Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehRatna Sugiarto Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
AKFAR NASIONAL - Jasus Surakarta Drs. Suharyanto MSi
BIOCHEMISTRY AKFAR NASIONAL - Jasus Surakarta Drs. Suharyanto MSi
2
BIOCHEMISTRY BIOLOGY CHEMISTRY
Chemical reactions, enzymatic reactions, hormon, Vitamins and its useful on human bodies
3
LECTURERS : 1. Karbohydrates 2. Lipids 3. Protein 4. Enzym 6. Hormone
7. Vitamins
4
Carbohydrates Are often described as the energy nutrients.
They provide a fast source of energy and make up the largest component of our diets. The human body cannot make carbohydrates, rather, plants are our source.
5
Carbohydrates exist as single sugars or polymers of many sugar units.
Polymers a molecules composed of three or more subunits. Single sugar units will contain carbon, hydrogen and oxygen Carbohydrates are often classified according to the number of sugar units they contain.
6
Carbohydrate Classification (based on sugar units)
Simple Carbohydrates: Monosaccharides single unit sugars Glucose, galactose and fructose Disaccharides sugar composed of pairs of monosaccharides. Complex Carbohydrates: Polysaccharides large molecules composed of chains of monosaccharides.
7
Monosaccharides (monos)
The Most Important Monosaccharide Is Glucose. A Monosaccharide is made up of 1 sugar unit. Monos are reducing sugars. Fructose and Galactose are all so Monosaccharides, They all have the same chemical formula but different structures.
8
Simple Carbohydrates: Monosaccharides
Glucose Fructose Galactose
9
Glucose The chemical formula for glucose is C6H12O6.
It is a six sided ring. The structure on the left is a simplified structure of glucose Essential energy source
10
Fructose Is the sweetest of the sugars
Fructose Is the sweetest of the sugars. Often used in food manufacturing.
11
Galactose Seldom occurring free in nature
Binds with glucose to form sugar in milk.
12
Simple Carbohydrates: Disaccharides
Is the result of 2 monosaccharides coming together. Maltose (malt sugar) Glucose + Glucose Sucrose (white table sugar) Glucose + Fructose Lactose (milk sugar) Glucose + Galactose
13
Glycosidic Bond This is when two monosaccharides join to form a Disaccharide. The reaction is similar to condensation. The reaction involves the water been given off.
14
Disaccharide Characteristics
Dehydration Synthesis the process by which larger molecules are formed by the removal of water from two smaller molecules Hydrolysis the process by which larger molecules are split into smaller molecules by the addition of water.
16
Hydrolysis This is the breaking down of a glycosidic bond.
Instead of water been taken away water is added. Lysis means splitting. Maltose Glucose + Glucos Sucrose Glucose + Fructose Lactose Glucose + Galactose
17
Complex Carbohydrates: Polysaccharides
Polysaccharide carbohydrates are formed by the union of many monosaccharide subunits Glycogen: Are human polysaccharides formed from multiple glucose units for long-term storage Starches: Are plants polysaccharides formed from multiple glucose units for long-term storage Amylose and Amlopectin
18
Branched Polysaccharide (The more branches, the harder to digest)
Amylose MaAmylopectin
19
Cellulose Cellulose is another plant polysaccharide.
Composed of repeating glucose units (similarly to starch and glycogen) Difference between in starch and cellulose is in the bonding between hydrogen groups.
20
Carbohydrate Chemicals
Reduction Furfural Formation Esther Formation Isomerisation Glikosidic Formation
21
Reductions: Fehling Test Benedict Test BarfoedsTest
22
Fehling Reagents: Fehling A : CuSO4 Fehling B : K Na Tartrat in NaOH Reactions:
23
CuSO4, Na Carbonate, Na Citrate
Benedict Reagents : CuSO4, Na Carbonate, Na Citrate Aplications: Glucose analysis For urine that uric acid and creatine composed Reactions : Characteristic : Na Carbonate, Na Citrate make weak acid solutions
24
Reactions: Barfoeds Reagents Cu SO4 and Acetic acid
Aplications : For differences between Monosaccharides and Disaccharides
25
Lart.Asam encer Furfural Formations Monosakarida stabil Hoted
Lart.Asam kuat, pekat Monosakarida furfural or derivatnya CHO │ H - C - OH H2SO4 conc. H - C C - H H - C - OH H - C - OH C C CH2OH O Ribosa Furfural
26
Pembentukan Osazon Pembentukan Ester
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehide dan keton akan membentuk osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin (H2NHC6H5) berlebih. Osazon yang terbentuk ( kristal) khas untuk karbohidrat tertentu, sehingga dapat untuk uji membedakan antara glukosa dan galaktosa dalam urin wanita yang sedang menusui. Glukosa + Fenil hidrazin glukosafenil hidrazon (larut) glukosazon Pembentukan Ester Adanyagugus OH memungkinkan terjadinya estyer bila direaksikan dengan asam. OH OH Reaksi : - CH2OH + HO - P = O - CH2 – P = O H2O OH OH
27
PEMBENTUKAN GLIKOSIDA
ISOMERISASI Glukosa dalam larutan basa encer akan berubah sebagian menjadi fruktosa dan manosa, sedang dalam asam encer tidak. Ketiganya dalam keadaan kesetimbangan Reaksi ini dikenal sebagai transformasi Lobry de Bruin van Eckenstein PEMBENTUKAN GLIKOSIDA Bila glukosa direaksikan dengan metilalkohol, menghasilkan dua senyawa. Kedua senyawa ini dapat dipisahkan satu dari yang lain dan keduanya tidak memiliki sifat aldehid, senyawa yang terbentuk adalah asetal dan secara umum disebut glikosida. Gugus OH yang bereaksi disebut gugus – OH glikosidik.
