Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENGELOLAAN LIMBAH MENJADI SUMBERDAYA MINERAL Oleh Andy Asmara.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENGELOLAAN LIMBAH MENJADI SUMBERDAYA MINERAL Oleh Andy Asmara."— Transcript presentasi:

1 PENGELOLAAN LIMBAH MENJADI SUMBERDAYA MINERAL Oleh Andy Asmara

2 Latar Belakang Sampah ternyata bukan hanya dapat diolah menjadi pupuk organik semata, tetapi juga menjadi sumber energi alternatif. Konsep sampah menjadi tenaga listrik ini sebenarnya timbul saat adanya polemik sekitar pemanfaatan sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Sampah perkotaan yang organik yang dapat dikonversi menjadi energi melalui sejumlah proses pengolahan. Dengan atau tanpa oksigen yang bertemperatur tinggi, sampah-sampah diproses menghasilkan Energi, gas, energi panas, dan dingin. Pemanfaatan biomass dari sampah sebagai sumber Energi seperti ini telah diakui oleh pakar sebagai energi terbaru yang ramah lingkungan. Penerapan biomass dianggap telah sesuai dengan mekanisme pembangunan bersih dan berkurangnya jumlah emisi. Teknologi yang digunakan cukup sederhana, pisang-pisang dimasukkan ke dalam peti penampungan yang tertutup rapat. Pisang-pisang itu dibiarkan hingga terdekomposisi sehingga menghasilkan gas metana. Dari gas inilah turbin digerakkan untuk pembangkit listrik. Segi menariknya dari teknologi ini, meski tergolong kecil namun berjalan lancar. Hebat lagi dari sampah pisang yang menggerakkan turbin ternyata mampu menyalurkan energi ke 500 rumah tangga.

3 Pengelolaan Sampah Sampah (waste); suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

4 Sumber dan klasifikasi sampah 1 Sampah basah (garbage) sampah organik yang mudah busuk (degradable) 2 Sampah kering (rubbish) sampah anorganik yang tidak mudah busuk (undegradable) 3 Sampah lembut, yaitu sampah yang merupakan partikel- partikel ukuran kecil, ringan dan mudah diterbangkan angin, berbentuk debu dan abu. 4 Sampah besar (bulky waste) yaitu sampah yang berukuran besar, misal bekas furnitur, kursi, meja.

5 5 Sampah berbahaya (hazardous waste) sampah yang berbahaya baik bagi manusia, binatang maupun tumbuhan.Sampah ini terdiri dari; a. Sampah patogen yaitu sampah yang berasal dari rumah sakit dan klinik b. Sampah beracun, yaitu sampah sisa pestisida, insektisida, kertas bungkus bahan beracun. c. Sampah radioaktif, yaitu sampah bahan-bahan radioaktif, sisa pengolahan nuklir. d. Sampah ledakan yaitu sampah yang berasal dari ledakan petasan, misiu, sampah perang.

6 Sumber sampah Sumber sampah dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu; A. sampah hasil kegiatan rumah tangga (domestic refuse) sisa makanan, bahan dan peralatan rumah tangga. B. Sampah dari kegiatan perdagangan (comercial refuse) Adalah sampah yang berasal dari tempat-tempat perdagangan seperti supermarket, pusat pertokoan, warung dan sejenisnya. C. Sampah yang berasal dari industri (industrial refuse) Merupakan sampah yang berasal dari kegiatan industri, jumlah dan macamnya sangat tergantung pada jenis industri.

7 Sampah yang berasal dari jalanan (street sweeping). Ragamnya sangat bervariasi, misal daun tanaman perindang jalan, kertas plastik, puntung rokok, barang- barang yang dibuang sembarangan oleh penumpang kendaraan. Sampah yang berasal dari binatang mati (dead animal) Lebih dikenal sebagai bangkai, misal bangkai tikus, ular, burung, ayam, anjing, kucing.

8 B. Sampah yang mudah Terdegradasi dan Tidak Terdegradasi Berdasarkan mudah dan tidaknya terdegradasi, sampah dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu; Sampah yang mudah terurai (degradable refuse) Yaitu sampah yang dapat diurai secara alami melalui proses fisik, kimia maupun biologis. Pada umumnya jenis sampah ini berasal dari bahan- bahan organik, yang dihancurkan oleh mikroorganisme.

