Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Metode & Pengukuran Perilaku

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Metode & Pengukuran Perilaku"— Transcript presentasi:

1 Metode & Pengukuran Perilaku
Hidayati, SKM, M.K.M Sesi 6-7 Pengukuran Perilaku, Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA

2 Metode Pengukuran Perilaku
Wawancara (Interview) interviewer & interviewee Langsung Observasi pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang diselidiki. Tidak Langsung Sesi 6-7 Pengukuran Perilaku, Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA

3 Metode Penelitian Perilaku
Survei Deskriptif Analitik S.Analitik Crossectional Retrospektifcase control study Prospektif Eksperimen Peneliti melakukan intervensi atau percobaan terhadap variabel, untuk mengetahui perubahan variabel tersebut. Sesi 6-7 Pengukuran Perilaku, Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA

4

5 Cross sectional Kelebihan Kekurangan
Tidak perlu menunggu effect dari faktor risiko  cepat dan inexpensive (no loss to follow up) First step cohort study Memungkinkan pad beberapa faktor (outcomes) pada satu titik waktu Bagus u/ program perencanaan dan budgeting Kesulitan dalam menetapkan causal effect relationship dari data observasional Impractical u/penelitian dgn kasus peny.langka (ca.gaster pada ♂ usia thn )

6

7 Cohort study Kelebihan Kekurangan
Memberikan gambaran lengkap ttng exposure, termasuk rate of progression, staging of disease and natural history disease Memberikan informasi ttg multiple potential effects akibat faktror risiko Menghasilkan perhitingan (rate) pada exposed dan non exposed indivisuals Membutuhkan waktu yg panjang u/ menyelesaikan penelitian Membutuhkan biaya besar Ada kemungkinan investigator tdk survive sampai akhir penelitian Sulit melakukan f.up Membutuhkan sample yg besar dan akan menemui kesulitan terutama pada kasus-kasus langka Ada kemungkinan exposure to study factor berubah sehingga tdk sesuai dengan hasil penelitian yg ditemukan

8 Then follow to see whether
𝑅𝑅= 𝑎 𝑎+𝑏 𝑐 𝑐+𝑑 Table 5.1 Cohort study design Then follow to see whether Incidence rates of disease Disease develops Disease does not develops Totals First select Exposed a b a+b a/(a+b) Not exposed c d c+d c/(c+d) Sumber: (Gordis, 2009) Keterangan: a = positive exposure and negative disease b = positive exposure and negative disease c = negative exposure and positive disease d = negative exposure and positive disease

9 Prospective Cohort Study
Defined Population 2008 Non-randomized Exposed Not Exposed 2018 DISEASE NO DISEASE DISEASE NO DISEASE 2028 Gambar 5.3 Time frame for a hypothetical prospective cohort study begun in 2008 (Gordis, 2009)

10 Retrospective Cohort Study
Defined Population 1988 Non-randomized Exposed Not Exposed 1998 DISEASE NO DISEASE DISEASE NO DISEASE 2008 Gambar 5.4 Time frame for a hypothetical retrospective cohort study begun in 2008 (Gordis, 2009)

11 Case control study Kelebihan Kekurangan
Dapat digunakan pd kasus” yg jarang terjadi Relatif efisien, sampel lebih kecil & wktu yg lbh singkat bila dibandingkan cohort study Meminimalisir masalah yg tekait f.up dan subyek penelitian yg menolak melanjutkan berpartisipasi dlm penelitian Tidak berisiko untuk subyek Dpt menggunakan exiting data Bias, terutama ketika menyeleksi kasus dan control Hanya satu outcome yg dipelajari Tidak dpt menghitung incidence rate ataupun absolute risk Kemungkinan pada cases group tdk homogeny akibat kriteria yg digunakan dlm mendiagnosis tdk sama baik pada health providers maupun researcher

12 Gambar 5.3 Case-control study design (Gordis, 2009)
WERE EXPOSED WERE NOT EXPOSED WERE EXPOSED WERE NOT EXPOSED HAVE THE DISEASE DO NOT HAVE THE DISEASE CASES CONTROLS Gambar 5.3 Case-control study design (Gordis, 2009)

