Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHeriyanto Rakhmad Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
KONSEP DASAR KESEHATAN JIWA
2
Menurut WHO: Sehat adalah keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun social, tidak hanya terbebas dari penyakit/cacat Menurut UU. No. 23 tahun 1992 Sehat adalah sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yg memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis Defini Sehat
3
Menurut UU No. 3 Tahun 1966 Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yg optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan orang lain Gangguan Jiwa adalah sindroma atau pola perilaku atau psikologik seseorang yg secara klinis cukup bermakna dan scr khas berkaitan dg suatu gejala “penderitaan” (distress) dan atau hendaya (impairment/disability) di dalam satu atau lebih fungsi manusia
4
Skizofrenia Skizofrenia adalah gangguan serius yang mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasa dan bertindak. Individu dengan kondisi ini sering mengalami kesulitan membedakan realitas dari delusi mereka. Akibatnya, mereka seringkali menjadi penyendiri dan mengalami kesulitan bergaul dengan orang lain serta sulit berurusan dengan situasi sosial.
5
Penyebab Penyebab pasti dari penyakit skizofrenia belum diketahui. Namun, beberapa peneliti percaya bahwa penyakit ini dapat terjadi akibat unsur kimia pada otak bermasalah, termasuk neurotransmiter dopamin dan glutamat. Faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit ini timbul dan berkembang, seperti: Kondisi hidup yang penuh stres Sering mengkonsumsi obat psikoaktif selama masa remaja dan dewasa muda Sering terkena paparan virus, racun, atau kekurangan gizi selama masa kehamilan, khususnya pada trimester pertama dan kedua
6
Subtype shizoprenia Paranoid: Gangguan mental yang meyakini orang lain akan membahayakan dirinya. (delusi pendengaran: mendengar suara-suara) Katatonik: cenderung enggan bergerak dan tidak responsif terhadap dunia sekitar mereka. Postur tubuh atau mimik wajah mereka sering menjadi kaku dan tak lazim. Orang-orang ini mungkin juga menunjukkan peningkatan gerak berlebihan tanpa tujuan. Pasien skizofrenia katatonik sering pula mengulang-ulang gerakan dan meniru ucapan orang lain. Tidak teratur: pikiran, ucapan dan perilaku yang tidak teratur atau sulit dipahami, misalnya tertawa tanpa alasan yang jelas, memakai beberapa lapis pakaian pada cuaca panas. Residual: sebagian besar gejala positif (gejala tampak) menurun seiring tingkat keparahan. Gejala positif seperti halusinasi atau delusi jarang terjadi atau bahkan berhenti sama sekali. Akan tetapi, justru muncul gejala negatif seperti penurunan psikomotor, penumpulan perasaan, pasif dan kurang inisiatif, bahkan kehilangan gairah hidup Gangguan schizoafektif: merupakan kelainan mental yang ditandai dengan adanya kombinasi antara gejala skizofrenia dan gangguan afektif (perasaan) yang menonjol secara bersamaan. Penderita gangguan ini biasanya mengalami delusi atau halusinasi, kekacauan komunikasi yang bercampur dengan gangguan afektif seperti depresi, kecemasan, amarah, atau histeria.
7
Tes yang dilakukan Tes laboratorium: skrining untuk alkohol dan obat-obatan. Tes pencitraan dengan menggunakan magnetic resonance imaging (MRI) dan computed tomography (CT) scan. Evaluasi psikologis
8
Obat-obatan. Obat antipsikotik adalah obat yang dapat mengontrol gejala karena obat ini dapat mempengaruhi neurotransmitter otak dopamin dan serotonin.
9
Psikoterapi Terapi individual. Pada terapi ini, psikiater akan mengajarkan keluarga dan teman pasien bagaimana berinteraksi dengan pasien. Di antara caranya adalah dengan memahami pola pikir dan perilaku pasien. Terapi perilaku kognitif. Terapi ini bertujuan mengubah perilaku dan pola pikir pasien. Kombinasi terapi perilaku kognitif dan obat-obatan, akan membantu pasien memahami pemicu halusinasi dan delusi, serta mengajarkan pasien cara mengatasinya. Terapi remediasi kognitif. Terapi ini mengajarkan pasien cara memahami lingkungan sosial, serta meningkatkan kemampuan pasien dalam memperhatikan atau mengingat sesuatu, dan mengendalikan pola pikirnya.
10
Terapi elektrokonvulsif Terapi elektrokonvulsif merupakan metode untuk meredakan keinginan bunuh diri, mengatasi gejala depresi berat, dan menangani psikosis. Terapi dilakukan 2-3 kali sepekan, selama 2-4 minggu, dan dapat dikombinasikan dengan psikoterapi dan pemberian obat. Dalam terapi ini, pasien akan diberikan bius umum, dan obat untuk membuat otot pasien lebih rileks. Kemudian, dokter akan memasang elektroda di ubun- ubun pasien. Arus listrik rendah akan mengalir melalui elektroda, dan memicu kejang singkat di otak pasien.
11
Gangguan Delusi Delusi / Psikosis ditandai dengan ketidaksinambungan antara pemikiran, imajinasi, dan emosi, dengan realitas yang sebenarnya. Penyebab belum diketahui. Faktor yang memicu: stres, obat, alkohol, fungsi otak tidak normal seperti penyakit parkinson, huntington, demensia, kelainan kromosom.
