Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Andi Alamsyah Rivai, S.Pi., M.Si
MODUL 2. AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN Tim Penyusun: Prof. Dr. Patang, S.Pi., M.Si Andi Alamsyah Rivai, S.Pi., M.Si
2
PemeliharaanTanaman Perkebunan (KB. 3)
3
1. Pemangkasan Tanaman perkebunan yang umum dilakukan pemangkasan adalah tanaman kopi dan tanaman kakao Secara umum pemangkasan tanaman kakao bertujuan untuk: Membentuk kerangka dasar tanaman kakao yang seimbang. Mengatur penyinaran matahari. Mendorong pembentukan daun baru. Merangsang pembungaan dan pembentukan buah kakao. Membuang bagian tanaman yang tidak dikehendaki. Mengurangi resiko serangan hama dan penyakit.Mempermudah pemeliharaan tanaman Pemangkasan pada tanaman kakao ada beberapa macam, yaitu: pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, dan pemangkasan produksi.
4
a. Pemangkasan bentuk Pemangkasan bentuk mulai dilakukan pada saat tanaman muda berumur 8-12 bulan dan telah tumbuh jorket. Cabang yang lemah dibuang dan mempertahankan 3 cabang yang simetris terhadap batang utama, sehat dan mengarah ke atas membentuk sudut 45o Cabang-cabang utama yang dipilih hendaknya sudah mengayu dan daun flush sudah agak tua. Panjang cabang sekitar cm. Pemangkasan Bentuk pada Tanaman Kopi Pemangkasan Bentuk Tanaman Kakao
5
b. Pemangkasan Pemeliharaan
Pemangkasan pemeliharan pada tanaman kakao bertujuan untuk mempertahankan kerangka tanaman yang sudah terbentuk baik, mengatur penyebaran daun produktif, merangsang pembentukan daun baru, bunga dan buah, serta terhindar dari hama dan penyakit. Pemangkasan dilakukan dengan mengurangi sebagian daun yang rimbun pada tajuk tanaman dengan cara memotong ranting-ranting yang terlindung dan menaungi Pemangkasan Pemeliharaan pada Tanaman Kopi Pemangkasan Pemeliharaan pada Tanaman Kakao
6
c. Pemangkasan Produksi
Pemangkasan produksi berkesinambungan dengan pemangkasan pemeliharaan. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan produktivitas tanaman Pemangkasan produksi dilakukan dengan memangkas daun-daun agar tidak terlalu rimbun sehingga sinar matahari bisa tersebar merata ke seluruh organ daun Pemangkasan Produksi pada Tanaman Kopi Pemangkasan Produksi pada Tanaman Kakao
7
2. Pengendalian Gulma Pengertian gulma adalah semua tumbuhan yang hidup di tempat yang tidak dikehendaki dan bersifat mengganggu Gulma pada tanaman Kopi Gulma yang Menyerang Tan. Kakao Gulma pada tan. sawit Gulma merupakan tumbuhan pengganggu tanaman utama khususnya bersaing dalam memperebutkan unsur hara dan air serta dapat menjadi tanaman inang bagi hama dan penyakit
8
Pengaturan pohon pelindung
Pengendalian Gulma Tanaman Perkebunan Pencabutan Pembabatan Secara Mekanik Penginjakkan Pengolahan Tanah Pemakaian Mulsa Pengaturan pohon pelindung
9
Pengendalian Gulma secara Kimiawi
Herbisida adalah bahan kimia yang dipergunakan untuk mengendalikan gulma. Herbisida terbagi atas dua golongan yaitu : herbisida pra tumbuh dan herbisida pasca tumbuh Sebelum pengendalian menggunakan herbisida, kita harus menghitung seberapa jauh untung dan ruginya Pada konsentrasi tertentu penggunaan herbisida sangat efektif khususnya bila memicu terjadinya pengendalian selektif 24D dan dalpon. Ada pula herbisida non-selektif yang bisa mematikan rumput-rumputan dan tanaman berdaun lebar
10
Pengendalian Gulma secara Biologis
