Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

BAHAN KULIAH : PEMELIHARAAN DAN PENINGKATAN JALAN “INVENTARISASI JARINGAN JALAN” IIII JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS HALUOLEO.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "BAHAN KULIAH : PEMELIHARAAN DAN PENINGKATAN JALAN “INVENTARISASI JARINGAN JALAN” IIII JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS HALUOLEO."— Transcript presentasi:

1 BAHAN KULIAH : PEMELIHARAAN DAN PENINGKATAN JALAN “INVENTARISASI JARINGAN JALAN” IIII JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS HALUOLEO

2 2 REVIEW PENYELENGGARAAN JALAN : JALAN J A L A N K H U S U S JALAN NON TOL (PP 34 TAHUN 2006 : JALAN) JLN. TOL (PP 15 / 2005) JALAN UMUM (UU 38/2004 : JALAN) SISTEM JARINGAN FUNGSI JALAN ARTERI PRIMER LOKAL PRIMER ARTERI SEKUNDER KOLEKTOR SEKUNDER LOKAL SEKUNDER STATUS JALAN NASIONAL JALAN PROV. JALAN KAB / KOTA / DESA KELAS JALAN (UU 22/2009 TTG LLAJ) : I, II, III, dan Jalan Khusus KELAS JALAN (UU 38/ 2004 : JALAN ) = BEBAS HAMBATAN, JALAN RAYA, JALAN SEDANG, JALAN KECIL KOLEKTOR PRIMER K-1K-2K-3K… SISTEM JARINGAN JALAN PRIMER SISTEM JAR. JALAN SEKUNDER

3 Inventarisasi Jaringan Jalan Salah satu tugas Pemerintah dalam Penyelenggaraan Jalan khususnya dalam Pembangunan Jalan adalah “Pengembangan dan pengelolaan sistem manajemen jalan” (Pasal 31 & 32 UU No. 38 Tahun 2004). Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 Bab VII Dokumen Jalan : Pasal 114 : Dokumen jalan meliputi leger jalan, dokumen aset jalan, gambar terlaksana, dan dokumen laik fungsi jalan. Pasal 115(1) : Setiap penyelenggara jalan wajib menyelenggarakan leger jalan yang meliputi pembuatan, penetapan, pemantauan, pemutakhiran, penyimpanan dan pemeliharaan, penggantian, serta penyampaian informasi. Pasal 116 : Leger jalan digunakan untuk : Pasal 116 : Leger jalan digunakan untuk : a. penyusunan rencana dan program pembangunan jalan; dan a. penyusunan rencana dan program pembangunan jalan; dan b. pendataan tentang sejarah perkembangan suatu ruas jalan b. pendataan tentang sejarah perkembangan suatu ruas jalan

4 Pasal 117(1) : Leger jalan sekurang-kurangnya memuat data sebagai berikut : a. data identitas jalan; a. data identitas jalan; b. data jalan; b. data jalan; c. peta lokasi ruas jalan; dan c. peta lokasi ruas jalan; dan d. data ruang milik jalan. d. data ruang milik jalan. Pasal 117(2) : Data identitas jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi : huruf a meliputi : a. nomor dan nama ruas jalan; a. nomor dan nama ruas jalan; b. nama pengenal jalan; b. nama pengenal jalan; c. titik awal dan akhir, serta jurusan jalan; c. titik awal dan akhir, serta jurusan jalan; d. sistem jaringan jalan; d. sistem jaringan jalan; e. fungsi jalan; e. fungsi jalan; f. status jalan; f. status jalan; g. kelas jalan. g. kelas jalan.

5 Pasal 117(3) : Data jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi data teknis : a. jalan; b. jembatan; c. terowongan; d. Bangunan pelengkap lainnya; e. Perlengkapan jalan; f. Tanah dasar. Pasal 117(4) : Peta lokasi ruas jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c memuat : huruf c memuat : a. titik awal dan akhir ruas jalan; a. titik awal dan akhir ruas jalan; b. batas administrasi; b. batas administrasi; c. patok kilometer; c. patok kilometer; d. persimpangan; d. persimpangan; e. jembatan; dan e. jembatan; dan f. terowongan. f. terowongan.

