Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

AGAMA ISLAM Anggota kelompok 4 : Afghan Yoga Pamungkas (01) Aleyda Najwa (03) Amrita Deviayu Tunjung Biru (05) M. Auliya Bhisma S. (18) Sekar Ayu Mifthadillah.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "AGAMA ISLAM Anggota kelompok 4 : Afghan Yoga Pamungkas (01) Aleyda Najwa (03) Amrita Deviayu Tunjung Biru (05) M. Auliya Bhisma S. (18) Sekar Ayu Mifthadillah."— Transcript presentasi:

1 AGAMA ISLAM Anggota kelompok 4 : Afghan Yoga Pamungkas (01) Aleyda Najwa (03) Amrita Deviayu Tunjung Biru (05) M. Auliya Bhisma S. (18) Sekar Ayu Mifthadillah (29) Wina Saviera Fidela (35)

2 KERAJAAN PAJANG AWAL BERDIRI KERAJAAN PAJANG  Kerajaan Pajang adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah sebagai kelanjutan Kerajaan Demak.  Pada abad ke-14 Pajang sudah disebut dalam kitab Negarakertagama karena dikunjungi oleh Hayam Wuruk dalam perjalanannya memeriksa bagian Barat.  Cerita mengenai sejarah Pajang malah termuat dalam kitab Babad Banten.Meskipun Majapahit ambruk pada tahun 1625, Pengging dibawah Kebo Kenanga berdaulat terus hingga pertengahan abad ke-16. untuk menundukkan pengging Raja Demak memanfaatkan jasa Ki Wanapala dan Sunan Kudus.  Dua tahun kemudian, Kebo Kenanga berhasil dibunuh sedangkan anak laki-lakinya yaitu Jaka Tingkir kelak mengabdi ke Istana Demak untuk akhirnya mendirikan Kerajaan Pajang dengan sebutan Adi Wijaya.

3 RAJA-RAJA YANG MEMERINTAH DI KERAJAAN PAJANG 1. Jaka Tingkir Nama aslinya adalah Mas Karèbèt, putra Ki Ageng Pengging atau Ki Kebo Kenanga. Ketika ia dilahirkan, ayahnya sedang menggelar pertunjukan wayang beber dengan dalang Ki Ageng Tingkir. Mas Karebet tumbuh menjadi pemuda yang gemar bertapa, dan dijuluki Jaka Tingkir. Guru pertamanya adalah Sunan Kalijaga. Ia juga berguru pada Ki Ageng Sela. 2. Arya Pangir Arya Pangiri adalah putra Sunan Prawoto raja keempat Demak, yang tewas dibunuh Arya Penangsang tahun 1549. Ia kemudian diasuh bibinya, yaitu Ratu Kalinyamat di Jepara. Ia dikisahkan hanya peduli pada usaha untuk menaklukkan Mataram daripada menciptakan kesejahteraan rakyatnya. Ia bahkan membentuk pasukan yang terdiri atas orang-orang bayaran dari Bali, Bugis, dan Makassar untuk menyerbu Mataram. Arya Pangiri juga berlaku tidak adil terhadap penduduk asli Pajang. Ia mendatangkan orang-orang Demak untuk menggeser kedudukan para pejabat Pajang. Bahkan, rakyat Pajang juga tersisih oleh kedatangan penduduk Demak. Akibatnya, banyak warga Pajang yang berubah menjadi perampok karena kehilangan mata pencaharian. Sebagian lagi pindah ke Jipang mengabdi pada Pangeran Benawa. 3. Pangeran Benawa Pangeran Benawa adalah raja ketiga Kesultanan Pajang yang memerintah tahun 1586-1587, bergelar Sultan Prabuwijaya. Pangeran Benawa adalah putra Sultan Hadiwijaya alias Jaka Tingkir, raja pertama Pajang. Pangeran Benawa memiliki putri bernama Dyah Banowati yang menikah dengan Mas Jolang putra Sutawijaya. Dyah Banowati yang kemudian melahirkan Sultan Agung, raja terbesar Mataram.

