Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

“Konsep Istirahat Tidur” 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 1.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "“Konsep Istirahat Tidur” 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 1."— Transcript presentasi:

1 “Konsep Istirahat Tidur” 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 1

2 A. Pengertian Ѯ Menurut Hidayat, 2008 Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri atau melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan bahkan menjengkelkan. Ѯ Menurut Asmadi, 2008 Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup. Tidur ditandai dengan aktivitas fisik minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi, terjadi perubahan proses fisiologis tubuh serta penurunan respon terhadap rangsangan dari luar. 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 2

3 B. Fisiologi Tidur Fisiologi tidur Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur (Hidayat, 2008). 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 3

4 C. Jenis-jenis Tidur Pada hakikatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu :  Tidur dengan gerakan bola mata cepat/ Tidur Paradoks (Rapid Eye Movement – REM),  Tidur dengan gerakan bola mata lambat (Asmadi, 2008). (Non-Rapid Eye Movement – NREM). (Asmadi, 2008). a.Tidur dengan gerakan bola mata cepat/ Tidur Paradoks (Rapid Eye Movement – REM) Hal tersebut berarti tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola matanya bersifat sangat aktif. 21/04/2019"Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 4

5 Tidur REM ditandai dengan mimpi, otot-otot kendur, tekanan darah bertambah, garakan mata cepat (mata cenderung bergerak bolak – balik), sekresi lambung meningkat, ereksi penis pada laki - laki, gerakan otot tidak teratur, kecepatan jantung dan pernapasan tidak teratur sering lebih cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat. Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur REM, maka akan menunjukkan gejala– gejala sebagai berikut : Cenderung Hiperaktif.Cenderung Hiperaktif. Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi (emosinya labil).Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi (emosinya labil). Nafsu makan bertambah.Nafsu makan bertambah. Bingung dan curiga.Bingung dan curiga. 21/04/2019"Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 5

6 Ciri-ciri tidur REM sebagai berikut : ۞ ۞ Biasanya disertai dengan mimpi aktif; ۞Lebih sulit dibangunkan daripada tidur nyenyak NREM; ۞Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan; ۞Fekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur; ۞Pada otot porifer, terjadi beberapa gerakan yang tidak teratur; ۞Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat irreguler, tekanan darah meningkat, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme meningkat; ۞Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam belajar, memori dan adaptasi. 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 6

7 b. Tidur dengan gerakan bola mata lambat (Non-Rapid Eye Movement – NREM) Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur. Ciri-ciri tidur NREM antara lain : ۞ Mimpi berkurang / bisa juga tanpa mimpi; ۞ Tekanan darah turun; ۞ Kecepatan pernapasan turun; ۞ Metabolisme turun; ۞ Gerakan bola mata lambat; ۞ Individu dalam keadaan istirahat penuh. 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 7

8 Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing – masing tahap ditandai dengan pola perubahan aktivitas gelombang otak. Keempat tahap tersebut yaitu : 1). Tahap I Tahap I merupakan tahap transisi dimana seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur Tahap I merupakan tahap transisi dimana seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri: relaks, masih sadar dengan lingkungan, merasa mengantuk, bola mata bergerak dari samping ke samping, frekuensi nafas dan nadi sedikit menurun, pada EEG terlihat terjadi penurunan voltasi gelombang - gelombang alfa, dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit. 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 8

9 2). Tahap II Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun sekitar 10 - 15 menit. Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Tahap II ini ditandai dengan kedua bola mata berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot berlahan - lahan berkurang, serta kecepatan jantung dan pernapasan turun dengan jelas. Pada EEG timbul gelombang beta yang berfrekuensi 14 - 18 siklus/detik. Gelombang - gelombang ini disebut dengan gelombang tidur. Tahap II berlangsung sekitar 10 - 15 menit. 3). Tahap III Pada tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap secara menyeluruh Pada tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap secara menyeluruh. Kecepatan jantung, pernapasan, dan proses tubuh berlanjut mengalami penurunan akibat dominasi sistem saraf parasimpatis. sulit untuk dibangunkan. Pada EEG memperlihatkan perubahan gelombang beta menjadi 1 - 2 siklus/detik. Seseorang yang tidur pada tahap III ini sulit untuk dibangunkan. 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 9

