Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah"— Transcript presentasi:

1 Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah
29/04/ :11

2 Permalahan : Persebaran (distribusi) dan kesenjangan (disparitas) penduduk yang terlalu besar antara desa dengan kota dapat menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan harus didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum dan sosial, sarana prasarana, perumahan, penyediaan pangan dan lain sebagainya

3 29/04/ :11

4 Urbanisasi ? Urban : perkotaaan Rural : perdesaan
Urbanisasi secara umum diartikan sebagai perubahan perdesaan menjadi perkotaan karena adanya perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi juga dapat diartikan sebagai persentase penduduk yang menetap di perkotaan 29/04/ :11

5 Urbanisasi dipengaruhi oleh tiga aspek :
pertumbuhan alami penduduk daerah perkotaan, migrasi dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan, reklasifikasi desa perdesaan menjadi desa perkotaan.

6

7 Desa / Perdesaan 29/04/ :11

8 Kota / Perkotaan 29/04/ :11

9 Kota / Perkotaan 29/04/ :11

10 Desa / Perdesaan --- Kota / Perkotaan
29/04/ :11

11 Faktor Pembeda Perdesaan dan Perkotaan
Kepadatan Penduduk Lingkungan Hidup Sistem Perekonomian Stratifikasi Sosial Corak Kehidupan Pola Interaksi Solidaritas Sosial

12 Ciri masyarakat perdesaan antara lain :
Kehidupan yang masih bergantung dengan alam. Toleransi sosial dalam masyarakat sangat kuat. Memiliki sistem adat-istiadat dan norma yang kuat. Kontrol sosial yang berlaku masih didasarkan pada hukum informal. Kuatnya hubungan kekerabatan yang dibangun sebagai salah satu ciri-ciri masyarakat paguyuban Struktur perekonomian lebih bersifat agraris pertanian

13 Ciri-ciri masyarakat perkotaan antara lain:
Adanya keanekaragaman masyarakat atau penduduk. Sikap anggota masyarakat cenderung bersifat individualis. Hubungan sosial yang dibangun lebih bersifat patembayan. Adanya pemisahan keruangan didalamnya yang kemudian membentuk komplek-komplek tertentu. Memiliki sistem adat istiadat dan norma yang tidak terlalu kuat. Pandangan hidup masyarakat kota lebih rasional Struktur perekonomian bukan pertanian

14 Perbandingan Desa dan Kelurahan
Aspek Desa Kelurahan Pemimpin Kepala Desa Lurah Letak Jauh dari kotav/ kecamatan, pinggiran kota, kaki gunung, sekitar pantai Kota / Kecamatan Pemimpin dipilih oleh Rakyat / masyarakat dengan proses demokrasi Pilkades Bupati / Walikota atas usulan Kecamatan Status kepegawaian pemimpin Bukan PNS / ASN PNS (Pegawai Negeri Sipil) ASN (Aparatur Sipil Negara) Status jabatan Kepala desa / daerah tersebut Perangkat pemerintahan Kabupaten / Kota yang bertugas Masa jabatan pemimpin Biasanya 5 tahun Tidak dibatasi, disesuaikan dengan aturan pensiun PNS Sumber Keuangan Prakarsa masyarakat / pendapatan asli desa APBD Kota / Kabupaten Sifat masyarakat kekeluargaan, agama dan adat istiadat kuat Lebih individu masing-masing, agama dan adat lemah karena bermacam-macam ras & agama

15 Hirarki / struktur kewilayahan di Indonesia
Keluarga : family Rukun tetangga : neighbourhood Rukun Warga : hamlet Desa : village / rural / sub urban Kelurahan : urban village / sub urban Kecamatan : sub-district Kabupaten : district / regency Kota : city / town Provinsi : province Negara : country