4 BERBAGAI ASPEK PADA KERAJAAN PAJANG Aspek Sosial Budaya Pada zaman Pakubuwono I dan Jayanegara bekerja sama untuk menjadikan Pajang semakin maju dibidang pertanian sehingga Pajang menjadi lumbung beras pada abad ke-16 sampai abad 17, kerja sama tersebut saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Kehidupan rakyat Pajang mendapat pengaruh Islamisasi yang cukup kental sehingga masyarakat Pajang sangat mengamalkan syariat islam dengan sungguh - sungguh Aspek Ekonomi Pajang mengalami kemajuan di bidang pertanian sehingga menjadi lumbung beras dalam abad ke-16 dan 17. Lokasi pusat kerajaaan Pajang ada di dataran rendan tempat bertemunya sungai Pepe dan Dengkeng (ke dua-duanya bermata air di lereng gunung Merapi) dengan bengawan sala. Irigasi berjalan lancar karena air tanah di sepanjan tahun cukup untuk mengairi sehingga pertanian di Pajang maju. Aspek Politik Arya Penangsang membuat saluran air melingkari Jipang Panolan dan dihubungkan dengan Bengawan Solo. Karena pada sore hari air Bengawan Solo pasang maka air di saluran juga mengalami pasang. Oleh karena itu saluran tersebut dikenal dengan nama Bengawan Sore

5 Keruntuhan  Keruntuhan kerajaan Pajang : Setelah jaka tingkir meninggal pada tahun 1575 M, terjadi perebutan kekuasaan dan akhirnya pajang di rebut oleh sutawijaya (panembahan senopati) dari mataram selain itu, sebab keruntuhan lainnya adalah masalah perekonomian kerajaan pajang.

6 KERAJAAN MATARAM ISLAM  Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam di Pulau Jawa yang pernah berdiri pada abad ke-17  Kerajaan ini dipimpin suatu dinasti keturunan Ki Ageng Sela dan Ki Ageng Pemanahan, yang mengklaim sebagai suatu cabang ningrat keturunan penguasa Majapahit  Raja yang berdaulat pertama adalah Sutawijaya (Panembahan Senopati)  Kerajaan Mataram pada masa keemasannya pernah menyatukan tanah Jawa dan sekitaranya, termasuk Madura.  Mataram merupakan kerajaan berbasis agraris/pertanian dan relative lemah secara maritime  Sutawijaya naik tahta setelah ia merebut wilayah Pajang sepeninggal Hadiwijaya dengan gelar Panembahan Senopati  Sesudah ia meninggal(dimakamkan di Kotagede) kekuasaan diteruskan putranya Mas Jolang yang setelah naik tahta bergelar Prabu Hanyokrowati  Pemerintahan Prabu Hanyokwowati tidak berlangsung lama karena dia wafat akibat kecelakaan saat berburu di hutan Krapyak  Sesudah naik tahta, Mas Rangsang bergelar Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo atau lebih dikenal dengan sebutan Sultan Agung  Pada masanya, Mataram berekspansi untuk mencari pengaruh di Jawa. Wilayah Mataram mencakup Pulau Jawa dan Madura

7 TERPECAHNYA MATARAM Amangkurat IAmangkurat I memindahkan lokasi keraton ke Plered (1647), tidak jauh dari Karta. Selain itu, ia tidak lagi menggunakan gelar sultan, melainkan "sunan" (dari "Susuhunan" atau "Yang Dipertuan"). Pemerintahan Amangkurat I kurang stabil karena banyak ketidakpuasan dan pemberontakan. Pada masanya, terjadi pemberontakan besar yang dipimpin oleh Trunajaya dan memaksa Amangkurat bersekutu dengan VOC. Ia wafat di Tegalarum (1677) ketika mengungsi sehingga dijuluki Sunan Tegalarum. Penggantinya, Amangkurat II (Amangkurat Amral), sangat patuh pada VOC sehingga kalangan istana banyak yang tidak puas dan pemberontakan terus terjadi. Pada masanya, kraton dipindahkan lagi ke Kartasura (1680), sekitar 5 km sebelah barat Pajang karena kraton yang lama dianggap telah tercemar.PleredTrunajayaTegalarum Kartasura Pengganti Amangkurat II berturut-turut adalah Amangkurat III (1703-1708), Pakubuwana I (1704-1719), Amangkurat IV (1719-1726), Pakubuwana II (1726-1749). VOC tidak menyukai Amangkurat III karena menentang VOC sehingga VOC mengangkat Pakubuwana I (Puger) sebagai raja. Akibatnya Mataram memiliki dua raja dan ini menyebabkan perpecahan internal. Amangkurat III memberontak dan menjadi "king in exile" hingga tertangkap di Batavia lalu dibuang ke Ceylon.BataviaCeylon Kekacauan politik baru dapat diselesaikan pada masa Pakubuwana III setelah pembagian wilayah Mataram menjadi dua yaitu Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta tanggal 13 Februari 1755. Pembagian wilayah ini tertuang dalam Perjanjian Giyanti (nama diambil dari lokasi penandatanganan, di sebelah timur kota Karanganyar, Jawa Tengah). Berakhirlah era Mataram sebagai satu kesatuan politik dan wilayah. Walaupun demikian sebagian masyarakat Jawa beranggapan bahwa Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta adalah "ahli waris" dari Kesultanan Mataram.Kesultanan NgayogyakartaKasunanan Surakarta13 Februari1755Perjanjian GiyantiKaranganyarKesultanan YogyakartaKasunanan Surakarta

