Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Modul 3 – Landasan Teori, Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesis

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Modul 3 – Landasan Teori, Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesis"— Transcript presentasi:

1 Modul 3 – Landasan Teori, Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN

2 TEORI METODOLOGI PENELITIAN

3 PENGERTIAN TEORI Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah ke dua dalam penelitian kuantitatif adalah mencari teori- teori, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teori Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang disusun secara sistematis.

4 Teori Mempunyai 3 Fungsi
Menjelaskan (explanation) Meramalkan (prediction) Pengendalian (control)

5 Kegunaan Teori dalam Penelitian
Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus berbekal teori Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah jelas, karena teori di sini berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Dalam landasan teori perlu dikemukakan deskripsi teori, dan kerangka berfikir, sehingga selanjutnya dapat dirumuskan hipotesis dan instrumen penelitian.

6 Deskripsi Teori Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu dikemukakan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat 3 variabel independen, 1 dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada 4 kelompok teori.

7 Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-variabel yang diteliti, melalui pendefinisian, dan uraian yang lengkap serta mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup kedudukan dan prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan terarah Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan dengan baik, baik dari segi pengertian maupun kedudukan dan hubungan antar variabel yang diteliti, menunjukkan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan konteks penelitian

8 Peneliti harus mengetahui sumber-sumber bacaan (buku- buku, kamus, ensiklopedia, journal ilmiah dan hasil-hasil penelitian) Sumber bacaan yang baik harus memenuhi 3 kriteria, yaitu: relevansi, kelengkapan dan kemutakhiran (kecuali penelitian sejarah, penelitian ini justru menggunakan sumber-sumber bacaan lama)

9 Relevansi berkenaan dengan kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan,. Hasil penelitian yang relevan bukan berarti sama dengan yang akan diteliti, tapi masih dalam lingkup yang sama. Misalnya peneliti terdahulu melakukan penelitian tingkat penjualan jenis kendaraan bermotor di Jawa Timur, dan peneliti selanjutnya meneliti di Jawa Barat. Peneliti yang ke dua ini dapat menggunakan referensi hasil penelitian yang pertama. Kelengkapan berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca. Kemutakhiran berkenaan dengan dimensi waktu. Makin baru sumber yang digunakan, maka akan semakin mutakhir teori

10 Langkah – langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori adalah
Tetapkan nama variabel yang diteliti, dan jumlah variabelnya Cari sumber bacaan sebanyak-banyaknya dan yang relevan dengan setiap variabel yang diteliti Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel yang akan diteliti. (Untuk referensi yang berbentuk laporan penelitian, lihat judul penelitian, permasalahan, teori yang digunakan, tempat penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, analisis, kesimpulan dan saran yang diberikan) Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber dengan sumber yang lain, dan pilih definisi yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan

11 Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti, lakukan analisa, renungkan, dan buatlah rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber data yang dibaca Deskripsikan teori-teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk tulisan dengan bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan

12 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih

13 Proses Penyusunan Kerangka Berpikir untuk Merumuskan Hipotesis
Menetapkan variabel yang diteliti Membaca buku dan hasil penelitian (HP) Deskripsi teori dan hasil penelitian (HP) Analisis Kritis terhadap teori dan HP Analisis komparatif erhadap teori dan HP Sintesa kesimpulan Kerangka berpikir Hipotesis

14 Kerangka Berpikir yang Baik Memuat Hal-Hal Berikut
Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antar variabel yang diteliti, dan ada teori yang mendasari Diskusi juga harus menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel itu positif atau negatif, berbentuk simetris, kausal atau interaktif (timbal balik) Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangka pikir yang dikemukakan dalam penelitian

15 HIPOTESIS Perumusan hipotesis merupakan langkah ke 3 dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian Dikatakan jawaban sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. Tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat eksploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesis. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan hipotesis yang kemudian akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kuantitatif

16 Bentuk – bentuk hipotesis
Hipotesis Deskriptif Hipotesis Komparatif Hipotesis Assosiatif

17 BENTUK-BENTUK HIPOTESIS
a. HIPOTESIS DESKRIPTIF

18 Merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan variabel mandiri. Contoh 1: Rumusan Masalah Deskriptif Berapa daya tahan lampu pijar merk X? Hipotesis Deskriptif Daya tahan lampu pijar merk X = 600 jam (Ho). Ini merupakan hipotesis nol, karena daya tahan lampu yang ada pada sampel diharapkan tidak berbeda secara signifikan dengan daya tahan lampu yang ada pada populasi. Hipotesis alternatifnya adalah: Daya tahan lampu pijar merk X ≠ 600 jam. “Tidak sama dengan” ini bisa berarti lebih besar atau lebih kecil dari 600 jam. Hipotesis Statistik (hanya ada bila berdasarkan data sampel) Ho : μ = 600 Ha : μ ≠ 600 μ : Adalah nilai rata-rata populasi yang dihipotesiskan atau ditaksir melalui sampel

19 BENTUK-BENTUK HIPOTESIS
B. HIPOTESIS KOMPARATIF

20 Merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif.
Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang berbeda Contoh: Rumusan Masalah Komparatif Bagaimanakah produktivitas kerja karyawan PT X bila dibandingkan dengan PT Y? Hipotesis Komparatif Terdapat 3 model hipotesis nol dan alternatif sebagai berikut: Hipotesis Nol: Ho : Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di PT. X dan PT. Y; atau terdapat persamaan produktivitas kerja antara karyawan di PT. X dan PT. Y, atau Ho : Produktivitas kerja karyawan di PT. X lebih besar atau sama dengan (≥) PT. Y Ho : Produktivitas kerja karyawan di PT. X lebih kecil atau sama dengan (≤) PT. Y

21 Hipotesis Alternatif Ha : Produktivitas kerja karyawan di PT. X lebih besar (atau lebih kecil) dari karyawan PT. Y Ha : Produktivitas kerja karyawan di PT. X lebih kecil dari pada (˂) PT. Y Ha : Produktivitas kerja karyawan di PT. X lebih besar daripada (>) PT. Y Hipotesis Statistik Ho : μ1 = μ2 Ha : μ 1 ≠ μ2 Ho : μ1 ≥ μ2 Ha : μ 1 ˂ μ2 Ho : μ1 ≤ μ2 Ha : μ 1 ˃ μ2 μ1 : Adalah nilai rata-rata (populasi) produktivitas karyawan PT. X μ2 : Adalah nilai rata-rata (populasi) produktivitas karyawan PT. Y

22 BENTUK-BENTUK HIPOTESIS
c. HIPOTESIS assosiatif

23 Adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah assosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara 2 variabel atau lebih Contoh: Rumusan Masalah Assosiatif Adakah hubungan yang signifikan antara tinggi badan pelayanan toko dengan barang yang terjual? Hipotesis Assosiatif Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara tinggi badan pelayan toko dengan barang yang terjual Hipotesis Statistik (hanya ada bila berdasarkan data sampel) Ho : ρ = 0, 0 berarti tidak ada hubungan Ha : ρ ≠ 0 , “tidak sama dengan nol” berarti lebih besar atau kurang (-) dari nol berarti ada hubungan ρ : nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan

24 TERIMA KASIH SEE YOU ON Modul 4 – metode penelitian eksperimen


Download ppt "Modul 3 – Landasan Teori, Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesis"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google