Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Oleh : Ir. Eman Sulaiman, ME Diklat Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Tingkat Juru Balai Diklat PU Wilayah IV Surabaya Kupang, 20 Agustus 2015.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Oleh : Ir. Eman Sulaiman, ME Diklat Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Tingkat Juru Balai Diklat PU Wilayah IV Surabaya Kupang, 20 Agustus 2015."— Transcript presentasi:

1

2 Oleh : Ir. Eman Sulaiman, ME Diklat Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Tingkat Juru Balai Diklat PU Wilayah IV Surabaya Kupang, 20 Agustus 2015

3 DEFINISI OPERASI Adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya, termasuk kegiatan membuka-menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi pintu atau bangunan ukur, mengumpulkan data, memantau, dan mengevaluasi.

4 MAKSUD DAN TUJUAN Maksud pemaparan ini adalah untuk memberikan penjelasan tentang operasi jaringan irigasi melalui proses kegiatan perencanaan dan pelaksanaan di lapangan secara benar pada peserta pelatihan OP jaringan irigasi. Tujuannya agar para peserta diklat mampu melaksanakan pembagian dan pemberian air irigasi secara efektif dan efisien serta berkelanjutan

5 LANDASAN HUKUM 1. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air. (Kembali ke UU No.11 Th 1974 Tentang Pengairan) 2. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006 Tentang Irigasi. 3. Permen PU No. 30 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pengembangan dan pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif. 4. Permen PU No. 32 Tahun 2007 Tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi. 5. Permen PU No. 33 Tahun 2007 Tentang Pedoman Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A. 6. Permen PUPR No. 30 Tahun 2015 Tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem irigasi. 7. Permen PUPR No. 17 Tahun 2015 Tentang Komisi Irigasi

6 LATAR BELAKANG  Merupakan kelanjutan dari proses pembangunan irigasi.  Fungsi pelayanan irigasi dapat memberikan manfaat optimal untuk menunjang usaha-usaha sektor pertanian.  Pelaks pembagian air merupakan implementasi dari Rencana Pembagian Air (RPA).  Petugas lapangan hrs memahami dan dapat melaksanakan RPA yang ditetapkan pd rapat Komir.  Problem terbatasnya dana utk OP jaringan irigasi.  Ketidak efisiensi penggunaan air.  Kekurang tepatan pelaksanaan rencana tata tanam.  Kekeringan, banjir, problem sosial dan politik.

7 Penyebab buruknya pelaks operasi jaringan irigasi 1.Lemahnya keterampilan teknik dalam penyiapan rencana, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi pelaks OP. 2.Cacat teknik karena kegagalan desain, buruknya konstruksi atau tidak adanya pemeliharaan jaringan irigasi secara berkelanjutan. 3.Lemahnya organisasi OP

8 PENGERTIAN-PENGERTIAN 1. Air adalah semua air yang terdapat pada, diatas, ataupun dibawah permukaan tanah, termasuk pengertian air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. 2. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, diatas, ataupun dibawah permukaan tanah. 3. Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. 4. Daerah irigasi adalah kesatuan lahan yang mendapat air dari satu jaringan irigasi. 5. Jaringan irigasi adalah saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi

9 6. Operasi jaringan irigasi adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangnya, termasuk kegiatan membuka-menutup pintu bang irigasi, menyusun renc tata tanam, sistem golongan, rencana pembagian air, melaks kalibrasi pintu/bang, mengumpulkan data, memantau dan evaluasi. 7. Jaringan Tersier : Jar irigasi di dlm petak tersier termasuk pembuang, terdiri sal pembawa disebut sal tersier, sal pembagi disebut sal kuarter. 8. Petak Irigasi : Petak lahan yg memperoleh air irigasi. 9. Petak Tersier : Kumpulan petak irigasi yg merup kesatuan dan mendapat air irigasi mel sal tersier yg sama. 10. Penyediaan Air Irigasi : Penentuan banyaknya air persatuan waktu 11. Pembagian Air : Penyaluran air dlm jaringan utama. 12. Pemberian Air Irigasi : Penyaluran alokasi air dr jar utama ke petak tersier dan kuarter.

10 Tujuan pengoperasian jaringan irigasi seperti tersebut diatas bertujuan mendukung produktifitas lahan dalam rangka meningkatkan produksi pertanian yang maksimal.

