Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KLASIFIKASI: A. Menurut cara terjadinya keracunan: 1. Self Poisoning 2. Attempted Suicide 3. Accidental Poisoning 4. Homicidal Poisoning.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KLASIFIKASI: A. Menurut cara terjadinya keracunan: 1. Self Poisoning 2. Attempted Suicide 3. Accidental Poisoning 4. Homicidal Poisoning."— Transcript presentasi:

1

2 KLASIFIKASI: A. Menurut cara terjadinya keracunan: 1. Self Poisoning 2. Attempted Suicide 3. Accidental Poisoning 4. Homicidal Poisoning

3 B. Menurut Mula Waktu terjadinya :  Kronik  diagnosis sulit ditegakkan krn gx timbul perlahan dan lama sesudah pajanan  Akut  timbul mendadak setelah pajanan dan sering mengenai pada banyak orang C. Menurut organ yang terkena:  Racun SSP, racun jantung, racun ginjal dll D. Menurut jenis bahan kimia:

4

5 Gejala dan Diagnosis Keracunan Kesadaran  4 derajat Tingkat 1  penderita ngantuk tp mudah diajak bicara Tingkat 2  penderita dlm keadaan sopor, dpt dibangunkan dgn rangsang minimal Tingkat 3  Penderita dlm keadaan soporokoma, hanya dpt bereaksi rangsangan max. Tingkat 4  Penderita dlm keadaan koma

6  RESPIRASI  Depresi nafas, hambatan jalan nafas oleh mukus  TD  Proknosis buruk bila terjadi kerusakan pada pusat vasomotorPUPIL dan reflek e PUPIL dan reflek extermitas  atropin dan morfin, pupil anisokor pd tosisitas hipnotik

7  KEJANG  menandakan adanya rangsangan SSP (Ex. : Amfetamin), medula spinalis (ol:Striknin), hubungan saraf otot (oleh insektisida organofosfat) BISING USUS  pd kesadaran tingkat III dan IV bising usus negatif (bisa utk mencocokan derajat )

8 JANTUNG  aritmia, payah dan henti jantung LAIN2  Ggg keseimbangan as-basa atau air,tanda kerusakan hati & ginjal, kelainan EEG, retensi urin, muntah, diare

9 Keracunan jengkol  kristal asam jengkol (asam jengkolat / jencolic acid)  saluran kencing.

10 TERAPI INTOKSIKASI Keadaan Darurat  mencegah gagal napas, syok, dan absorbsi lebih lanjut Ggl napas  Pembersihan jalan napas, Px dibaringkan dalam posisi miring bergantian bila tidak sadar, evaluasi dg respirometer  volume <4lt/menit  beri O2, bila tjd apnea lakukan intubasi dg ETT, ventilasi mekanik dan trakeostomi bila perlu

11 SYOK  tjd krn depresi miocard dan COP  (pd toksisitas barbiturat)  Mekanisme : ggn alir balik vena (1) Permeabilitas kapiler  ekatravasasi cairan dan vol. darah  (2) Katup vena di ekstremitas tdk beke rja dg baik  darah terkumpul dibagian vena

12 URUTAN tindakan mengatasi Syok (Barbiturat) : (1) Ps diposisikan dg tungkai sedikit (± 10cm) keatas (2) Berikan Metaraminol 5 mg IM dan diulangi 2-3 kali dg interval 20 mnt k/p; TDS tidak boleh >100mmHg (krn pd TDS>100mmHg tdj inefesiensi kerja jantung serta vasokronstriksi pemb.drh ginjal) (3) Bila pl menolong, beri infus dekstran

13 (1) Beri O2 (2) Asidemia dan payah jantung memperhebat syok (3) Hidrokortison 100mg tiap 6 jam dapat ditambahkan pd kasus resisten

14 PREVENSI ABSORBSI OBAT Kulit: tidak boleh dibersihkan dg zat pelarut organik (cukup sabun dan air) Inhalasi: pindahkan keruangan yg segera Obat ditelan: menimbulkan muntah, GC (gastric coolin), berikan pencahar.

15 Transfusi : pd px yg mengalami kerusakan elemen darah akibat keracunan Dialisis Peritoneal: bila kadar obat dlm darah besar, dialisis akan lebih berguna begitu sebaliknya Misal: alkohol, metilalkohol, amfetamin, barbiturat kerja panjang, asam borat, bromid, karbontetraklorida, salisilat, sulfonamid

16 Dialisis Paksa: yi: tindakan memberi cairan parenteral dalam jumlah besar (0,5- 1,5 lt/jam) utk mempercepat ekskresi obat melalui ginjal Syarat : (1) Keracunan hrs cukup berat (2) Obat harus larut dlm air (3) Berat molekul obat hrs kecil

17 (1) obat tidak diikat ol protein/lemak (2) Obat tidak diakumulasi ol suatu rongga/ organ tubuh (3) Obat tdk diekskresi lbh cepat melalui jln lain (mis: paru atau usus)