16 Perbandingan Kota (City dan Town)
Memiliki wilayah lebih luas dibandingkan Town, dari segi perkembangannya, City merupakan kota dengan kemajuan yang lebih pesat dibandingkan Town. Secara geografis, City memiliki kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan Town. Umumnya, City merupakan ibukota dan pusat administrasi, seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta dan Bandung. Town Town lebih kecil dibandingkan City, tapi lebih besar dibandingkan desa. Town memiliki wilayah lebih kecil dibandingkan City dengan kepadatan peduduk yang juga lebih rendah. Town tidak seramai City, biasanya lebih tenang dengan kesibukan yang lebih rendah, sehingga pada beberapa wilayah, Town menjadi tempat yang sangat cocok untuk mendirikan pusat pendidikan. Contoh Town di Indonesia : Depok, Bogor, Malang, Sidoarjo, Cirebon.

17 Perbandingan Kota dengan Kabupaten
Kriteria Kota (City / Town) Kabupaten (Regency) Hirarki Pemerintahan Walikota Kepala Kecamatan Kepala Kelurahan Bupati Kepala Kelurahan / Desa Kepala Daerah Luas Wilayah Luas Kabupaten < luas Kota Luas Kabupaten > luas Kota Mata Pencaharian Penduduk Non Pertanian (>Perdagangan, Jasa), Pertanian Kependudukan sedang - tinggi rendah Perekonimian PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kota lebih tingg daripada Kabupaten Sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah) Kabupaten lebih rendah daripada Kota. Sosial Budaya Tingkat pendidikan, pelayanan kesehatan serta fasilitas pelayanan publik di Kota relatif lebih tinggi dan lebih baik. Tingkat pendidikan, pelayanan kesehatan serta fasilitas pelayanan publik di Kota relatif lebih rendah dan sedang

18 Beberapa definisi Urbanisasi :
Proses pembengkakan atau penggelembungan kota yang disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah penduduk. Proses bertambahnya jumlah kota pada suatu wilayah yang disebabkan oleh perkembangan sosial, ekonomi, dan teknologi. Proses berubahnya kehidupan perdesaan menjadi suasana perkotaan. Peningkatan secara bertahap proporsi orang yang tinggal di kawasan perkotaan Perubahan suatu wilayah menjadi kawasan perkotaan karena adanya perpindahan penduduk dari desa ke kota.

19 Perpindahan penduduk dari desa ke kota yang sifatnya menetap.
Urbanisasi tidak sama dengan pertumbuhan suatu kota karena urbanisasi merupakan pertumbuhan dari desa menjadi kota. Urbanisasi yang berlebihan dan tidak terkendali dapat mempengaruhi perkembangan suatu kota, Urbanisasi adalah pengembangan perkotaan ataupun pengembangan fisik perkotaan sebagai konsekuensi perubahan global Urbanisasi berarti jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan. PBB memperkirakan separuh penduduk dunia tinggal di perkotaan pada akhir tahun 2008. Urbanisasi juga berkaitan erat dengan modernisasi, industrialisasi dan proses social dari sikap rasional.

20 Pada tahun 2050 diperkirakan, sekitar 64% negara berkembang dan 86% negara maju akan mengalami urbanisasi, yang setara dengan kurang-lebih 3 miliar warga kota, dan sebagian besar berada di benua di Afrika dan Asia. PBB juga memproyeksikan bahwa hampir semua pertumbuhan populasi global dari tahun 2017 sampai 2030 akan diserap oleh kota-kota, yang artinya sekitar 1,1 miliar orang baru perkotaan selama 12 tahun ke depan.

21 Tahun 1950 jumlah penduduk perkotaan di 34 negara
sedang berkembang 275 juta (38%) dari 724 juta total penduduk perkotaan di seluruh dunia. Tahun 2001 penduduk perkotaan di seluruh dunia menjadi 3 miliar jiwa, dan di dua per tiga diantaranya tinggal di kota-kota metropolitan.