11 Kegiatan Operasi Irigasi Pengumpulan data (debit, curah hujan, luas tanam, dll). Kalibrasi alat pengukur debit. Membuat Renc Tahunan : Penyediaan Air, Pembagian dan Pemberian Air, Rencana Tata Tanam, Rencana Pengeringan. Melaks pembagian dan pemberian air (membuat lap permintaan air, mengisi papan operasi, mengatur bukaan pintu). Mengatur pintu-pintu air pd bendung berkaitan dengan datangnya debit sungai banjir. Mengatur pintu kantong lumpur untuk menguras endapan lumpur. Koordinasi antar instansi terkait. Monitoring dan Evaluasi kegiatan Operasi Jaringan Irigasi.

12 Ruang Lingkup Perencanaan Operasi Irigasi (Permen PU No.32/2007) Perencanaan Penyediaan Air Tahunan. Perencanaan Tata Tanam Detail. Rapat Komir untuk Menyusun Rencana Tata Tanam. Penyiapan SK Bupati/Walikota atau Gubernur Mengenai Rencana Tata Tanam. Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air Tahunan. Dalam menyiapkan rencana operasi tsb, perlu didukung dengan perhitungan : 1. Perkiraan ketersediaan air atau debit andalan. 2. Perkiraan kebutuhan air. 3. Neraca air.

13 Ruang Lingkup Pelaksanaan Operasi Irigasi Laporan keadaan air dan tanaman Penentuan rencana kebutuhan air di pintu pengambilan Pencatatan Debit Saluran Penetapan Pembagian Air pd Jar Sekunder dan Primer Pencatatan Debit Sungai/ Bangunan Pengambilan Perhitungan faktor-K atau Faktor Palawija Relatif/FPR La Produktivitas dan Neraca Pembagian Air per DI Rekap Kabupaten per Masa Tanam Rekapitulasi Provinsi Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi

14 Monitoring Pelaksanaan Operasi Kalibrasi alat ukur Monitoring Kinerja Daerah Irigasi Monitoring dan Evaluasi

15 STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA DILAPANGAN Kepala Ranting/Pengamat/UPTD/Cabang Dinas/Korwil/Pengamat Petugas Mantri / Juru Pengairan POB & PPA Staf Ranting/Pengamat/UPTD/ Cabang Dinas/Korwil

16 Tupoksi Petugas Operasi Di Lapangan  Mempersiapkan penyusunan RTTG dan RTTD sesuai usulan petani P3A/GP3A/IP3A  Menetapkan besarnya faktor-K untuk pembagian air jika debit sungai menurun  Rapat di kantor Ranting/Pengamat/UPTD/Cadin/Korwil setiap minggu utk mengetahui masalah operasi, hadir para mantri / juru pengairan, PPA, petugas bendung, P3A/GP3A/IP3A.  Menghadiri rapat di kecamatan dan dinas PSDA kabupaten.  Membina P3A/GP3A/IP3A untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan Operasi  Membantu proses pengajuan bantuan biaya operasi yang diajukan P3A/GP3A/IP3A.  Membuat laporan kegiatan operasi ke Dinas Pengairan Kepala Ranting/Pengamat/UPTD/Cadin/Korwil

17  Melaksanakan instruksi Ranting/Pengamat/UPTD/Cadin/Korwil tentang pemberian air pada tiap bangunan pengatur;  Memberi instruksi kpd PPA utk mengatur pintu air sesuai debit yang ditetapkan;  Memberi saran ke petani tentang awal tanam & jenis tanaman;  Pengaturan giliran  Mengisi papan operasi  Pengumpulan data debit, data tanaman dan kerusakan tanaman, data curah hujan (sesuai kebutuhan daerah)  Menyusun data mutasi baku sawah (sesuai kebutuhan)  Mengumpulkan data usulan Rencana Tata Tanam  Melaporkan kejadian banjir kepada Ranting/ Pengamat  Melaporkan jika terjadi kekurangan air yang kritis kpd Pengamat Petugas Mantri / Juru Pengairan

18 Membantu Kepala Ranting/Pengamat/UPTD/Cadin/Korwil dalam pelaksanaan operasi jaringan irigasi Staf Ranting/Pengamat/UPTD/Cadin/Korwil Petugas Operasi Bendung (POB) Melaks pengaturan pintu penguras bendung thd banjir yang datang Melaksanakan pengurasan kantong lumpur Membuka/menutup pintu pengambilan utama, sesuai debit dan jadwal yang direncanakan. Mencatat besarnya debit yang mengalir / atau masuk ke saluran induk pada blangko operasi Mencatat elevasi muka air banjir Petugas Pintu Air (PPA) Membuka dan menutup pintu air sehingga debit air yang mengalir sesuai dengan perintah Juru/Mantri Pengairan