28
GANGGUAN METABOLISME KARBOHIDRAT
Diabetes melitus (Hiperglykemia) Dasar penyakit adalah defisiensi insulin Gejala klinis penyakit : Hiperglikemia Glikosuria Dapat diikuti gangguan sekunder metabolisme protein dan lemak Dapat berakhir dengan kematian Insidensi terbanyak usia 50 – 60 thn Dapat juga dekade pertama atau pada yang sudah lanjut Penyakit ini diturunkan secara autosomal resesif
29
Etiologi: Sebab tepat belum diketahui
berhubungan dgn kelainan hormonal Insulin Growth hormon Hormon steroid Keadaan diabetes timbul akibat ketidak seimbangan dalam interaksi pankreas, hipofisis dan adreanal Pankreas Pankreas mempunyai pulau Langerhans : sel beta dan sel alpha Sel beta : hormon insulin Sel alpha : menghasilkan hormon glukgon Efek anti insulin → berfungsi sebagai faktor hiperglikemik dan glikogenolitik → meningkatkan kadar gula darah
30
Ada 2 teori cara kerja insulin
Teori 1 = Teori Levine : Insulin mentransfer glukosa melalui membran sel otot serat lintang, tetapi tidak menggangu perpindahan glukosa melalui sel membran hati Teori 2 Insulin diperlukan untuk fosforilasi glukosa dalam sel → glukosa 6 posfatase Untuk pengikatan ini dibutuhkan enzim hexokinase yang dihasilkan oleh sel hati Kelenjar hipofisis menghasilkan zat inhibitor hexokinase Insulin merupakan zat antagonis terhadap hexokinase
31
Kelenjar Hipofisis Kelenjar Adrenal Growth hormon Hormon ACTH
Efek menghambat enzim hexoki nase. Bila kelenjar hipofisis hiperaktif → menyebabkan terjadi diabetes Kelenjar Adrenal Glukoneogenesis yaitu perubahan bentuk protein menjadi karbohidrat. Karena pengaruh hormon steroid yang dihasilkan oleh kortex adrenal Bila berlangsung terus menerus → menekan sel beta pankreas → menimbulkan difesiensi insulin permanen Aktivitas adrenal bergantung kepada kelenjar hipofisis anterior
32
KOMPLIKASI DIABETES MELITUS
Merupakan gangguan biokimia. Cedera morfologik sebenarnya tidak dapat untuk menegakkan diagnosis Tidak selalu sebagai dasar dari pada gangguan metabolisme 20 % penderita meninggal tidak menunjukkan bukti-bukti kelainan anatomik Pankreas Seperempat penderita : pankreasnya normal Pada umumnya kerusakan pada sel beta ringan → tidak mungkin menimbulkan gangguan produksi insulin Bila ada : Hialinisasi Fibrosis Vakoalisasi hidropik yang sebenarnya merupakan penimbunan glikogen
33
Pembuluh darah Bila gangguan metabolisme karbohidrat terlalu lama → hiperglikemik menahun, pada otot, hati dan jantung terjadi difisiensi. Lemak dimobilisasi sebagai sumber tenaga →lemak dalam darah bertambah. Lipaemia dan cholestrolimia → gangguan vaskular, dengan komplikasi aterioskelosis merata → skeloris pembuluh darah arteri coronaria, ginjal dan retina Mata Skelosis arteri retina → retinitis diabetika. Berupa perdarahan kecil-kecil tidak teratur pelebaran pembuluh darah retina dan berkeluk-keluk kapiler-kapiler membentuk mikroaneurisma
34
Jantung Ginjal Kulit Susunan syaraf
Sklerosis arteri coronaria → infrak otot jantung Ginjal Kelainan degeneratif pada alat vaskular glomeruler – tubular pyleonepritis akut maupun kronis Kulit Penimbunan lipid dlm makropag-makropag pada dermis →xantoma diabetikum Susunan syaraf Pada syaraf tepi dan kadang medula spinalis Perubahan degeneratif Demyelinisasi Fibrosis Mungkin berhubungan dengan skelosis pembuluh darah
35
Hati Klinis Perlemakan → hepatomegali dan infiltasi glikogen
Disebabkan karena defisiensi karbohidrat → sumber tenaga dari lemak → imobilisasi lemak berlebihan → defisiensi lipotropik → lemak tidak dapat diangkut dari sel → penimbunan lemak berlebihan Klinis Polyphagia : tubuh tidak dapat memetabolisme karbohidrat yg dimakan →penderita banyak makan Polidipsia : glycosuria (diuresis osmotik) → kompensasi: penderita banyak minum Polyuria : glycosuria (diuresis osmotik) → penderita banyak kencing
36
Hipoglykemia Patologis : Sering ditemukan pada 3 keadaan:
Akibat pemakaian insulin berlebihan pada diabetes Pada pengobatan psykosis dengan shock hipoglikemik Akibat pembentukan insulin berlebihan pada tumor pankreas yg dibentuk oleh sel beta
37
Diabetes Melitus Gula darah sewaktu > 200 mg/dl
Gula darah Puasa > 126 mg/dl Gula darah 2 jam PP > 200 mg/dl Gula yang masuk dalam makan
38
Pola Hidup Sehat & Bugar
Makan Sehat Berpikir Sehat Istirahat Sehat Aktivitas Sehat
39
Makan Sehat : 3 J Jumlah 2. Jadwal 3. Jenis
40
Jumlah Makan Sesuai kebutuhan
44
Jadwal Makanlah sesuai kebutuhan Waktu makan 6 x sehari
45
Kriteria Pengendalian DM
Baik Sedang Buruk Glukosa darah puasa (mg/dl) > 140 Glukosa darah 2 jam (mg/dl) >200 HbA 1 (%) 5,9 6 - 8 > 8
46
ULANGAN BIOKIMIA 4. Dari reaksi berikut:
Jelaskan mekanisme metabolisme Karbohidrat dan komplikasi penyakit yang ditimbulkanya. 2. Apa yang disebut senyawa jenuh dan tidak jenuh, berikan contoh strukturnya 3. Apakah perbedaan antara Pereaksi Benedict , Fehling dan Barfoeds menyangkut komposisi dan aplikasi. 4. Dari reaksi berikut: Senyawa mana yang bertindak sebagai oksidator dan reduktor, jelaskan !
47
LIPID
48
The Importance of Lipids
A 16-C fatty acid: CH3(CH2)14-COO- Non-polar polar A 16-C fatty acid with one cis double bond between C atoms 9-10 may be represented as 16:1 cis Δ9. Some fatty acids and their common names: 14:0 myristic acid; 16:0 palmitic acid; 18:0 stearic acid; :1 cisD9 oleic acid 18:2 cisD9,12 linoleic acid 18:3 cisD9,12,15 a-linonenic acid 20:4 cisD5,8,11,14 arachidonic acid 20:5 cisD5,8,11,14,17 eicosapentaenoic acid (an omega-3)
49
BERPIKIR SEHAT KENDALIKAN STRES BERFIKIR POSITIF
50
Istirahat Sehat Cukup Hormon pertumbuhan meningkat
Radikal bebas di otak menurun
51
GAMBAR LIPID Lipid Bilayer Cell Lipid Bilayer
52
2. Tidak larut dalam air Larut dalam pelarut organik
seperti eter, aseton,kloroform, benzena 3 Components in cell membranes 4. Carriers of vitamins (A, D, E, and K) 5. Hormone synthesis 6. Heat insulation 7. Dalam keadaan STP padat, sedang lemak cair.
53
PENGGOLONGAN LIPID Menurut Bloor dibagi 3 :
1. Lipid sederhana ( lemak, gliserida ) 2. Lipid gabungan ( fosfolipid, serebrosida) 3. Derivat lipid ( asam lemak, gliserol) Berdasarkan sifat kimia : 1. Lipid yang dapat disabunkan (lemak) 2. Lipid yang tidak dapat disabunkan (steroid)
54
Berdasarkan kemiripan struktur kimia:
1. Asam lemak 2. Lemak 3. Lilin 4. Fosfolipid 5. Sfingolipid 6. Terpen 7. Lipid Kompleks
55
Merupakan asam karboksilat dengan struktur : O ׀׀ R C OH
1. ASAM LEMAK Struktur: Merupakan asam karboksilat dengan struktur : O ׀׀ R C OH R merupakan rantai karbon jenuh atau tidak jenuh yang terdiri dari 4 sampai 24 buah atom karbon
56
Beberapa Asam lemak yang Umum
Nama Rumus Titik lebur 0C Asam Lemak Jenuh Asam butirat C3H7COOH -7,9 Asam kaproat C5H11COOH ,5 sampai -2,0 Asam palmitat C15H31COOH 64 Asam stearat C17H35COOH 69,4 Asam Lemak tidak Jenuh Asam Oleat C17H33COOH 14 Asam linoleat C17H31COOH -11 Asam linolenat C17H29COOH sangat rendah
57
2. Lemak Struktur : Lemak merupakan ester dari gliserol yang dibentuk dari molekul asam lemak dan gliserol CH2OH R1COOH R1COO – CH2 ׀ ׀ CHOH R2COOH → R2COO – CH ׀ ׀ CH2OH R3COOH R3COO – CH2 Gliserol Asam lemak Lemak Trigliserida Ketiga molekul asam lemak (R1-R3) boleh sama atau berbeda
58
Sifat 1. Lemak hewan berupa padat pada suhu
kamar, sedang lemak tumbuhan berupa cair. 2. Lemak yang mengandung asam lemak jenuh mempunyai titik lebur tinggi,sedang yang mengandung asam lemak tiak jenuh (minyak pada umumnya) titik leburnya rendah Contoh : Tristearin (jenuh) titik lebur 71OC Triolein (tidak jenuh) titik lebur -17OC 3. Derajad ketidak jenuhan lemak diukur dengan bilangan Iodium (banyaknya gram iodium yang dapat bereaksi dengan 100 gram lemak) ׀ ׀ ׀ C = C I → C – C - I I 4. Lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak karena pengaruh asam, basa atau enzim tertentu Proses hidrolisis dengan mengunakan basa disebut reaksi penyabunan Jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk menyabunkan 1 gram lemak disebut bilangan penyabunan. Besar kecilnya bilangan penyabunan bergantung pada berat molekul lemak tersebut.