18 Prinsip2 Pemberian cairan dialisis paksa: (1) 300ml elektrolit ditambah 80ml urea 50%/jam utk 4 jam pertama; bila diurisis tdk melebihi 350ml/jam,diurisis paksa harus dihentikan,krn keadaan ini menandakan insufisiensi ginjal (2) Bila diurisis baik, cairan ditingkatkan s/d 600ml elektrolit + 30ml urea 50% perjam utk 4 jam berikutnya (3) prosedur diteruskan dg 400ml/jam s/d Px sadar

19 Hemodialisis dan hemoperfusi Tindakan yang tidak perlu: Pemberian cairan IV utk 12 jam pertama, kec. Bila tdp dehidrasi mis:keracunan salisilat Antibiotik sbg profilaksis yg rutin Pernapasan mouth to mouth

20 Tabel: KERACUNAN DENGAN TINDAKAN TERAPINYA NAMA ZATPERKIRAAN DOSIS LETAL TANDA DAN GEJALATERAPI Alkohol (etil)Muntah, delirium dan depresi SSPSimtomatik. Beri kopi tubruk. Emetik dgn mustard satu sendik makan dlm air atau garam dapur. AntihistaminDepresi SSP sampai koma. Kejang disusul dgn depresi pernafasan. Mulut kering. Takikardia. Simtomatik, perhatikan pernafasan. Bila kejang diberi antikonvulsan, gunakan 3- 4 ml tiopental 2-5% secara IV. Luminal tidak boleh diberikan. Asam dan basa kuat (HCI, H 2 SO 4, KOH, NaOH) KorosifSimtomatik: beri susu. Bila tertelan dlm larutan pekat, jangan melakukan bilas lambung. Aspirin20 -30 gHiperventilasi, keringat, muntah, delirium, kejang, dan koma. Akhirnya depresi nafas. Simtomatik (awasi pernafasan). Beri susu. Bilas lambung dgn Na-bikarbonat 5%, vitamin K bila ada perdarahan. Antikonvulsi tidak boleh diberikan. Atropin (alkaloid beladona dan antikolinergik lain) 500-1000 mg (jmlh lebih kecil mgkn sudah berbahaya) Mulut kering, kulit merah dan panas mirip beledru pada perabaan; penglihatan kabur dan midriasis; takikardia, retensi urin, delirium, halusinasi dan koma. Simtomatik: beri susu. Bilas lambung dgn air. Kateter urin. Perhatikan pernafasan dan sistem kardiovaskuler. Barbiturat: fenobarbital 5 gReflek berkurang, depresi pernafasan, koma, syok. Pupil kecil, dilatasi pada akhirnya. Bilas lambung walaupun sudah lebih dari 4 jam. Tinggalkan 30 g larutan MgSO 4 dlm usus. Beri kopi tubruk. DipironAngioneurotik edema dan kelainan kulit, eksitasi, kadang-kadang agranulositosis Simtomatik: Gejala-gejala kulit dan angioneurotik edema dpt diberikan antihistamin dan 0,3 ml epinefrin 1 permil subkutan.

21 Cont…. NAMA ZATPERKIRAAN DOSIS LETAL TANDA DAN GEJALATERAPI Insektisida Golongan organofsfat ex. DDVP, diazinon, malation dan paration Muntah, delirium dan depresi SSPSimtomatik. Beri kopi tubruk. Emetik dgn mustard satu sendik makan dlm air atau garam dapur. Depresi SSP sampai koma. Kejang disusul dgn depresi pernafasan. Mulut kering. Takikardia. Simtomatik, perhatikan pernafasan. Bila kejang diberi antikonvulsan, gunakan 3- 4 ml tiopental 2-5% secara IV. Luminal tidak boleh diberikan. KorosifSimtomatik: beri susu. Bila tertelan dlm larutan pekat, jangan melakukan bilas lambung. Hiperventilasi, keringat, muntah, delirium, kejang, dan koma. Akhirnya depresi nafas. Simtomatik (awasi pernafasan). Beri susu. Bilas lambung dgn Na-bikarbonat 5%, vitamin K bila ada perdarahan. Antikonvulsi tidak boleh diberikan. Mulut kering, kulit merah dan panas mirip beledru pada perabaan; penglihatan kabur dan midriasis; takikardia, retensi urin, delirium, halusinasi dan koma. Simtomatik: beri susu. Bilas lambung dgn air. Kateter urin. Perhatikan pernafasan dan sistem kardiovaskuler. Reflek berkurang, depresi pernafasan, koma, syok. Pupil kecil, dilatasi pada akhirnya. Bilas lambung walaupun sudah lebih dari 4 jam. Tinggalkan 30 g larutan MgSO 4 dlm usus. Beri kopi tubruk. Angioneurotik edema dan kelainan kulit, eksitasi, kadang-kadang agranulositosis Simtomatik: Gejala-gejala kulit dan angioneurotik edema dpt diberikan antihistamin dan 0,3 ml epinefrin 1 permil subkutan.

22

23


Download ppt "KLASIFIKASI: A. Menurut cara terjadinya keracunan: 1. Self Poisoning 2. Attempted Suicide 3. Accidental Poisoning 4. Homicidal Poisoning."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google