13 Tabel 5.2 Tabel 2 x 2 untuk desain case control study
CASES (with disease) CONTROLS (without disease) History of Exposure a b No history of exposure c d 𝑂𝑅= 𝑎𝑑 𝑏𝑐 Keterangan: a = kasus dengan positive exposed b = kontrol dengan positive exposed c = kasus dengan negative exposed d = kasus dengan negative exposed

14 Kebiasaan Mencuci Tangan
Diare CASES (Ada ) CONTROLS (Tidak Ada ) Jumlah Ada 2 16 18 Tidak Ada 24 82 20 80 100

15 Macam Skala Pengukuran
Skala nominal: Pengkatagorian, memberi nama, dan menghitung fakta-fakta dari obyek yang diteliti Katagori: pria dan wanita; suku Sunda, Jawa, Batak Memberi nama: Kepala Bagian, Kasubbag Menghitung: jumlah pegawai 100 orang, jumlah mahsw orang Sesi 6-7 Pengukuran Perilaku, Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA

16 Macam Skala Pengukuran
Skala Ordinal: Skala berjenjang dimana sesuatu “lebih” atau “kurang” dari yang lain, jarak data satu dengan yang lain tidak sama Misal: mengukur prestasi kerja, tingkat senioritas pegawai, kejuaraan olah raga Sesi 6-7 Pengukuran Perilaku, Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA

17 Macam Skala Pengukuran
Skala Interval: Skala dimana jarak antara satu data dengan yang lain sama Misal: bobot 0 – 4 pada nilai huruf akademik Skala Rasio: Skala dimana jarak antara satu data dengan yang lain sama dan mempunyai nilai nol absolut Misal: gaji karyawan Sesi 6-7 Pengukuran Perilaku, Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA

18 Metodologi Penelitian - Titing Widyastuti
Skala Likert Mulai tahun 2009 akan diberlakukan kenaikan SPP, baik untuk mahasiswa baru maupun lama: Sangat setuju Setuju Ragu-ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju Jun 22, 2007 Metodologi Penelitian - Titing Widyastuti

19 Skala Sikap Skala Guttman: Semantik Deferensial:
Skala dengan jawaban yang sangat tegas  ya/tidak, benar/salah Data dapat berupa data interval atau rasio dikotomi (dua alternatif) Jawaban dibuat skor 1 = setuju, 0 = tidak setuju Semantik Deferensial: Disusun dalam satu garis kontinyu Data adalah data interval Sesi 6-7 Pengukuran Perilaku, Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA

20 Skala Sikap Rating Scale:
Data mentah yang diperoleh ditafsirkan dalam pengertian kualitatif Misal: Apakah pimpinan selalu menjawab pertanyaan bawahan dengan jelas? (Beri tanda silang pada garis berikut) Sesi 6-7 Pengukuran Perilaku, Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA

21

22 MODEL SIKAP The ABC Model of Attitute
Multiattribute Model (Attitude Toward Object Model)  Model Fishbein Single Componen Atribut Model Multiple attribute model Attitude Toward Behavior Model  Model Fishbein Theory of Reasoned Action Model (TRA)  The Behavioral Intention Model Theory of Planned Behavior Model (TPB) Theory of Trying Model (TT)

23 The ABC Model of Attitudes
Hawkins, Best dan Cooney(2001) mendesain model konsistensi komponen yang menyatakan bahwa sikap memiliki tiga komponen, yaitu : Affective component (feelings) - A Perasaan atau reaksi emosional terhadap objek Behavioral component (response tendencies) –konatif – B Kecenderungan seseorang dalam merespon beberapa ragam pada objek atau aktivitas  kecenderungan respon atau maksud berperilaku Cognitive component (beliefs) – C Kepercayaan konsumen terhadap suatu objek Overall attitude

24 The ABC Model of Attitudes
Tri-partite View of Attitude Affective component (feelings) Cognitive component (beliefs) Overall attitude Behavioral component (response tendencies)

25 The ABC Model of Attitudes
Cognitive Component (Measuring Beliefs about Specific Attributes Using the Semantic Differential Scale) Diet Coke Strong taste —— —— —— —— —— —— —— Mild taste Low priced —— —— —— —— —— —— —— High priced Caffeine free —— —— —— —— —— —— —— High in caffeine Distinctive in —— —— —— —— —— —— —— Similar in taste to taste most


Download ppt "Metode & Pengukuran Perilaku"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google