Pengendalian secara hayati artinya dengan menggunakan mahluk hidup yang lain, baik tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan yang dimaksud adalah penutup tanah (cover crops) dari jenis kacang-kacangan menjalar, antara lain callopogonium mucunoides, calopogonium caeruleum, centrosema pubescens, dan pueraria javanica. Program pengendalian gulma di perkebunan, termasuk kelapa sawit difokuskan pada daerah piringan dan gawangan
11
3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah kultur teknis, pengendalian secara hayati, pengaturan pola tanam, dan pengendalian secara kimia a. Hama Tanaman dari Kelompok Insekta Secara umum, peranan insect ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan. Hama Tanaman Larva Lepidoptera (berupa ulat) Hama Kumbang Kelapa
12
Pengamatan Hama dan Gejala Kerusakannya
Pada prinsipnya, mengendalikan hama adalah mengelola populasi hama sampai populasinya berada di bawah ambang ekonomik Pengenalan terhadap gejala kerusakan tanaman juga menjadi sangat penting agar tidak melakukan kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan pengendalian Kesalahan dalam mengambil langkah/tindakan pengendalian hama dapat membuang banyak biaya, waktu juga tenaga
13
Pengendalian Hama dan Penyakit dengan Kultur Teknis
Pengendalian secara kultur teknis merupakan cara pengendalian hama dan penyakit dengan memanfaatkan lingkungan untuk menekan perkembangan populasi hama atau penyakit
14
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian secara kultur teknis merupakan cara pengendalian hama dan penyakit dengan memanfaatkan lingkungan untuk menekan perkembangan populasi hama atau penyakit Pengelolaan Tanah Sanitasi Pemupukan Kultur Teknis Irigasi
15
Pengendalian Secara Kimia
Pengendalian Hama dan Penyakit Pengaturan Pola Tanam Rotasi tanaman dan pengaturan waktu tanam Secara Hayati Strip Farming Sanitasi Pengendalian Secara Kimia
16
Pengendalian Secara Terpadu
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah suatu konsepsi atau cara berpikir mengenai pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dengan pendekatan ekologi yang bersifat multidisiplin untuk mengelola populasi hama dan penyakit dengan memanfaatkan beragam taktik pengendalian yang kompatibel dalam suatu kesatuan koordinasi pengelolaan. PHT merupakan suatu sistem pengendalian yang menggunakan pendekatan ekologi, maka pemahaman tentang biologi dan ekologi hama dan penyakit menjadi sangat penting.
17
Penyakit Tanaman Kelapa Sawit
a. Penyakit Busuk Akar Penyakit di pre nursery ádalah penyakit busuk akar oleh patogen Rhizoctonia sp., Pythium sp., Fusarium sp. Gejala penyakit ditandai dengan memucatnya daun dan selanjutnya tanaman akan mengalami kelayuan serta terjadi pembusukan akar Penyakit ini dapat dikendalikan dengan menghindari perlukaan akar, atau dengan menggunakan biofungisida berbahan aktif Trichoderma sp dengan dosis 10 g/polibeg, atau menggunakan fungisida lainnya. Penyakit Busuk Akar pada Tanaman Kelapa Sawit
18
b. Penyakit Busuk Daun Penyakit busuk daun (antraknosa) disebabkan oleh patogen Botryodiplodia palmarum, Glomerella cingulata, Melanconium elaeidis. Gejala penyakit ini dimulai dengan munculnya bercak kecil yang tembus cahaya yang selanjutnya membesar dan berwarna kecoklatan dan akhirnya daun menjadi busuk. Pengendalian dilakukan dengan pemupukan berimbang, sanitasi daun sakit, dan penyemprotan dengan fungisida secara rotasi dengan Dithane M -45 0,2%, Benlate 0,3%, dan Antracol 0,2% dengan interval satu minggu Penyakit Busuk Daun
19