10 4). Tahap IV Tahap IV merupakan tahap tidur dimana seseorang berada dalam keadaan rileks, jarang bergerak karena keadaan fisik yang sudah lemah lunglai, sekresi gaster menurun, kecepatan jantung & pernapasan menurun, gerak bola mata cepat, tonus otot menurun dan sulit dibangunkan. Tahap IV merupakan tahap tidur dimana seseorang berada dalam keadaan rileks, jarang bergerak karena keadaan fisik yang sudah lemah lunglai, sekresi gaster menurun, kecepatan jantung & pernapasan menurun, gerak bola mata cepat, tonus otot menurun dan sulit dibangunkan. Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20 - 30%. Pada tahap ini dapat terjadi mimpi. Selain itu, tahap IV ini dapat memulihkan keadaan tubuh. Selain keempat tahap tersebut, ada satu tahap lagi yakni tahap V.. Hal tersebut ditandai dengan kembali bergeraknya kedua bola mata yang berkecepatan lebih tinggi dari tahap tahap sebelumnya. Tahap kelima ini merupakan tidur REM dimana setelah tahap IV seseorang masuk ke tahap V. Hal tersebut ditandai dengan kembali bergeraknya kedua bola mata yang berkecepatan lebih tinggi dari tahap tahap sebelumnya. Tahap V ini berlangsung sekitar 10 menit, dapat pula terjadi mimpi. 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 10

11 Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur NREM, maka akan menunjukkan gejala – gejala sebagai beriku t : Menarik diri, apatis dan respons menurun;Menarik diri, apatis dan respons menurun; Merasa tidak enak badan;Merasa tidak enak badan; Ekspresi wajah layu;Ekspresi wajah layu; Malas bicara;Malas bicara; Kantuk yang berlebihan.Kantuk yang berlebihan. 21/04/2019"Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 11

12 Sedangkan apabila seseorang kehilangan tidur kedua – duanya, yakni tidur REM dan NREM maka akan menunjukkan manifestasi sebagai berikut : Kemampuan memberikan keputusan atau pertimbangan menurun.Kemampuan memberikan keputusan atau pertimbangan menurun. Tidak mampu untuk konsentrasi ( kurang perhatian ).Tidak mampu untuk konsentrasi ( kurang perhatian ). Terlihat tanda - tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan pusing.Terlihat tanda - tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan pusing. Sulit melakukan aktivitas sehari – hari.Sulit melakukan aktivitas sehari – hari. Daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan atau pendengaran.Daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan atau pendengaran. (Asmadi, 2008) 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 12

13 D. FUNGSI TIDUR Fungsi tidur masih belum diketahui secara jelas. Meskipun demikian, tidur diduga bermanfaat di antaranya: Untuk keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan.Untuk keseimbangan mental, emosional, dan kesehatan. Beradaptasi terhadap rangsangan yang dapat menimbulkan kecemasan.Beradaptasi terhadap rangsangan yang dapat menimbulkan kecemasan. Memperbaiki ingatan.Memperbaiki ingatan. Mempermudah mempelajari sesuatu serta dalam mengatasi masalah-masalah yang sulit.Mempermudah mempelajari sesuatu serta dalam mengatasi masalah-masalah yang sulit. Relaksasi.Relaksasi. 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 13

14 E. KEBUTUHAN TIDUR RATA-RATA PER HARI Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur yang dibutuhkan seseorang. Semakin tua usia, maka semakin sedikit pula lama tidur yang dibutuhkan (Asmadi, 2008). Pola Tidur Normal Berdasarkan Tingkat Perkembangan / Usia Ѯ Bayi Baru Lahir Tidur 14-18 jam sehari, pernapasan teratur, gerak tubuh sedikit, 50% tidur NREM, banyak waktu tidurnya dilewatkan pada tahap III dan IV tidur NREM. Setiap siklus sekitar 45-60 menit. 21/04/2019"Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK14

15 Ѯ Bayi Tidur 12-14 jam sehari, 20-30% tidur REM Tidur 12-14 jam sehari, 20-30% tidur REM, tidur lebih lama pada malam hari dan punya pola terbangun sebentar. Ѯ Toddler Tidur sekitar 10-11 jam sehari, 25% tidur REM Tidur sekitar 10-11 jam sehari, 25% tidur REM, banyak tidur pada malam hari, terbangun dini hari berkurang, siklus bangun tidur normal sudah menetap pada umur 2-3 tahun. Ѯ Pra Sekolah Tidur sekitar 11 jam sehari, 20% tidur REM Tidur sekitar 11 jam sehari, 20% tidur REM, periode terbangun kedua hilang pada umur 3 tahun. Pada umur 5 tahun, tidur siang tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore hari. Ѯ Usia Sekolah Tidur sekitar 10 jam sehari, 18,5% tidur REM Tidur sekitar 10 jam sehari, 18,5% tidur REM. Sisa waktu tidur relatif konstan. 21/04/2019"Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK15