9 Sampah yang tidak mudah terurai (non degradable refuse) Yaitu sampah yang tidak dapat diurai atau sulit diurai secara alami oleh proses fisik, kimia maupun biologis menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Non degredable refuse, umumnya terdiri dari bahan-bahan anorganik, bahan sintetis, dan bahan keras lainnya, misal Logam, kaca, kayu, keramik, plastik.

10 PENGELOLAAN SAMPAH Pengelolaan sampah adalah suatu bidang yang berhubungan dengan pengaturan terhadap penimbulan, penyimpanan sementara, pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan, pemprosesan dan pembuangan sampah dengan suatu cara yang sesuai dengan prinsip-prinsip terbaik dari kesehatan masyarakat, teknik (engineering), perlindungan alam (conservation), keindahan dan pertimbangan-pertimbangan lingkungan lainnya dan juga mempertimbangkan sikap masyarakat.

11 Menurut Neolaka,(2008) Sistem pengelolaan sampah yang telah disepakati pemerintah dan perusahaan pengelola untuk melaksanakan pengelolaan sampah tersebut harus didukung penuh oleh rakyat yang memproduksi sampah. Apabila hal seperti ini terjadi maka pengelolaan sampah yang harmonis dan persoalan dapat diselesaikan dengan baik.

12 Beberapa aspek yang perlu didekati dalam pengelolaan persampahan; 1. Aspek teknik Hal pertama yang perlu diketahui dalam mengelola persampahan adalah karakter dari sampah yang ditimbulkan oleh masyarakat perkotaan.Berbagai karakter sampah perlu dikenali, dimengerti dan difahami agar dalam menyusun sistem pengelolaan yang dimulai dari perencanaan strategi dan kebijakan serta pelaksanaan penanganan sampah dapat dilakukan secara benar.

13 Pengelolaan Persampahan Secara Terpadu Untuk mengelola persampahan hal pertama yang harus diperhatikan adalah kebijakan dari pemerintah yang dibuat dengan pendekatan menyeluruh sehingga dapat dijadikan payung bagi penyusunan kebijakan ditingkat pusat maupun daerah. Belum adanya Peraturan Pemerintah tersebut menyulitkan pengelolaan persampahan. Kebijakan strategis yang telah ditetapkan oleh pemerintah baru pada tahap aspek teknis yaitu dengan melakukan pengurangan timbulan sampah dengan menerapkan Reduce, Reuse dan Recycle ( 3 R ), dengan harapan pada tahun 2025 tercapai “zero waste“.

14 pelaksanaan  Membuat peraturan daerah bersama yang mengatur pengelolaan persampahan. Peraturan tersebut berisi berbagai hal dengan mempertimbangkan aspek hukum dan kelembagaan, teknik, serta aspek keuangan.  Dari aspek kelembagaan telah ada pemisahan peran yang jelas antara pembuat peraturan, pengatur / pembina dan pelaksana (operator). Dengan adanya pemisahan yang jelas ini, diharapkan penerapan peraturan dapat dilakukan dengan optimal termasuk unsur pembinaan yang berupa sangsi-sangsi yang tegas.  Dari aspek teknis telah diterapkan beberapa indikator pelayanan yang meliputi antara lain : Berbagai prinsip yang perlu dilakukan dalam menerapkan pengelolaan persampahan secara regional ini adalah sebagai berikut;

15  Tidak terdapat timbunan sampah pada tempat terbuka;  Pengumpulan sampah harus dilakukan secepat mungkin dan menjangkau seluruh kawasan perkotaan termasuk kawasan rumah tinggal, niaga, fasilitas umum dan tempat-tempat wisata;  Sampah hanya dikumpulkan pada TPS atau kontainer sampah yang telah ditentukan;  yang terkumpul pada TPS harus sudah diangkut ke TPA Sampah dalam waktu kurang dari 24 jam;  Pengangkutan dari TPS dan dibuang ke TPA harus tidak menyebabkan kemacetan lalulintas serta tidak menimbulkan ceceran sampah maupun cairannya di sepanjang jalan;  Pengoperasian TPA dilakukan dengan sistem sanitary landfill;  Mengoptimalkan manfaat nilai tambah dari sampah dengan menerapkan daur ulang atau melakukan pengomposan.