59
Lemak Basa Gliserol Sabun
Reaksi Penyabunan R1COO – CH CH2OH R1COO Na ׀ ׀ R2COO – CH NaOH → CHOH R2COO Na ׀ ׀ R3COO – CH CH2OH R3COO Na Lemak Basa Gliserol Sabun Dalam industri biasanya ditambahkan NaCl, cara ini dinamakan penggaraman (Salting Out) 5. Diudara bebas akan terhidrolisis menghasilkan asam lemak bebas disamping itu oksidasi asam lemak tak jenuh akan menghasilkan peroksida yang menambah bau yang tidak enak atau tengik pada minyak (rancidity)
60
3. LILIN (WAX) Adalah ester asam lemak dengan mono hidroksi alkohol dengan C antara 14 sampai 34. Contoh : CH3 – (CH2)14 – CH2OH setil alkohol CH3 – (CH2)28 – CH2OH mirisil alkohol Sifat : 1. Tidak larut dalam air, larut dalam pelarut lemak (pada tumbuhan sebagai pelindung terhadai air) 2. Tidak mudah terhidrolisis dan tidak dapat diuraikan oleh enzim sehingga tidak dapat digunakan sebagai bahan makanan.
61
asam fosfat. Sebagai derivat dari asam ά-fosfatidat
4. Fosfolipid Struktur: Merupakan gliserida yang mengandung fosfor dalam bentuk ester asam fosfat. Sebagai derivat dari asam ά-fosfatidat Gugus yang diikat oleh asam fosfatidat antara lain kolin, etanolamina, serin dan inositol, sehingga senyawa yang termasuk fosfolipit adalah fosfatidikolin, fosfatidiletanolamina, fosfatidilserin dan fosfatidilinositol Contoh struktur O ׀׀ O CH2 – O – C – R CH3 ׀׀ ׀ / R2 – C – O –CH2 – O – P – O - CH2 – CH2 – N - CH3 \ CH3 fosfatidilkolin (lesitin) Sifat: 1. Padat lunak seperti lilin, putih, higroskopis. 2. Larut dalam semua pelarut lemak kecuali aseton 3. Dengan aseton akan mengendap 4. Dengan asam sulfat akan terbentuk fosfat idat dan kolin 5. Pada pemanasan dengan basa atau asam akan menghasilkan asam lemak, kolin, gliserol dan asam fosfat. yang terdapat dalam bisa ular kobra dapat menguraikan hingga terjadi lisolesitin. Senyawa ini dapat menyebabkan terjadinya hemolisis, yaitu perusakan sel-sel darah merah
62
Phosphatidylinositol, with inositol as polar head group, is one glycerophospholipid.
In addition to being a membrane lipid, phosphatidylinositol has roles in cell signaling.
63
In most glycerophospholipids (phosphoglycerides), Pi is in turn esterified to OH of a polar head group (X): e.g., serine, choline, ethanolamine, glycerol, or inositol. The 2 fatty acids tend to be non-identical. They may differ in length and/or the presence/absence of double bonds.
64
Phosphatidylinositol, with inositol as polar head group, is one glycerophospholipid.
In addition to being a membrane lipid, phosphatidylinositol has roles in cell signaling.
65
Each glycerophospholipid includes
a polar region: glycerol, carbonyl O of fatty acids, Pi, & the polar head group (X) non-polar hydrocarbon tails of fatty acids (R1, R2).
66
Phospholipids Polar Head Non-polar Tail
67
5. Sfingolipid Merupakan derivat dari sfingosin. Contoh : dihidrosfingosin, seramida NH2 ׀ CH3 (CH2)14 – CH – CH2OH OH dihidrosfingosin O ׀׀ R C – NH CH3 (CH2)12 – CH = CH – CH – CH – CH2OH seramida 6. Terpen Merupakan kumpulan beberapa molekul isoprena (2-metilbutadiena) CH3 H2C = C – CH = CH2 isoprena Yang termasuk senyawa terpen : sitral, pinen, geraniol, kamfer, karoten, vitamin A, fitol dan skualen . Sitral, pinen dan geranial terdapat dalam minyak atsiri (minyakyang volatil) yangberasal dari tumbuhan. Kamfer dalam pohon kamfer.
68
Sphingolipids are derivatives of the lipid sphingosine, which has a long hydrocarbon tail, and a polar domain that includes an amino group. Sphingosine may be reversibly phosphorylated to produce the signal molecule sphingosine-1-phosphate. Other derivatives of sphingosine are commonly found as constituents of biological membranes.
69
Sphingomyelin has a phosphocholine or phosphethanolamine head group.
Sphingomyelins are common constituent of plasma membranes Sphingomyelin, with a phosphocholine head group, is similar in size and shape to the glycerophospholipid phosphatidyl choline.
70
7. Steroid Senyawa yang terdiri dari 3 cincin sikloheksana terpadu dan sebuah cincin siklo pentana yang tergabung pada ujung cincing sikloheksana Beberapa jenis steroid : a. Kolesterol b. Ergosterol c. asam empedu d. Hormon kelamin - untuk laki-laki : testosteron dan androsteron - untuk perempan : estrogen dan progesteron estrogen : estrol dan estradiol progesteron : pregnandiol 8. Lipid Kompleks Adalah lipid yang terdapat dalam alam yang bergabung dengan senyawa lain, misal dengan protein atau karbohidrat. Contoh : a.lipoprotein → gabungan Lipid dengan protein terdapat dalam plasma darah b.lipopolisakarida → gabungan lipid dengan polisakarida terdapat pada dinding sel bakteri.
71
Cholesterol, an important constituent of cell membranes, has a rigid ring system and a short branched hydrocarbon tail. Cholesterol is largely hydrophobic. But it has one polar group, a hydroxyl, making it amphipathic.
72
Triglycerides Formed from the union of glycerol and three fatty acids.
When solid at room temperature they are called fats. When liquid at room temperature they are called oils.
74
Difference in Saturation
Most fatty acids in animal fats are saturated (this means single bonds exist between carbons). Most fatty acids in plant fats are unsaturated (this means double bonds exist between carbons).
75
Variation in Bonding Unsaturated Saturated
77
GANGGUAN METABOLISME LEMAK
Kelebihan lemak (Obesitas) Terjadi kalori didapat > kalori yg dimetabolisme (hipometabolisme) Terjadi pada hipopituitarisme dan hipotiroidisme. Kalori yg dibutuhkan menurun → berat badan naik, meskipun diberi makan tidak berlebihan Lemak ditimbun pada: Jaringan subkutis Jaringan retroperitoneum Peritoneum Omentum Pericardium Pankreas Obesitas → memperberat hipertensi, diabetes, penyakit jantung
78
Hiperlipemia Jumlah lipid darah total dan kholesterol meningkat
Terdapat pada : Diabetes melitus tidak diobati Hipotiroidisme Nefrosis lupoid Penyakit hati Sirhrosis biliaris Hiperlipidemi Hiperkholesterolemi Penimbunan lemak terjadi di dinding pembuluh darah → arteriosklerosis
79
Defisiensi lemak Terjadi pada : Kelaparan (starvation)
Gangguan penyerapan (malabsorption) Tubuh terpaksa mengambil kalori dari simpanannya krn intake kurang Yang mula-mula dimobilisasi : karbohidrat dan lemak, dan hanya pada keadaan gizi buruk akhirnya protein diambil dari jaringan
80
Protein Molekul yg sangat vital untuk organisme terdapt di semua sel
Polimer disusun oleh 20 mcm asam amino standar Rantai asam amino dihubungkan dg iktn kovalen yg spesifik Struktur & fungsi ditentukan oleh kombinasi, jumlah dan urutan asam amino Sifat fisik dan kimiawi dipengaruhi oleh asam amino penyusunnya
81
Protein adalah senyawa organik kompleks
berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
83
Tabel Bahan Makanan Sumber Protein
Kadar Protein % Daging ayam Daging Sapi Telur ayam Keju Beras merah Kacang hijau Kedelai basah Durian 18,2 18,8 12,8 22,8 7,9 22,2 30,2 2,5
84
Fungsi Protein Reaksi kimia enzymes Immune system antibodies
Mechanical structure tendons Generation of force muscles Nerve conduction ion channels Vision eye lens . . . and much more!
