Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

STERILISASI DAN DISINFEKSI. KITA AKAN MEMPELAJARI ? ARTI KELAPA SAWIT? SEJARAH PEKEMBANGAN KELAPA SAWIT? SEJARAH PEKEMBANGAN KELAPA SAWIT? PROSPEK KELAPA.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "STERILISASI DAN DISINFEKSI. KITA AKAN MEMPELAJARI ? ARTI KELAPA SAWIT? SEJARAH PEKEMBANGAN KELAPA SAWIT? SEJARAH PEKEMBANGAN KELAPA SAWIT? PROSPEK KELAPA."— Transcript presentasi:

1 STERILISASI DAN DISINFEKSI

2 KITA AKAN MEMPELAJARI ? ARTI KELAPA SAWIT? SEJARAH PEKEMBANGAN KELAPA SAWIT? SEJARAH PEKEMBANGAN KELAPA SAWIT? PROSPEK KELAPA SAWIT? PANEN KELAPA SAWIIT? PENGANGKUTAN DAN MUTU KELAPA SAWIT? GAMBAR UNIT PENGOLAHAN?

3 Pengertian kelapa sawit merupakan salah satu tanaman penghasil produksi (buah) yang tonase per ha dan per tahunnya sangat tinggi dibandingkan dengan tanaman- tanaman lain (dapat mencapai 35 ton TBS/ha/tahun) dan tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (Biodiesel). kelapa sawit merupakan salah satu tanaman penghasil produksi (buah) yang tonase per ha dan per tahunnya sangat tinggi dibandingkan dengan tanaman- tanaman lain (dapat mencapai 35 ton TBS/ha/tahun) dan tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (Biodiesel).

4 SEJARAH PERKEMBANGAN KELAPA SAWIT . pada tahun 1864, tanaman ini mulai di coba di berbagai tempat di seluruh Indonesia, diantaranya di Banyumas, Palembang, dan kemudian di coba secara luas teutama di Jawa Barat. pada tahun 1910 tanaman kelapa sawit mulai ditanam secara komersial di Sumatra Utara.

5  Pada tahun 1948, untuk pertama kalinya tanaman kelapa sawit ditanam di Kebun Raya Bogor sebanyak 4 pohon. Tanaman ini dibawa dari Afrika kemudian ditanam di Kebun Raya Bogor  Dari jumlah tersebut, tiga tanaman sudah mati, dan hanya menyisakan satu tanaman.  Dari jumlah tersebut, tiga tanaman sudah mati, dan hanya menyisakan satu tanaman.  Sampai sekarang sisa tanaman kelapa sawit masih hidup di Kebun Raya dan hanya tinggal satu pohon yang sudah berumur sangat tua sekali.

6  Pada tahun 1957 Pemerintah RI melakukan program nasionalisasi perkebunan kelapa sawit. Setelah itu perkebunan kelapa sawit mulai berkembang pesat di seluruh daerah di Indonesia. Pada tahun 1981 pemerintah melakukan program kredit perkebunan kelapa sawit dengan pola Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi atau dikenal dengan sebutan PIR Trans (Nes Program).

7 Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit maju pesat sampai bisa menggeser dominasi ekspor Negara Afrika waktu itu. Memasuki masa pendudukan Jepang, perkembangan kelapa sawit mengalami kemunduran. Lahan perkebunan mengalami penyusutan sebesar 16% dari total luas lahan yang ada sehingga produksi minyak sawit pun di Indonesia hanya mencapai 56.000 ton pada tahun 1948 - 1949 Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit maju pesat sampai bisa menggeser dominasi ekspor Negara Afrika waktu itu. Memasuki masa pendudukan Jepang, perkembangan kelapa sawit mengalami kemunduran. Lahan perkebunan mengalami penyusutan sebesar 16% dari total luas lahan yang ada sehingga produksi minyak sawit pun di Indonesia hanya mencapai 56.000 ton pada tahun 1948 - 1949

8  Mau pun pada tahun sebelumnya yaitu 1940 Indonesia mengekspor 250.000 ton minyak sawit. Pada tahun 1957, setelah Belanda dan Jepang meninggalkan Indonesia, pemerintah mengambil alih perkebunan (dengan alasan politik dan keamanan). Untuk mengamankan jalannya produksi, pemerintah meletakkan perwira militer di setiap jenjang manajemen perkebunan.

9  Pemerintah juga membentuk BUMIL (Buruh Militer) yang merupakan kerja sama antara buruh perkebunan dan militer. Perubahan manajemen dalam perkebunan dan kondisi sosial politik serta keamanan dalam negeri yang tidak kondusif, menyebabkan produksi kelapa sawit menurun dan posisi Indonesia sebagai pemasok minyak sawit dunia terbesar tergeser oleh Malaysia.