6 Proses Planning, Programming & Budgeting di dalam Manajemen Penyelenggaraan Jalan Perencanaan Pemrograman Penganggaran - Pendataan, penyimpanan dan pengolahan data fisik jalan - Segmentasi ruas jalan dan penentuan penanganannya - Mendapatkan alternatif penanganan sesuai data fisik segmen seluruh ruas jalan dalam area kerja - Menganalisa penanganan ruas jalan sesuai kaidah teknis - Mengidentifikasi kebutuhan pemeliharaan : B, PM dan RM - Mengalokasikan perkiraan alternatif pembiayaan yang tersedia - Mengindikasi nilai ekonomi (NPV) dari setiap penanganan - Penentuan penanganan setiap ruas jalan dalam area kerja - Merangkum pilihan-pilihan ruas jalan yang terprogram - Membuat DED perkerasan (RDS) dan DED non perkerasan dari ruas terprogram sebagai paket proyek - Mengevaluasi NPV dan IRR dari B dan PM ruas-ruas terprogram - Merangkum ruas jalan terprogram sebagai daftar usulan program proyek-proyek tahunan dan multi tahunan - Merangkum dan menyiapkan usulan pembiayaan paket proyek terprogram untuk proses lebih lanjut. - Proses kebijakan

7 Fungsi IRMS :  Sebagai alat bantu dalam manajemen jalan  Memberikan gambaran kuantitas dan kualitas aset jalan yang dimiliki  Memberikan usulan penanganan pekerjaan tahunan yang diperlukan  Menghitung kebutuhan biaya tahunan  Menyediakan daftar prioritas penanganan jalan  Menghitung efek yg terjadi dari penanganan jalan SISTEM MANAJEMEN JALAN (IRMS)

8 Data utama yg diperlukan dlm RMS : Data Inventarisasi Jalan Data Inventarisasi Jalan Data Kondisi jalan Data Kondisi jalan Data Struktur Jalan Data Struktur Jalan Data Lalulintas Data Lalulintas Data Lingkungan Jalan Data Lingkungan Jalan Data Harga Satuan Penanganan Data Harga Satuan Penanganan Data Harga Satuan Biaya Pengguna Jalan Data Harga Satuan Biaya Pengguna Jalan

9 Kegiatan Utama IRMS : A : Pengumpulan Data Lapangan B : Memasukkan Data Lapangan C : Prosesing Data Lapangan D : Menyiapkan Hasil Akhir

10 Formulir Survei Inventarisasi Jaringan Jalan

11 FORMULIR SURVEI INVENTARISASI JARINGAN JALAN SAAT INI PROPINSI RUAS NO. DIKERJAKAN OLEH : NAMA : NAMA NAMA : DARI PATOK KM. N.I.P : SEKSI NAMA : KOTA ASALJARAK HARIBULANTAHUN KE PATOK KM. TGL : / / LOKASI INVENTARISASI SAAT INI TIPE JALANMEDIAN LAPIS PERMUKAAN BAHUSALURAN SAMPING TERRAIN NAIK (I) TURUN (L) ALINYEMENTATA GUNA LAHAN Km.... KIRIKANANKIRIKANAN VERTIKAL (GRADE) NAIK/TURUN HORIZONTAL (BELOKAN) KIRIKANAN TAHUNJENIS LEBAR (M) JENISLEBARJENISLEBARJENIS DALAM CM JENISDALAM CMKIRIKANAN DARIKE 123456789101112131415161718192021 KODE JENIS PERMUKAAN/ PELAPISAN ULANGKODE JENIS BAHUKODE JENIS SALURAN SAMPINGKODE TATA GUNA LAHAN 0. TIDAK DIKETAHUI5. BURDA10. LATASBUM (NACAS)15. MICRO ASBUTON0. TIDAK ADA BAHU1. TANAH TERBUKA1. SAWAH/ KEBUN/ HUTAN 1. TANAH6. PENETRASI MACADAM 1 LAPIS11. LATASTON (HRS)16. DGEM1. BAHU LUNAK2. BETON/ PAS. BATU TERBUKA2. PERUMAHAN (URBAN 1) 2. JAPAT (AWCAS)/ KERIKIL7. PENETRASI MACADAM 2 LAPIS12. HRSSA17. SMA2. BAHU YANG DIPERKERAS3. SALURAN IRIGASI3. PERINDUSTRIAN (URBAN 2) 3. TELFORD/ MACADAM TERBUKA8. LASBUTAG (BUTAS)12. SLURRY SEAL18. BMA4. BETON/ PAS. BATU TERTUTUP4. PERTOKOAN / PERKANTORAN 4. BURTU9. ASPAL BETON (A.C.)13. MACRO SEAL19. HSWC5. TIDAK ADA5. PASAR (URBAN 3) KODE TIPE JALANKODE MEDIANKODE TERRAINKODE GRADE (ALIN, VER,)KODE BELOKAN (ALIN, HOR,) 1. 2/1 UD4. 4/2 UD1. TIDAK ADA1. DATAR (F) < 1,0 M1. DATAR (F) (< 5,0 M/ KM)1. LURUS (<0,25 RAD/ KM) 2. 2/2 UD5. 6/2 UD2. DENGAN PENINGGIAN/ KERB 2. 1,0 M < BUKIT (R) < 3,0 M2. BUKIT (R) (5-45 M/ KM)2. SEDIKIT BELOKAN (0,25-3,50 RAD/ KM) 3. 4/2 UD3. TANPA PENINGGIAN/ KERB3. GUNUNG (H) > 3,0 M3. GUNUNG (H) (> 45 M/ KM)3. BANYAK BELOKAN (> 3,50 RAD/ KM)