22 Di negara yang sudah maju urbanisasi terjadi karena pergeseran struktur mata pencaharian penduduk dari sektor pertaniandi pedesaan ke sektor jasa di kota melalui sektor industri manufaktur. Urbanisasi di negara-negara berkembang terjadi karena tekanan perubahan yang dahsyat yang terjadi di perdesaan yang mendorong pergeseran akupansi dari sektor pertanian langsung menuju ke sektor jasa di daerah perkotaan tanpa melalui fase perkembangan industri manufaktur (Gilbert & Gugler, 1996:14).

23 Akibatnya di negara berkembang kecepatan urbanisasi lebih tinggi dibanding ekspansi industri manufaktur. Karakteristik penduduk desa yang datang ke kota adalah tingkat pendidikan, keterampilan serta kemampuan sosioekonominya terbatas, sehingga urbanisasi yang terjadi mempengaruhi perkembangan kondisi kota yang cenderung mengalami penurunan kualitas hidup per kapita penduduknya.

24 Beberapa Pengertian Desa
UU No. 5 Tahun 1979 Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk, sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah Camat dan mempunyai hak otonomi dalam ikatan negara kesatuan RI. Sutardjo Kartohadikusumo Desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.

25 Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia

26 Beberapa Definisi Kota
Definisi Umum Kota adalah sebuah area urban yang dibedakan dari desa ataupun kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum. R. Bintarto Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik. Secara Geografis Kota adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsure-unsur alami dan non-alami dengan gajala pemusatan penduduk tinggi, corak kehidupan yang heterogen, sifat penduduknya individualistis dan materialistis.

27 Keputusan Menteri Dalam Negeri RI No. 4/1980
Kota adalah suatu wilayah yang mempunyai batas administrasi wilayah dan lingkungan kehidupan yang mempunayi ciri non-agraris Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 2/1987 Kota adalah pusat permukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batasan wilayah administrasi yang diatur dalam peraturan perundangan, serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan. Ditjen Cipta Karya Kota adalah permukiman yang berpenduduk relative besar, luas areal terbatas, pada umumnya bersifat nonagraris, kepadatan penduduk relatif tinggi, tempat sekelompok orang dalam jumlah tertentu dan bertempat tinggal dalam suatu wilayah geografis tertentu, cenderung berpola hubungan rasional, ekonomis, dan individualistis.

28 Amos Rappoport Definisi klasik Definisi Modern
Kota adalah suatu permukiman yang relatif besar, padat dan permanen, terdiri dari kelompok individu-indivudu yang heterogen dari segi sosial. Definisi Modern Kota adalah suatu permukiman yang dirumuskan bukan dari ciri morfolgi kota tetapi dari suatu fungsi yang menciptakan ruang-ruang efektif melalui pengorganisasian ruang dan hirarki tertentu.

29 SMSAI (Standard Metropolitan Statistical Area) USA – Canada
Kota adalah tempat yang: Penduduknya jiwa atau gabungan 2 kota dengan total penduduk jiwa. Merupakan gabungan kota-kota kecil dengan masing-masing jumlah penduduknya kurang lebih jiwa. Menunjukkan hubungan antara aspek ekonomi dan sosial. 75% penduduknya bekerja di sektor non pertanian. Mayoritas penduduk bekerja di kota. Kepadatan penduduknya 375 jiwa / hektar.

30 Wilayah Administratif
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH Daerah Otonom yang selanjutnya disebut Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayah Administratif adalah wilayah kerja perangkat Pemerintah Pusat termasuk gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk menyelenggarakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat di Daerah dan wilayah kerja gubernur dan bupati/wali kota dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum di Daerah

31 Klasifikasi Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk
1. Kota Kecil : jiwa 2. Kota sedang : jiwa 3. Kota besar : jiwa 4. Metropolitan : jiwa 5. Megapolitan : lebih dari jiwa

32 Kota menurut tingkat perkembangan
Eopolis : tahap perkembangan desa yang sudah teratur dan masyarakatnya merupakan peralihan dari pola kehidupan desa ke a rah kehidupan kota. Polis : daerah kota yang sebagian penduduknya masih mencirikan sifat-sifat agraris. Metropolis : wilayah kota yang ditandai oleh penduduknya sebagaian kehidupan ekonomi masyarakat ke sektor industri. Megapolis : wilayah perkotaan yang terdiri dari beberapa kota metropolis yang menjadi satu sehingga membentuk jalur perkotaan. Tryanopolis : kota yang ditandai dengan adanya kekacauan pelayanan umum, kemacetan lalu-lintas, tingkat kriminalitas tinggi. Necropolis (kota mati) : kota yang mulai ditinggalkan penduduknya.

