuman - Difokuskan untuk menghilangkan hambatan agar dapat memanfaatkan pertumbuhan per- mintaan domestik. Textiles – Merebut pasar domestik dari serangan impor dengan memperkuat produksi domestik. Peralatan Transport (termasuk otomotif dan galangan kapal) – Pengemb. kemampuan produksi di komponen nilai tambah tinggi dan pengemb keterkaitan dengan supplier lokal. Kebutuhan Infrast. Kunci Pelabuhan: Jakarta, Semarang, Surabaya Jalan/Kereta Api: Double-Double railway track Jakarta-Surabaya Trans Java toll road (Jakarta-Cikampek-Cirebon-Semarang-Surabaya Pembangkit Listrik untuk Jawa Perkuatan interkoneksi dengan Grid Sumatera Peningk pembangkit di Jawa Barat dan Jawa Tengah dengan geothermal dan gasifikasi batubara. Sumber : Menko Perekonomian, 2010
7
PERANAN TRANSPORTASI Mendukung mobilitas barang/orang
Pertumbuhan ekonomi Peningkatan dan Pemerataan Pembangunan
8
IDEOLOGI PERLAMBATAN MENUJU PEMERATAAN PEMBANGUNAN
Indonesia Timur Percepatan pembangunan Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Barat Pelambatan Pembangunan Infrastruktur
9
JEBAKAN MOTORISASI Pengutamaan Pembangunan jalan darat
Kendaraan bermotor bertambah Jaringan rel kereta api tidak dioptimalkan dan angkutan laut terabaikan Ketergantungan pada kendaraan bermotor pribadi
10
ANGGARAN JALAN VS REL Subsektor Tahun Fiskal Total APBN
Investasi swasta Total 2010 2011 2012 2013 2014 Jalan 17.099 22.248 23.634 22.879 20.872 KA 6.999 7.594 9.312 11.718 14.967 50.590 Rasio 0,41 0,34 0,39 0,51 0,72 0,47 1,22 0,94 Sumber : Bappenas, 2010 Menteri PU mengungkapkan lebih dari separuh anggaran Kementerian PU yang sebesar Rp. 57,96 triliun, yakni sebesar Rp. 29,8 triliun pada DIPA 2011 akan dipergunakan untuk membiayai proyek-proyek jalan, termasuk pembangunan infrastruktur jalan di enam koridor ekonomi. Investor Daily, 31 Desember 2010. Proyeksi ini tidak sama dengan realisasi APBN namun sedikit banyak menggambarkan politik anggaran pemerintah saat ini. Pertama, anggaran APBN 2010 KA masih diseputar Rp. 4 triliun, belum mencapai Rp. 7 triliun seperti proyeksinya. Bahkan anggaran KA relatif stagnan pada kisaran Rp. 4 triliun sementara anggaran jalan meningkat menjadi sekitar Rp. 18 triliun di tahun-tahun fiskal 2008, 2009, 2010 pada RPJM I. Kedua, proyeksi anggaran KA pada tahun fiskal sudah memperlihatkan politik kereta api dan memproyeksikan peningkatan yang cukup berarti dari Rp. 7,6 triliun menjadi Rp.15 triliun. Rasio anggaran KA/Jalan rata-rata tahun fiskal adalah 0,47, jauh lebih baik dari rata-rata yang sekitar 0,25. Ketiga, investasi swasta yang diproyeksikan sebesar Rp. 212 triliun nampaknya terlalu optimistik dan akan sulit dicapai kalau pemerintah tidak mengambil langkah cepat dan lugas membenahi birokrasinya, meningkatkan kapasitas delivery-nya, dan mengambil kebijakan yang berani. Termasuk kedalam langkah-langkah cepat dan berani tersebut antara lain adalah memperkuat kelembagaan PPP-Node Kemenhub dengan tenaga-tenaga profesional yang ahli dalam PPP, Public Financing, Modern Project Financing, dan legal specialists. Sumber : TRKA II, Draft laporan Akhir, 2010
11
JALUR GANDA JAKARTA - SURABAYA
Brebes Cirebon - Brebes Pekalongan - Semarang Semarang - Bojonegoro Bojonegoro - Surabaya Jalur Ganda Jalur Tunggal JAKARTA CIREBON TEGAL SEMARANG SURABAYA PETARUKAN BEKASI BREBES LARANGAN PEKALONGAN BOJONEGORO 201 Km 63 Km 31 Km 90 Km 180 Km 103 Km 18 Km 13 Km 3 Km 25 Km Double Track yang telah beroperasi 263 km Double track yang telah selesai dibangun tahun 2011, rencana operasi Juni 2012 28 km Double track yang akan dibangun dalam T.A 2012 dan 2013 436 km 727 km Sumber : Kemenhub, 2012