12 LOKASI DATA SEJARAH PELAPISAN PERMUKAAN PELAPISAN PERMUKAANPELAPISAN PEMELIHARAAN Km.... 1231231. BURAS TAHUNJENIS TEBAL MM TAHUNJENIS TEBAL MM TAHUNJENIS TEBAL MM TAHUNJENISTAHUNJENISTAHUNJENIS 2. NACAS (LATASBUM) DARIKE3. BERTU BURDA 12222324252627282930313233343536 KODE JENIS PERMUKAAN/ PELAPISAN ULANG 0. TIDAK DIKETAHUI10. LATASBUM 1. TANAH11. LATASBUM 2. JAPAT (AWCAS)/ KERIKIL12. HRSSA 3. TELFORD/ MACADAM TERBUKA13. SLURRY SEA 4. BURTU14. MACRO SEAI 5. BURDA15. MICRO ASBU 6. PENETRASI MACADAM 1 LAPIS16. DGEM 7. PENETRASI MACADAM 2 LAPIS17. SMA 8. LASBUTAG (BUTAS)18. BMA 9. ASPAL BETON (A.C.)19. HSWC FORMULIR SURVEI INVENTARISASI JARINGAN JALAN - DATA SEJARAH PROPINSI RUAS NO. DIKERJAKAN OLEH : NAMA : NAMA NAMA : DARI PATOK KM. N.I.P : SEKSI NAMA : KOTA ASALJARAK HARIBULANTAHUN KE PATOK KM. TGL : / /

13 FORMULIR SURVEI DATA TITIK REFERENSI (STR) PROPINSI NAMA :_______________________ RUAS NAMA__________________________________ DIKERJAKAN OLEH NAMA : ________________________________ NO. : NO. NIP. :________________________________ FUNGSI TANGGAL : HARIBULANTAHUN STATUS URAIAN RUAS BERDASARKAN DBM TITIK AWAL_______________________________________________________________________ TITIK AKHIR_______________________________________________________________________ (KOTA)(URAIAN TITIK REFERENSI)KOTA ASALPATOKKM NO. URUTKOTA ASAL TITIK REFERENSI PEMBACAAN ODOMETER/ TRIPMETERURAIAN DATA TITIK REFERENSI JARAK TERHADAP KOTA ASAL (KM)JENIS.. _____________________________________________________...................... JENIS TITIK REFERENSI FUNGSIAARTERI STATUSNNASIONAL0TITIK AWAL5PERSIMPANGAN KKOLEKTORPPROPINSI1PATOK KM6REL KERETA API LLOKALKKABUPATEN2GORONG-GORONG7TANDA SEMENTARA LAINNYA MKOTAMADYA3JEMBATAN8TANDA DENGAN CAT

14 Kode Tipe Jalan : a. 2/1 UD= 2 lajur, 1 arah tanpa median; b. 2/2 UD= 2 lajur, 2 arah tanpa median; c. 4/2 UD= 4 lajur, 2 arah tanpa median; d. 4/2 D= 4 lajur, 2 arah dengan median. Catatan : UD= Undevided (tanpa pemisah) D= Devided (dengan pemisah) Penomoran ruas jalan : 1. Ruas bercabang sebagian 2/2 UD 22 018 22 018.2 22 018.1 22 018.A A = Suffix 1. 2.