c. Penyakit Bercak Daun Penyakit bercak daun disebabkan oleh patogen Curvularia eragrostidis, Drechslera halotes, Cochiobolus carbonus Gejala penyakit dimulai dengan munculnya bercak kecil tersebar secara acak. Bercak yang yang sangat banyak dan berdekatan menyebabkan daun seperti kering atau clorosis Pengendalian dilakukan dengan pemupukan berimbang, sanitasi daun sakit, dan penyemprotan dengan fungisida. Penyakit Bercak Daun pada Tanaman Kelapa Sawit
20
d. Penyakit Busuk Pangkal Batang
Penyakit utama yang menyerang TM adalah penyakit busuk pangkal batang (BPB) yang disebabkan oleh Ganoderma boninense. Gejala penyakit ini ditandai dengan menguningnya daun, adanya akumulasi beberapa daun tombak yang tidak membuka, pelepah daun bagian bawah menggantung (sengkleh), dan muncul badan buah (Fruiting body) di pangkal batang. Pengendalian penyakit BPB dapat dilakukan melalui sanitasi sumber inokulum yaitu akar dan batang yang terinfeksi dan pemberian agens antagonis Trichoderma sp pada lubang tanam Penyakit Busuk Pangkal Batang
21
e. Penyakit Karat Daun Penyakit karat daun (red rust) disebabkan oleh patogen Cephaleuros virescen.. Gejala terlihat dengan adanya bercak-bercak kemerahan pada pelepah-pelepah bawah dan pada permukaan anak daun. Pengendalian dilakukan dengan menunas pelepah secara teratur dan benar, dan penyemprotan fungisida tembaga dosis 2,5-5 g/2 liter air dengan rotasi satu minggu.
22
Penyakit Tanaman Karet
a. Penyakit Akar Putih Akar tanaman yang terinfeksi akan menjadi lunak, membusuk, dan berwarna cokelat. Cendawan penyebab penyakit akar putih adalah Rigidoporus lignosus yang membentuk badan buah seperti topi di akar, pangkal batang, dan tunggul tanaman Gejala-gejala lain serangan penyakit akar putih tampak dari memucatnya daun-daun dengan tepi ujungnya terlipat kedalam Penyakit Akar Putih pada tanaman Karet
23
b. Penyakit Akar Merah Gejala yang bisa dilihat dari serangan penyakit ini adalah terjadinya perubahan warna daun dari hijau menjadi hijau pucat suram, menguning, dan akhirnya berguguran Pencegahan dan pengendalian penyakit ini sama dengan pencegahan dan pengendalian penyakit akar putih Penyakit Akar Merah pada Tanaman Karet
24
c. Jamur Upas Penyakit jamur upas disebabkan oleh cendawan Corticium salmonicolor yang memiliki empat tingkat perkembangan Gejala penyakit ini adalah munculnya benang-benang berwarna putih seperti sutera di pangkal atau bagian atas percabangan. Batang yang terinfeksi akan mengeluarkan cairan lateks berwarna cokelat kehitaman yang meleleh di permukaan batang tanaman. Lama -kelamaan kulit tanaman yang terinfeksi akan membusuk, berwarna hitam, mengering, dan mengelupas. Penyakit Jamur Upas pada Tanaman Karet
25
d. Kanker Bercak Penyakit kanker bercak muncul akibat infeksi jamur Phytophthora palmivora yang memiliki benang-benang hifa berwarna putih yang kurang jelas dilihat dengan mata telanjang Gejala serangan penyakit ini tidak mudah dikenali karena serangannya dimulai dari bawah kulit Penyakit ini menimbulkan kerusakan pada kulit batang di luar bidang sadap atau kulit percabangan, sehingga tanaman akan merana dan akhirnya mati. Tanaman Karet Terkena Penyakit Kanker
26
e. Busuk Pangkal Batang Cendawan Botrydipbdia theobromae adalah biang keladi penyakit busuk pangkal batang. Munculnya penyakit busuk pangkal batang dipicu oleh kondisi tanaman yang jelek akibat kekurangan air karena kemarau yang berkepanjangan atau tanaman terluka oleh alat-alat pertanian Gejala serangan penyakit busuk pangkal batang agak sulit dikenali sehingga diperlukan ketelitian atau kecermatan. Bagian yang rusak dan terlihat seperti terbakar tersebut tingginya mencapai satu meter atau lebih bisa menyebabkan tanaman mudah patah karena tidak kuat menyangga tajuk
