Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI"— Transcript presentasi:

1 PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

2 Tujuan Merancang pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills)

3 Skenario Paparan Pengembangan Pembelajaran Berorientasi HOTS (45’)
Pengantar (10’) Paparan Pengembangan Pembelajaran Berorientasi HOTS (45’) Desain Kegiatan Pembelajaran Berorientasi HOTS (90’) Simulasi Kegiatan Pembelajaran Berorientasi HOTS (90’) Penguatan (35’)

4 Bahan/media Buku Pegangan Pembekalan Narasumber Nasional/Instruktur Nasional Bahan Presentasi Lembar Kerja

5 Konsep Dasar (45’)

6 Pengertian Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skill (HOTS) adalah proses berpikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar. (Resnick:987)

7 ASPEK KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Sebagai Transfer Knowledge Sebagai Critical and Creative Thinking Sebagai Problem Solving ASPEK KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI Keterampilan berpikir sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar dan mengajar. Keterampilan yang memiliki keinginan kuat untuk dapat memecahkan masalah muncul pada kehidupan sehari-hari. Keterampilan yang dikerahkan dalam memecahkan permasalahan yang muncul, mengambil keputusan, menganalisis, menginvestigasi, dan menyimpulkan.

8 Peta kompetensi keterampilan 4Cs sesuai dengan P21 (Indonesian Partnership for 21 Century Skill Standard ) Framework 21st Century Skills IP-21CSS Aspek Creativity Thinking and innovation 4Cs • Berpikir secara kreatif • Bekerja kreatif dengan lainnya • Mengimplementasikan inovasi Critical Thinking and Problem Solving • Penalaran efektif • Menggunakan sistem berpikir • Membuat penilaian dan keputusan • Memecahkan masalah Communication and Collaboration • Berkomunikasi secara jelas • Berkolaborasi dengan orang lain Information, Media and Technology Skills ICTs • Mengakses dan mengevaluasi informasi • Menggunakan dan menata informasi • Menganalisis dan menghasilkan media • Mengaplikasikan teknologi secara efektif  Life and Career Skills Character Building • Menunjukkan perilaku scientific attitude (hasrat ingin tahu, jujur, teliti, terbuka dan penuh kehati-hatian) • Menunjukkan penerimaan terhadap nilai moral yang berlaku di masyarakat Spiritual Values • Menghayati konsep ke-Tuhanan melalui ilmu pengetahuan • Menginternalisasikan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari

9 Dimensi Pengetahuan Dimensi Pengetahuan Definisi Faktual pengetahuan tentang elemen-elemen terpisah dan memiliki cirinya tersendiri, meliputi pengetahuan tentang terminologi dan detail dan elemen yang lebih spesifik. Konseptual pengetahuan tentang bentuk yang lebih kompleks dan terorganisasi, mencakup klasifikasi dan kategori, prinsip, model, dan struktur Prosedural pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, mencakup pengetahuan dalam hal keterampilan dan algoritmik, teknik dan metode, dan model dan struktur. Metakoginitif kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai kesukaran sesuatu masalah, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan, dan kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri.

10 Proses Kognitif C1 L O T S Mengingat
DEFINISI C1 L O T S Mengingat Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan C2 Memahami Membangun arti dari proses pembelajaran, termasuk komunikasi lisan, tertulis, dan gambar C3 Menerapkan / Mengaplikasikan Melakukan atau menggunakan prosedur di dalam situasi yang tidak biasa C4 H Menganalisis Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan menentukan bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau tujuan keseluruhan C5 Menilai / Mengevaluasi Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar C6 Mengkreasi / Mencipta Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk keseluruhan secara koheren atau fungsional; menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau struktur baru