19 KEGIATAN OPERASI JARINGAN IRIGASI 1. Perencanaan a. Perencanaan Penyediaan Air Tahunan b. Perencanaan Tata Tanam Detail c. Rapat komisi irigasi utk Menyusun Rencana Tata Tanam d. Penyiapan SK Bupati/Gubernur mengenai Rencana Tata Tanam e. Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air Tahunan 2. Pelaksanaan a. Laporan keadaan air dan tanaman (04-O) b. Penentuan renc kebut air di pintu pengambilan (05-O) c. Pencatatan debit saluran (06-O) d. Penetapan pembagian air pd Jar Sek dan Primer (07-O) e. Pencatatan debit sungai /bangunan pengambilan (08-O) f. Perhitungan Faktor K atau faktor palawija relatif (FPR) (09-O) g. Pencatatan Realisasi luas tanam per daerah irigasi (10-O) h. Pencatatan Realisasi Luas Tanam per Kabupaten (11-O) i. Pencatatan Realisasi Luas Tanam per Prov per-DAS (12-O) j. Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi

20 DATA PENDUKUNG YANG DIPERLUKAN KEGIATAN OPERASI  Peta Wil Kerja Pengel Irigasi : (Skala 1 : 25.000) plot sumb air, waduk, bendung, sal induk, lahan irigasi.  Peta Daerah Irigasi : (Skala 1 : 5.000) dng batas DI dan plot sal induk, sekunder, bangunan air, lahan irigasi dan golongan.  Skema Jaringan Irigasi : Sal induk, sekunder, bang air, petak tersier dng debit, luas petak, kode golongan dilengkapi dng nomenklatur.  Skema Renc Pembagian dan Pemberian Air : Gambarkan skema petak dgn data pembagian dan pemberian air mulai dari petak tersier, sal sekunder, induk dan bendung/sumber air.  Gambar Purna konstruksi (as built drawing) utk saluran dan bangunan  Dokumen dan Data Lain : a. Manual operasi bendung, bang ukur debit, bang khusus lainnya. b. Data seri dari catatan curah hujan c. Data debit sungai d. Data klimatologi

21 PRINSIP PERENCANAAN OPERASI IRIGASI Dlm kegiatan OPERASI Jaringan Irigasi, dilakukan dengan melibatkan peran seta P3A/GP3A/IP3A diwujudkan mulai dari pemikiran awal, pengambi lan keputusan, dan pelaksanaan kegiatan operasi jaringan irigasi. Dlm mengikut sertakan masyarakat petani pemakai air,, kegiatan perenc dan pelaks operasi didapat melalui usulan dari P3A/GP3A/IP3A, dengan proses: 1. P3A/GP3A/IP3A mengusulkan rencana tanam dan luas tanam areal kepada dinas yang membidangi irigasi. 2. Dinas yang membidangi irigasi bersama-sama dng dinas pertanian menyusun renc tanam dan luas areal tsb. 3. Komir yang beranggotakan instansi terkait dan wakil P3A membahas pola dan renc tata tanam, renc tahunan penyediaan air, pembagian dan pemberian air irigasi dan merekomendasikan kpd Bupati/Walikota/Gubernur sesuai kewenangannya. 4. Dinas yang membidangi irigasi melaks operasi jaringan irigasi atau dpt dilakukan dng melibatkan P3A/GP3A/IP3A utk melaksanakannya.

22 ALUR KEGIATAN OPERASI JARINGAN IRIGASI Debit Andalan Perhitungan Neraca Air Rencana Penyediaan Air (Tahunan) Pengaturan Pembagian Air dalam DI/Sek Usulan Renc Tata Tanam Kabupaten Usulan Rencana Tanam dan Kebut Air Tersier/Sekunder/DI Hak Guna Air Penetapan Renc Tata Tanam per DI/Sekunder Penetapan Rencana Tata Tanam Detail/Tersier Pembuatan Rencana Pembagian Air Detail (Tahunan) Penyediaan Air Irigasi per DI Debit Tersedia di Sumber Air (2 Mingguan) Pembuatan Renc Penyediaan Air (2 Mingguan) Lap tanaman & Kebutuhan Air (2 Mingguan) Perhit Faktor K (Bd) Tingkat Daerah Irigasi 4 3 9 6 7 8 5 1 2 14 11 10 13 12