33

34

35

36

37

38

39

40

41 Faktor-Faktor Penyebab Urbanisasi
Faktor daya tarik (Pull Factors) Lapangan pekerjaan di kota lebih beragam, Kota sebagai sebagai tempat pemasaran barang produksi yang lebih baik dan jelas Tingkat upah di kota yang jauh lebih tinggi Kehidupan kota yang lebih modern dan mewah Fasilitas sosial, fasilitas umum, sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap Fasilitas dan sarana pendidikan lebih beragam dan lebih berkualitas

42 Faktor-Faktor Penyebab Urbanisasi
Faktor pendorong (Push Factor) Menyempitnya lahan dan jenis pekerjaan di sektor pertanian Ingin meningkatkan tingkat pendidikan Tingkat upah yang rendah di kawasan perdesaan Tekanan adat-istiadat dan merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya Terbatasnya lapangan pekerjaan di desa Kurangnya fasilitas dan sarana dan prasarana di kawasan perdesaan. Ingin menjadi orang kaya Pengaruh mass media (cetak & elektronik)

43 Keuntungan Urbanisasi
Memoderenisasikan warga desa Menambah pengetahuan warga desa Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa Dampak Urbanisasi Terbentuknya suburb tempat-tempat permukiman baru di pinggiran kota Makin meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap) Masalah perumahan yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan Lingkungan hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal

44

45

46

47

48

49 Presentase Penduduk Daerah Perkotaan per Provinsi, 2000-2025
Propinsi 2000 2005 2010 2015 2020 2025 11. NANGGROE ACEH DARUSSALAM 23.6 28.8 34.3 39.7 44.9 49.9 12. SUMATERA UTARA 42.4 46.1 50.1 54.4 58.8 63.5 13. SUMATERA BARAT 29.0 39.8 45.3 50.6 55.6 14. RIAU 43.7 50.4 56.6 62.1 66.9 71.1 15. JAMBI 28.3 32.4 36.5 40.6 44.5 48.4 16. SUMATERA SELATAN 34.4 38.7 42.9 47.0 50.9 54.6 17. BENGKULU 29.4 35.2 41.0 46.5 51.7 56.5 18. LAMPUNG 21.0 27.0 33.3 46.2 52.2 19. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 43.0 47.8 60.3 63.9 31. DKI JAKARTA 100.0 32. JAWA BARAT 50.3 66.2 72.4 77.4 81.4 33. JAWA TENGAH 40.4 48.6 56.2 63.1 68.9 73.8 34. D I YOGYAKARTA 57.6 64.3 70.2 75.2 79.3 82.8 35. JAWA TIMUR 40.9 48.9 73.7 36. BANTEN 60.2 67.2 73.0 77.7 81.5 51. B A L I 49.7 57.7 64.7 70.7 75.6 79.6 52. NUSA TENGGARA BARAT 34.8 41.9 48.8 55.2 61.0 66.0 53. NUSA TENGGARA TIMUR 15.4 18.0 20.7 23.5 26.4 29.3 61. KALIMANTAN BARAT 24.9 27.8 31.1 39.0 62. KALIMANTAN TENGAH 27.5 34.0 40.7 47.2 53.3 63. KALIMANTAN SELATAN 36.2 41.5 46.7 51.6 56.3 60.6 64. KALIMANTAN TIMUR 62.2 69.9 73.1 75.9 71. SULAWESI UTARA 36.6 43.4 49.8 55.7 61.1 65.7 72. SULAWESI TENGAH 19.3 22.9 27.3 29.9 73. SULAWESI SELATAN 32.2 35.3 38.8 42.6 74. SULAWESI TENGGARA 20.8 23.0 25.6 28.5 31.8 35.5 75. GORONTALO 25.4 31.3 37.0 42.8 48.2 53.2 81. M A L U K U 25.3 26.1 26.9 27.9 82. MALUKU UTARA 28.9 29.7 30.6 31.5 32.5 33.6 94. PAPUA 22.2 22.8 24.3 25.1 26.0