10  Pada masa pemerintahan Orde Baru, pembangunan perkebunan diarahkan dalam rangka menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sektor penghasil devisa Negara. Pemerintah terus mendorong pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Sampai pada tahun 1980, luas lahan mencapai 294.560 Ha dengan produksi CPO (Crude Palm Oil) sebesar 721.172 ton.

11  Sejak itu lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat terutama perkebunan rakyat. Hal ini didukung oleh kebijakan Pemerintah yang melaksanakan program Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan (PIR-BUN). Barulah pada tahun 2007 terjadi revitalisasi perkebunan. Hingga sekarang perkebunan kelapa sawit Indonesia sudah semakin berkembang.

12  Sekarang perkebunan kelapa sawit Indonesia sudah menjadi perkebunan nomor satu di dunia mengalahkan negara Malaysia. produksi minyak sawit Indonesia sudah mencapai 280 juta ton pertahun, atau 30 % dari produksi minyak nabati dunia. Minyak sawit Indonesia juga sudah menguasai 32 % pasar minyak nabati lainnya, seperti minyak kedelai dan minyak bunga matahari yang sebelumnya menjadi penguasa pasar minyak nabati dunia.

13 PROSPEK KELAPA SAWIT  prospek pengembangan agribisnis saat ini hingga tahun 2010, dan arah pengembangan hingga tahun 2025. Masyarakat luas, khususnya petani, pengusaha, dan pemerintah dapat menggunakan dokumen praktis ini sebagai acuan. Perkebunan kelapa sawit saat ini telah berkembang tidak hanya yang diusahakan oleh perusahaan negara, tetapi juga perkebunan rakyat dan swasta. Pada tahun 2003, luas areal perkebunan rakyat mencapai 1.827 ribu ha (34,9%), perkebunan negara seluas 645 ribu ha (12,3%), dan perkebunan besar swasta seluas 2.765 ribu ha (52,8%).

14  Ditinjau dari bentuk pengusahaannya, perkebunan rakyat (PR) memberi andil produksi CPO sebesar 3.645 ribu ton (37,12%), perkebunan besar negara (PBN) sebesar 1.543 ribu ton (15,7 %), dan perkebunan besar swasta (PBS) sebesar 4.627 ribu ton (47,13%). Produksi CPO juga menyebar dengan perbandingan 85,55% Sumatera, 11,45% Kalimantan, 2%, Sulawesi, dan 1% wilayah lainnya.

15  Pengembangan agribisnis kelapa sawit ke depan juga didukung secara handal oleh enam produsen benih dengan kapasitas 124 juta per tahun. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), PT. Socfin, PT. Lonsum, PT. Dami Mas, PT. Tunggal Yunus, dan PT. Bina Sawit Makmur masing-masing mempunyai kapasitas 35 juta, 25 juta, 15 juta, 12 juta, 12 juta, dan 25 jutaDalam hal industri pengolahan, industri pengolahan CPO telah berkembang dengan pesat.

16  Saat ini jumlah unit pengolahan di seluruh Indonesia mencapai 320 unit dengan kapasitas olah 13,520 ton TBS per jam. Sedangkan industri pengolahan produk turunannya, kecuali minyak goreng, masih belum berkembang, dan kapasitas terpasang baru sekitar 11 juta ton. Industri oleokimia Indonesia sampai tahun 2000 baru memproduksi olekimia 10,8% dari produksi dunia.

17  Secara umum dapat diindikasikan bahwa pengembangan agribisnis kelapa sawit masih mempunyai prospek, ditinjau dari prospek harga, ekspor dan pengembangan produk. Secara internal, pengembangan agribisnis kelapa sawit didukung potensi kesesuaian dan ketersediaan lahan, produktivitas yang masih dapat meningkat dan semakin berkembangnya industri hilir. Dengan prospek dan potensi ini, arah pengembangan agribisnis kelapa sawit adalah pemberdayaan di hulu dan penguatan di hilir.

18  tujuan utama pengembangan agribisnis kelapa sawit adalah 1.Mengembangkan usaha kelapa sawit di pedesaan yang akan memacu aktivitas ekonomi pedesaan, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, 2) menumbuhkan industri pengolahan CPO dan produk turunannya serta industri penunjang (pupuk, obata-obatan dan alsin) dalam meningkatkan daya saing dan nilai tambah CPO dan produk turunannya.. 1.Mengembangkan usaha kelapa sawit di pedesaan yang akan memacu aktivitas ekonomi pedesaan, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, 2) menumbuhkan industri pengolahan CPO dan produk turunannya serta industri penunjang (pupuk, obata-obatan dan alsin) dalam meningkatkan daya saing dan nilai tambah CPO dan produk turunannya..