27
g. Penyakit Gugur Daun Oidium
f. Kanker Garis Cendawan penyebab penyakit kanker garis sama dengan biang keladi kanker bercak, yakni Phytophthora palmivora Gejala serangan penyakit kanker garis dapat dilihat dari adanya selaput tipis putih dan tidak begitu jelas menutup alur sadap. Jika dikerok atau diiris, di bawah kulit yang terletak di atas irisan sadap terlihat garis-garis tegak berwarna cokelat kehitaman g. Penyakit Gugur Daun Oidium Penyakit gugur daun Oidium merupakan penyakit utama pada tanaman karet, penyakit ini disebut juga penyakit embun tepung, menyebabkan kerugian di perkebunan karet baik tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman telah menghasilkan (TM). Penyakit Gugur Daun
28
Defisiensi Unsur Hara Apabila tidak ada organisme lain yang menyebabkan gangguan atau kelainan pertumbuhan tersebut, maka kelainan pertumbuhan itu dapat disebabkan adanya kekurangan/kelebihan salah satu atau beberapa unsur hara yang dibutuhkan tanaman Unsur hara penyusun tanaman
29
1) Gejala Defisiensi Unsur N (Nitro gen)
Tiap daun tua dari tanaman yang menderita kekurangan N seluruhya tampak berubah warna menjadi hijau muda, selanjutnya menguning, jaringan-jaringannya mati, kering berwarna coklat, tanamannya kerdil, perkembangan buah tidak sempurna, kecil-kecil cepat matang Tanaman yang kekurangan unsur N 2) Gejala Defisiensi Unsur P (Fospat) Tiap daun tua seluruhnya berwarna hijau yang lebih hijau dari biasanya dan sering tampak mengkilat kemerah-merahan. Tangkai daun kelihatan lancip-lancip (meruncing), daun yang tua kadang-kadang berubah chlorotis (kuning-kuning). Pemben tukan buah jelek, dan pertu mbuhan tanaman kerdil Tanaman yang kekurangan unsur Fospat
30
4) Gejala Defisiensi Unsur Ca (Kalsium)
3) Gejala Defisiensi Unsur K (Kalium) Terdapatnya kelainan pada setiap daun tua setempat demi setempat, jadi setiap daun tidak menyeluruh, mula-mula daun mengkerut dan mengkilap, kemudian pada ujung daun dan tepi-tepinya kelihatan klorosis menjalar diantara tulang daun, selanjutnya bercak merah sering jatuh dan daun kelihatan bergerigi. Tanaman yang kekurangan unsur Kalium 4) Gejala Defisiensi Unsur Ca (Kalsium) Kelainan pada pemulanya tampak pada daun-daun muda secara setempat demi setempat diujung serta tepinya mengalami chlorose, menjalar diantara tulang-tulang daun kuncup-kuncup yang tumbuh mati atau jika ada daun yang tumbuh warnanya berubah Tanaman yang kekurangan unsur Kalsium
31
5) Gejala Defisiensi Unsur Mg (Magnesium)
Kelainan tampak pada daun-daun tua, chlorose mulai tampak menjalar pada tulang-tulang daun, warna daun beruah menjadi coklat sedangkan tulang daun tetap hijau, daun tampak lemah. Tanaman yang kekurangan unsur Magnesium 6) Gejala Defisiensi Unsur Mn (Mangan) Kelainan tampak pada daun-daun muda, daun sering terlihat warna kekuningan atau merah dan di beberapa tempat jaringan daunnya mati. Clorose berlangsung di antara tulang daun, warna dari kuning dapat berubah menjadi putih, tempat-tempat yang chlorose ini mati, tetapi tulang-tulang daun tetap berwarna hijau. Tanaman yang kekurangan unsur Mangan
32
7) Gejala Defisiensi Unsur Fe (Besi)