50 Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Provinsi 2000-2025
Propinsi 11. NANGGROE ACEH DARUSSALAM 0.55 0.37 0.26 0.14 -0.00 12. SUMATERA UTARA 1.35 1.20 1.05 0.88 0.69 13. SUMATERA BARAT 0.71 0.60 0.39 0.25 14. RIAU 4.30 4.11 3.79 3.51 3.29 15. JAMBI 2.00 1.85 1.68 1.50 1.30 16. SUMATERA SELATAN 1.70 1.58 1.42 1.32 1.18 17. BENGKULU 2.13 1.99 1.69 1.51 18. LAMPUNG 1.61 1.47 1.33 1.17 0.99 19. KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 1.54 1.46 1.34 0.95 31. DKI JAKARTA 0.80 0.64 0.41 0.20 -0.01 32. JAWA BARAT 1.81 1.73 1.60 1.45 1.27 33. JAWA TENGAH 0.42 0.35 0.16 0.01 34. D I YOGYAKARTA 1.00 0.81 0.63 0.44 35. JAWA TIMUR 0.45 0.40 0.31 0.19 36. BANTEN 2.83 2.75 2.63 2.47 2.27 51. B A L I 1.41 1.26 1.07 0.91 0.77 52. NUSA TENGGARA BARAT 1.67 1.11 53. NUSA TENGGARA TIMUR 1.37 1.23 1.09 0.94 61. KALIMANTAN BARAT 1.82 1.66 1.12 62. KALIMANTAN TENGAH 2.87 2.68 2.48 2.28 2.04 63. KALIMANTAN SELATAN 1.57 1.14 64. KALIMANTAN TIMUR 2.77 2.57 2.37 2.18 1.95 71. SULAWESI UTARA 1.08 0.93 72. SULAWESI TENGAH 2.01 1.89 1.78 1.49 73. SULAWESI SELATAN 0.79 74. SULAWESI TENGGARA 2.76 2.53 2.33 2.14 1.94 75. GORONTALO 0.78 0.67 0.53 81. M A L U K U 82. MALUKU UTARA 1.72 1.53 94. PAPUA 2.61 2.29 1.80

51

52

53 Dampak-Dampak Urbanisasi bagi pengembangan Kawasan Perdesaaan
Dampak Positif Dampak Negatif Meningkatnya kesejaheteraan penduduk desa Berkurangnya tenaga kerja pertanian Meningkatnya tingkat pendidikan dan keterampilan ??? Percepatan modernisasi desa Memperkecil kesenjangan ekonomi kota-desa

54 Dampak-Dampak Urbanisasi bagi pengembangan Perkotaan
Dampak Positif Dampak Negatif Kepadatan penduduk tinggi Mengecilnya peluang lapangan pekerjaan Tingkat kriminalitas meningkat Seringnya terjadi kemacetan lalu-lintas Munculnya kawasan kumuh (slum) Bertambahnya jumlah pengangguran

55 Tugas Mandiri Apa keuntungan urbanisasi bagi pengembangan wilayah perkotaaan dan perdesaan Apa dampak positif dan dampak negatif urbanisasi bagi perkotaan dan perdesaan Bagaimana mengurangi dampak negatif urbansisasi Bagaimana strategi mengendalikan tingkat urbanisasi


Download ppt "Urbanisasi dalam Perencanaan Wilayah"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google