85
Asam Amino merupakan unit penyusun protein Struktur:
satu atom C sentral yang mengikat secara kovalent: gugus amino, gugus karboksil, satu atom H dan rantai samping (gugus R)
86
Gugus R rantai samping yang berbeda-beda pada setiap jenis asam amino
Gugus R yang berbeda-beda tersebut menentukan: -. Struktur -. Ukuran -. Muatan elektrik -. Sifat kelarutan di dalam air
87
Amino Acids
88
Asam amino standar Asam amino yang menyusun protein organisme ada 20 macam disebut sebagai asam amino standar Diketahui asam amino ke 21 disebut selenosistein (jarang ditemukan) Terdapat di beberapa enzim seperti gluthatione peroxidase Selenenosistein mempy kode genetik: UGA biasa utk stop kodon tjd pd mRNA dgn struktur 2nd yg banyak.
89
Klasifikasi Asam amino
Diklasifikasikan berdasar gugus R (rantai samping) Biasanya sifat-sifat seperti: hidrofobik/hidrofilik, polar/non polar, ada/tidaknya gugus terionisasi Asam amino AROMATIK NON POLAR POLAR BASIC (+) ACIDIC (-)
90
Asam amino non polar Memiliki gugus R alifatik
Glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin dan prolin Bersifat hidrofobik. Semakin hidrofobik suatu a.a spt Ile (I) biasa terdapat di bagian dlm protein. Prolin berbeda dgn a.a siklis. Tapi mempunyai byk kesamaan sifat dgn kelompok alifatis ini. Umum terdapat pada protein yang berinteraksi dengan lipid
92
Asam amino polar Memiliki gugus R yang tidak bermuatan
Serin , threonin, sistein, metionin, asparagin, glutamin Bersifat hidrofilik mudah larut dalam air Cenderung terdapat di bagian luar protein Sistein berbeda dgn yg lain, karena ggs R terionisasi pada pH tinggi (pH = 8.3) sehingga dapat mengalami oksidasi dengan sistein membentuk ikatan disulfide (-S-S-) sistin (tdk tmsk dlm a.a. standar karena selalu tjd dari 2 buah molekul sistein dan tidak dikode oleh DNA)
94
Asam amino dengan gugus R aromatik
Fenilalanin, tirosin dan triptofan Bersifat relatif non polar hidrofobik Fenilalanin bersama dgn V, L & I a.a plg hidrofobik Tirosin gugus hidroksil , triptofan cincin indol Sehingga mampu membentuk ikatan hidrogen penting untuk menentukan struktur ensim Asam amino aromatik mampu menyerap sinar UV λ 280 nm sering digunakan utk menentukan kadar protein
95
Asam amino dengan gugus R bermuatan positif
Lisin, arginin, dan histidin Mempunyai gugus yg bsft basa pd rantai sampingnya Bersifat polar terletak di permukaan protein dapat mengikat air. Histidin mempunyai muatan mendekati netral (pd gugus imidazol) dibanding lisin gugus amino arginin gugus guanidino Krn histidin dpt terionisasi pada pH mendekati pH fisioligis sering berperan dlm reaksi ensimatis yg melibatkan pertukaran proton
96
Asam amino dengan gugus R bermuatan negatif
Aspartat dan glutamat Mempunyai gugus karboksil pada rantai sampingnya bermuatan (-) / acid pada pH 7
98
Asam amino non standar Merupakan asam amino diluar 20 mcm as. Amino standar Terjadi karena modifikasi yang terjadi setelah suatu asam amino standar menjadi protein. Kurang lebih 300 asam amino non standar dijumpai pada sel modifikasi serin yang mengalami fosforilasi oleh protein kinase
99
Dari modifikasi Glu oleh vit K.
modifikasi prolin dlm proses modifikasi posttranslasi, oleh prokolagen prolin hidroksilase. Ditemukan pada kolagen untuk menstabilkan struktur Dari modifikasi Glu oleh vit K. karboksi glutamat mampu mengikat Ca penting utk penjendalan darah. Ditemukan pd protein protombin
100
Modifikasi lisin. Terdapat di kolagen dan miosin (protein kontraksi pd otot) dan berperan untuk sisi terikatnya polisakarida Beberapa ditemukan asam amino nonstandar yang tidak menyusun protein merupakan senyawa antara metabolisme (biosintesis arginin dan urea)
101
GANGGUAN METABOLISME PROTEIN.
Penyakit akibat kelebihan protein (-) Defisiensi protein Terjadi pada pemasukan protein kurang → kekurangan kalori, asam amino, mineral, dan faktor lipotropik Akibatnya : Pertumbuhan tubuh Pemeliharaan jaringan tubuh Pembentukkan zat anti dan serum protein akan terganggu. Penderita mudah terserang penyakit infeksi, perjalanan infeksi berat, luka sukar sembuh dan mudah terserang penyakit hati akibat kekurangan faktor lipotropik
102
MACAM-MACAM PENYAKIT DEFISIENSI PROTEIN.
Hipoproteinemia Sebab : Exkresi protein darah berlebihan melalui air kemih Pembentukan albumin terganggu spt pada penyakit hati Absorpsi albumin berkurang akibat kelaparan atau penyakit usus, juga pada penyakit ginjal Hipo dan Agammaglubulinemia Ada 3 jenis : Hipoagammaglobulinemia kongenital Penyakit herediter, terutama anak laki-laki antara 9 – 12 thn Mudah terserang infeksi. Kematian sering terjadi akibat infeksi Plasma darah tidak mengandung gamma protein Dapat terjadi penyakit hipersensitivas (ex: penyakit artritis) krn tubuh tidak dapat membentuk Ig
103
2. Hipo/ (a) gammaglobulinemia didapat
Pada pria dan wanita pada semua usia Penderita mudah terkena infeksi Terjadi hiperplasi konpensatorik sel retikulum → mengakibatkan limfadenopathi dan splenomegali 3. Hipoagammaglobulinemia sementara Hanya ditemukan pada bayi Merupakan peralihan pada waktu gamma globulin yang didapat dari ibu habis dan anak harus membentuk gamma globulin sendiri
104
Pirai atau Gout Akibat gangguan metabolisme asam urat → asam urat serum meninggi → pengendapan urat pada berbagai jaringan Asam urat merupakan hasil akhir dari pada metabolisme purin. Secara klinis : Arthritis akut yg sering kambuh secara menahun Pada jaringan ditemukan tonjolan-tonjolan disebut “tophus” Di sekitar sendi Bursa Tulang rawan Telinga Ginjal Katup jantung
105
Enzymes
106
What Are Enzymes? Most enzymes are Proteins (tertiary and quaternary structures) Act as Catalyst to accelerates a reaction Not permanently changed in the process
107
Enzymes Are specific for what they will catalyze Are Reusable
End in –ase -Sucrase -Lactase -Maltase
108
How do enzymes Work? Enzymes work by weakening bonds which lowers activation energy
109
Enzymes Without Enzyme With Enzyme Free Energy
Progress of the reaction Reactants Products Free energy of activation
111
Enzyme-Substrate Complex
The substance (reactant) an enzyme acts on is the substrate Enzyme Joins Substrate
112
Active Site A restricted region of an enzyme molecule which binds to the substrate. Active Site Enzyme Substrate
113
ENZIM
114
Enzim merupakan senyawa organik bermolekul besar yang berfungsi untuk mempercepat jalannya reaksi metabolisme di dalam tubuh tumbuhan tanpa mempengaruhi keseimbangan reaksi Enzim tidak ikut bereaksi, struktur enzim tidak berubah baik sebelum dan sesudah reaksi tetap Enzim sebagai biokatalisator Bagian enzim yang aktif adalah sisi aktif dari enzim
115
Tata nama enzim Enzim diberi nama sesuai dengan nama substrat dan reaksi yang dikatalisis Biasanya ditambah akhiran ase Enzim dibagi ke dalam 7 golongan besar
116