15 2. Ruas bercabang penuh 3. Ruas paralel sebagian 2/2 UD 22 018 A = Suffix 1. 22 018 22 018.A 2. 2/2 UD 1. 22 018.122 018.2 22 018.1 22 018.A 2/2 UD 4/2 UD 2.

16 4. Ruas paralel penuh 5. Frontage Road 2/2 UD 4/2 UD 22 018 1. 22 018 2. 4/2 UD 22 018 22 018.A1 8/2 UD 22 018.A

17 Kode jenis permukaan / pelapisan ulang 1. TANAH Jalan tanah dengan lapisan tanah asli/diperkeras. Jalan tanah dengan lapisan tanah asli/diperkeras. 2. JAPAT (AWCAS) / KERIKIL Jalan Agregat Padat Tahan Cuaca (All Weather Compacted Aggregate Surface), merupakan lapis perkerasan yang teridiri dari agregat / kerikil yang dipadatkan, sehingga tahan terhadap cuaca. Jalan Agregat Padat Tahan Cuaca (All Weather Compacted Aggregate Surface), merupakan lapis perkerasan yang teridiri dari agregat / kerikil yang dipadatkan, sehingga tahan terhadap cuaca. 3. TELFORD / MACADAM TERBUKA Lapis perkerasan yang terdiri dari batu belah ukuran 15 – 20 cm, yang disusun berdiri di atas tanah / lapisan pasir yang dipadatkan dengan pengisian agregat diantara rongga-rongganya. Lapis perkerasan yang terdiri dari batu belah ukuran 15 – 20 cm, yang disusun berdiri di atas tanah / lapisan pasir yang dipadatkan dengan pengisian agregat diantara rongga-rongganya.

18 4. BURTU / SST Laburan Aspal Satu Lapis (Single Surface Treatment), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi seragam (tebal padat maksimum 20 mm). Laburan Aspal Satu Lapis (Single Surface Treatment), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi seragam (tebal padat maksimum 20 mm). Fungsi : BURTU dapat berfungsi : a. Membuat permukaan tidak berdebu; b. Mencegah masuknya air dari permukaan perkerasan; c. Memperbaiki tekstur permukaan perkerasan. Sifat – sifat BURDA : Kedap air, kenyal, tidak memiliki nilai struktur, tidak licin. Penggunaan BURDA : a. Jalan yang stabil dan rata / dibuat rata; a. Jalan yang stabil dan rata / dibuat rata; b. Jalan yang mulai retak-retak atau mengalami degradasi permukaan; b. Jalan yang mulai retak-retak atau mengalami degradasi permukaan; c. Dapat digunakan untuk lalu-lintas ringan sampai berat. c. Dapat digunakan untuk lalu-lintas ringan sampai berat.

19 5. BURDA / DST Laburan Aspal Dua Lapis (Double Surface Treatment), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi dengan agregat bergradasi seragam yang dikerjakan dua kali secara berurutan (tebal padat maksimum 35 mm). Laburan Aspal Dua Lapis (Double Surface Treatment), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi dengan agregat bergradasi seragam yang dikerjakan dua kali secara berurutan (tebal padat maksimum 35 mm). Fungsi : BURDA dapat berfungsi : a. Membuat permukaan tidak berdebu; b. Mencegah masuknya air dari permukaan perkerasan; c. Memperbaiki tekstur permukaan perkerasan. Sifat – sifat BURDA : Kedap air, cukup kenyal, tidak memiliki nilai struktur, tidak licin. Penggunaan BURDA : a. Jalan yang stabil dan rata / dibuat rata; a. Jalan yang stabil dan rata / dibuat rata; b. Jalan yang mulai retak-retak atau mengalami degradasi permukaan; b. Jalan yang mulai retak-retak atau mengalami degradasi permukaan; c. Dapat digunakan untuk lalu-lintas ringan sampai berat. c. Dapat digunakan untuk lalu-lintas ringan sampai berat.

20 6. PENETRASI MACADAM 1 LAPIS Lapis Penetrasi Macadam 1 Lapis (LAPEN 1 LAPIS), merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari batu pokok dan batu pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal dengan disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis, apabila akan digunakan sebagai lapis permukaan perlu diberi laburan aspal dengan batu penutup. Lapis Penetrasi Macadam 1 Lapis (LAPEN 1 LAPIS), merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari batu pokok dan batu pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal dengan disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis, apabila akan digunakan sebagai lapis permukaan perlu diberi laburan aspal dengan batu penutup. Fungsi : LAPEN dapat berfungsi sebagai : a. Lapis permukaan; b. Lapis pondasi. Sifat – sifat LAPEN : a. Kurang kedap air (permeabilitas sedang); b. Kekuatan utama didapat dari saling mengunci antara batuan pokok dan pengunci; c. Mempunyai nilai struktural; d. Cukup kenyal; e. Mempunyai permukaan yang kasar. Penggunaan LAPEN : LAPEN dapat diletakkan di atas berbagai jenis kondisi perkerasan lama maupun baru untuk lalu-lintas ringan sampai sedang.