16 Ѯ Remaja Tidur sekitar 8,5 jam sehari, 20% tidur REM Ѯ Dewasa Muda Tidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25% tidur REM, 5-10% tidur tahap I, 50% Tidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25% tidur REM, 5-10% tidur tahap I, 50% tidur tahap II, dan 10- 20% tidur tahap III – IV. Ѯ Dewasa Pertengahan Tidur sekitar 7 jam sehari, 20% tidur REM Tidur sekitar 7 jam sehari, 20% tidur REM, mungkin mengalami insomnia dan sulit untuk dapat tidur. Ѯ Dewasa Tua Tidur sekitar 6 jam sehari, 20-25% tidur REM Tidur sekitar 6 jam sehari, 20-25% tidur REM, tidur tahap IV nyata berkurang kadang – kadang tidak ada. Mungkin mengalami insomnia dan sering terbangun sewaktu tidur malam hari. 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 16

17 F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur  Umur Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total waktu kebutuhan tidur Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total waktu kebutuhan tidur. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan fisiologis dari sel-sel dan organ, pada neonati kebutuhan tidur tinggi karena masih dalam proses adaptasi dengan lingkungan dari dalam rahim ibu, sedangkan pada lansia sudah mulai terjadi degenerasi sel dan organ yang mempengaruhi fungsi dan mekanisme tidur.  Penyakit Hal ini umumnya terjadi pada klien dengan nyeri, kecemasan, dispnea. Hal ini umumnya terjadi pada klien dengan nyeri, kecemasan, dispnea. Pada kasus penyakit akibat digigit nyamuk tse-tse. Juga pada kasus tertentu dengan klien gangguan hipertiroid. 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 17

18  Motivasi Niat seseorang untuk tidur mempengaruhi kualitas tidur Niat seseorang untuk tidur mempengaruhi kualitas tidur seperti menonton, main game atau hal-hal lain yang dapat menyebabkan penundaan waktu anda untuk tidur.  Emosi Suasana hati, marah, cemas dan stres Suasana hati, marah, cemas dan stres dapat menyebabkan seseorang tidak bisa tidur atau mempertahankan tidur.  Lingkungan Lingkungan yang tidak kondusif Lingkungan yang tidak kondusif seperti di dekat bandara atau di tepi jalan-jalan umum atau di tempat-tempat umum yang menimbulkan kebisingan. 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 18

19  Obat – obatan Penggunaan atau ketergantungan pada penggunaan obar-obat Penggunaan atau ketergantungan pada penggunaan obar-obat tertentu seperti golongan sedative, hipnotika dan steroid.  Makanan dan minimum Pola dan konsumsi makanan yang mengandung merica, gas/air yang banyak, Pola dan konsumsi makanan yang mengandung merica, gas/air yang banyak, pola dan konsumsi minuman yang mengandung kafein,gas dll.  Aktivitas. Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang berlebihan Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang berlebihan justru akan menyebabkan kesulitan untuk memulai tidur. 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 19

20 G. Gangguan Pada Waktu Tidur Insomnia, Insomnia, merupakan suatu keadaan di mana seseorang sulit untuk memulai atau mempertahankan keadaan tidurnya. Narkolepsi, Narkolepsi, merupakan suatu keadaan tidur di mana seseorang sulit mempertahankan keadaan terjaga/ bangun/ sadar. Penderita akan sering mengantuk hingga dapat tertidur secara tiba-tiba. Somnabulisme Somnabulisme atau disebut tidur berjalan. Enuresa Enuresa atau ngompol 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 20

21 Nocturia, Nocturia, merupakan suatu keadaan di mana klien sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil/BAK. Apnea Apnea tidak bernapas danMendengkur. Delirium Delirium Mengigau. Sehubungan dengan gangguan penyakit seperti pain, anxiety dan dispneu. Nightmares dan Nightterros Nightmares dan Nightterros (mimpi buruk) Tidur dan stadium penyakit Tidur dan stadium penyakit (digigit nyamuk tse-tse) 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 21

22 DAFTAR PUSTAKA  http://dr- suparyanto.blogspot.com/2011/10/konsep- dasar-istirahat-tidur.html  http://ifptasya.wordpress.com/2011/01/11/pe menuhan-kebutuhan-istirahat-dan-tidur4ns/  http://www.google.co.id/#hl=id&tbo=d&sclien t=psy- ab&q=pengertian+istirahat+tidur&oq=pengerti an+istirahat+tidur&gs_l=hp.3..0j0i8i30l5.3593 3352.35939070.4.35940951.26.18.0.1.1.1.104 3.7754.2- 7j3j4j2j1j1.18.0...0.0...1c.1.1r8kzbiKAJs&psj=1 &bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&fp=cfa56c5153 47caa&bpcl=38897761&biw=1366&bih=596  Uliyah Musrifatul dan Azis Alimul Hidayat.A (2008) Prinsip Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur, Salemba Medika, Jakarta 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 22

23 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 23 شُكْرًا عَلَيْكُمْ TERIMA KASIH and BYE…BYE…


Download ppt "“Konsep Istirahat Tidur” 21/04/2019 "Istirahat Tidur", Tingkat IA, DIII Kebidanan, KDPK 1."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google