Klas Tipe reaksi Oksidoreduktase (nitrat reduktase) memisahkan dan menambahkan elektron atau hidrogen Transferase (Kinase) memindahkan gugus senyawa kimia Hidrolase (protease, lipase, amilase) memutuskan ikatan kimia dengan penambahan air Liase (fumarase) membentuk ikatan rangkap dengan melepaskan satu gugus kimia Isomerase (epimerase) mengkatalisir perubahan isomer Ligase/sintetase (tiokinase) menggabungkan dua molekul yang disertai dengan hidrolisis ATP Polimerase menggabungkan monomer-monomer sehingga terbentuk polimer
117
Susunan enzim Komponen utama enzim adalah protein
Protein yang sifatnya fungsional, bukan protein struktural Tidak semua protein bertindak sebagai enzim
118
Enzim protein sederhana
Bukan Protein Protein = apoenzim Enzim Konjugasi Bukan protein = Gugus prostetik Organik = Koenzim Anorganik = kofaktor
119
Contoh koenzim NAD (koenzim 1) NADP (koenzim 2) FMN dan FAD
Cytokrom: cytokrom a, a3, b, b6, c, dan f Plastoquinon, plastosianin, feredoksin ATP: senyawa organik berenergi tinggi, mengandung 3 gugus P dan adenin ribose
121
Sifat enzim Enzim dibentuk dalam protoplasma sel
Enzim beraktifitas di dalam sel tempat sintesisnya (disebut endoenzim) maupun di tempat yang lain diluar tempat sintesisnya (disebut eksoenzim) Sebagian besar enzim bersifat endoenzim
122
Enzim bersifat koloid, luas permukaan besar, bersifat hidrofil
Dapat bereaksi dengan senyawa asam maupun basa, kation maupun anion Enzim sangat peka terhadap faktor-faktor yang menyebabkan denaturasi protein misalnya suhu, pH dll Enzim dapat dipacu maupun dihambat aktifitasnya Enzim merupakan biokatalisator yang dalam jumlah sedikit memacu laju reaksi tanpa merubah keseimbangan reaksi Enzim tidak ikut terlibat dalam reaksi, struktur enzim tetap baik sebelum maupun setelah reaksi berlangsung Enzim bermolekul besar Enzim bersifat khas/spesifik
123
Suhu: optimum 300C, minimum 0 0C, maksimum 400C
Logam, memacu aktifitas enzim: Mg, Mn, Co, Fe Logam berat, menghambat aktivitas enzim: Pb, Cu, Zn, Cd, Ag pH, tergantung pada jenis enzimnya (pepsin aktif kondisi masam, amilase kondisi netral, tripsin kondisi basa) Konsentrasi substrat, substrat yang banyak mula-mula memacu aktifitas enzim, tetapi kemudian menghambat karena: penumpukan produk (feed back effect) Konsentrasi enzim, peningkatan konsentrasi enzim memacu aktifitasnya Air, memacu aktifitas enzim Vitamin, memacu aktifitas enzim
124
Penghambatan aktifitas enzim ada dua tipe:
Kompetitif: zat penghambat mempunyai struktur yang mirip dengan substrat sehingga dapat bergabung dengan sisi aktif enzim. Terjadi kompetisi antara substrat dengan inhibitor untuk bergabung dengan sisi aktif enzim (misal feed back effect) Non kompetitif: zat penghambat menyebabkan struktur enzim rusak sehingga sisi aktifnya tidak cocok lagi dengan substrat
125
Spesifik: hanya cocok untuk satu macam substrat saja atau sekelompok kecil substrat yang susunanya hampir sama dan fungsinya sama E5 A B C D E1 E2 E3 E4
128
Metabolisme: Respirasi sel
Enzim, Hukum Termodinamika, Respirasi Sel Aerob
129
FUNGSI SEL: Metabolisme Sel
Metabolisme sel berarti membicarakan perubahan energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya Secara definisi energi adalah kapasitas untuk melakukan kerja atau kemampuan untuk melakukan kerja. Bentuk energi: Energi Kinetik energi pergerakan Energi Potensial kapasitas tersimpan untuk melakukan kerja
130
Pengaturan konversi atau pemindahan energi mengikuti hukum termodinamika
Hukum Termodinamika adalah: (1) Jumlah energi di alam raya adalah konstan, energi tersebut dapat dipindahkan atau diubah tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan (2) Setiap perubahan energi menghasilkan disorder atau entropi
131
(b) (a) Second law of thermodynamics: First law of thermodynamics:
Heat Chemical energy co2 + H2O (b) (a) Second law of thermodynamics: Every energy transfer or transformation increases the disorder (entropy) of the universe. For example, disorder is added to the cheetah’s surroundings in the form of heat and the small molecules that are the by-products of metabolism. First law of thermodynamics: Energy can be transferred or transformed but Neither created nor destroyed. For example, the chemical (potential) energy in food will be converted to the kinetic energy of the cheetah’s movement in (b).
132
Hubungan energi dengan mahluk hidup memiliki arti pembahasan mengenai reaksi kimia yang terjadi dalam sel. Ada dua reaksi yaitu: (1) reaksi endergonik yaitu reaksi yang membutuhkan input atau pemasukan energi atau endergonik berarti energi masuk, dan (2) reaksi eksergonik yaitu reaksi kimia yang melepaskan energi atau eksergonik berarti energi keluar
133
ATP adalah molekul yang memiliki 3 bagian yaitu basa adenin, gula ribosa, dan tiga gusus fosfat yang diikatkan dengan ikatan kovalen. Ikatan kovalen antar gugus fosfat kedua dan ketiga tidak stabil, sehingga kita akan mendapatkan pelepasan gugus fosfat, yang berarti hidrolisis ATP menjadi ADP. Perpindahan gugus fosfat ke suatu molekul disebut fosforilasi. ATP adalah sumberdaya dalam sel yang dapat diperbarui dan itu sebabnya dikenal siklus ATP
134
Figure 8.8 O CH2 H OH N C HC NH2 Adenine Ribose Phosphate groups - CH
135
Energy is released from ATP
When the terminal phosphate bond is broken P P P Adenosine triphosphate (ATP) H2O Inorganic phosphate + Energy P i P P Adenosine diphosphate (ADP)
137
The Regeneration of ATP
Catabolic pathways Drive the regeneration of ATP from ADP and phosphate ATP synthesis from ADP + P i requires energy ATP ADP + P i Energy for cellular work (endergonic, energy- consuming processes) Energy from catabolism (exergonic, energy yielding processes) ATP hydrolysis to ADP + P i yields energy
138
ENZIM Untuk dapat memahami arah reaksi dan jalur metabolisme, keduanya melibatkan apa yang disebut enzim, yaitu protein dalam tubuh yang berfungsi sebagai katalis biologi. Katalis adalah suatu molekul kimiawi yang dapat mempercepat proses reaksi tetapi dirinya (molekul bersangkutan) tidak ikut bereaksi atau digunakan. Jadi enzim dapat mempercepat reaksi kimia dalam sel dengan cara menurunkan hambatan energi. Hambatan energi= energi aktivasi=jumlah energi yang dibutuhkan untuk reaksi eksergonik. Enzim tertentu akan mengkatalisis reaksi seluler tertentu.
139
Cara kerja enzim adalah sisi aktif enzim mengikat substrat dan kemudian mengubah substrat menjadi hasil, akibatnya hasil dilepaskan, karena sudah tidak dapat kembali mengikat substrat lagi dan seterusnya satu per satu substrat diubah menjadi hasil. Kerja enzim ini dapat dihambat/dijegal atau dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti temperatur, pH, konsentrasi garam dan lain-lain. Beberapa enzim membutuhkan (dibantu) oleh ko-faktor yaitu materi bukan protein yang membantu kerja enzim atau dibantu oleh co-enzim seperti vitamin atau molekul organik lain. Kerja enzim juga dihambat atau dijegal oleh molekul yang disebut inhibitor, pestisida dan antibiotik.