12
PENINGKATAN KAPASITAS LINTAS
Meningkatkan kapasitas lintas jalur kereta api dari 84 KA/hari menjadi 200 KA/hari dengan dilakukan penggantian sinyal mekanik menjadi sinyal elektrik; Peningkatan kapasitas lintas jalur ganda Lintas Utara Jawa akan lebih optimal, apabila diikuti dengan pembangunan double-double track Manggarai – Cikarang (pemisahan KA perkotaan dan KA antar kota)
13
BIAYA LOGISTIK INDONESIA DIBANDINGKAN NEGARA LAIN
Multi Criteria Analysis : Identifying Objectives Identifying Options For Achieving The Objectives Analysis Of The Options Making Choices Feedback
14
PDRB PANTURA DIPROYEKSIKAN TUMBUH SAMPAI 3-4 KALI LIPAT SAMPAI 2030
Estimasi besar perekonomian Pantura tahun 2011 sekitar Rp triliun (atas dasar harga berlaku) Kekuatan perekonomian Pantura pada tahun 2011 mencapai lebih dari ¼ perekonomian Indonesia (26,5%) Eskpor impor sepanjang Pantura diperkirakan bernilai 38,5% dari nilai ekspor impor nasional Dalam 20 tahun ke depan, dengan adanya MP3EI, perekonomian di Pantura diproyeksikan dapat bertumbuh sampai 3-4 kali lipat
15
EMISI GAS BUANG Sektor Transportasi (27%) merupakan sektor dengan emisi Gas Buang CO2 terbesar setelah sektor energi (34%) Keretaapi (1,6%) merupakan moda transportasi yang sangat rendah emisi gas buang CO2 dibandingkan dengan moda darat (72%), laut (15%) dan udara (12%) Sumber : RipNas, 2010
16
PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI BBM/KM PNP
Konsumsi Energi (Solar = RP4.500,-) Kereta Api = Rp x 0,0020 = Rp. 9,00- BBM/Km Bus = Rp x 0,0125 = Rp. 56,26,- BBM/Km Mobil = Rp x 0,0200 = Rp. 90,00,- BBM/Km Sumber : RipNas, 2010
17
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI
Selain itu, dibangunnya jalur ganda KA akan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah utara Jawa. Diperkirakan akan bermunculan industri-industri strategis dan banyak masuk investasi ke daerah-daerah di utara Jawa, termasuk potensi ekonomi dari sektor pariwisata di daerah-daerah tersebut Sumber : Menko Perekonomian, 2010
18
KONEKTIVITAS Jalur ganda Rel harus terintegrasi ke sentra-sentra bangkitan angkutan barang, seperti kawasan industri dan pelabuhan. Sejumlah akses pelabuhan di lintas utara yang dulunya pernah ada dan sekarang non aktif antara lain Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Cirebon, Pelabuhan Tegal, Pelabuhan Pekalongan, Pelabuhan Tanjung Emas.
19
PERAN INTEGRASI MODA TRANSPORTASI TERHADAP SISTEM LOGISTIK
Proses logistik pada dasarnya diarahkan untuk mengoptimalkan faktor produksi, yaitu untuk melakukan optimasi terhadap biaya, waktu dan kualitas. Oleh karena itu penentuan lokasi sangat mempengaruhi logistik. Lokasi dipengaruhi oleh: Biaya produksi, terutama dalam kaitannya ketersediaan tenaga kerja, upah buruh, bahan bakar, dan daerah produksi. Biaya uBiaya pergudangan dan lokasi penempatan gudang untuk melakukan dekonsolidasi. Faktor kualitas dari produksi, dekonsolidasi dan transportasi Peluang untuk menggunakan berbagai moda transportasi termasuk biaya dan waktu yang diperlukan.
20
PERAN INTEGRASI MODA TRANSPORTASI TERHADAP SISTEM LOGISTIK
21
MASALAH DAN DAMPAK TIDAK TERINTEGRASINYA MODA TRANSPORTASI DALAM SISTEM TRANPORTASI NASIONAL
Inefisiensi distribusi penumpang dan barang yang menimbulkan biaya tinggi Gambar 4. Perbandingan Indeks Kinerja Logistik Indonesia 2007/2010 Sumber: Henry Sandee, 2010
22
Thankyou
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.