19  Sedangkan sasaran utamanya adalah :  2.1. peningkatan produktivitas menjadi 15 ton TBS/ha/tahun,  2.2. pendapatan petani antara US$ 1,500 – 2,000/KK/tahun, dan  2.3) produksi mencapai 15,3 juta ton CPO dengan alokasi domestik 6 juta ton.

20  Dalam jangka menengah kebijakan pengembangan agribisnis kelapa sawit meliputi peningkatan produktivitas dan mutu, pengembangan industri hilir dan peningkatan nilai tambah, serta penyediaan dukungan dana pengembangan

21  Strategi pengembangan agribisnis kelapa sawit diantaranya adalah integrasi vertikal dan horisontal perkebunan kelapa sawit dalam rangka peningkatan ketahanan pangan masyarakat, pengembangan usaha pengolahan kelapa sawit di pedesaan, menerapkan inovasi teknologi dan kelembagaan dalam rangka pemanfaatan sumber daya perkebunan, dan pengembangan pasar.

22  Kebutuhan investasi untuk perluasan kebun kelapa sawit 60.000 ha per tahun untuk lima tahun ke depan adalah Rp. 12,7 trilyun. Kebutuhan investasi di Indonesia Barat adalah Rp. 5,8 trilyun, Kebutuhan investasi untuk peremajaan kebun kelapa sawit 100.000 ha per tahun untuk lima tahun ke depan adalah Rp. 14,6 triliun.

23  Kebutuhan investasi untuk pengembangan pabrik biodiesel kapasitas 6.000 ton per tahun (6.600 kl per tahun) dan kapasitas 100.000 ton per tahun (110.000 kl per tahun) masing- masing adalah Rp. 12 milyar dan Rp. 180 milyar

24 PANEN KELAPA SAWIT  Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai criteria matang panen, mengumpulkan dan mengutipbrondolan serta menyusun tandan di tempat pengumpulan hasil (TPH). Tujuan panen adalah untuk memanen seluruh buah yang sudah matang panen dengan mutu yang baik secara konsisten sehingga potensi produksi minyak dan inti sawit maksimal dengan dicapai tersebut.

25 Sistim Panen 1. Kriteria Matang Panen Sistim Panen 1. Kriteria Matang Panen  Kriteria matang panen adalah persyaratan kondisi tandan yan ditetapkan untuk dipanen. Kriteria matang panen TBS yaitu 5 Brondolan segar per tandan di piringan.  Brondolan di piringan yang kecil ukurannya (partenocarp), brondolan kering atau yang sakit tidak bisa dijadikan dasar sebagai kriteria matang panen. Halini didasarkan pada pertimbangan:

26  Rendemen minyak sawit  perolehan total minyak dan inti sawit.  Kehilangan brondolan di lapangan  Kemudahan bagi pemanen dalam mengutip brondolan . Dengan tidak memanen tandan yang berondolannya < 5 butir di piringan secara konsekwen maka komposisi kemantangan buah yang dipanen sampai ke PKS ( Pabrik Kelapa Sawit) akan sangat baik.

27  Demikian juga mengenai jumlah pelepah dipokok dapat dipertahankan 48-56 helai karena pelepah baru di turunkan setelah tandan matang. Kondisi seperti ini dalam jangka panjang sangat berpengaruh terhadap produksi.

28 ROTASI PANEN  Rotasi panen di kebun diatur dan disesuaikan dengan hari kerja pabrik. Rotasi panen kelapa sawit secara umum adalah:  - Pusingan 5/7 :5 hari memanen dengan rotasi 7 hari (Senin – Jum’at)  - Pusingan 6/7 :6 hari memanen dengan rotasi 7 hari (Senin – Sabtu) biasanya hanya dilakukan waktu musim panen puncak

29 CARA PANEN  1. Tandan yang telah memenuhi kriteria matang panen dipotong.  2. Pelepah di bawah tandan yang dipanen dipotong mepet (untuk tanaman dewasa) sedangkan pada tanaman muda (3-5 tahun) pelepah tidak dipotong karena yang dipotong hanya buah saja.

30  3). Pelepah dipotong menjadi 2 bagian dan disusun di gawangan mati (di areal rata), sedangkan di areal bergelombang, pelepah tidak dipotong dan disusun disekitar tanaman sejajar dengan arah teresan / pasar panen agar berfungsi sebagai penahan erosi.