140
Membran Posisi molekul enzim dalam sel dan hasil kerja enzim sangat berhubungan dengan membran biologi. Proses metabolisme menyangkut transport materi asal dan hasil metabolisme di mana akan melibatkan membran biologi. Struktur membran biologi yaitu pemisah antara hidup dan tidak hidup dan secara selektif dapat dilalui adalah tiga lapis mosaik cair yang terdiri atas fosfolipid dan protein
141
Fungsi membran ada empat yaitu sebagai:
fungsi mosaik yang memfasilitasi proteinnya sebagai enzim, reseptor, sel junction dan transporter atau protein pemindah membran transport, yaitu fungsi difusi, osmosis, difusi yang difasilitasi (oleh protein pemindah), dan transport aktif, yaitu pergerakan molekul melewati membran yang memerlukan energi dari gradien rendah ke gradien tinggi memelihara keseimbangan air (osmoregulasi) yaitu fungsi membran di mana ia bertindak sebagai membran semipermiabel antara isi sel dan lingkungannya, yang meliputi kondisi isotonik, hipotonik, dan hipertonik eksositosis/endositosis, yaitu fungsi membran untuk mengeluarkan atau memasukkan materi dari dan ke luar sel. Termasuk dalam endositosis adalah apa yang disebut fagositosis, pinositosis, dan pinositosis yang diperantai reseptor.
142
Proses metabolisme yang membutuhkan energi dan yang menghasilkan energi terjadi dalam sel dalam organel utama. Organel utama untuk proses metabolisme yang membutuhkan energi fotosintesis adalah khloroplast. Organel utama untuk proses metabolisme yang menghasilkan energi respirasi selular adalah mitokondria.
143
Respirasi Seluler Adalah jalur metabolisme yang memanen atau menghasilkan energi. Istilah respirasi sama dengan bernafas yaitu pertukaran oksigen (O2) dan karbodioksida (CO2) antara organisme dan lingkungannya. Respirasi selular yaitu pemanenan atau proses menghasilkan energi secara aerobik (perlu O2) dari molekul makanan oleh sel. Oleh karena itu pernafasan dan respirasi seluler sangat berhubungan.
144
Rumus umum untuk respirasi selular adalah
C6H12O6 + 6O2 6 CO2 + 6 H2O + ATP Ada tiga tipe jalur metabolisme yang menghasilkan energi. Respirasi aerobik tipe yang paling umum terjadi dalam sel dan merupakan jalur utama penghasil energi yang menghasilkan ATP (pembentukan ATP), molekul energi biologi. Istilah aerobik menunjukkan makna bahwa jalur aerobik tidak dapat berlangsung tanpa tersedianya oksigen yang cukup. Setiap pernafasan yang kau ambil, kau memasukkan oksigen yang diperlukan sel untuk melangsungkan jalur aerobik ini.
145
jalur fermentasi dan transport elektron anaerob. Kebanyakan bakteri dan protista lain sangat mengandalkan jalur anaerob untuk membuat atau mengahasilkan ATP yang diperlukannya. Ketiga tipe jalur metabolisme penghaisl energi tersebut memulai prosesnya dengan reaksi yang sama yang disebut reaksi glikolisis. Reaksi glikolisis memecah glukosa menjadi dua molekul asam piruvat. Reaksi glikolisis terjadi dalam sitoplasma sel tanpa peranan oksigen.
146
Setelah reaksi glikolisis jalur berikutnya bisa berbeda, bisa aerobik, bisa anaerob, tergantung kebutuhan sel dan atau ketersediaan oksigen dalam sel. Apabila jalur melalui aerob yang ditempuh, maka proses akan dilangsungkan dalam organel mitrokondria. Dalam mitokondria oksigen adalah penerima elektron terakhir yang dilepaskan selama proses reaksi. Apabila jalur anaerob yang dipilih maka proses metabolisme berlangsung tetap pada sitoplasma sel dan substansi selain oksigen dalam sitoplasma adalah penerima elektron terakhir. Dalam ketiga jalur tersebut, reaksi tidak dapat mereka langsungkan sendiri, tetapi harus dibantu enzim.
147
Respirasi Aerobik Respirasi aerobik adalah jalur yang paling banyak menghasilkan energi ATP dari satu molekul glukosa, yaitu satu molekul glukosa melalui jalur respirasi aerobik dapat dihasilkan 36 bahkan lebih molekul ATP, bila lewar jalur fermentasi satu molekul glukosa dihasilkan 2 ATP.
149
Enzim Katalis Biologis
150
Energi Aktivasi Mengapa reaksi kimia yang mungkin terjadi secara termodinamis kadang-kadang tidak terjadi tanpa bantuan enzim?
151
Energi Aktivasi Bagaimana kecepatan reaksi dalam sel dapat ditingkatkan tanpa peningkatan suhu dan konsentrasi reaktan?
152
Enzim Bagaimana sifat katalis?
153
Enzim Apakah yang dimaksud situs aktif dan bagaimana hubungannya dengan struktur enzim?
154
Enzim Perbandingan model “induced fit” dan “kunci dan anak kunci” pada pengikatan substrat oleh enzim?
155
Enzim Bagaimana enzim melakukan katalisis setelah substrat terikat pada enzim?
156
Enzim Apakah yang dimaksud dengan gugus prostetik dan bagaimana gugus prostetik dapat membantu kerja enzim? Mengapa sel memerlukan beribu-ribu macam enzim untuk dapat berfungsi secara benar?
157
Enzim Bagaimana caranya suhu dan pH mempengaruhi enzim?
158
Kinetika Enzim Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim?
159
Kinetika Enzim Pada suatu jumlah enzim tertentu, bagaimana hubungan antara kecepatan reaksi kimia suatu bahan dengan konsentrasi bahan tersebut?
160
Kinetika Enzim Bagaimana hasil pengamatan Michaelis dan Menten?
161
Kinetika Enzim Apakah yang dimaksud dengan Vmax dan Km?
Apakah kepentingan sel terhadap Vmax dan Km? Apakah yang dimaksud dengan “turnover number” (Kcat)?
162
Kinetika Enzim Mengapa perlu digunakan persamaan dan grafik Lineweaver-Burk?
163
Kinetika Enzim Apakah yang membedakan penghambatan enzim secara dapat balik dan penghambatan enzim tak dapat balik?
164
Kinetika Enzim Apakah yang membedakan penghambatan kompetitif dengan penghambatan bukan kompetitif?
165
Pengendalian Enzim Apakah yang dimaksud pengendalian pada tingkat substrat? Bagaimana penghambatan balik mengendalikan aktifitas enzim?
166
Pengendalian Enzim
167
Pengendalian Enzim Bagaimana perbedaan enzim alosterik dengan enzim biasa? Apakah efektor enzim alosterik?
168
Pengendalian Enzim Bagaimana terjadinya pengendalian alosterik?
169
Pengendalian Enzim Apakah yang dimaksud kooperatifitas?
Bagaimana perbedaan antara modifikasi kovalen dengan pengendalian alosterik?
170
Pengendalian Enzim
171
Pengendalian Enzim Aktifasi enzim melalui pemotongan proteolitik?
172
ENZYME An Introduction Ir. Irfan D. Prijambada, M.Eng., Ph.D.
173
REFERENCES Albert L. Lehninger Principles of Biochemistry. Worth Publishers, Inc. New York. Martin Chaplin and Christopher Bucke, 1990, 'Enzyme Technology', Cambridge University Press (Accessible from Julio Polaina and Andrew P. MacCabe (Eds.), 2007, ‘Industrial Enzymes’, Springer
174
CHEMICAL REACTIONS CaCO3 + H2O Ca(OH)2 CO2 + energi +
The enthalpy (inner energy) of CaCO3 is higher than the enthalpy of Ca(OH)2 Therefore the reaction is proceed to the formation of Ca(OH)2
175
CHEMICAL REACTIONS C6H12O6 + O2 6 CO2 6 H2O +
The enthalpy (inner energy) of C6H12O3 is higher than the enthalpy of CO2 Why the reaction is not proceed to the formation of CO2?