11 Mengingat (C1) Memahami (C2) Mengaplikasikan (C3) Menganalisis (C4)
Mengevaluasi (C5) Mencipta/ Membuat (C6) Mengutip Menyebutkan Menjelaskan Menggambar Membilang Mengidentifikasi Mendaftar Menunjukkan Memberi label Memberi indeks Memasangkan Membaca Menamai Menandai Menghafal Meniru Mencatat Mengulang Mereproduksi Meninjau Memilih Mentabulasi Memberi kode Menulis Menyatakan Menelusuri Memperkirakan Menceritakan Mengkatagorikan Mencirikan Merinci Mengasosiasikan Membandingkan Menghitung Mengkontraskan Menjalin Mendiskusikan Mencontohkan Mengemukakan Mempolakan Memperluas Menyimpulkan Meramalkan Merangkum Menjabarkan Menggali Mengubah Mempertahankan Mengartikan Menerangkan Menafsirkan Memprediksi Melaporkan Membedakan Menugaskan Mengurutkan Menentukan Menerapkan Mengkalkulasi Memodifikasi Membangun Mencegah Menggambarkan Menggunakan Menilai Melatih Mengadaptasi Menyelidiki Mempersoalkan Mengkonsepkan Melaksanakan Memproduksi Memproses Mengaitkan Menyusun Memecahkan Melakukan Mensimulasikan Membiasakan Mengklasifikasi Menyesuaikan Mengoperasikan Mengaudit Mengatur Menganimasi Mengumpulkan Menegaskan Menyeleksi Menominasikan Mendiagramkan Mengkorelasikan Menguji Mencerahkan Membagankan Menjelajah Memaksimalkan Memerintahkan Mentransfer Mengedit Menemukan Mengoreksi Mendeteksi Menelaah Mengukur Membangunkan Merasionalkan Mendiagnosis Memfokuskan Memadukan Mengarahkan Memperjelas Memerinci Membuktikan Memvalidasi Mengetes Mendukung Memproyeksikan Mengkritik Memutuskan Memisahkan Menimbang Mengabstraksi Mengkreasikan Merencanakan Mendikte Membentuk Meningkatkan Menanggulangi Menggeneralisasi Menggabungkan Merancang Membatas Mereparasi Menyiapkan Merekonstruksi Mengarang Mengkode Mengkombinasikan Memfasilitasi Mengkonstruksi Merumuskan Menghubungkan Menciptakan Menampilkan

12 Ranah Afektif Proses Afektif Definisi Penerimaan
penerimaan adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsanagn atau stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik A2 Menanggapi suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk mengikutsertakan dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu cara. A3 Penilaian memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu. A4 Mengelola konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki. A5 Karakterisasi keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.

13 Karakterisasi Menurut Nilai
Menerima (A1) Merespon (A2) Menghargai (A3) Mengorganisaikan (A4) Karakterisasi Menurut Nilai (A5) Mengikuti Menganut Mematuhi Meminati Menyenangi Mengompromikan Menyambut Mendukung Melaporkan Memilih Memilah Menolak Menampilkan Menyetujui Mengatakan Mengasumsikan Meyakini Meyakinkan Memperjelas Menekankan Memprakarsai Menyumbang Mengimani Mengubah Menata Membangun Membentuk-pendapat Memadukan Mengelola Merembuk Menegosiasi Membiasakan Mengubah perilaku Berakhlak mulia Melayani Mempengaruhi Mengkualifikasi Membuktikan Memecahkan

14 Proses Psikomotor P1 Imitasi Imitasi berarti meniru tindakan seseorang
Proses Berpikir Makna P1 Imitasi Imitasi berarti meniru tindakan seseorang P2 Manipulasi Kategori manipulasi berarti melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan cara dengan mengikuti petunjuk umum, bukan berdasarkan observasi. Pada kategori ini, siswa dipandu melalui instruksi untuk melakukan keterampilan tertentu. P3 Persisi Kategori presisi berarti secara independen melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan akurasi, proporsi, dan ketepatan. Dalam bahasa sehari-hari, kategori ini dinyatakan sebagai “tingkat mahir” P4 Artikulasi Kategori artikulasi artinya memodifikasi keterampilan atau produk agar sesuai dengan situasi baru, atau menggabungkan lebih dari satu keterampilan dalam urutan harmonis dan konsisten. P5 Naturalisasi Kategori naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau lebih keterampilan dengan mudah dan membuat keterampilan otomatis dengan tenaga fisik atau mental yang ada. Pada kategori ini, sifat aktivitas telah otomatis, sadar penguasaan aktivitas, dan penguasaan keterampilan terkait sudah pada tingkat strategis (misalnya dapat menentukan langkah yang lebih efisien).