Gejala awal terjadi pada daun-daun muda. Pada permulaannya chlorose terjadi di antara tulang-tulang daun, warna daun beruah menjadi kuning sampai putih kemudian berguguran, akhirnya tanaman mati mulai dari pucuk Tanaman yang kekurangan unsur Besi 8) Gejala Defisiensi Unsur S (Belerang) Kelainan tampak pada daun-daun muda, warna daun menjadi hijau muda, mengkilat agak keputihan lalu berubah menjadi kuning hijau. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus Tanaman yang kekurangan unsur Belerang
33
9) Gejala Defisiensi Unsur Cl (Klorida)
Kelainan tampak pada daun yang menjadi keriput. Produktifitas tanaman rendah dan pemasakan buah lambat Tanaman yang kekurangan unsur Klorida 10) Gejala Defisiensi Unsur B (Boron) Kelainan terjadi pada daun-daun muda. Chlorose dimulai dari bagian bawah daun muda kemudian menjalar sampai ke bagian tepi daun, selanjutnya daun mati. Daun yang baru muncul keadaannya kecil, kuncup mati Tanaman yang kekurangan unsur Boron
34
11) Gejala Defisiensi Unsur Cu (Tembaga)
Kelainan tampak pada daun-daun muda. Ujung daun tampak layu, sedangkan jaringan daun tidak mati. Pada daun-daun muda kadang mengalami chloro se Tanaman yang kekurangan unsur Tembaga 12) Gejala Defisiensi Unsur Zn (Seng) Kelainan tampak pada daun-daun tua. Daun berwarna kekuningan atau kemerahan. Daun dapat berlubang, mengering lalu mati. Tanaman yang kekurangan unsur Seng
35
13) Gejala Defisiensi Unsur Mo (Molibdenum)
Gejala tampak pada pertumbuhan tanaman tidak normal, warna daun berubah, daun keriput, mengering lalu mati pucuk. Pertumbuhan tanaman terhenti lalu mati. Tanaman yang kekurangan unsur Mo
36
Peranan Unsur Hara 1) Unsur N (Nitrogen) 2) Unsur P (Fospat)
Memacu petumbuhan tanaman secara umum, terutama fase vegetatif, berperan pada pembentukan klorofil, membentuk lemak, protein, dan persenyawaan lain. Fungsi Nitrogen dalam tanaman 2) Unsur P (Fospat) Merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, sebagai bahan dasar protein (ATP an ADP), membantu asimilasi dan respirasi, mempercepat proses pembunaan d an pembuahan, serta memasakan biji dan buah
37
3) Unsur K (Kalium) 4) Unsur Ca (Kalsium)
Membantu pementukan protein dan karbohidrat, memperkuat jaringan tanaman, berperan mementuk antiodi tanaman terhadap penyakit serta kekeringan. 4) Unsur Ca (Kalsium) Peran kalium dalam tumbuhan Mengaktifkan pembentukan bulu-bulu karang biji, serta menguatkan batang, menetralisir senyawa dan kondisi tanah yang merugikan. 5) Unsur Mg (Magnesium) Membantu pembentukan klorofil dan senyawa lain, seperti karbohidrat, lemak, berperan penting dalam tranportasi fospat pada tanaman. Perputaran magnesium dalam tanah
38
6) Unsur Mn (Mangan) 7) Unsur Fe (Besi) 8) Unsur S (Belerang)
Berperan dalam proses asimilasi dan sebagai komponen utama dalam pembentukan enzim-enzim pada tanaman) 7) Unsur Fe (Besi) Berperan pada proses fisiologis tanaman seperti proses pernapasan dan pementukan klorofil. 8) Unsur S (Belerang) Membantu pembentukan bintil akar, pembentukan asam amino, dan pertumbuhan tunas. Peran beberap unsur hara terhadap tanaman
39
12) Unsur Mo (Molibdenum)
9) Unsur B (Boron) Membawa karbohidrat ke seluruh jaringan tanaman, mempercepat penyerapan unsur kalium, berperan pada pertumbuhan tanaman, khususnya di bagian yang masih aktif, meningkatkan kualitas produksi. 10) Unsur Cu (Tembaga) Pendorong poses pembentukan klorofil dan sebagai komponen dalam pembentukan enzim tanaman. 11) Unsur Zn (Seng) Pembentukan hormon pada tanaman 12) Unsur Mo (Molibdenum) Fungi sama seperti Cu, pengikat nitrogen bebas di udara dan menjadi komponen pembentuk enzim pada bakteri bintil akar tanaman legu minosae.