176
CHEMICAL REACTIONS CaO reaction C6H12O6 reaction Activation Energy
177
ENZYME FUNCTION ENZYME IS A BIOCATALYST THE FUNCTION OF CATAYST
LOWERING ACTIVATION ENERGY THE FUNCTION OF CATAYST ENZYME IS A BIOCATALYST
178
HOW IS ENZYME FUNCTIONING
DIRECT THE PROXIMITY AND ORIENTATION OF THE SUBSTRATE STRAIN AND DISTORTION OF THE SUCCEPTIBLE BOND BY INDUCED FIT GENERAL ACID-BASE REACTION COVALENT REACTION
179
PROXIMITY AND ORIENTATION
UNFAVORABLE PROXIMITY UNFAVORABLE ORIENTATION FAVORABLE PROXIMITY UNFAVORABLE ORIENTATION FAVORABLE PROXIMITY FAVORABLE ORIENTATION
180
INDUCED FIT SUBSTRATE ENZYME ENZYME SUBSTRATE
181
BIOCATALYST ACTIVE INSIDE CELLS, IN WHICH THE REACTION CONDITION IS ALWAYS MILD MADE FROM PROTEIN SPECIFIC AND SELECTIVE
182
PROTEIN CATALYST HAS THE PROPERTIES OF CATALYSTS Vmax SUBSTRATE CONC.
INIT RATE Vmax
183
PROTEIN CATALYST HAS THE PROPERTIES OF PROTEINS TEMPERATURE ACTIVITY
184
SPECIFIC + COOH C H FUMARATE COOH C CH2 H +H3N L-ASPARTATE NH4+
ASPARTASE COOH C H MALEATE COOH C CH2 H NH3+ D-ASPARTATE ASPARTASE ASPARTASE
185
HOW CAN ENZYME WORK SPECIFICALLY
CH R C O X CATALYTIC SITE POSITIONING SITE ACTIVE SITE
186
NONSPECIFICITY OF SPECIFIC
CH R C O OH NH NH3+ CH2 PEPTIDE CH NH3+ C O CH2 NH2 AMIDE CH NH3+ C O CH2 OCH3 ESTER
187
SUBSTRATE COMPETITION
OH CH2 HO SUCCINATE C O OH CH2 HO MALONATE SUCCINATE DEHYDROGENASE C O OH CH2 HO OXALACETATE COMPETITIVE INHIBITION
188
ENZYME WITH MULTIPLE ACTIVE SITES
SUBSTRATE 1 ENZYME ACTIVE SITE 1 ACTIVE SITE 2 SUBSTRATE 2 NON COMPETITIVE INHIBITION
189
Simple Kinetics: A First-order Reaction
A B v = -d[A]/dt = d[B]/dt units: M/time v = k[A] Empirical rate law (M x time-1) = k(M), so units of k: time-1 Reaction order: exponent of concentration term on which rate depends. Above rxn is 1st order in reactant A
190
1st-Order Rate Equation
v = -d[A]/dt = k[A] or d[A]/[A] = d ln[A] = -kdt so, ln [A] = ln[Ao] –kt and [A] = [Ao]e-kt Slope = -k [A]=[Ao]e-kt; exponential decay Note, t1/2 is constant throughout
191
Other Reaction Orders Zero order reaction independent of [A]
v = k, units of k: M x time -1 Second order reaction: A + B P v = k[A][B] k: unit of M-1time-1 1st order in A 1st order in B; second order overall For 2A P; v = k[A]2; 2nd order in A
192
Order in Enzyme Catalysis depends on [S]
S P vo = initial velocity (tangent of curve); measure at several [S] but constant [E] (S3>S2>S1)
193
Saturation in Enzymology
Low [S]: 1st order in [S], 2nd order overall High [S]: 0 order in [S], 1st order overall All [S]: 1st order in [E]
194
Michaelis-Menten Kinetics. I.
At infinite [S], vo = Vmax Km defined as [S] at which vo = ½ Vmax M-M Equation: vo = (Vmax [S])/(Km + [S])
195
Michaelis-Menten Kinetics. II
if [S] << Km , vo = (Vmax/Km)[S] if [S] = Km, vo = 0.5 Vmax if [S] >> Km , vo = Vmax vo = (Vmax [S])/(Km + [S])
196
Reaction Order [S] << Km 2nd order 1st in E & S
Conditions Rxn Order Dependence [S] << Km 2nd order st in E & S [S] >> Km 1st order st in E Note: when [S] >> Km, reaction is zero-order in S, and vo = Vmax. Velocity terms always have units of concentration (M) x time-1, and Km of concentration
197
Michaelis Menten Treatment
For E + S ES Initial conditions: [S] >> [E] [P] ~ 0 [E]t = [E] + [ES] Forward rate constant = k1 Reverse rate constant = k-1 k[ES] = v [ES] in not measurable. WHATEVER TO DO???
198
Enzyme Kinetics
199
The Steady-state Assumption
At steady-state, d(ES)/dt = 0
200
Enzyme Kinetics
201
Significance of Km Km = (k-1 + kcat)/k1 When k-1 >> kcat,
= KDISS = [E][S]/[ES] Therefore, Km measures dissociation of [ES] A low Km means that S binds tightly to E; high affinity
202
Significance of kcat Vmax = kcat[Etot]
kcat = Vmax / [Etot] units, sec-1 Thus, kcat defines number of molecules of S “turned over” into product per sec per molecule of enzyme. Sometimes called “turnover number”
203
Specificity Constant: kcat/Km
Recall from M/M vo = kcat[Etot][S]/Km + [S] kcat/Km behaves as a 2nd order rate constant in rxn of free E and free S; max theo value is 109 M-1s-1 When [S] << Km vo = kcat[Etot][S]/Km Since most E is free, vo = (kcat/Km)[E][S]
204
Kinetic Parameters Depend on Many Variables
All above enzymes are hydrolases
205
Substrate Preference Governed by Kinetic Constants
206
Determining Km and Vmax: the Lineweaver-Burk Plot
1/vo = (Km/Vmx)(1/[S]) + 1/Vmax y = (m) (x) b
207
Variables Affecting vo
[S] relative to Km Temperature pH WHY???
208
REVERSIBLE INHIBITION
COMPETITIVE INHIBITION NON COMPETITIVE INHIBITION
209
REVERSIBLE INHIBITION
1/Vo 1/[S] 1/Vo COMPETITIVE INHIBITION NON COMPETITIVE INHIBITION Inhibitor exist No inhibitor exist
210
IRREVERSIBLE INHIBITION
+ CH CH2 H2C O P F O CH2 CH H2C P HF + OH CH2 SERINE
211
OXIDOREDUCTASE: Oxidizing or reducing a compound/
Transfering electron to or from a compound SUCCINATE C O OH CH2 HO C O OH CH HO FUMARATE SUCCINATE DEHYDROGENASE FAD FADH2
212
HYDROLASE: Lysing a compound with the help of water
CH2OH H OH O C CH2OH H OH H OH H2O
213
TRANSFERASE: Transfering a functional group across molecules
COOH a-KETO GLUTARATE CH2 C O + ASPARTATE TRANSAMINASE OXALOACETATE C H +H3N COOH CH2 + COOH C CH2 H +H3N L-ASPARTATE COOH CH2 L-GLUTAMATE C O
214
ISOMERASE: Transfering a functional group within a molecule
D-GLUCOSE 6-PHOSPHATE C O H CH2 OH HO PO4 C O CH2 OH H HO CH2OH PO4 D-FRUCTOSE 6-PHOSPHATE PHOSPHOGLUCO ISOMERASE
215
LYASE: Cleaving an organic bond within a molecule
ISOCITRATE COOH CH2 HC CH HO SUCCINATE CH2 COOH + COOH HC O GLYOXILATE ISOCITRATE LYASE
216
LIGASE: Formation of new organic bonds
OH O CH2 C H P HO O CH2 C H OH P HO + LIGASE
217
LIGASE: Formation of new organic bonds
OH O CH2 C H P HO OH P O HO +
218
SAME NAME BUT DIFFERENT ENZYME
ENZYME NOMENCLATURE SUBSTRATE + PROCESS SAME NAME BUT DIFFERENT ENZYME ISOZYME
219
ENZYME SOMETIMES NEED AUXILIARIES MADE NOT FROM PROTEIN
AUXILIARY MADE FROM ORGANIC SUBSTANCES: COENZYME (e.g. Vitamins) AUXILIARY MADE FROM INORGANIC SUBSTANCES: COFACTOR (e.g. Microelements)
220
ENZYME NON ACTIVE ENZYME LACKS OF AUXILIARIES: APOENZYME
ACTIVE ENZYME COMPLETED WITH AUXILIARIES: HOLOENZYME
221
COENZYMES Thiamine pyrophosphate, from Vit. B1, Decarboxylase
Flavin mono/adenine di nuceotide, Vit. B2, Dehydrogenase Nicatinamide Adenine Dinucleotide/ Phosphate, Nicotinic acid, Dehydrogenase Coenzyme A, Panthotenic acid, Dehydrogenase Pyridoxal phosphate, Vit. B6, Transferase Tetrahydrofolic, Folic acid, Transferase Deoxyadenosylcobalamine, Vit. B12, Isomerase
222
COFACTORS Fe2+ or Fe3+ in Cytochrome oxidase, Catalase and Peroxidase
Mo in Nitrate reductase Co in Dinitrogenase K+ in Pyruvate kinase Mg+ in Glucose 6-phosphatase
223
MARI BELAJAR TENTANG SISTEM HORMON MANUSIA
START
224
Model Analogi Sketsa Metaforik Mnemonics
PEMBELAJARAN SISTEM HORMON MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ANALOGI SKETSA METAFORIK DAN MNEMONICS PADA ANIMASI KOMIK BIOLOGI Model Analogi Sketsa Metaforik Mnemonics
225
Model Analogi analogi merupakan suatu bentuk penafsiran dari suatu konsep yang cukup rumit menjadi konsep yang lebih mudah untuk dipahami
226
Sketsa Metaforik Siswa diminta untuk membuat sketsa atau gambar yang memperlihatkan konsep biologi dengan istilah – istilah yang ada dalam kehidupan sehari – hari contoh : rangka layang – layang dianalogikan sebagai rangka tubuh manusia
227
Mnemonics Suatu kata/kalimat yang tersusun dari huruf atau suku kata pertama dari istilah-istilah yang ingin diingat Contoh : MeJiKuHiBiNiU mewakili urutan warna pelangi berdasarkan panjang gelombang yaitu, Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Nila, dan Ungu
228
Kelenjar Endokrin Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu Hipofisis Tiroid Paratiroid Kelenjar Adrenalin (anak ginjal), Pankreas Ovarium Testis
230
Hipofisis Terletak pada dasar otak besar
menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior.