15 Meniru (P1) Manipulasi (P2) Presisi (P3) Artikulasi (P4) Naturalisasi (P5) Menyalin Mengikuti Mereplikasi Mengulangi Mematuhi Mengaktifkan Menyesuaikan Menggabungkan Mengatur Mengumpulkan Menimbang Memperkecil Mengubah Kembali membuat Membangun Melakukan Melaksanakan Menerapkan Mengoreksi Mendemonstrasikan Merancang Melatih Memperbaiki Memanipulasi Mereparasi Menunjukkan Melengkapi Menyempurnakan Mengkalibrasi Mengendalikan Mengalihkan Menggantikan Memutar Mengirim Memproduksi Mencampur Mengemas Menyajikan Mengatasi Menggabungkan koordinat Mengintegrasikan Beradaptasi Mengembangkan Merumuskan Memodifikasi master Mensketsa Mendesain Menentukan Mengelola Menciptakan

16 MENGUMPULKAN INFORMASI
PROSES SAINTIFIK MENGAMATI MENANYA MENGUMPULKAN INFORMASI MENALAR MENGOMU-NIKASIKAN PROSES SAINTIFIK DALAM MODEL PEMBELAJARAN

17 Model-Model Pembelajaran
Model Penemuan/Penyingkapan a. Discovery Learning Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Sintak model Discovery Learning: Pemberian rangsangan (Stimulation); Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement); Pengumpulan data (Data Collection); Pengolahan data (Data Processing); Pembuktian (Verification), dan Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).

18 Model-Model Pembelajaran (2)
b. Inquiry Learning Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat. Sintak/tahap model inkuiri meliputi: 1) Orientasi masalah; 2) Pengumpulan data dan verifikasi; 3) Pengumpulan data melalui eksperimen; 4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan 5) Analisis proses inkuiri.

19 Model-Model Pembelajaran (3)
2. Problem Based Learning (PBL) Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual Sintak model Problem Based Learning : Orientasi peserta didik pada masalah Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

20 Model-Model Pembelajaran (4)
3. Project Based Learning Model Project Based Learning adalah Model pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok/ mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain. Sintak PJBL: Pertanyaan mendasar Mendesain perencanaan produk Menyusun jadwal pembuatan Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek Menguji hasil Evaluasi penglaman belajar

21 Langkah Desain Pembelajaran
Menentukan dan menganalisis kompetensi dasar yang sesuai dengan tuntutan Permendikbud nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Dasar yang menjadi sasaran minimal yang akan dicapai sesuai Kompetensi Dasar. Sesuai dengan format dibawah. Format pasangan KD pengetahuan dan keterampilan Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan <Nomor KD> <KD Pengetahuan>

22 2. Tentukan target yang akan dicapai sesuai dengan Kompetensi Dasar, sesuai dengan format dibawah, dengan cara memisahkan target kompetensi dengan materi yang terdapat pada KD. Format Penetapan Target KD NO KOMPETENSI DASAR TARGET KD KD PENGETAHUAN <KD Pengetahuan> <Target pengetahuan yang diamanatkan oleh KD> KD KETERAMPILAN <KD Keterampilan> <Target keterampilan yang diamanatkan oleh KD>

23 DIMENSI PROSES BERPIKIR
3. Proyeksikan dalam sumbu simetri Kombinasi dimensi pengathuan dan proses berpikir. Matrik Sumbu Simetri Kombinasi (Permendikbud No. 20 Tahun 2016 Tentang SKL Pendidikan Dasar dan Menangah) DIMENSI PENGETAHUAN METAKOGNITIF PROSEDURAL KONSEPTUAL FAKTUAL C1 MENGINGAT C2 MEMAHAMI C3 MENGAPLIKASIKAN C4 MENGANALISIS C5 MENGEVALUASI C6 MENCIPTA DIMENSI PROSES BERPIKIR Ranah Kognitif (C1 – C6) Taksonomi Bloom

24 4. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi dapat dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai berikut. Perhatikan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan yang menjadi target yang harus dicapai peserta didik. Tentukan KD yang akan diturunkan menjadi IPK Menggunakan Kata Kerja Operasional yang sesuai untuk perumusan IPK agar konsep materi dapat tersampaikan secara efektif. Gradasi IPK di Identifikasi dari Low Order Thinking Skill (LOTS) menuju High Order Thinking Skill (HOTS) Merumuskan IPK penunjang dan IPK kunci, sedangkan IPK pengayaan dirumuskan apabila kompetensi minimal KD sudah dipenuhi oleh peserta didik.