23 PERKIRAAN KETERSEDIAAN AIR DAN RENCANA PENYEDIAAN AIR TAHUNAN Perkiraan ketersediaan air : Di Indonesia hanya sebagian kecil daerah irigasi yang memperoleh air dari waduk, sebagian besar daerah irigasi memperoleh air dari sungai. Air yang tersedia utk irigasi sangat dipengaruhi oleh perubahan debit aliran sungai dari waktu kewaktu yang variatif untuk menyusun RTT perlu mengetahui ketersediaan air / debit andalan. Debit andalan : Didefinisikan sebagai debit perhit ketersediaan air berdasarkan probabilitas 80 % terjadinya debit sungai. Untuk irigasi kemungkinan terpenuhinya ditetapkan sebesar 80 % yang berarti kemungkinan terjadinya debit yang tidak terpenuhi adalah sebesar 20 %.

24 Dalam memperhitungkan debit andalan sungai, harus dipertimbangkan air yang diperlukan oleh pengguna lain dihilir bangunan sadap atau bendung. Debit andalan sungai ditentukan untuk periode tengah bulanan. Pada tahap operasi, debit andalan lazim diperkirakan berdasar data catatan pengamatan debit sungai. Agar iperoleh hasil analisis yang akurat, panjang data pengamatan debit sebaiknya tidak kurang dari 10 tahun. Dalam melakukan analisis debit andalan, data debit harian sungai lebih dulu diolah menjadi debit rata- rata bulanan Contoh Perhitungan Debit Andalan

25 PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN Debit andalan perlu dihitung karena debit air sungai tdk konstan tetapi sering berubah menurut hari, bulan dan tahun. Debit andalan/debit tersedia sbg dasar penentuan luas pada pembuatan RTTG/D dan RPPA. Q 80 % artinya: Q yg mengandung kegagalan 20 % Mis diambil 10 th berarti 2 th terjadi Q < Q 80 %

26 PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN Persamaan yang digunakan : n / m = 80 % n / 10 = 80 / 100 n = 0,8 x 10 n = 8 Dimana : m = jumlah data = 10 (data 10 th terakhir) n = nomor urut Q 80 % Jadi Q andalan terletak pd no urut ke 8

27 LANGKAH2 PENENTUAN DEBIT ANDALAN a) Langkah ke 1 Pencatatan debit sungai 1. Pencatatan debit sungai normal. 2. Pencatatan debit sungai banjir. b) Langkah ke 2 Melakukan pengumpulan debit sungai rata2 setengah bulanan. c) Langkah ke 3 Menyusun urutan debit setengah bulanan dari terbesar ke terkecil.

28 PERKIRAAN KEBUTUHAN AIR DI SAWAH Kebutuhan air irigasi yang dihitung saat penyiapan desain, dalam prakteknya akan berubah sesuai dengan : pola dan rencana tata tanam riil dilapangan yang mencakup jenis dan varitas tanaman, waktu tanam, lama penyiapan lahan dan juga dipengaruhi oleh : curah hujan efektif, jenis tanah, evapotranspirasi, kehilangan air dan kebiasaan cara bercocok tanam. Kebutuhan air disawah untuk padi ditentukan oleh faktor : Penyiapan lahan (LP = mm/hari) Penggunaan konsumtif (Etc = mm/hari) Perkolasi dan rembesan (P = mm/hari) Pergantian lapisan air (WLR = mm/hari) Curah hujan efektif (Re = mm/hari) Kebutuhan bersih air disawah : Net Field Requirement (NFR) NFR = Etc + P – Re + WLR

29 KEBUTUHAN AIR UNTUK TANAMAN LADANG DAN TEBU Masa pra irigasi diperlukan guna menggarap lahan untuk ditanami dan untuk menciptakan kondisi lembab yang memadai untuk persemaian yang baru tumbuh. Banyaknya air yang dibutuhkan bergantung kepada kondisi tanah dan pola tanam yang diterapkan. Jumlah air 50 sampai 100 mm dianjurkan untuk tanaman ladang dan 100 sampai 120 mm untuk tebu, kecuali juka terdapat kondisi-kondisi khusus (misalnya ada tanaman lain yang ditanam segera sesudah padi)

30 RENCANA TATA TANAM Rencana tata tanam global (RTTG) Rencana tata tanam detail (RTTD) Langkah penyusunan rencana tata tanam → P3A buat usulan RTT → GP3A bahas usulan RTT → GP3A usulkan ke Dinas → Komisi Irigasi bahas usulan → penetapan RTT tahunan → sosialisasi di forum GP3A → sosialisasi pada anggota P3A Rapat komisi irigasi untuk menyusun rencana tata tanam tahunan. SK Bupati/Walikota/Gubernur tentang rencana tata tanam tahunan