21 7. PENETRASI MACADAM 2 LAPIS Lapis Penetrasi Macadam 2 Lapis (LAPEN 2 LAPIS), merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari dua rangkaian penghamparan batu pokok dan batu pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal dengan disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis. Lapis Penetrasi Macadam 2 Lapis (LAPEN 2 LAPIS), merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari dua rangkaian penghamparan batu pokok dan batu pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal dengan disemprotkan diatasnya dan dipadatkan lapis demi lapis. Fungsi : LAPEN dapat berfungsi sebagai : a. Lapis permukaan; b. Lapis pondasi. Sifat – sifat LAPEN : a. Kurang kedap air (permeabilitas sedang); b. Kekuatan utama didapat dari saling mengunci antara batuan pokok dan pengunci; c. Mempunyai nilai struktural; d. Cukup kenyal; e. Mempunyai permukaan yang kasar. Penggunaan LAPEN : LAPEN dapat diletakkan di atas berbagai jenis kondisi perkerasan lama maupun baru untuk lalu-lintas ringan sampai sedang.

22 8. LASBUTAG / BUTAS Lapis Aspal Buton Agregat / Buton Aspal, merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari campuran antara agregat, asbuton dan bahan pelunak/peremaja yang diaduk dalam perbandingan tertentu, dihampar dan dipadatkan secara dingin. Lapis Aspal Buton Agregat / Buton Aspal, merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari campuran antara agregat, asbuton dan bahan pelunak/peremaja yang diaduk dalam perbandingan tertentu, dihampar dan dipadatkan secara dingin. Fungsi : LASBUTAG dapat berfungsi sebagai : a. Sebagai lapis permukaan atau lapis aus; b. Untuk melindungi lapisan di bawahnya dari pengaruh air dan cuaca; c. Menyediakan permukaan jalan yang rata dan tidak licin. Sifat – sifat LASBUTAG : a. Kedap air; b. Pencapaian kestabilan dipengaruhi oleh volume lalu-lintas dan cuaca (dikarenakan proses peremajaan bitumen asbuton); c. Mempunyai nilai struktural; d. Cukup kenyal; Penggunaan LASBUTAG (pada jalan lama atau jalan baru) dengan persyaratan : Lalu-lintas sedang, kelandaian maksimum 12%, serta jari-jari tikungan min. 15 m.

23 9. ASPAL BETON (AC) Lapis Aspal Beton (Asphalt Concrete), merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi menerus, dicampur dalam perbandingan tertentu, dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu. Lapis Aspal Beton (Asphalt Concrete), merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi menerus, dicampur dalam perbandingan tertentu, dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu. Fungsi : LASTON mempunyai fungsi : a. Sebagai lapis permukaan atau lapis aus; b. Sebagai pelindung lapisan di bawahnya dari pengaruh air dan cuaca; c. Menyediakan permukaan jalan yang rata dan tidak licin. Sifat – sifat LASBUTAG : a. Kedap air; b. Tahan terhadap keausan akibat lalu-lintas; c. Mempunyai nilai struktural; d. Mempunyai stabilitas yang tinggi; e. Peka terhadap penyimpangan perencanaan dan pelaksanaan.

24 10. LATASBUM (NACAS) Lapis Tipis Aspal Buton Murni (Non Aggregate Cold Asbuton Sheet), merupakan lapis penutup jalan yang terdiri dari campuran asbuton dan bahan pelunak dalam perbandingan tertentu yang dicampur secara dingin (tebal padat maksumum 1 cm). Lapis Tipis Aspal Buton Murni (Non Aggregate Cold Asbuton Sheet), merupakan lapis penutup jalan yang terdiri dari campuran asbuton dan bahan pelunak dalam perbandingan tertentu yang dicampur secara dingin (tebal padat maksumum 1 cm). Fungsi : LATASBUM mempunyai fungsi sebagai lapis penutup untuk mencegah masuknya air dari permukaan kedalam konstruksi perkerasan, sehingga dapat mempertahankan kekuatan konstruksi sampai tingkat tertentu. Sifat – sifat LATASBUM : a. Kedap air; b. Kenyal; c. Cukup awet; d. Tidak mempunyai nilai struktural. Penggunaan (umumnya pada jalan yang telah beraspal) dengan ketentuan : a. Jalan yang stabil dan rata / dibuat rata dengan penampang melintang sesuai persyaratan; b. Jalan yang mulai retak-retak atau mengalami degradasi permukaan.