25 INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Format Perumusan IPK KD TINGKAT KOMPETENSI KD PROSES BERIFIKIR (C1-C6) MATERI DAN SUB MATERI INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI KD Pengetahuan Dimensi Pengetahuan: Proses Berpikir: Proses Berpikir dan dimensi pengetahuan: <Gradasi dimensi proses berpikir> IPK Penunjang: IPK Kunci: IPK Pengayaan : KD Keterampilan Tingkat Proses Keterampilan: Langkah Proses Keterampilan: <Gradasi dimensi Keterampilan> IPK Pengayaan:

26 5.Merumuskan tujuan pembelajaran, apakah peningkatan kognitif, psikomotor atau afektif. Perumusan tujuan pembelajaran harus jelas dalam menunjukkan kecakapan yang harus dimiliki peserta didik. Tujuan pembelajaran mengisyaratkan bahwa ada beberapa karakter kecakapan yang akan dikembangkan guru dalam pembelajaran. Selain itu, tujuan pembelajaran ini juga bertujuan untuk menguatkan pilar pendidikan.

27 6. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran berdasarkan model pembelajaran:
Pahami KD yang sudah dianalisis Pahami IPK dan materi pembelajaran yang telah dikembangkan Pahami sintak-sintak yang ada pada model pembelajaran, rumuskan kegiatan pendahuluan yang meliputi Orientasi, Motivasi, dan Apersepsi Rumuskan kegiatan inti yang berdasarkan pada: IPK Karakteristik peserta didik Pendekatan saintifik 4C (creativity, critical thinking, communication, collaboration) PPK dan literasi Rumuskan kegiatan penutup yang meliputi kegiatan refleksi baik individual maupun kelompok. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; melakukan kegiatan tindak lanjut menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Kegiatan penutup dapat diberikan penilaian akhir sesuai KD bersangkutan Tentukan sumber belajar berdasarkan kegiatan pembelajaran Rumusan penilaian (formatif dan sumatif) untuk pembelajaran yang mengaju kepada IPK

28 KEGIATAN PEMBELAJARAN
Format Desain Pembelajaran berdasarkan Model Pembelajaran Tujuan Pembelajaran:<diisi dengan tujuan pembelajaran seperti point 5> IPK PENGETAHUAN IPK KETERAMPILAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SUMBER BELAJAR/MEDIA PENILAIAN Pendahuluan <isi dengan aktivitas detail> Inti Penutup

29 Desain Pengembangan Pembelajaran Berorientasi HOTS (4 JP)

30 Desain Pembelajaran Berorientasi HOTS
Fasilitator memfasilitasi peserta untuk mengembangkan desain pembelajaran berorientasi HOTS Setiap kelompok mengembangkan desain pembelajaran berorientasi HOTS dengan langkah-langkah sebagai berikut : Siapkan satu pasang KD pengetahuan dan keterampilan pada mapel dan jenjang yang sesuai Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016! (LK 1a) Tetapkan target dari pasangan KD tadi! (LK 1b) Petakan KD pengetahuan ke dalam matrik sumbu simetri kombinasi yang telah disediakan (LK 1c) Analisis KD tersebut, kemudian rumuskan IPK-nya! (LK 1d) Desainlah pembelajaran berdasarkan model pembelajaran yang dibagi ke dalam beberapa pertemuan, sesuaikan dengan kebutuhan konten materi yang disajikan! (LK 1e) Setiap kelompok mengembangkan butir soal berorientasi HOTS*) sesuai dengan indikator soal yang diturunkan dari IPK pada materi Pembelajaran Berorientasi HOTS sesuai format LK dalam bentuk softcopy (LK 1f) Gunakanlah rambu-rambu untuk membantu Saudara dalam mengembangkan butir soal Setiap kelompok menuangkan butir soal pada kertas plano, kemudian memajangnya *) dianjurkan untuk mengacu pada model soal PISA.

