Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehwahyu saputra Telah diubah "5 tahun yang lalu
1
Definisi Bioremediasi Setiap proses yang menggunakan mikroorganisme, fungi, tanaman atau enzim yang dihasilkannya untuk memperbaiki lingkungan yang telah tercemar.
2
Prinsip Kerja Metabolisme – Katabolisme: penguraian – Anabolisme: sintesis – Katabolisme dan anabolisme
3
Membutuhkan N, P, S, trace elements Periode aklimatisasi= fase lag atau adaptasi Metabolisme bakteri: – Aerobik – Anaerobik Cara Kerja: Metabolisme
4
Tipe bioremediasi Biostimulasi Nutrien dan kondisi lingkungan Bioaugmentasi Penambahan mikroba/tanaman Bioremediasi intrinsik Terjadi secara alami
5
Konversi setiap g N-NH 4 + menjadi N-NO 3 - diperlukan: 1.4,18 g O 2 terlarut 2.7,05 g alkalinitas (1,69 g C anorganik) Dan dihasilkan: 1.0,20 g biomas mikroba 2.5,85 g CO 2 Nitrifikasi NH 4 + + 1,83O 2 + 1,97HCO 3 - 0,0244C 5 H 7 O 2 N + 0,976NO 3 - + 2,90H 2 O + 1,86CO 2
6
Proses: 1.Oksidasi amoniak – Nitrosomonas, Nitrosovibrio, Nitrosococcus, Nitrolobus, Nitrospira 2.Oksidasi nitrit – Nitrobacter, Nitrococcus, Nitrospira Nitrifikasi
7
Nitrifikasi vs Heterotrof Konversi amoniak oleh bakteri nitrifikasi lebih lambat daripada oleh bakteri heterotrof Nitrifikasi diperlukan penambahan alkalinitas: kapur, soda Heterotrof diperlukan penambahan karbon
8
Denitrifikasi Konversi nitrat menjadi gas N Bakteri anaerob keberadaan O2 tidak diinginkan Menghasilkan alkalinitas Bakteri : 14 genera – Pseudomonas, Bacillus, Alkaligenes
9
Assimilasi Assimilasi ammonium atau nitrat: 1.Fitoplankton 2.Tanaman
10
Assimilasi oleh Fitoplankton Sistem fotoautotrofik Diperlukan: – Alkalinitas – CO2 Menghasilkan: – Biomas fitoplankton – O2 Variasi O2, pH, konsentrasi ammoniak
11
Assimilasi oleh Tanaman Phytoremediasi Tanaman air: rumput laut, Hydrilla Tanaman darat: hidroponik, aquaponik
12
4. Bioremediasi H 2 S Pada kondisi aerobik: – S organik S 2 - SO 4 2- – SO 4 2- bersifat mudah larut dalam air Pada kondisi anaerobik: – SO 4 2- akan digunakan dalam metabolisme bakteri sebagai pengganti O 2 – Bakteri akan mereduksi SO 4 2- menjadi gas H 2 S
13
Bakteri fotosintetik benthik memiliki klorofil menguraikan H 2 S untuk fotosintesis pada kondisi anaerob Bakteri sulfur ungu dan hijau tumbuh pada daerah anaerob antara batas sedimen dan air Bakteri fotosintetik non-sulfur: menguraikan bahan organik, H 2 S, NO 2 dan bahan polutan lainnya. Chromatiaceae dan Chlorobiaceae 4. Bioremediasi H 2 S
15
Bioremediator Komersial untuk Akuakultur
18
Penerapan Prinsip Bioremediasi Bioremediasi: – Langsung secara in situ – Sistem pengolahan limbah budidaya terpisah Sistem pengolahan limbah budidaya: – Sistem resirkulasi – Sistem konvensional – Sistem alami: Bioremediasi intrinsik
19
Sistem Pengolahan Limbah Konvensional 1.Perlakuan primer 2.Perlakuan sekunder
20
BIOSTIMULASI Menyediakan kondisi optimal untuk mikroorganisme/tanaman Menyediakan nutrien
21
BIOSTIMULASI: Lingkungan TemperaturCahayapH Potensial redoks
22
OksigenKarbonNitrogenFosforusSulfur BIOSTIMULASI: Nutrien TEKNOLOGI BIOFLOK
23
Teknologi Bioflok (BFT) Paka n Sisa pakan Fese s TAN NO 2 NO 3 N2N2 CahayaSumber karbon Bioflok
24
Dengan penambahan karbon organik kelebihan nitrogen dalam sistem budidaya dikonversi menjadi biomas bakteri. Biomas bakteri bioflok Teknologi Bioflok (BFT)
25
Bioflok : mikroorganisme pembentuk flok, bakteri filamen, partikel, koloid, polimer organik, kation dan sel-sel mati. Mengapa bakteri membentuk flok???? – Pembentukan habitat mikro – Perlindungan dari predator – Peningkatan difusi nutrien Teknologi Bioflok (BFT)
26
Aplikasi BFT: – Perbaikan kualitas air – Peningkatan efisiensi pemanfaatan protein – Penurunan biaya pakan – Biosekuriti Budidaya ikan nila dan udang Teknologi Bioflok (BFT)
27
Aspek Penting dalam BFT 1.Intensitas pengadukan Mempengaruhi struktur dan ukuran flok Pengadukan terlalu kuat: ukuran flok lebih kecil Manipulasi input energi Penggunaan jenis aerator yang tepat
28
2. Oksigen terlarut Dipengaruhi oleh pengadukan dan aerasi Mempengaruhi aktivitas metabolisme bakteri Mempengaruhi struktur flok o DO tinggi: flok lebih besar dan padat o DO rendah: bakteri filamen mendominasi floc terapung Aspek Penting dalam BFT
29
3. Sumber C Penambahan C: 1.Langsung ditambahkan 2.Dicampur dalam pakan Sumber C: molase, glukosa, tapioka, glyserol,… Mempengaruhi komposisi kimia (protein, lemak, asam lemak) bioflok Aspek Penting dalam BFT
30
4. Laju akumulasi bahan organik Mempengaruhi komposisi mikroba pembentuk flok Dipengaruhi oleh metode pemberian pakan 5. Temperatur Mempengaruhi komposisi kimia bioflok, DO, laju metabolisme, pertumbuhan organisme budidaya 6. pH Mempengaruhi stabilitas bioflok Aspek Penting dalam BFT
31
Contoh Perhitungan Kebutuhan C 1.Asumsi: kepadatan ikan 50 kg/m3 2.Pemberian pakan – 2%BB/hari – Pakan mengandung 30% protein – Protein mengandung 16% N 3.Jumlah pakan per hari = 1000 g/m 3 4.Jumlah protein yang masuk ke kolam = 30% x 1000 = 300 g/m 3 /hari 5.Jumlah N yang masuk ke kolam = 16% x 300 = 48 g/m 3 /hari 6.75% dari total N tersebut masuk ke dalam air 7.Jumlah N yang masuk ke dalam air = 75% x 48 = 36 g/m 3 /hari 8.Rasio C/N yang dibutuhkan oleh mikroorganisme = 10 9.Jumlah C yang perlu ditambahkan = 10 x 36 = 360 g/m 3 /hari 10.Hampir semua bahan karbon organik mengandung 50% C 11.Jumlah sumber karbon organik yang harus ditambahkan ke kolam = (100%/50%) x 360 = 720 g/m 3 /hari
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.