31 NERACA AIR, RENCANA PEMBAGIAN DAN PEMBERIAN AIR Perhitungan neraca air dilakukan untuk memeriksa apakah air yang tersedia cukup memadai untuk memenuhi air irigasi. Perhitungan didasarkan pada periode mingguan atau tengah bulanan. Dalam perhitungan neraca air ini ada tiga unsur pokok :  Tersedianya air  Kebutuhan air  Neraca air Perhitungan neraca air akan disampaikan pada kesimpulan mengenai :  Rencana tata tanam (termasuk pola tanam)  Rencana penyediaan air dan rencana pembagian air

32 Dlm perhit neraca air, kebut pengambilan yang dihasilkan utk tata tanam/pola tanam yg akan dipakai dibandingkan dengan debit andalan utk tiap setengah bulanan dan luas daerah yang akan diairi. Apabila debit sungai melimpah, maka renc tata tanam (luas tanam dan pola tanam) yang direnc dapat digunakan. Luas areal yang bisa diairi sama dengan luas maksimum daerah layanan (command area). Bila debit sungai tidak berlimpah dan kadang terjadi kekurangan air, maka perlu disiapkan rencana upaya mengurangi kesenjangan antara ketersediaan air dengan kebutuhan air. Upaya tersebut dapat dikelompokan sbb : 1. Modifikasi pola tanam 2. Modifikasi pelaksanaan pembagian air

33 MODIFIKASI POLA TANAM Upaya-upaya yang dapat dipertimbangkan terkait dengan modifikasi pola tanam adalah :  Perubahan waktu tanam  Perubahan tanaman existing dengan tanaman lain  Pengurangan luas daerah yang diairi / dilayani

34 MODIFIKASI RENCANA PEMBAGIAN AIR Ada dua upaya yang dapat dikelompokkan, yaitu :  Mengurangi alokasi air  Merubah cara distribusi air  Mengurangi alokasi air dapat dilakukan dengan cara :  Penghematan alokasi pemberian air secara (proporsional/sesuai kebutuhan tanaman)  Memperpanjang interval/selang waktu pemberian air  Memberi air hanya pada tanaman yang disepakati / ditetapkan  Merubah cara pembagian air dari continuous flow → rotasi teknis/golongan

35 PERENCANAAN PEMBAGIAN DAN PEMBERIAN AIR Ada berapa cara pemberian air irigasi : Kondisi debit lebih besar dari 70 % debit renc, air irigasi dari sal primer dan sekunder dialirkan secara terus menerus (continous flow) ke petak-petak tersier melalui pintu sadap tersier. Kondisi debit 50-70 % dari debit rencana, air irigasi dialirkan ke petak tersier dilakukan dengan rotasi. Pelaksanaan diatur antara sal sekunder mis nya punya dua sal sekunder A dan sekunder B maka rotasi dilakukan selama tiga hari dialirkan ke sekunder A dan tiga hari ke sekunder B dst. Cara pemberian air terputus-putus (intermitten) dilaksanakan dalam rangka efisiensi penggunaan air pada jaringan irigasi yang punya sumber air dari waduk atau sistem irigasi pompa, misalnya satu minggu air waduk dialirkan ke jaringan irigasi dan satu minggu kemudian waduk ditutup dst, sehingga setiap minggu mendapat air dan satu minggu kemudian tidak mendapat air.

36 PERENCANAAN PEMBAGIAN DAN PEMBERIAN AIR PADA JARINGAN SEKUNDER DAN PRIMER Setelah ditetapkan rencana pembagian dan pemberian air tahunan oleh Bupati/Walikota/Gubernur/Menteri, maka masing-masing pengelola irigasi tsb menyusun rencana pembagian dan pemberian air pada jaringan sekunder dan primer. Perenc tsb disesuaikan dengan luas areal tang telah ditetapkan akan mendapat pembagian dan pemberian air dari jaringan sekunder dan primer. Perenc tsb merupakan jumlah renc pemberian air (RPA) di petak tersier ditambah kehilangan air di saluran primer dan sekunder. Besarnya kehilangan air ini biasanya sebesar 10 – 20 % (tergantung panjang saluran, jenis tanah dll)