16 Pengolahan sampah adalah suatu upaya yang sering dilakukan dalam sistem manajemen persampahan dengan tujuan untuk: 1. Meningkatkan efisiensi operasional, 2. Mendaur ulang material atau bahan-bahan yang kurang bermanfaat untuk ditingkatkan kembali manfaatnya, 3. Mendaur ulang material atau bahan-bahan buangan untuk diubah menjadi produk lain atau energi Pengolahan Sampah

17 Secara proses ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, diantaranya adalah : 1. Pemadatan (compaction), merupakan upaya mengurangi volume sampah secara mekanis. 2. Pembakaran (incineration), merupakan upaya mengurangi volume sampah secara kimiawi. 3. Penghancuran (shredding), merupakan upaya mengurangi volume sampah dengan cara memotong-motong atau mengiris-iris. 4. Pemisahan, merupakan upaya mendaur ulang meterial atau bahan-bahan untuk ditingkatkan manfaatnya atau diubah menjadi produk lain atau energi. 5. Pengeringan, merupakan pengurangan kadar air dengan maksud mengurangi volume dan berat sampah.

18 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah  TPA sampah adalah tempat untuk pembuangan akhir sampah yang berasal dari berbagai sumber penghasil sampah. TPA sampah biasanya terletak didaerah tertentu dan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kesehatan lingkungan dan manusia. TPA sampah merupakan salah satu unsur pokok di dalam pengelolaan sampah

19 Kendala dalam Pengelolaan Sampah  Pada saat ini terdapat beberapa kendala dalam pengelolaan sampah, yaitu :  Cepatnya perkembangan teknologi, lebih cepat daripada kemampuan masyarakat untuk mengelola dan memahami persoalan persampahan.  Meningkatnya tingkat hidup masyarakat, yang tidak disertai dengan keselarasan pengetahuan tentang persampahan.  Meningkatnya biaya operasi, pengelolaan, dan konstruksi di segala bidang termasuk bidang persampahan. Kebiasaan pengelolaan sampah yang tidak efisien, tidak benar, menimbulkan permasalahan pencemaran udara, tanah, air, menimbulkan turunnya harga tanah karena daerah itu turun nilai aestetiknya, bau dan tinggi populasi lalat.  Kegagalan dalam daur ulang ataupun pemanfaatan kembali barang bekas. Juga ketidak-mampuan orang memelihara barangnya, sehingga cepat rusak.

20  Semakin sulitnya mendapatkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir sampah, selain tanah dan formasi tanah yang tidak cocok bagi pembuangan sampah; juga terjadi kompetisi yang semakin rumit akan penggunaan tanah.  Semakin banyaknya masyarakat yang berkeberatan bahwa daerahnya dipakai sebagai tempat pembuangan sampah.  Kurangnya pengawasan dan pelaksanaan peraturan.  Sulitnya mencari partisipasi masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya dan memelihara kebersihan.  Pembiayaan yang tidak memadai, mengingat bahwa sampai saat ini kebanyakan sampah dikelola oleh jawatan pemerintah.  Pengelolaan sampah di masa lalu dan saat ini kurang memperhatikan faktor non- teknis seperti partisipasi masyarakat dan penyuluhan tentang hidup sehat dan bersih

21 MANAJEMEN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU Terdapat 3 alasan mengapa Manajemen dibutuhkan : 1.Untuk mencapai tujuan, baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi 2. Untuk menjaga keseimbangan antara tujuan- tujuan yang saling bertentangan dari semua pihak yang berkepentingan dalam organisasi tersebut 3. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas yang merupakan salah satu cara umum menilai organisasi.


Download ppt "PENGELOLAAN LIMBAH MENJADI SUMBERDAYA MINERAL Oleh Andy Asmara."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google