31  4). TBS disusun ditempat pengumpulan hasil sedangkan brondolan yang dipiringan dikutip bersih dan dimasukan tersendiri dalam karung goni untuk di bawa ke tempat pengumpulan brondolan  5). Gagang TBS dibentuk cangkem kodok dan diberi nomor pemanen.  6.) Tandan buah segar disusun 5-10 tandan per-baris. 

32 Organisasi Panen  Organisasi Panen Di Kebun yaitu Manager, KD (kepala dinas) Tanaman,Asisten Afdeling,Mandor Panen,Mandor Pemeliharaan, dan 15-20 orang Pemanen.

33 Tugas Organisasi Panen  1. Manager bertugas sebagai mengevaluasi pelaksanaan sistem panen  2. KD tanaman bertugas sebagai mempersiapkan kendaran angkut sesuai kebutuhan.  3. Asisten Afdeling bertugas sebagai membersihkan panen dan pengutipan brondolan dipiringan.

34  4. Mandor Panen bertugas sebagai Menghitung kerapatan panen untuk membuat rencana panen besok harinya.  5. Mandor Pemeliharaan bertugas sebagai Membuat evaluasi dan rencana panen di afdeling.

35 Alat - Alat Panen Alat - Alat Panen  1. Alat chisel (dodos dengan lebar 8cm) di areal tanaman muda (3-5 tahun)  2. Kampak  3. Egrek  4. Aloy stick  5. Tali  6. Gancu  7. Kereta sorong (sepeda)  8. Goni 

36 PENGANGKUTAN TBS  Tandan buah segar yang dipanen harus diangkut dan sampai ke pabrik kelapa sawit pada hari itu juga. Upayakan pengangkutan buah dapat selesai sore hari sebelum malam tiba. Pengangkutan pada malam hari, selain menyulitkan sortasi buah di loading ramp. Dan hindarkan terjadinya buah restan dengan pertimbangan :  1. Buah restan mengakibatkan kenaikan asam lemak bebas (ALB) minyak sawit yang dihasilkan.  2. Buah restan menimbulkan kerawanan terhadap pencurian TBS.

37  Pada umumnya pengangkutan buah menggunakan kendaraan truk (dump truck atau light truck). Namun pada beberapa kasus (terutama kebun di areal gambut) pengangkutan buah ada yang menggunakan lori yang ditarik oleh lokomotif langsung dari blok-blok ke pabrik. Beberapa kebun kendaraan pengangkutan buah disediakan sendiri. Namun ada juga kebun-kebun yang menggunakan kendaraan sewa seluruhnya untuk pengangkutan buah (pengangkutan oleh kontraktor).

38 STANDAR MUTU  Standar mutu TBS adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh TBS dan yang akan dikirim ke pabrik untuk diolah.Standar mutu yang harus dimiliki oleh TBS itu sendiri yaitu tidak cacat,buah terlihat segar atau tidak pucat.Faktor – faktor yang mempengaruhi standar TBS yaitu sifat dari induk pohon, dan cara pengangkutan. Maka dari itu pilihlah Buah mentah (unripe bunch) adalah kurang dari 10 berondolan yang lepas.  Standar mutu TBS adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh TBS dan yang akan dikirim ke pabrik untuk diolah.Standar mutu yang harus dimiliki oleh TBS itu sendiri yaitu tidak cacat,buah terlihat segar atau tidak pucat.Faktor – faktor yang mempengaruhi standar TBS yaitu sifat dari induk pohon, dan cara pengangkutan. Maka dari itu pilihlah Buah mentah (unripe bunch) adalah kurang dari 10 berondolan yang lepas.  

39 Buah Mentah (unripe bunch)

40 GAMBAR UNIT PENGOLAHAN GAMBAR UNIT PENGOLAHAN PT.BIMO BISMA INDRA( PERSERO) PT.BIMO BISMA INDRA( PERSERO) Jl. KHM Mansyur No.229, Surabaya Jl. KHM Mansyur No.229, Surabaya

41 Weighbridge Loading Ramp Area

42 Fruit Cages Horizontal Sterilizer

43 Tippler Incliened Fruit Bar Conveyor

44 Rotary Thresser Drum Digester dan Screw Press

45 Clarification Station Oil Storage Tank

46 Kernel Station Thermal deaerator platform

47 Anion Cation Boiler

48 Steam Turbin Generator Back Pessure Vessel

49 Generator Set Waduk

50 SEKIAN DAN TERIMA KASIH


Download ppt "STERILISASI DAN DISINFEKSI. KITA AKAN MEMPELAJARI ? ARTI KELAPA SAWIT? SEJARAH PEKEMBANGAN KELAPA SAWIT? SEJARAH PEKEMBANGAN KELAPA SAWIT? PROSPEK KELAPA."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google