37 Kebutuhan Tenaga Pelaksana Operasi & Pemeliharaan  Kepala Ranting/Pengamat/UPTD/Cabang dinas /Korwil : 1 orang + 5 staff per 5.000 – 7.500 Ha  Mantri / Juru pengairan : 1 orang per 750 – 1.500 Ha  Petugas Operasi Bendung (POB) : 1 orang per bendung, dapat ditambah beberapa pekerja untuk bendung besar  Petugas Pintu Air (PPA): 1 orang per 3 – 5 bangunan sadap dan bangunan bagi pada saluran berjarak antara 2 - 3 km atau daerah layanan 150 sd. 500 ha

38 Persyaratan Petugas Operasi Dan Pemeliharaan JabatanKompetensi Pendidikan Minimal Fasilitas Kepala Ranting/ pengamat/ UPTD/ cabang dinas/ korwil/ Pengamat Mampu melaksanakan tupoksi untuk areal irigasi 5.000-7.500 Ha Sarjana Muda / D-III Teknik Sipil Mobil pick up Rumah dinas Alat komunikasi Juru / Mantri Pengairan Mampu melaksanakan tupoksi untuk areal irigasi 750-1.500 Ha STM Bangunan Sepeda motor Alat komunikasi Petugas Operasi Bendung Mampu melaksanakan tupoksi ST, SMP Sepeda Alat komunikasi Petugas Pintu AirMampu melaksanakan tupoksi ST, SMPSepeda Alat komunikasi

39 SISTIM GOLONGAN Pada sistim golongan didalam menilai apakah sistem rotasi teknis diperlukan, tergantung dari beberapa hal : Dilihat dari pertimbangan sosial, apakah sistem tsb dapat diterima dan apakah pelaksanaan dan operasi secara teknis layak. Jenis sumber air Sekali atau dua kali tanam Luasnya areal irigasi

40 KEUNTUNGAN SISTIM GOLONGAN Keuntungan dilihat dari segi operasi dan dari segi efisiensi penggunaan air yang tersedia : Pemakaian air akan lebih hemat sesuai dng ketersediaan. Dimensi saluran dan bangunan dapat dikurangi, karena pengaliran secara berangsur. Pada saat pengolahan tanah diawal musim hujan dpt segera dilakukan tanpa menunggu air max datang. Pengaturan tenaga manusia dan tenaga hewan akan lebih mudah dilakukan tanpa pendadakan dlm puncak kebutuhan tenaga. Sistim golongan dapat digunakan dengan lebih praktis sebagai dasar utk melakukan pembagian air secara rotasi.

41 KERUGIAN SISTIM GOLONGAN Timbulnya konflik sosial Operasi lebih rumit Kehilangan air akibat operasi sedikit lebih tinggi Jangka waktu irigasi untuk tanaman pertama lebih lama, akibatnya lebih sedikit waktu tersedia utk tanaman kedua Siklus gangguan serangga ; pemakaian insektisida Pemilihan golongan tergantung dari : Kesiapan petugas atau pelaksana operasi lapangan (P3A/GP3A, petugas pintu/bendung, mantri dll) Kedisiplinan petani/P3A/GP3A thd kesepakatan rencana tata tanam Kondisi bangunan jaringan irigasi (saluran, pintu, bangunan / alat ukur debit)

42 BANYAKNYA GOLONGAN Jumlah bagian golongan tidak terlalu mengikat Disesuaikan dengan kondisi berkembang setempat Jumlah golongan yang efektif antara dua sampai enam Bila jumlah golongan ditetapkan lebih banyak, konsekwensinya penerima air yang paling akhir akan menjadi terlalu lambat dan air tidak cukup Jumlah golongan lebih dari tiga dilakukan secara bersama, misal gol ke 1 bersama gol ke 2, gol ke 3 bersama gol ke 4 Pelaksanaan harus memperhatikan kenyataan debit di lapangan dan kemampuan petani

43 JENIS-JENIS GOLONGAN Jenis Rencana Golongan Tingkat kemudahan operasi Tingkat efisiensi penggunaan air Tingkat keadilan pembagian air VertikalMudahEfisienTidak adil HorizontalAgak sulitAgak efisienKurang adil TersebarSulitTidak efisienAdil

44 Terima Kasih LKMD Terima Kasih LKMD Sampai Ketemu Dilain Waktu Sampai Ketemu Dilain Waktu


Download ppt "Oleh : Ir. Eman Sulaiman, ME Diklat Operasi dan Pemeliharaan Irigasi Tingkat Juru Balai Diklat PU Wilayah IV Surabaya Kupang, 20 Agustus 2015."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google