40
Pupuk Sumber Nitrogen a. Amonium Nitrat b. Amonium Sulfat
Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok digunakan di daerah dingin dan daerah panas. Pupuk ini akan membakar tanaman apabila diberikan terlalu dekat dengan akar tanaman atau kontak langsung dengan daun. b. Amonium Sulfat Pupuk Amonium Nitrat Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA, mengandung 21% nitrogen dan 26% sulfus, berbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis. Reaksi kerjanya agak lambat sehinga cocok digunakan untuk pupuk dasar. Pupuk Amonium Sulfat
41
c. Kalsium Nitrat Pupuk ini berbentuk butiran, berwarna putih, sangat cepat larut di dalam air. Kalsium nitrat merupakan sumber kalsium yang baik karena mengandung 19% Ca. Sifat lainnya adalah bereaksi basa dan higroskopis. d. Urea Pupuk Kalsium Nitrat Pupuk urea memiliki kandungan N yang tinggi yaitu 46%, sehingga sangat higroskopis. Urea mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga mudah menguap dalam bentuk amonia. Pupuk Urea
42
Pupuk sumber Fosfor a. SP-36 b. Amonium Phosfat
Mengandung 36% fosfor dalam bentuk P2O5. Pupuk ini terbuat dari fosfat alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu. Sifatnya agak sulit larut dalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. b. Amonium Phosfat Pupuk SP-36 Pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertumbuhan awal.Bentuknya berupa butiran berwarna coklat kekuningan. Reaksinya termasuk alkalis dan mudah larut didalam air. Pupuk Amonium Phosphate
43
Pupuk sumber Kalium b. Kalium Sulfat a. Kalium Klorida
Mengandung 45% K2O dan klor, bereaksi agak asam dan bersiat higroskopis. Khlor berpengaruh negatif terhadap tanaman yang tidak membutuhkanya. b. Kalium Sulfat Pupuk Kalium Klorida Pupuk ini lebih dikenal dengan nama ZK. Kadar K2O-nya sekitar 48-52%, berbentuk tepung putih yang larut di dalam air, bersifat asam. Dapat digunakan sebagai pupuk dasar sesudah tanam. Pupuk Kalium Sulfat
44
Pupuk sumber unsur makro sekunder
c. Kalium Nitrat Mengandung 13% N dan 44% K2O, berbentuk butiran berwarna putih yang tidak bersifat higroskopis dengan reaksi yang netral. Pupuk Kalium Nitrat Pupuk sumber unsur makro sekunder a. Kapur Dolomit Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan, dikenal sebagai bahan untuk menaikan pH tanah. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang cukup baik. Kapur Dolomit
45
c. Kalium Magnesium Sulfat (Paten Kali)
b. Kapur Kalsit Dikenal sebagai kapur pertanian berbentuk bubuk berfungsi untuk meningkatkan pH tanah. Warnanya putih dan butirannya halus. Bersifat lebih cepat larut di dalam air Kapur Kalsit c. Kalium Magnesium Sulfat (Paten Kali) Pupuk ini mengandung 30% K2O, 12% S, dan 12% MgO, berbentuk butiran dan berwarna kuning. Ber sifat sukar larut dalam air. Kalium Magnesium Sulfat
46
d. Kapur Gypsum e. Bubuk Belerang
Berbentuk bubuk berwarna putih. Mengandung 39% Ca, 53% S, dan sedikit Mg. Gypsum digunakan untuk meneralisir tanah yang erganggu karena kadar garam yang tinggi. Kapur Gypsum e. Bubuk Belerang Bubuk belerang adalah sumber sulfur yang terbesar, kandungannya dapat mencapai 99%. Namun bubuk ini tidak lazim digunakan untuk mengatasi defisiensi sulfur, tetapi lebih banyak digunakan untuk menurunkan pH tanah. Bubuk Belerang
47
Kesimpulan Pemeliharaan tanaman perkebunan memegang peranan yang sangat penting terutama kaitannya dengan pencegahan/preventif sebab jika tanaman sudah terkena masalah seperti serangan hama, penyakit atau kekurangan salah satu unsur hara misalnya dapat menyebabkan kerugian dalam proses budidaya. Pemantauan tanaman perkebunan secara teratur dan terus menerus merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam budidaya tanaman perkebunan.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.