231
Hipofisis
232
Tyroid Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin Hormon tiroksin berfungsi untuk mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.
233
Tyroid
234
Paratiroid / Kelenjar Anak Gondok
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon Parathormon berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah
235
Kelenjar Adrenal /Suprarenal / Anak Ginjal
Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula). Menghasilkan hormon Adrenalin
236
Pankreas Menghasilkan hormon insulin.
Hormon insulin berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes
237
Ovarium Ovarium menghasilkan hormon 1. Estrogen
Berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita 2. Progesteron berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi
239
Testis Testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen, yaitu testosteron Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.
240
Analogi Sistem Hormon dengan Tokoh Komik Serial Doraemon
Analogi dengan…. Kelenjar Hipofisis Hormon ADH Hormon Estrogen Hormon Somatotrofin Hormon Tiroksin Dekisugi Hormon Testosteron Pak Guru Hormon MSH Jaiko Hormon Adrenalin Ayah Nobita Hormon Insulin Ibu Nobita Hormon oksitosin
241
ANIMASI KOMIK BIOLOGI Berperan sebagai : Kelenjar Hipofisis Dengan kantung ajaibnya mampu mensekresikan banyak hormon
242
Untuk pertumbuhan sel tubuh
Hormon Somatotrof
243
Mengatur sekresi Hormon Tyroid
Hormon Tiroksin/TSH
244
Merangsang Perkembangan Folikel
FSH ♀ : sekresi estrogen ♂ : menstimulasi testis
245
Menstimulasi kontraksi sel otot polos pada rahim selama melahirkan
Oksitosin
246
Membantu kelahiran dan sekresi air susu
Hormon prolaktin
247
Menurunkan volume urine
ADH
248
Mempengaruhi warna kulit
MSH
249
Kelenjar Tyroid Hormon Tiroksin Hypertyroid Hipermetabolisme
Disebut juga Morbus Basedowi
250
Kelenjar Tyroid Hipotyroid Hormon Tiroksin Kretinisme
251
Kelenjar Anak Ginjal /Adrenal
Hormon Adrenalin Mengubah glikogen Glukosa
252
Kelenjar Anak Ginjal /Adrenal
Hormon Adrenalin Kekurangan Penyakit Addison
253
Kelenjar Pankreas Hormon Insulin Mengubah Glukosa Kekurangan Glikogen
Diabetes Melitus
254
Kelenjar Kelamin Testis Ovarium Hormon Estrogen Hormon Testoteron
Berpengaruh pada pertumbuhan kelamin sekuder Berpengaruh pada pertumbuhan kelamin sekunder
255
HORMON OLEH YUKE MARDIATI
256
Hormon Pembawa pesan kimiawi.
Bersama saraf memadukan berbagai sistem organ (sistem koordinasi). Zat - zat dengan aktivitas hormonal (protein, asam amino, asam lemak, steroid).
257
Tiga komponen sistem endokrin
Sel sekresi. Mekanisme transpor. Sel sasaran.
258
Mekanisme kerja hormon
Sekresi endokrin. Neurosekresi. Neurotransmisi.
259
Sekresi endokrin Sel endokrin mensekresi hormon→ hormon dialirkan ke darah → ditangkap oleh reseptor pada sel sasaran
260
Neurosekresi Badan sel saraf mensekresi hormon→ melalui akson hormon dialirkan melalui aliran darah → hormon ditangkap oleh reseptor pada sel sasaran
261
Neurotransmisi Badan sel saraf mengeluarkan sinyal → sehingga mempengaruhi sel sasaran melakukan sesuatu
262
Interaksi hormon-reseptor ini dicirikan dengan :
Afinitas yang tinggi. Spesifitas yang tinggi. Kapasitas yang rendah.
263
Kelenjar tiroid Ada 2 lobi.
Letak → di kiri - kanan trakea atas dan di faring bagian bawah. Hormon tiroksin. Mempengaruhi : metabolisme sel. Pertumbuhan dan perkembangan, diferensiasi jaringan tubuh
264
Kontrol kelenjar tiroid
Hormon tirotropin (TRH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus. Menstimulasi pituitari anterior untuk memproduksi tiroid stimulating hormon (TSH). TSH akan memacu tiroid untuk memproduksi tiroksin atau T4 (karena mengandung 4 atom yodium). Tiroksin akan menuju sel-sel sasaran. Bila sel-sel sasaran kebutuhannya telah mencukupi maka tiroksin akan memiliki efek umpan balik negatif, artinya tiroksin akan menghambat hipotalamus untuk memproduksi TRH dan menghambat pituitari anterior untuk memproduksi TSH.
265
Kelenjar paratiroid Terdiri dari 4 struktur kecil.
Letak di sebelah dorsal kelenjar tiroid. Hormonnya parahormon. Parahormon untuk mempertahankan kadar Ca dan P di dalam darah.
266
Kelenjar adrenal Terletak di atas ginjal.
Bagian korteks/lapisan luar. Hormonnya kortisol (merangsang konversi protein menjadi karbohidrat). Bagian medulla/lapisan dalam. Hormonnya epineprin/adrenalin.
267
Kelenjar timus Hormon somatotrof/pertumbuhan. Hormonnya timosin.
Kekurangan hormon timosin → kretinisme Kelebihan hormon timosin → gigantisme.
268
Kelenjar pankreas Pankreas bagian dalam → terdapat kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin (dihasilkan oleh sel β) dan glukagon (dihasilkan oleh sel α). Insulin menurunkan gula darah. Glukagon menaikkan gula darah.
269
Kelenjar mammae Mensekresi susu.
Produksi susu dipengaruhi oleh hormon-hormon seperti prolaktin (sumber pituitari anterior) dan oksitosin (sumber hipotalamus via pituitari posterior). Laktogen plasenta (sumber plasenta).
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.