31 Format LK LK 1 a : Format pasangan KD pengetahuan dan keterampilan LK 1 b : Format Penetapan Target KD LK 1 c : Matrik Sumbu Simetri Kombinasi LK 1 d : Format Perumusan IPK LK 1 e : Format Desain Pembelajaran berdasarkan Model Pembelajaran LK 1 f : Format Pengembangan Butir Soal HOTS

32 Format LK KD Pengetahuan KD Keterampilan KD Pengetahuan Target KD
LK 1a. Format analisis KD KD Pengetahuan KD Keterampilan LK 1b. Format Penetapan Target KD KD Pengetahuan Target KD KD Keterampilan LK 1c. Matrik sumbu simetris KD Pengetahuan

33 Format LK LK 1d Format Perumusan IPK

34 Format LK LK-1e. Format Desain Pembelajaran Berdasarkan Model Pembelajaran

35 Rambu-rambu Pengembangan Butir Soal – Pilihan Ganda
No. Aspek A. Materi 1. Soal sesuai dengan indikator. 2. Soal tidak mengandung unsur SARAPPPK (Suku, Agama, Ras, Anatargolongan, Pornografi, Politik, Propopaganda, dan Kekerasan). 3. Soal menggunakan stimulus yang menarik (baru, mendorong peserta didik untuk membaca). 4. Soal menggunakan stimulus yang kontekstual (gambar/grafik, teks, visualisasi, dll, sesuai dengan dunia nyata)* 5. Soal mengukur level kognitif penalaran (menganalisis, mengevaluasi, mencipta). Sebelum menentukan pilihan, peserta didik melakukan tahapan-tahapan tertentu. 6. Jawaban tersirat pada stimulus. 7. Pilihan jawaban homogen dan logis. 8. Setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar. B. Konstruksi Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas. 9. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan saja. 10. Pokok soal tidak memberi petunjuk ke kunci jawaban. 11. Pokok soal bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda. 12. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi. 13. Panjang pilihan jawaban relatif sama. 14. Pilihan jawaban tidak menggunakan pernyataan "semua jawaban di atas salah” atau “semua jawaban di atas benar" dan sejenisnya. 15. Pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya. 16. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal lain. C. Bahasa 17. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, untuk bahasa daerah dan bahasa asing sesuai kaidahnya. 18. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. 19. Soal menggunakan kalimat yang komunikatif. 20. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.

36 Rambu-rambu Pengembangan Butir Soal – Tes Uraian
No. Aspek A. Materi 1. Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes tertulis untuk bentuk Uraian). 2. Soal tidak mengandung unsur SARAPPPK (Suku, Agama, Ras, Anatargolongan, Pornografi, Politik, Propopaganda, dan Kekerasan). 3. Soal menggunakan stimulus yang menarik (baru, mendorong peserta didik untuk membaca). 4. Soal menggunakan stimulus yang kontekstual (gambar/grafik, teks, visualisasi, dll, sesuai dengan dunia nyata)* 5. Soal mengukur level kognitif penalaran (menganalisis, mengevaluasi, mencipta). Sebelum menentukan pilihan, peserta didik melakukaan tahapan-tahapan tertentu. 6. Jawaban tersirat pada stimulus. B. Konstruksi Rumusan kalimat soal atau pertanyaan menggunakan kata-kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai. 7. Memuat petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal. 8. Ada pedoman penskoran/rubrik sesuai dengan kriteria/kalimat yang mengandung kata kunci. 9. Gambar, grafik, tabel, diagram, atau sejenisnya jelas dan berfungsi. 10. Butir soal tidak bergantung pada jawaban soal lain. C. Bahasa 11. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, untuk bahasa daerah dan bahasa asing sesuai kaidahnya. 12. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu. 13. Soal menggunakan kalimat yang komunikatif.

37 LK 1f. Pengembangan Butir Soal Berorientasi HOTS
Mata pelajaran: Kelas: Kompetensi Dasar IPK Indikator Soal Soal: (pilihan ganda atau esai) Kunci Jawaban: (kunci jawaban beserta penjelasannya) *) untuk soal esai ditambah dengan pedoman penskoran

38 Simulasi Pembelajaran Berorientasi HOTS (90’)
Pilihlah salah satu model untuk dilakukan praktik mengajar selama 30 menit berdasarkan pada LK 1e dan 1f yang telah disusun. Peserta yang tidak terlibat di dalam simulasi pembelajaran, mengamati proses pembelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. IPK dengan kegiatan pembelajaran b. Aktivitas Pembelajaran: Transfer Knowledge Problem Solving Critical and Creative Thinking 3. Lakukanlah refleksi setelah praktik mengajar selesai

39 Penguatan (35’)

40 Terima Kasih


Download ppt "PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google