25 11. LATASTON (HRS) Lapis Tipis Aspal Beton (Hot Rolled Sheet), merupakan suatu lapisan penutup yang terdiri dari campuran antara agregat bergrdasi timpang, filler dan aspal keras dengan perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas (tebal padat 2,5 cm – 3,0 cm). Lapis Tipis Aspal Beton (Hot Rolled Sheet), merupakan suatu lapisan penutup yang terdiri dari campuran antara agregat bergrdasi timpang, filler dan aspal keras dengan perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas (tebal padat 2,5 cm – 3,0 cm). Fungsi : LATASTON mempunyai fungsi sebagai lapis penutup untuk mencegah masuknya air dari permukaan kedalam konstruksi perkerasan, sehingga dapat mempertahankan kekuatan konstruksi sampai tingkat tertentu. Sifat – sifat LATASTON : a. Kedap air; b. Kekenyalan yang tinggi; c. Dianggap tidak mempunyai nilai struktural; d. Awet. Penggunaan : a. Jalan yang stabil dan rata / dibuat rata; b. Jalan yang mulai retak-retak atau mengalami degradasi permukaan.

26 12. LATASIR (HRSSA) Lapis Tipis Aspal Pasir (Hot Rolled Sand Sheet Asphalt), merupakan suatu lapisan penutup yang terdiri dari aspal keras dan pasir alam bergradasi menerus, dicampur, dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu (tebal padat 1,0 cm – 2,0 cm). Lapis Tipis Aspal Pasir (Hot Rolled Sand Sheet Asphalt), merupakan suatu lapisan penutup yang terdiri dari aspal keras dan pasir alam bergradasi menerus, dicampur, dihampar dan dipadatkan pada suhu tertentu (tebal padat 1,0 cm – 2,0 cm). Fungsi : LATASTON mempunyai fungsi sebagai lapis penutup, sebagai lapis aus, menyediakan permukaan yang rata dan tidak licin. Sifat – sifat LATASTON : a. Kedap air; b. Kenyal; c. Tidak mempunyai nilai struktural; d. Tahan terhadap keausan akibat lalu-lintas dan tahan terhadap cuaca. Penggunaan (pada umumnya dilaksanakan pada jalan yang beraspal) dengan syarat : a. Jalan stabil dan rata / dibuat rata; b. Jalan yang mulai retak-retak atau mengalami degradasi permukaan; c. Lalu-lintas ringan sampai sedang;

27 13. Slurry Seal Slurry Seal adalah suatu campuran padat antara agregat bergradasi sempurna/gradasi optimum dengan aspal emulsi dan filler secukupnya. Slurry Seal adalah suatu campuran padat antara agregat bergradasi sempurna/gradasi optimum dengan aspal emulsi dan filler secukupnya. Fungsi : a. Memperbaiki lapis permukaan jalan; b. Menutup retak-retak, sehingga kedap air; c. Menambah daya skid resistance. Sifat – sifat Slurry Seal : a. Kedap air; b. Tidak memiliki nilai struktural; 14. Macro Seal 15. Micro Asbuton.

28 16. DGEM Dense Graded Emulsion Mix (campuran emulsi bergradasi rapat) adalah campuran dari aspal emulsi dengan agregat bergradasi menerus, dicampur sebagai campuran dingin. Dense Graded Emulsion Mix (campuran emulsi bergradasi rapat) adalah campuran dari aspal emulsi dengan agregat bergradasi menerus, dicampur sebagai campuran dingin. Fungsi : DGEM mempunyai fungsi sebagai lapis pondasi, lapis permukaan maupun untuk penambalan (patching). Sifat – sifat DGEM : a. Kedap air; b. Memiliki nilai struktural sama dengan konstruksi hotmix; c. Memiliki performance mirip hotmix; d. Tidak tergantung suhu (campuran dingin).