8 KERAJAAN BANJAR  Kerajaan Banjar berdiri pada 24 September 1526 sampai berakhirnya perang Banjar.  Memiliki 19 orang raja yang pernah berkuasa. 19 Raja yang pernah memerintah Kerajaan Banjar : 1. Pangeran Samudra (Sultan Syuriansyah)= Raja Islam pertama 2. Sultan Rahmatullah 3. Sultan Hidayatullah 4. Sultan Mustain Billah Marhum Penambahan (Pangeran Kecil)  yang memindahkan keraton ke Kayu Tangi (Martapura) 5. Ratu Agung Bin Marhum Panembahan ( Sultan Inayahtullah) 6. Ratu Anum ( Sultan Saidullah) 7. Adi Pati Halid (Wali Sultan ) 8. Amirullah Bagus Kesuma 9. Pangeran Adi pati Anum  setelah merebut kekuasaan memindahkan pusat pemerintahan ke Banjarmasin bergelar sultan agung 10. Sultan Tahlillullah 11. Sultan Tahmidullah (Sultan Kuning) 12. Pangeran Tamjid Bin Sultan Agung ( Sultan Tamjidillah) 13. Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah

9 14. Pangeran Nata Dilaga  Wali putra Sultan Muhammad Aliuddin 15. Sultan Suleman Almutamiddullah Bin Sultan Tahmiddullah 16. Sultan Adam Alwasik Billah Bin Sultan Suleman 17. Pangeran Tamjidillah 18. Pangeran Antasari  bergelar Panembahan Amir Uddin Khalifatul Mu’mina 19. Sultan Muhammad Seman

10  Surat Wasiat dari R.Sukarama kepada R. Samudra isinya adalah pewarisan tahta Kerajaan Daha  Lalu ditentang oleh ketiga anaknya Mangkubumi, Tumenggung dan Bagulung  Lalu direbut Tumenggung dari Raden Samudra dan ditolong Arya Taranggana, R.Samudra lolos ke hilir Sungai Barito dan dijemput Patih Masih dan dijadikan Raja Banjarmasin EKONOMI DAN SOSBUD  Penduduk Banjarmasin yang terdiri dari rakyat Negara Daha, Melayu, Dayak, dan orang Jawa (kontingen dari Demak)  Terletak di pertemuan Sungai Barito dan Sungai Martapura >> lalu lintas ramai dan terbentuk hubungan perdagangan  Raden Samudra menjadikan Islam sebagai agama negara dan rakyatnya memeluk agama Islam  Gelar yang dipergunakan oleh Raden Samudra sejak saat itu berubah menjadi Sultan Suriansyah  Kerajaan Banjar pertama kali dpimpin oleh Sultan Suriansyah ini

11 TERIMA KASIH WassalamualaikumWr. Wb.


Download ppt "AGAMA ISLAM Anggota kelompok 4 : Afghan Yoga Pamungkas (01) Aleyda Najwa (03) Amrita Deviayu Tunjung Biru (05) M. Auliya Bhisma S. (18) Sekar Ayu Mifthadillah."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google