12
Jenis dari gangguan delusi: Waham kebesaran (gransiose): penderita punya rasa kekuasaan, kecerdasan, identitas yang tinggi, memiliki talenta yang hebat. Erotomania: meyakini dirinya sangat dicintai oleh seseorang. Penderita umumnya menguntit dan berusaha melakukan kontak dengan objek delusinya. Waham kejar (persecutory): penderita merasa terancam karena yakin bahwa ada orang lain menganiaya dirinya, mematai-matai. Waham cemburu: meyakini bahwa pasangannya tidak setia. Campuran
13
Gangguan afektif Adalah gangguan pada emosi atau mood (suasana hati) Jenis gangguan afektif: depresi, episode manik, gangguan manik- depresif
14
depresi Penyebab depresi adalah kegagalan di sekolah, di tempat kerja, atau kegagalan dalam hal cinta. Dan depresi dianggap abnormal ketika depresi tersebut di luar kewajaran dan berlanjut sampai saat di mana kebanyakan orang sudah dapat pulih kembali (Atkinson dkk,1992). Depresi pada orang normal seperti keadaan murung (kesedihan, patah hati, dan patah semangat) ditandai dengan tidak puas, menurunnya aktivitas, dan pesimisme. Sedangkan depresi abnormal seperti ketidakmauan yang ekstrim untuk merespon stimulus dan disertai menurunnya nilai diri, ketidakmampuan, delusi, dan putus asa (Chaplin,1995). Dan penderita depresi tidak mampu mengambil keputusan untuk memulai suatu kegiatan atau memusatkan perhatiannya dan ekstrimnya penderita dapat disertai adanya kecemasan dan bisa mencoba bunuh diri (Atkison dkk,1992).
15
Episode Manik Manik dapat diartikan sebagai tingkah laku berang, keras, bengis, kasar, tidak terkontrol, yang disertai tindakan motorik yang berlebihan dan perilaku impulsif. Dan dikategorikan menjadi episode manik ringan (Hipomania) dan episode parah (Mania). Pada episode ringan, penderita penuh dengan energi, antusias, dan percaya diri dan perilaku manik dibandingkan dengan orang normal seringkali lebih mengekspresikan kebencian daripada kegembiraan. Dan pada episode parah (mania), penderita amat bersemangat dan harus selalu aktif. Jika orang lain menggangunya aktivitasnya, maka ia akan marah dan akan menjadi ganas. Gejala saat manik: penderitanya jadi sangat aktif, amat ribut dan lari kesana-kemari. Gerakkannya banyak sekali. Banyak berbicara dengan cepat dan ketawa-tawa riang; suka bernyanyi-nyanyi dan mengeluarkan kata-kata atau bahasa yang kotor-kotor. Biasanya pasien amat gelisah. Sangat tidak sabaran dan tidak toleran. Menjadi irritable dan gelisah.
16
Gangguan manik-depresif/gangguan bipolar Penderita beralih dari satu kutub perasaan ke kutub perasaan lainnya. Gembira, tertawa kemudian depresi sedih putus asa.
17
Gangguan mental dan perilaku terkait penggunaan bahan psikoaktif Intoksikasi amfetamin Intoksikasi kokain Intoksikasi halusinogen Intoksikasi phenycyclidine
18
Intoksikasi Amfetamin Amfetamin adalah suatu senyawa sintetik yang tergolong perangsang susunan saraf pusat Ada 3 jenis amfetamin, yaitu: Laevoamfetamin (benzedrin) Dekstroamfetamin (deksedrin) Metilamfetamin (metedrin)
19
lntoksikasi amfetamin ditandai dengan: Pamakaian amfetamin yang belum lama terjadi Takikandia atau bradikardia Perubahan perilaku maladaptif yang bermakna secara klinis Dilatasi pupil Peninggian atau penurunan tekanan darah Berkeringat atau menggigil Mual atau muntah Tanda-tanda penurunan berat badan Agitasi atau retardasi psikomotor Kelemahan otot, depresi pernafasan, nyeri dada, atau aritmia jantung Konvulsi, kejang, diskinesia, distonia, atau koma
20
Intoksikasi Kokain Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman belukar ini biasanya dikunyah-kunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan efek stimulan. Gejala Intoksikasi Kokain : Pada penggunaan Kokain dosis tinggi gejala intoksikasi dapat terjadi, seperti agitasi iritabilitas gangguan dalam pertimbangan perilaku seksual yang impulsif dan kemungkinan berbahaya agresi peningkatan aktivitas psikomotor Takikardia Hipertensi Midriasis.
21
Gejala Putus Zat : Setelah menghentikan pemakaian Kokain atau setelah intoksikasi akut terjadi depresi pascaintoksikasi ( crash ) yang ditandai dengan disforia, anhedonia, kecemasan, iritabilitas, kelelahan, hipersomnolensi, kadang-kadang agitasi. Pada pemakaian kokain ringan sampai sedang, gejala putus Kokain menghilang dalam 18 jam. Pada pemakaian berat, gejala putus Kokain bisa berlangsung sampai satu minggu, dan mencapai puncaknya pada dua sampai empat hari. Gejala putus Kokain juga dapat disertai dengan kecenderungan untuk bunuh diri. Orang yang mengalami putus Kokain seringkali berusaha mengobati sendiri gejalanya dengan alkohol, sedatif, hipnotik, atau obat antiensietas seperti diazepam ( Valium ).
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.