29 17. SMA (Split Mastic Asphalt) 18. BMA (Butonic Mastic Asphalt) 19. HSWC (High Stiffness Wearing Course) Merupakan lapis aus dengan kekakuan tinggi, materialnya dapat berupa : Merupakan lapis aus dengan kekakuan tinggi, materialnya dapat berupa : HSMA (High Stiffness Modulus Asphalt), Asphaltic Concrete Modulus seperti Gilsonite, Chemcrete. HSMA (High Stiffness Modulus Asphalt), Asphaltic Concrete Modulus seperti Gilsonite, Chemcrete.

30 Kode Median 1. Dengan Peninggian / Kerb lebar ≤ 2,0 m’. 2. Tanpa Peninggian / Kerb lebar ≥ 2,0 m’. Kode Jenis Bahu 1. Bahu lunak tanah + rumput. 2. Bahu diperkeras agregat / kerikil yang dipadatkan. 2. Bahu diperkeras agregat / kerikil yang dipadatkan. Kode Saluran Samping 1. Tanah 2. Pasangan batu terbuka 3. Pasangan batu tertutup.

31 Kode Terrain 1. Datar (F) < 1,0 m’ Elevasi lahan di sisi jalan lebih tinggi (T) atau lebih rendah (L), perbedaannya < 1,0 m’ dari permukaan jalan. Elevasi lahan di sisi jalan lebih tinggi (T) atau lebih rendah (L), perbedaannya < 1,0 m’ dari permukaan jalan. 2. 1,0 m’ < Bukit (R) < 3,0 m’. Elevasi lahan di sisi jalan lebih tinggi (T) atau lebih rendah (L), perbedaannya antara 1,0 m’ - 3,0 m’ dari permukaan jalan. Elevasi lahan di sisi jalan lebih tinggi (T) atau lebih rendah (L), perbedaannya antara 1,0 m’ - 3,0 m’ dari permukaan jalan. 3. Gunung (H) > 3,0 m’ Elevasi lahan di sisi jalan lebih tinggi (T) atau lebih rendah (L), perbedaannya > 3,0 m’ dari permukaan jalan. Elevasi lahan di sisi jalan lebih tinggi (T) atau lebih rendah (L), perbedaannya > 3,0 m’ dari permukaan jalan.

32 Kode Grade (Alinyemen Vertikal) 1. Datar (F) (< 5,0 m/km) Pada sepanjang 1,0 km jalan.......... ∑ g < 5,0 m/km. Relatif datar, tanpa ada perubahan gigi/kecepatan. 2. Bukit (R) (antara 5,0 - 45,0 m/km). Pada sepanjang 1,0 km jalan.......... ∑ g antara 5 – 45 m/km. Pada jarak tempuh 300 m, tidak diperlukan penggantian gigi kendaraan. Ada sedikit penurunan kecepatan (+ 10 km/jam). 3. Gunung (H) (> 45,0 m/km) Pada sepanjang 1,0 km jalan.......... ∑ g > 45 m/km. Pada jarak tempuh 300 m, diperlukan penggantian gigi kendaraan. Ada sedikit penurunan kecepatan yang berarti (> 10 km/jam). ∑ g = Jumlah aljabar kelandaian.

33 Kode Belokan (Alinyemen Horizontal) 1. Lurus (< 0,25 rad/km) Pada sepanjang 1,0 km jalan.......... ∑ ∆ < 0,25 rad/km. 2. Sedikit Belokan (0,25 - 3,5 rad/km). Pada sepanjang 1,0 km jalan...... ∑ ∆ antara 0,25 – 3,5 rad/km. Pada jarak tempuh 300 m, terdapat maksimum 2 belokan. 3. Banyak Belokan (> 3,5 rad/km) Pada sepanjang 1,0 km jalan.......... ∑ ∆ > 3,5 rad/km. Pada jarak tempuh 300 m, terdapat lebih dari 2 belokan. Keterangan : ∑ ∆ = jumlah sudut kelengkungan.

34 Kode Tata Guna Lahan 1. Sawah/kebun/hutan; 2. Perumahan (Urban 1); 3. Perindustrian (Urban 2); 4. Pertokoan/perkantoran/pasar (Urban 3).


Download ppt "BAHAN KULIAH : PEMELIHARAAN DAN PENINGKATAN JALAN “INVENTARISASI JARINGAN JALAN” IIII JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS HALUOLEO."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google